Norma
Norma
Mencuri
Semua agama di dunia ini melarang pencurian, yang artinya mengambil sesuatu milik orang lain tanpa ijin
pemiliknya secara sah. Bahkan, aturan mencuri ini dimasukkan ke dalam norma hukum, agar sanksi yang
diberikan langsung.
Beberapa kegiatan yang termasuk pencurian adalah ; merampok, mencuri barang, korupsi harta dan waktu,
penyelewengan jabatan, dan lain-lain. Beberapa agama punya sanksi sendiri terhadap pencuri, misalnya dalam
agama Islam pencuri dipotong tangannya agar ada efek jera pada pelaku, namun biasanya aturan sanksi yang
diikuti adalah sanksi berdasarkan norma hukum.
Berzina
Berzina adalah melakukan hubungan intim dengan orang yang bukan pasangannya secara hukum negara dan
agama. Berzina dilarang oleh semua agama, karena perbuatan ini memberikan banyak dampak negatif. Dampak
negatifnya, antara lain:
Menyebarnya penyakit yang dapat menular karena hubungan seksual dengan berganti pasangan.
Orang yang tidak melaksanakan sholat dan sembahyang dianggap telah melakukan dosa, meskipun tidak ada
sanksi tegas yang langsung diterima pelanggar. Masyarakat menganggap sholat dan sembahyang merupakan
hubungan pribadi seseorang dengan tuhan.
Melakukan Perjudian
Seperti halnya minuman alkohol dan berzina, melakukan perjudian juga dilarang oleh semua anggota. Karena
pada dasarnya lebih banyak manusia / individu yang mengalami kerugian ketika melakukannya. Dan
menggantungkan nasib pada hal yang belum pasti juga merupakan hal yang dilarang dalam agama.)
Memfitnah
Memfitnah artinya menyebarkan keburukan orang lain yang tidak benar adanya. Biasanya dilakukan karena
seseorang merasa iri dan dengki terhadap keberhasilan seseorang. Dalam semua agama, hal ini juga termasuk
kategori perbuatan yang dilarang, karena memfitnah dapat menghancurkan nama baik seseorang dan merusak
hubungan sosial yang terjadi dalam mayarakat.
Di beberapa negara, memfitnah diikat pula dalam norma hukum dengan hukuman fisik berupa pidana kurungan
atau denda. Di Indonesia, seseorang yang memfitnah orang lain akan mendapat sanksi berkaitan dengan pasal
pencemaran nama baik.
Membunuh
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang berhak terhadap nyawa seseorang selain Tuhan. Maka tindakan
mengambil nyawa seseorang atau membunuh termasuk pelanggaran norma agama. Semua agama menyetujui
hal ini. Dalam norma-norma hukum, membunuh mempunyai undang-undang yang jelas dan sanksi fisik denda
sebagai hukuman pelanggaran.
Sekolah
Contoh pengamalan atas norma agama di dalam arti lembaga pendidikan, yakni sekolah. Antara lain;
Menghargai dan menghormati setiap perbedaan keyakinan, kepercayaan, agama di sekolah
Tidak menjadikan keyakinan, kepercayaan, agama sebagai bahan candaan
Berdoa sebelum kelas dimulai atau sebelum menerima pembelajaran di sekolah
Menerapkan perilaku jujur dalam berbicara serta bertingkahlaku
Menjaga kebersihan diri dan kelas sebagai bagian dari praktik iman disekolah
Tidak mengakui atau mengambil barang milik orang lain di sekolah
Tidak menganggung teman saat sedang beribadah ataupun tidak mengganggu orang lain yang sedang
beribadah
Tidak mengonsumsi minuman keras di dalam kelas ataupun di lingkungan sekolah
Menjauhi diri dari penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba
Tidak menyontek saat guru memberikan ulangan atau mengajakan ujian
Keluarga
Adapun untuk contoh pengamalan sikap dalam norma agama untuk contoh lembaga keluarga yang
merukapan unit terkecil memberikan dukasi bagi setiap individu. Antara lain;
Menghormati orangtua serta anggota keluarga lainnya
Beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menerapkan nilai luhur keagamaan dalam berkeluarga
Senantiasa bertegur sapa dan ramah dengan anggota keluarga
Tidak menyaiti atau melakukan kekerasan baik verbal maupun fisik kepada anggota keluarga lainnya
Tidak melakukan hubungan intim (zina) dengan orangtua ataupun anggota keluarga lainnya
Masyarakat
Sedangkan yang terkahir dalam uraian tentang contoh pengamalan sikap norma agama yang ada di masyarakat,
khususnya untuk keseharian. Antara lain;
Menjalankan apa yang menjadi perintah Tuhan Yang Maha Esa, serta menjauhkan diri dari segala hal yang
menjadi larangan atau pantangan dalam agama yang diyakini
Senantiasa berbicara dan berperilaku sopan dan santun dengan warga masyarakat
Peduli dengan anggota masyarakat serta lingkungan tempat tinggal sebagai bentuk syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa
Senantiasa saling tolong-menolong dalam bermasyarakat
Tidak melakukan atau mengaitkan anggota masyarakat lainnya dalam perbuatan judi
Mengacu pada pengertiannya di atas, tujuan norma ini adalah agar setiap individu memiliki nilai-nilai
kemanusiaan dan sifat kesusilaan yang baik sehingga keharmonisan hubungan antar manusia dapat terwujud.
Hal tersebut tentunya akan memberikan banyak manfaat bagi manusia, misalnya untuk membantu seseorang
agar dapat membedakan mana hal yang buruk dan yang baik.
Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan bersama, tentunya
setiap individu harus menghargai dan menghormati hak orang lain.
Masing-masing individu tidak boleh mengambil hal milik orang lain atau merugikan pihak lain. Segala tindakan
yang merugikan, misalnya mengambil hak orang lain akan merusak keseimbangan masyarakat sehingga
menciptakan kesenjangan dan berpotensi mengakibatkan terjadinya chaos.
Di dalam diri setiap manusia pasti terdapat ‘bisikan hati’ yang mengarahkannya pada tindakan yang baik sesuai
norma. Namun, tidak jarang manusia mengabaikannya dan melakukan hal-hal yang melanggar norma.
Ketika seseorang melakukan pelanggaran, maka orang tersebut akan mendapatkan sanksi.
Adapun beberapa bentuk sanksi bagi pelanggar norma ini diantaranya adalah: Perasaan malu
Perasaan menyesal
Pengucilan di dalam masyarakat, bahkan dipenjara
Apa itu norma kesopanan? Pengertian norma kesopanan adalah serangkaian aturan tentang tingkat laku yang
bersumber dari budaya, adat istiadat, atau tradisi di suatu wilayah yang berkembang dalam pergaulan anggota
masyarakat dan dianggap sebagai tuntunan dalam berinteraksi antar sesama.
Norma kesopanan atau sopan santun bersifat relatif karena setiap tempat, lingkungan, dan waktu memiliki
kategori norma kesopanannya sendiri. Sesuai dengan pengertian norma kesopanan di atas, maka norma ini
wajib diimplementasikan untuk mendapatkan keteraturan di dalam masyarakat. Sopan santun sangat perlu dan
penting menjadi budaya wajib yang harus dimiliki, baik di tengah masyarakat maupun organisasi. Tanpa sopan
santun atau lebih sering disebut etika kerja, maka dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antar anggota
organisasi.
Norma Hukum: Pengertian, Jenis, Sifat, Tujuan, dan Contoh Norma Hukum
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tentu diperlukan adanya aturan-aturan atau norma, baik
tertulis maupun tidak tertulis, yang diharapkan dapat mengendalikan perilaku setiap individu. Dalam setiap
norma terdapat sanksi atau hukuman yang diberikan kepada para pelanggarnya. Namun, kesadaran dari setiap
individu tetap menjadi faktor penentu terhadap keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Seperti yang telah disebutkan pada paragraf awal, dalam setiap norma terdapat sanksi yang akan diberikan
pada pihak-pihak yang melanggarnya. Sanksi ini bersifat tegas dan nyata yang diberikan pada pelanggar sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Sanksi terhadap pelanggaran norma hukum ini telah ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan. Namun secara umum, sanksi tersebut bisa dalam bentuk; Hukuman sosial
(perasaan bersalah, dikucilkan, dicemooh, dan lain-lain).
Hukuman kurungan penjara sementara.
Hukuman kurungan penjara seumur hidup.
Hak-haknya dicabut oleh negara.
Harta bendanya disita negara.
Hukuman mati.
Secara umum, norma hukum dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Hukum Tertulis
Hukum tertulis adalah suatu hukum yang ditulis serta ditetapkan (sah) oleh pejabat yang memiliki
otoritas atas ha tersebut. Beberapa yang termasuk dalam hukum tertulis, yaitu: a. Hukum Acara
Hukum acara yaitu hukum yang mengatur tentang tata cara melakukan pemeriksaan, tuntutan, dan
pengambilan keputusan dalam suatu perkara. Dalam hukum acara terdapat aturan yang mengikat tentang
tata cara dijalankannya suatu persidangan pidana, perdata, serta tata usaha negara. b. Hukum Pidana
Hukum pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan yang dilarang dan
termasuk dalam tindakan pidana, serta ketentuan hukuman apa yang dapat diberikan bagi pelanggarnya.
Hukum pidana mencakup hal-hal yang berkaitan dengan suatu tindak kejahatan, kriminal, serta pelanggaran
lainnya yang sejenis, serta sanksi-sanksi bagi pelanggar hukum tersebut.
Sebagai contoh; seorang pria melakukan menganiaya orang lain merupakan tindakan kriminal yang akan
dikenakan sanksi hukum pidana. Dalam hal ini, sanksi dapat berupa kurungan penjara atau denda sesuai
dengan kitab hukum pidana. c. Hukum Perdata
Dalam arti luas, pengertian hukum perdata (hukum privat dan hukum publik) yaitu keseluruhan hukum privat
materiil, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan. Hukum perdata
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan hak atas harta benda dan juga hubungan antar setiap individu dalam
masyarakat. Beberapa yang termasuk dalam hukum perdata;
Hukum tentang diri seseorang
Hukum keluarga
Hukum kekayaan
Hukum waris
Sebagai contoh; dua orang bersaudara berselisih mengenai harta warisan orang tuanya, maka penanganan
kasus tersebut dilakukan secara perorangan sesuai dengan hukum perdata.
2. Hukum Tidak Tertulis
Hukum tidak tertulis adalah suatu hukum yang menjadi kebiasaan dalam suatu masyarakat di wilayah tertentu
dimanat hukum tersebut mengatur tentang tata cara kehidupan bermasyarakat di wilayah tersebut. Jenis
hukum ini dapat berubah sewaktu-waktu karena tidak tertulis, sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi di
daerah tersebut.
Adapun yang termasuk dalam hukum tidak tertulis adalah: a.
Hukum Adat
Hukum adat merupakan hukum asli sesuai dengan wilayah atau daerah tertentu yang ada di Indonesia. Aturan
dalam hukum adat biasanya tidak tertulis sehingga dapat berkembang dan menyesuaikan dengan perubahan
sosial.
Sebagai contoh; di daerah tertentu di Indonesia, bila dua orang sejoli tertangkap basah sedang memadu kasih
maka secara adat harus segera dikawinkan. Hukum tersebut sebenarnya tidak tertulis, namun secara kultural
telah menjadi aturan secara turun-temurun di daerah tersebut.
Agar lebih memahami penjelasan mengenai norma ini, berikut adalah beberapa contoh norma hukum yang ada
di masyarkat Indonesia:
Peraturan tentang perpajakan di Indonesia, misalnya;
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-01/PJ/2016
Peraturan Menteri Keuangan No. 16/PMK.10/2016
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-47/PJ/2015
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2015
2. Peraturan tentang tata tertib berlalu-lintas di jalan raya, misalnya: Pengendara harus
memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Kendaraan harus memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Kendaraan harus menggunakan pelat nomor.
Menggunakan helm bila mengendarai sepeda motor Pengendara
mobil harus menggunakan sabuk pengaman.
Mematuhi rambu-rambu lalu lintas di jalan raya.
Memberikan isyarat (lampu sein) ketika akan berbelok.