A DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG
RAJAWALI 2B RSUP Dr KARIADI SEMARANG
Disusun Oleh :
EKA DIANA PERMATASARI
22020118210030
I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk RS : 1 Oktober 2018
Tanggal Pengkajian : 22 Oktober 2018, 14.10 WIB
A. Data Demografi
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn.A
b. Usia : 26 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. No Rekam Medik : C669***
f. Diagnosa Medis : Sarcoma Edwid Femur Sinistra
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : Wiraswasta
i. Alamat Rumah : Trisik, Grobogan
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn.A
b. Hubungan dg Klien : Ayah
c. Usia : 56 tahun
d. Agama : Islam
e. Alamat : Trisik, Grobogan
B. Keluhan Utama
Tn.A mengeluh kesulitan membolak-balik posisi sehingga segala aktivitasnya
dibantu keluarga dan mengeluh tidur tidak nyenyak
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien menderita kanker tulang sejak 3 tahun yang lalu bermula
muncul benjolan kecil pada kaki kiri. Sebelum masuk rumah sakit, klien
dibawa ke rumah sakit pemerintah dan dilakukan biopsi. Hasil biopsy
menunjukkan bahwa klien mengalami kanker tulang pada kaki kiri. Setelah
menjalani biopsy, benjolan pada kaki kiri klien semakin membesar dan
nyeri. Klien mengalami bedrest total dan menjalankan kemoterapi di RSUP
Dr Kariadi sebanyak 6 kali tetapi tidak mengalami perbaikan. Klien dirujuk
ke RSUP Dr Kariadi pada tanggal 1 Oktober 2018. Kemudian klien dirawat
di bangsal bedah pria Rajawali 2B sampai menjalankan operasi pada
tanggal 16 Oktober 2018. Selesai operasi amputasi kaki kiri (Disarticulasi
Coxao Sinistra) klien dirawat di ruang ICU. Kemudian, klien kembali ke
bangsal Rajawali 2B pada tanggal 19 Oktober 2018.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.A tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu. Tn.A sudah
mengalami kanker tulang sejak 3 tahun yang lalu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga Tn.A ada yang memiliki riwayat penyakit Diabetes
Mellitus. Ibu Tn.A pernah menjalani operasi ganglion pada pergelangan
tangan kanan.
4. Genogram
Pedigree/genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal bersama
: Perempuan
: Meninggal
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Parameter Sebelum sakit Saat sakit
Harga diri Tn.A sangat percaya Tn.A lebih diam saat sakit,
diri dan melakukan tidak dapat melakukan
aktivitas dengan baik aktivitas apapun
E. RIWAYAT SPIRITUAL
Sebelum Sakit :
Keluarga Tn.A adalah keluarga muslim. Tn.A menganut agama Islam dan
menjalankan ibadah serta solat 5 waktu
Saat Sakit :
Tn.A mengatakan saat sakit tetap melakukan ibadah seperti solat lima waktu
dan berdzikir meminta kesembuhan
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Lemah
2. Kesadaran
Composmentis GCS 15 (E4M6V5)
3. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
RR : 19 kali/menit
0
Suhu : 36,8 C
SpO2 : 100 %
4. Head to toe
a. Kepala (Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Mulut)
Inspeksi :
Kepala : Bentuk kepala mesochepal, tidak terlihat ada lesi/luka
maupun perdarahan, tidak ada benjolan, kulit kepala terlihat bersih,
rambut kepala rontok akibat kemoterapi
Telinga : Tidak terlihat cairan keluar dari lubang telinga, tidak
terlihat adanya lesi/luka maupun perdarahan, tidak terlihat benjolan
Mata : Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, menggunakan alat
bantu penglihatan (kacamata: minus 9), sklera tidak ikterik
Hidung : Tidak terlihat adanya cairan yang keluar dari lubang
hidung, simetris, tidak ada lesi dan benjolan
Mulut : Bibir pucat, gigi agak kekuningan, tidak terdapat sariawan
Palpasi :
Kepala : Tidak ada benjolan, pembengkakan, dan tidak ada nyeri
tekan
Telinga : Tidak ada massa/pembengkakan di belakang bawah telinga
dan tidak terdapat nyeri tekan.
Mata : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Hidung : Tidak ada pembengkakan, benjolan, dan nyeri tekan
Mulut : Tidak ada pembengkakan, benjolan, dan nyeri tekan
b. Leher
Inspeksi : Tidak terlihat adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
benjolan, dan tidak ada luka/lesi
Palpasi : Trakea teraba lurus, tidak terdapat nyeri tekan maupun
massa/pembengkakan.
c. Paru dan Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan kiri, gerakan dada simetris,
pengembangan dada kanan dan kiri simetris, warna kulit merata, tidak
ada lesi, tidak terlihat retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, ekspansi dinding dada simetris,
taktil fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Suara paru terdengar vesikuler, suara napas bronkial
bersih, suara napas bronkovesikular bersih, dan tidak terdapat suara
napas tambahan
d. Jantung
Inspeksi : Tidak terlihat ictus cordis, bentuk dada simetris, tidak
nampak adanya lesi.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, denyut jantung teraba, tidak
terdapat massa
Perkusi : Pekak pada area jantung, tidak terjadi pembesaran jantung
Auskultasi : Bunyi jantung S1 & S2 reguler, terdengar bunyi lup dup,
tidak ada bunyi jantung tambahan
e. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit abdomen merata, tidak terdapat lesi, tidak ada
benjolan, perut sedikit buncit (distensi abdomen), terpasang drain di
area perut kuadran II
Auskultasi : Bising usus 10 kali per menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan tetapi apabila ditekan keras pasien
merasa nyeri, hepar, dan ginjal tidak teraba, tidak terdapat lesi
Perkusi : Bunyi timpani
f. Punggung
Inspeksi : Tidak terdapat lesi
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
g. Anus dan Genital
Inspeksi : Terpasang kateter urin
Palpasi : Tidak terkaji
h. Ekstremitas Atas
Indikator Kanan Kiri
Movement Baik Baik
Akral Teraba hangat Teraba hangat
Oedem Tidak ada Tidak ada
ATAS
EKSTREMITAS
bergerak
Akral Teraba hangat Tidak dapat dikaji
Oedem Tidak ada Tidak terkaji
Nyeri Tidak ada Timbul pada area
post-amputasi
Capilary Refill Time < 2 detik Tidak terkaji
Kekuatan otot 5555 Tidak dapat
bergerak
2. Risiko Jatuh
Tanggal
Penilaian Resiko Jatuh Score
22 23 24
SKOR RESIKO JATUH
Input Output
Minum : 1000 cc BAK : 1500 cc
Makan : 400 cc BAB : -
Infus : 1500 cc IWL : IWL : (15 x 70 / 24) x 24 =
Injeksi : 30 cc 1047 cc
Jumlah : 2930 cc Total : 2547 cc
*BC : 2930-2547 = +383/24 jam
6. Kebutuhan Oksigenasi
Sebelum sakit : Tn.A tidak mengalami sesak nafas dan bernafas
tanpa menggunakan alat bantu.
Setelah sakit : Tn.A tidak mengalami sesak napas
7. Kebutuhan Eliminasi
a. BAB
Parameter Sebelum sakit Saat pengkajian
b. BAK
Parameter Sebelum sakit Saat pengkajian
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.A
Nomor RM : C669***
Ruang : Rajawali 2B
Tujuan dan Kriteria
Tgl No.Dx Rencana Tindakan
Hasil
22/10 1 Setelah dilakukan Perawatan Alih Baring
tindakan keperawatan 1. Lakukan alih baring terhadap
selama 4x24 jam maka pasien setiap 2 jam sekali
ada peningkatan adaptasi R/ Alih baring bertujuan untuk
terhadap disabilitas fisik mencegah timbulnya luka ulkus
dengan kriteria hasil : (tekanan) karena posisi tidur
- Skor ketergantungan yang sama
klien menjadi 2. Ajarkan latihan di tempat tidur
ketergantungan sedang dengan cara yang tepat
(skor 4 menjadi skor 9) R/ Latihan akan membantu
pasien merilekskan otot-otot
- Peningkatan rentang sehingga tidak mengalami
gerak klien kekakuan
- Memiliki rencana Bantuan Perawatan Diri
memenuhi ADL 1. Monitor kemampuan perawatan
diri secara mandiri
R/ Untuk melihat kemampuan
ADL yang dapat pasien lakukan
secara mandiri sehingga
kemampuan tersebut dapat
dimaksimalkan
2. Monitor kebutuhan pasien
R/ Mengetahui perawatan yang
dibutuhkan pasien
3. Berikan bantuan sampai pasien
mampu melakukan perawatan
diri mandiri
R/ Memenuhi kebutuhan ADL
pasien yang tidak dapat
dilakukan secara mandiri
4. Dorong pasien untuk melakukan
aktivitas normal sehari-hari
sampai batas kemampuannya
R/ Agar pasien tidak mengalami
ketergantungan terhadap orang
lain
5. Ajarkan keluarga untuk
mendukung kemandirian pasien
dengan hanya membantu ketika
pasien tidak mampu
melakukannya
R/ Agar keluarga tidak
memanjakan aktivitas pasien
yang masih dapat dilakukan
secara mandiri
6. Ciptakan rutinitas aktivitas
perawatan diri
R/ Tujuannya untuk
meningkatkan aktivitas
perawatan diri pasien yang
dilakukan berulang-ulang
22/10 2 Setelah dilakukan Manajemen Lingkungan:
tindakan keperawatan Kenyamanan
selama 4x24 jam maka 1. Sediakan lingkungan yang
kualitas tidur klien aman dan bersih
meningkat dengan R/ Lingkungan aman dan bersih
kriteria hasil: akan meningkatkan
- Jam tidur klien 8 jam kenyamanan klien
- Klien dapat memulai 2. Sesuaikan pencahayaan
tidur dengan rileks R/ Pencahayaan yang tidak
- Mudah terbangun pada langsung mengarah ke mata
saat yang tepat atau redup akan menciptakan
perasaan rileks
Pengaturan Posisi
1. Catat dan berikan posisi tidur
yang diinginkan klien
2. Posisikan pasien untuk
memfasilitasi kenyamanan
R/ Posisi yang nyaman akan
membantu pasien untuk lebih
rileks
Terapi Relaksasi
Ajarkan klien melakukan relaksasi
otot progresif
Peningkatan Tidur
Monitor pola tidur dan jam tidur
klien
R/ Mengetahui pola tidur dan jam
tidur klien untuk melakukan
evaluasi terhadap intervensi yang
diberikan
22/10 3 Setelah dilakukan Kontrol Infeksi
tindakan keperawatan 1. Ajarkan pasien dan keluarga
selama 4x24 jam maka tanda dan gejala infeksi
risiko infeksi pada klien R/ Agar pasien dan keluarga
tidak terjadi dengan dapat mengenali kejadian
kriteria hasil: infeksi sehingga dapat
- Klien memahami menangani dengan tepat
konsep infeksi dan 2. Ajarkan pasien dan keluarga
perawatan luka bagaimana cara menghindari
- Angka leukosit dalam infeksi
rentang normal R/ Agar pasien dan keluarga
- Tidak ada tanda dan berperan dalam pengendalian
gejala infeksi infeksi
3. Lakukan perawatan luka
R/ Menjaga agar luka tetap
bersih, memonitor kondisi luka
Kolaborasi
Berikan terapi antibiotic yang
sesuai
22/10 4 Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh
tindakan keperawatan 1. Identifikasi perilaku dan faktor
selama 4x24 jam maka yang mempengaruhi risiko
risiko jatuh pada klien jatuh
tidak terjadi dengan 2. Letakkan benda-benda dalam
kriteria hasil: jangkauan pasien
- Skor risiko jatuh 3. Gunakan pegangan tangan yang
menurun menjadi tepat pada tempat tidur
risiko jatuh sedang 4. Sediakan pasien yang memiliki
(skor: 40) katergantungan suatu alat untuk
meminta pertolongan (bel)
5. Ajarkan keluarga mengenai
faktor risiko yang berkontribusi
terhadap adanya kejadian jatuh
dan bagaimana keluarga bisa
menurunkan risiko ini
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Tgl Jam Evaluasi Sumatif/SOAP Paraf
Dx
22/10 1 S : Klien mengatakan tidak terlalu dapat melakukan pergerakan dan beberapa aktivitas dibantu
keluarga
O : Skor fungsional indeks barthel 4 (ketergantungan total), tampak keluarga membantu ADL klien,
klien dapat menggerakkan tangan kanan, tangan kiri, dan kaki kanan. Klien dapat menyebutkan
rutinitas harian untuk ADL
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Bantu ADL klien
- Bantu pergerakan klien
- Monitor dan motivasi tingkat kemandirian klien terhadap pemenuhan ADL
2 S : Klien mengeluh tidak dapat tidur dan sering terbangun saat tidur
O : Tampak kantung mata, jam tidur klien 6 jam, klien dalam posisi rileks, klien memahami
mengenai relaksasi otot progresif dengan mengikuti arahan perawat. Lingkungan bersih dan lampu
ruangan dimatikan saat malam hari
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan posisi dan lingkungan yang nyaman
- Monitor pola tidur dan jam tidur klien
- Monitor pelaksanaan relaksasi otot progresif oleh klien
3 S : Klien mengatakan memahami penjelasan mengenai tanda dan gejala infeksi serta penanganan
bila terjadi infeksi
O : Tidak ada tanda dan gejala infeksi, klien dan keluarga dapat menyebutkan kembali mengenai
tanda dan gejala infeksi, masih keluar perdarahan pada drainage sebanyak 50cc
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Lakukan perawatan luka 3 hari sekali
- Monitor tanda dan gejala infeksi
4 S:-
O : Skor risiko jatuh 55 (risiko jatuh tinggi), keluarga dapat menyebutkan cara pencegahan risiko
jatuh, pegangan pada bed pasien selalu terpasang dengan adanya penanda risiko jatuh pada pasien,
benda-benda yang dibutuhkan pasien berada pada jangkauan pasien
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor skor risiko jatuh tiap 4 jam
- Monitor pelaksanaan pencegahan risiko jatuh
23/10 1 S : Klien mengatakan dapat melakukan pergerakan pada kedua tangan dan kaki kanan dan beberapa
aktivitas masih dibantu keluarga
O : Skor fungsional indeks barthel 4 (ketergantungan total), tampak keluarga membantu ADL klien,
klien dapat menggerakkan tangan kanan, tangan kiri, dan kaki kanan. Klien dapat menyebutkan
rutinitas harian untuk ADL dan melakukannya dengan bantuan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Bantu ADL klien
- Bantu pergerakan klien
- Monitor dan motivasi tingkat kemandirian klien terhadap pemenuhan ADL
2 S : Klien mengeluh tidak dapat tidur dan sering terbangun saat tidur
O : Tampak kantung mata, jam tidur klien 6 jam, klien dalam posisi rileks, klien melakukan
mengenai relaksasi otot progresif dengan mengikuti arahan perawat. Lingkungan bersih dan lampu
ruangan dimatikan saat malam hari
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan posisi dan lingkungan yang nyaman
- Monitor pola tidur dan jam tidur klien
- Monitor pelaksanaan relaksasi otot progresif oleh klien
3 S : Klien mengatakan dapat menjelaskan kembali mengenai tanda dan gejala infeksi serta
penanganan bila terjadi infeksi. Klien mengatakan sejak dari ICU belum dilakukan perawatan luka
O : Tidak ada tanda dan gejala infeksi, drainage 50 cc, masih keluar darah dari area jahitan amputasi,
telah dilakukan injekasi IV Ceftriaxon 1 gr/12 jam
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Pemberian antibiotic yang sesuai
4 S:-
O : Skor risiko jatuh 55 (risiko jatuh tinggi), keluarga dapat menyebutkan cara pencegahan risiko
jatuh, pegangan pada bed pasien selalu terpasang dengan adanya penanda risiko jatuh pada pasien,
benda-benda yang dibutuhkan pasien berada pada jangkauan pasien
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor skor risiko jatuh tiap 4 jam
- Monitor pelaksanaan pencegahan risiko jatuh
24/10 1 S : Klien mengatakan dapat melakukan pergerakan dan beberapa aktivitas dibantu keluarga
O : Skor fungsional indeks barthel 3 (ketergantungan total), tampak keluarga membantu ADL klien,
klien dapat menggerakkan tangan kanan, tangan kiri, dan kaki kanan. Klien dapat menyebutkan
rutinitas harian untuk ADL dan melakukannya dengan bantuan keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Bantu ADL klien
- Bantu pergerakan klien
- Monitor dan motivasi tingkat kemandirian klien terhadap pemenuhan ADL
2 S : Klien mengeluh tidak dapat tidur dan sering terbangun saat tidur. Klien mengatakan sudah
melakukan relaksasi otot progresif saat akan tidur
O : Tampak kantung mata, jam tidur klien 6 jam, klien dalam posisi rileks. Lingkungan bersih dan
lampu ruangan dimatikan saat malam hari
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan posisi dan lingkungan yang nyaman
- Monitor pola tidur dan jam tidur klien
- Monitor pelaksanaan relaksasi otot progresif oleh klien
3 S : Klien mengatakan dapat menjelaskan kembali mengenai tanda dan gejala infeksi serta
penanganan bila terjadi infeksi. Klien mengatakan sudah dilakukan perawatan luka pada hari
sebelumnya
O : Tidak ada tanda dan gejala infeksi, drainage 50 cc, masih keluar darah dari area jahitan amputasi,
telah dilakukan injekasi IV Ceftriaxon 1 gr/12 jam
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Pemberian antibiotic yang sesuai
4 S:-
O : Skor risiko jatuh 55 (risiko jatuh tinggi), keluarga dapat menyebutkan cara pencegahan risiko
jatuh, pegangan pada bed pasien selalu terpasang dengan adanya penanda risiko jatuh pada pasien,
benda-benda yang dibutuhkan pasien berada pada jangkauan pasien
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor skor risiko jatuh tiap 4 jam
- Monitor pelaksanaan pencegahan risiko jatuh
25/10 1 S : Klien mengatakan dapat melakukan pergerakan dengan mengangkat badan menggunakan kaki
kanan dan beberapa aktivitas dibantu keluarga
O : Skor fungsional indeks barthel 4 (ketergantungan total), tampak keluarga membantu ADL klien,
klien dapat menggerakkan tangan kanan, tangan kiri, dan kaki kanan. Klien dapat menyebutkan
rutinitas harian untuk ADL dan beberapa melakukan sendiri
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Discharge Planning
- Bantu ADL klien
- Bantu pergerakan klien
- Monitor dan motivasi tingkat kemandirian klien terhadap pemenuhan ADL
2 S : Klien mengeluh tidur tidak nyenyak. Klien mengatakan melakukan relaksasi otot progresif
O : Jam tidur klien 6 jam, klien dalam posisi rileks
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Discharge Planning
- Monitor pola tidur dan jam tidur klien
- Lanjutkan pelaksanaan relaksasi otot progresif oleh klien
3 S:-
O : Skor risiko jatuh 55 (risiko jatuh tinggi), keluarga dapat menyebutkan cara pencegahan risiko
jatuh di rumah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Discharge Planning
- Ajarkan pelaksanaan pencegahan risiko jatuh di rumah
PEMBAHASAN
Tn.A mengalami Sarcoma Edwing Sinistra sejak 3 tahun yang lalu bermula
muncul benjolan kecil pada kaki kiri. Sebelum masuk rumah sakit, klien dibawa ke
rumah sakit pemerintah dan dilakukan biopsi. Hasil biopsy menunjukkan bahwa
klien mengalami kanker tulang pada kaki kiri. Setelah menjalani biopsy, benjolan
pada kaki kiri klien semakin membesar dan nyeri. Klien mengalami bedrest total
dan menjalankan kemoterapi di RSUP Dr Kariadi sebanyak 6 kali tetapi tidak
mengalami perbaikan. Klien dirujuk ke RSUP Dr Kariadi pada tanggal 1 Oktober
2018. Kemudian klien dirawat di bangsal bedah pria Rajawali 2B sampai
menjalankan operasi pada tanggal 16 Oktober 2018. Selesai operasi amputasi kaki
kiri (Disarticulasi Coxao Sinistra) klien dirawat di ruang ICU. Kemudian, klien
kembali ke bangsal Rajawali 2B pada tanggal 19 Oktober 2018. Riwayat perawatan
klien, klien pernah menjalankan kemoterapi sebanyak 6 kali di RSUP Dr Kariadi.
Riwayat kesehatan keluarga, keluarga klien ada yang menderita Diabetes Mellitus
dan ibu klien pernah menjalani operasi pengambilan ganglion di pergelangan
tangan.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa klien tidak merasa rendah diri dengan
penyakitnya yang timbul dan keadaannya saat ini. Klien hanya berpikir agar segera
sembuh dan tidak merasakan nyeri. Kondisi fisik klien mengalami kelemahan dan
klien menjadi mengalami ketergantungan karena tidak dapat melakukan
aktivitasnya secara mandiri. Skor ketergantungan klien diukur menggunakan indeks
barthel yaitu 4 (Ketergantungan Total). Pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa
klien mengalami distensi abdomen, penyebab dari distensi abdomen ini bisa jadi
karena pendarahan maupun BAB yang kurang lancar. Klien mendapatkan advice
dari dokter untuk memakan makanan yang lunak dan sedikit demi sedikit tetapi
sering. Pemeriksaan fisik pada bagian ekstremitas, ekstremitas atas dan ekstremitas
bawah bagian kanan klien memiliki kekuatan otot 5 5 5 5 | 5 5 5 5 tetapi ekstremitas
bawah terutama bagian kiri tidak dapat dikaji karena post-amputasi. Skor risiko
jatuh klien yaitu risiko jatuh tinggi dengan skor 55.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa kadar albumin,
haemoglobin, eritrosit, hematokrit, leukosit dalam rentang rendah. Saat perawatan
post-operasi klien tidak mendapatkan PRC atau tranfusi darah. Namun, sebelum
melakukan operasi klien mendapatkan tranfusi darah sebanyak 4 PRC dengan
alasan kadar haemoglobin klien rendah.
Diagnosa kedua yaitu gangguan pola tidur. Hal ini diangkat menjadi
masalah keperawatan karena keluhan klien perihal kenyamanan di rumah sakit.
Intervensi yang dilakukan dengan memanajemen lingkungan seperti memberikan
ketenangan saat waktunya tidur, mematikan lampu menjadi redup, dan menjaga
agar lingkungan tetap bersih sehingga klien merasa rileks saat akan tidur.
Masalah keperawatan yang ketiga dan keempat yaitu diagnosa risiko. Risiko
infeksi dan risiko jatuh diangkat dalam asuhan keperawatan ini. Hal ini karena
kondisi pasien dengan post-operasi akan menghadapi munculnya infeksi. Hal ini
dapat dicegah dengan pengendalian infeksi. Salah satu caranya yaitu melakukan
perawatan luka. Perawatan luka dilakukan sebanyak 1 kali dalam 3 hari, hal ini
dilakukan agar jaringan luka segera membaik. Saat proses perawatan luka sekaligus
memantau tanda dan gejala infeksi serta drainage yang keluar dari tubuh pasien.
Diagnosa risiko jatuh diangkat karena berdasarkan hasil pengkajian, pasien
dinyatakan memiliki risiko jatuh tinggi. Intervensi yang dapat dilakukan adalah
pengendalian risiko jatuh seperti memasang pagar tempat tidur, membantu pasien
melakukan aktivitas, mendekatkan barang-barang pada pasien yang dianggap
penting sehingga dapat diraih oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Berman et al. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Ed. 5. Jakarta: EGC.
Herdman TH, Kamitsuru S. 2017. NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions and Classification 2018-2020. New York: Thieme Medical
Publishers.