PENGUKURAN RADIASI
STATISTIK PENCACAHAN
NIM : 021700013
.
Gambar 2.1. Kurva normal
Zat radioaktif mempunyai konstanta peluruhan ( λ ) yang sangat kecil,
misalnya U-238 adalah 4.88 10-18 dan aktivitas sumber biasanya bernilai
“sangat besar” dalam orde Bq (peluruhan per detik), misalnya aktivitas 1 µCi
setara dengan 3.7 104 peluruhan per detik. Oleh karena itu pancaran radiasi
mengikuti distribusi Gauss (Ayu, 2019).
Gambar 2.2. Distribusi Gauss
Suatu bahan radioaktif memancarkan partikel radiasi ke sebarang arah
secara acak, jadi partikel radiasi yang keluar dari inti belum tentu dapat masuk
ke tabung Geiger Muller dan tentu saja belum tentu dapat tercatat dalam
pencacah (Knoll, 1989).
Gambar 2.2 atas menunjukkan probabilitas nilai ukur yang mungkin
dihasilkan oleh pengukuran berulang terhadap suatu besaran yang mengikuti
distribusi Gauss. Terlihat bahwa nilai ukur yang dihasilkannya dapat bermacam-
macam, dengan probabilitas terbesar adalah terletak pada nilai rata-ratanya
(Batan, 2010).
………………………………………………………..(2.1)
Sedangkan nilai simpangan ( σ ) dari pengukuran tunggal suatu besaran yang
mengikuti distribusi Gauss adalah akar dari nilai ukurnya.
………………………………………………………….(2.2)
II.3. Propagasi Error
Propagasi eror adalah metode untuk menghitung simpangan suatu nilai
yang berasal dari beberapa faktor, misalnya beberapa hasil pengukuran dan data
pendukung lainnya. Rumusan dasar propagasi eror untuk suatu nilai F yang
merupakan fungsi dari faktor X, Y dan Z adalah sebagai berikut.
………………………(2.3)
σf adalah simpangan nilai F yang merupakan kalkulasi dari faktor nilai X, Y,
dan Z. σx, σy, dan σz adalah masing-masing simpangan nilai X, Y, dan Z.
II.3.1. Laju Cacah
Laju cacah atau cacahan per detik adalah suatu nilai yang sebanding
dengan aktivitas atau intensitas radiasi.
…………………………………………………………(2.4)
Karena simpangan waktu ( σt ) dapat diasumsikan tidak ada maka
simpangan laju cacah ( σr ) hanya dihitung dari satu faktor saja yaitu
nilai cacahan ( C ) dengan simpangan cacahan ( σc ) adalah sebesar
………………………………………………………(2.5)
Sehingga simpangan laju cacah ( σr ) dapat dihitung sebagaimana
persamaan berikut.
…………………………………………………….(2.6)
…………………………………….......................(2.7)
II.3.3. Laju Cacah Sumber
Hasil pengukuran intensitas radiasi suatu sumber selalu merupakan
gabungan antara radiasi yang berasal dari sumber tersebut dan radiasi
yang berasal dari lingkungan sekitarnya, atau disebut sebagai radiasi
latar belakang. Laju cacah radiasi yang hanya berasal dari sumber saja
( Rs ) dapat dihitung dengan cara mengurangi laju cacah keseluruhan
(Rt) dengan laju cacah latar belakang ( Rb ).
Simpangan laju cacah sumber adalah
……………………………………..……(2.8)
Tentu saja nilai simpangan laju cacah keseluruhan ( σRt ) dan
simpangan laju cacah latar belakang ( σRb ) harus dihitung dahulu
menggunakan persamaan sebelumnya.
Perhitungan propagasi eror, khususnya untuk yang mempunyai relasi
matematik lebih rumit dapat menggunakan persamaan berikut.
………………………………......(2.9)
II.3.4. Efisiensi Pengukuran
Berikut ini sebuah contoh untuk menentukan simpangan dari efisiensi
pengukuran ( η ) yaitu suatu nilai yang membandingkan antara laju
cacah dan aktivitas sumber standar.
……………………………………(2.10)
Nilai simpangan dari aktivitas sumber dapat dihitung dari toleransi
sumber standar, misalnya toleransi 1% berarti nilai simpangan adalah
sebesar 1% dari nilai aktivitasnya.
………………………………………………..(2.11)
Dengan Xi adalah nilai setiap pengukuran. Nilai chi square ( χ2) dari
perhitungan di atas kemudian dicocokkan ke tabel chi square yang terdapat
pada lampiran.
Tabel 2.1. Sebagian tabel chi square
Detektor
Counter
GM
H
V PC
Gambar 4.1. Skema Percobaan
2. Catat informasi sumber radioaktif yang digunakan (aktivitas, waktu paro dan
waktu awal).
3. Letakkan sumber Sr pada posisi sejajar dengan detektor GM pada jarak tertentu.
Ukur jarak sumber dan detektor.
4. Nyalakan PC kemudian membuka software “STX”.
5. Pilih menu Experiment Plateu
6. Tentukan rentang tegangan dari 700 sampai 1200 V, dengan step voltage 50 V
dan timer per step 60 detik. Klik show graph untuk menampilkan grafik
pencacahan secara langsung. Klik RUN.
7. Catat hasil cacahan dan buat grafik cacahan untuk menentukan tegangan kerja.
8. Tegangan kerja didapat dari 1/3 sampai ½ lebar plato.
IV.2. Mendapatkan nilai cacah sumber
IV.2.1. Mendapatkan nilai cacah latar
1. Jauhkan sumber dari detektor
2. Pilih menu Experiment Half Life
3. Tentukan banyak cacahan “number of runs” sebanyak 30, waktu
cacah (count time) 45detik, HV menggunakan tegangan kerja yang
didapatkan dari percobaan sebelumnya
4. Klik graph result kemudian klik start
5. Catat data cacah yang tertampil pada laporan sementara.
IV.2.2. Mendapatkan nilai cacah total
1. Letakkan sumber Sr pada posisi sejajar dengan detektor GM pada
jarak tertentu. Ukur jarak sumber dan detektor.
2. Pilih menu Experiment Half Life
3. Tentukan banyak cacahan “number of runs” sebanyak 30, waktu
cacah (count time) 45detik, HV menggunakan tegangan kerja yang
didapatkan dari percobaan sebelumnya
4. Klik graph result kemudian klik start
5. Catat data cacah yang tertampil pada laporan sementara.
VI. PEMBAHASAN
Praktikum dengan judul Statistik Pencacahan ini praktikan diberi arahan
agar dapat mencapai tujuan yakni dapat menentukan tegangan kerja detektor Geiger
Muller dari kurva plato yang diamati dalam percobaan, dapat menghitung
penyimpangan pengukuran cacahan, dapat menghitung penyimpangan pengukuran
dengan mempertimbangkan faktor error propagasi, dan terakhir agar dapat
menerapkan chi-square test pada sekumpulan data pengukuran radiasi.
Praktikan melakukan pencacahan terhadap sumber radioaktif berupa Sr-90
berumur paro 28,8 tahun dengan menggunakan detektor Geiger Muller. Dapat
teramati bahwa detektor Geiger Muller sendiri merupakan sebuah alat yang dapat
digunakan untuk mengukur radiasi ionisasi. detektor ini berbentuk tabung dari gelas
yang bagian dalamnya memiliki logam yang berfungsi sebgai katoda. Untuk bagian
anoda dari detektor adalah kawat logam yang ada di sepanjang sumbu tabung.
Tabung ini berisikan gas argon dan gas quenching (Halogen), dan dapat mendeteksi
radiasi alpha dan beta yang nantinya dikonversi menjadi kurva tegangan. Di dalam
rangkaian, detektor GM memerlukan tegangan tinggi atau HV yang diberikan di
antara anoda dan katoda karena sifat dari detektor GM sendiri adalah bekerja pada
tegangan tinggi. Adapun saat praktikum komponen atau alat pemberi HV sudah
terintegrasi pada bagian counter.
Jika ada radiasi pengion masuk ke dalam tabung maka akan terbentuk
sejumlah pasangan ion positif dan elektron akibat proses eksitasi atau ionisasi
primer atom gas. Pulsa tersebut timbul akibat elektron lebih cepat sampai ke anoda
daripada ion positif ke katoda dan juga menunjukkan tinggi pulsa. Oleh karena itu
diperlukan PC dan software STX untuk memunculkan hasil pulsa keluaran dan juga
hasil cacahan counter.
VI.1. Percobaan 1, menentukan Daerah Kerja Detektor GM
Untuk percobaan pertama, yakni menentukan tegangan kerja. Dengan
menggunakan software STX yang dioperasikan pada PC, praktikan mengatur
rentang tegangan dari 700 Volt sampai 1200 Volt, step voltage 50 Volt dan time per
step 60 detik serta pengaturan experiment STX pada mode “plateu”. Hasil data
cacahan seperti pada tabel 1 (pada lampiran laporan semntara) serta hasil grafik
yang muncul pada software STX sebagai berikut,
Gambar 5.1. Munculan grafik pada percobaan 1
Dari grafik yang muncul dapat dilihat daerah plato yang mana dapat
ditentukan untuk mendapatkan daerah kerja detektor Geiger Muller. Diketahui dari
grafik bahwa threshold voltage (V1) sebesar 750 Volt dan breakdown voltage (V2)
sebesar 1050 Volt, data tersebut digunakan untuk menentukan tegangan kerja yang
diambil dari 1/3 sampai ½ lebar plato, yakni tegangan kerja detektor GM yang
diperoleh sebesar 875 Volt.
VI.2. Percobaan 2, mendapatkan nilai cacah latar
Pada percobaan ke dua ini, praktikan tidak menggunakan sumber radiasi
apapun di dekat detektor GM, tujuannya adalah agar dapat memperoleh nilai
cacahan dari counter sebagai nilai cacah latar. Pada saat mengatur aplikasi STX,
digunakan lah tegangan kerja hasil perolehan percobaan 1 untuk HV kali ini,
kemudian banyak cacahan yang diatur adalah sebanyak 30 dengan waktu cacah 45
detik serta menu experiment pada mode “Half-Life”. Dan hasil dari percobaan
kedua ini adalah nilai cacah latar dengan rata-rata sebesar 2027,3.
VI.3. Percobaan 3, mendapatkan nilai cacah total
Percobaan ketiga adalah untuk mendapatkan nilai cacah total. Adapun untuk
pengaturan pada software STX sama dengan percobaan kedua sebelumnya, namun
yang membedakan adalah di sini menggunakan sumber radioaktif Sr-90 yang
diletakkan sejajar dengan detektor GM dengan jarak 3,1 cm. Hasil perolehan data
nilai cacah total dengan rata-rata sebesar 2061,7.
Dengan diperolehnya nilai cacah total (Ct) dari percobaan ketiga dan nilai
cacah latar (Cl) dari percobaan kedua adalah untuk mendapatkan nilai cacah sumber
(Cs) dengan cara Cs = (Ct - Cl), sehingga diperoleh rata-rata nilai cacah sumber
sebesar 2027,3.
VI.4. Hasil perhitungan chi-square test
Perhitungan praktikum ini anatara lain terdapat perhitungan standar deviasi
sampel, varian, propagasi error serta nilai chi-square. Yang mana masing-masing
hasil perhitungan tersebut sudah terlampir pada laporan sementara.
Untuk pengujian chi-square untuk menguji apakah hasil perolehan
praktikum, intensitas radiasi yang didapat mengikuti distribusi Gauss atau tidak,
telah dihitung dan diperoleh nilai χ2 (chi-square) sebesar 38,687 dengan diketahui
nilai derajat kebebasan n sebesar 29. Kemudian praktikan melakukan pembacaan
tabel chi-square untuk mengetahui hasil pengukuran intensitas radiasi apakah
“layak diterima” sebagai distribusi Gauss atau tidak. Dari hasil pembacaan
dipastikan bahwa untuk kolom n (derajat kebebasan) sebesar 29 untuk nilai χ 2 (chi-
square) sebesar 38,687 berada di antara 39,1 dan 33,7 yang artinya masuk ke dalam
rentang χ2 90. Sehingga dapat dikatakan bahwa praktikum kali ini, hasil pengukuran
intensitas radiasi yang didapat mengikuti distribusi Gauss.
VII. KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil praktikum Statistik Pencacahan ini
antara lain sebagai berikut :
1. Tegangan kerja detektor Geiger Muller yang digunakan pada praktikum ini
adalah sebesar 875 Volt.
2. Hasil simpangan pengukuran cacahan adalah sebagai berikut,
Nilai cacah latar sebesar 34,333 ± 6,364
Nilai cacah total sebesar 2031,7 ± 51,272
Nilai cacah sumber sebesar 2027,3 ± 52,005
3. Propagasi error sebagai berikut,
Simpangan cacah sumber = 51,665
Simpangan laju cacah total = 1,139
Simpangan laju cacah latar = 0,141
Simpangan laju cacah sumber = 1,156
Simpangan cacah total rata-rata = 8,290
Simpangan efisiensi pengukuran = 125994,2858
4. Nilai chi-square sebesar χ2 38,687, yang mana hasil dari chi-square test
menyatakan bahwa intensitas radiasi dari praktikum ini dapat diterima
mengikuti distribusi Gauss.