Anda di halaman 1dari 3

1.

1) Jelaskan hubungan risiko audit dengan ketiga risiko (risiko bawaan, risiko preventif,
dan risiko pengendalian)
Hubungan antara risiko bawaan, risko pengendalian, risiko preventif, dan risiko audit
adalah risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua
risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan
keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audir dan dapat diubah
oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko preventif mempunyai hubungan yang terbalik
dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko
pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat
diterima. Sebaliknya, semakin besar risiko bawaan dan risiko pangendalian yang diyakini
oleh auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima. Komponen risiko
audit ini dapat ditentukan secara kuantitatif, seperti dalam bentuk persentase atau secara
nonkuantitatif yang berkisar, misalnya, dari minimum sampai maksimum.
2) Risiko Preventif merupakan risiko yang dapat dikendalikan oleh auditor.

3) Sebutkan langkah2 audit untuk mengeleminasi risikon audit tersebut;


a. Membangun struktur pengendalian intern yang baik, agar keamanan harta perusahaan
terjamin dan kegiatan operasi berjalan lancar dengan efektif dan efisien, manajemen
perlu mengadakan struktur pengendalian intern yang baik dan efektif untuk mencegah
kecurangan
b. Mengefektifkan aktivitas pengendalian
c. Meningkatkan kultur organisasi dapat dilakukan dengan mengimplementasikan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain
agar dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efektif dan
efisien
d. Mengefektifkan fungsi internal audit walaupun internal auditor tidak dapat menjamin
bahwa kecurangan tidak akan terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran
jabatannya sehingga diharapkan mampu mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat
memberikan saran-saran yang bermafaat kepada manajemen untuk mencegah
terjadinya kecurangan.
2. Jelaskan perbedaan tujuan audit kepatuhan dan kewajaran dalam audit penjualan dan
penagihan piutang
a. Di audit kepatuhan dalam audit penjualan dan penagihan piutang tujuannya adalah
untuk memeriksa sampel bukti penjualanseperti faktur penjualan dan surat jalan, dan
unutk pemeriksaan piutang usahadengan memeriksa beberapa bukti penjualan setiap
bulannyasecara penuh, terutamadibulan yang memiliki penjualan tinggi.
b. Sedangkan audit kewajaran dalam audit piutang usaha dan penjualan bertujuan unutk
mencoockkan daftar piutang usaha yang terdiridari nama, alamat pelanggan, nomorbukti,
tanggal dan jumlah piutang dengan saldo dibuku besar.
3. Menguji kesesuaian saldo akun buku besar atas akun-akun di neraca termasuk uji
compliance atau substantive? Mengapa pengujian ini penting dilakukan?
Menguji kesesuaian saldo akun buku besar atas akun-akun di neraca termasuk Termasuk
pengujian substantive.
Pengujian ini penting dilakukan karena bertujuan untuk menentukan apakah semua tujuan
audit berkaitan dengan transaksi (transaction-related audit objectives) telah terpenuhi
untuk setiap kelas transaksi. Sebagai contoh auditor melakukan pengujian substantif atas
transaksi untuk menguji apakah transaksi yang dicatat benar-benar ada dan transaksi yang
ada semua telah dicatat. Auditor juga melakukan pengujian ini untuk menentukan apakah
transaksi belanja telah dicatat dengan benar, transaksi belanja telah dicatat pada periode
laporan yang tepat, belanja telah diklasifikasikan dengan benar dalam neraca, dan apakah
belanja telah diikhtisarkan dan diposting dengan benar ke buku besar. Jika auditor merasa
yakin bahwa transaksi-transaksi telah dicatat dan diposting dengan benar, auditor dapat
meyakini bahwa jumlah dalam buku besar juga benar.

4. Konfirmasi piutang diketahui bahwa terdapat saldo piutang sebesar Rp. 500.000.000
rupiah, ternyata debitur dari klien/auditee dinyatakan pailit
a. piutang tersebut harus dihapuskan
b. pengahpusan piutang dengan metode langsung:
Beban penghapusan piutang Rp. 500.000.000
Piutang Rp. 500.000.000
Penghapusan piutang dengan metode cadangan:
Beban Penghapusan Piutang Rp. 500.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp. 500.000.000

*jika debitur benar benar tidak bias membayar maka jurnalnya:


Cadangan kerugian piutang Rp. 500.000.000
Piutang Rp. 500.000.000

5. a. Cut off atau bisa juga disebut pisah batas adalah pengujian penyajian transaksi
penjualan untuk memastikan kebenaran penyajian. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan
adalah dengan cara menentukan sampel beberapa transaksi penjualan terakhir dari jurnal
penjualan pertama tahun berikutnya dan menelusuri masing-masing penjualan ke
dokumen pengiriman, serta memeriksa tanggal pengiriman actual serta akurasi
pencatatan. Sedangkan Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi
setelah tanggal neraca tetapi belum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat
yang material terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan tersebut..
b. perlu, maka jurnal koreksinya adalah jka di kredit penjualan pada piutang senilai
200.000, sebaliknya di debit adalah kas pada penjualan senilai 200.000.

Anda mungkin juga menyukai