Anda di halaman 1dari 10

SPENYAKIT TUBERCULOSIS

PADA ANAK

DosenPembimbing :Mariyani, M.Keb

KELOMPOK 1
HanandaPutriHapsari
Ida Faridah

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA


TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Pengertian
Tuberculosis (yang disingkat TBC atau TB) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Umumnya TB menyerang paru-paru, sehingga
disebut dengan Pulmonary TB. Tetapi kuman TB juga bisa menyebar ke bagian/organ lain
dalam tubuh, dan TB jenis ini lebih berbahaya dari pulmonary TB. Bila kuman TB
menyerang otak dan sistem saraf pusat, akan menyebabkan meningeal TB. Bila (kuman TB)
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh, seperti ginjal, jantung, saluran kencing, tulang,
sendi, otot, usus, kulit, disebut miliary TBatau extrapulmonary TB.Kuman TB berbentuk
batang dan memiliki sifat khusus, yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga
sering disebut juga sebagai Basil/bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri TB akan cepat mati
bila terkena sinar matahari langsung. Tetapi dalam tempat yang lembab, gelap, dan pada suhu
kamar, kuman dapat bertahan hidup selama beberapa jam. Dalam tubuh, kuman ini dapat
tertidur lama (dorman) selama beberapa tahun.

B. Masa inkubasi
Bakteri TB menyebar bila orang dewasa penderita TB aktif yang tidak tertangani
dengan baik, bersin atau batuk sehingga mengeluarkan sputum droplet(percikan dahak) yang
mengandung kuman TB. Bila kuman terhirup oleh orang dewasa lain, anak atau bayi yang
sehat, menyebabkan mereka terinfeksi M. tuberculosis. Secara umum, hanya TBC paru-paru
(pulmonary TB) yang menular. Namun orang yang tertular tidak selalu akan sakit TBC paru-
paru juga, tergantung bagian tubuh (organ) mana yang diserang oleh bakteri TB. Selain dari
droplet dahak penderita TBC aktif, kuman TB juga dapat masuk ke tubuh manusia dari susu
sapi murni yang tidak diolah (dimasak) dengan sempurna.
Meskipun menular, tetapi orang tertular tuberculosis tidak semudah tertular flu.
Penularan penyakit ini memerlukan waktu pemaparan yang cukup lama dan intensif dengan
sumber penyakit (penular). Menurut Mayoclinic, seseorang yang kesehatan fisiknya baik,
memerlukan kontak dengan penderita TB aktif setidaknya 8 jam sehari selama 6 bulan, untuk
dapat terinfeksi. Sementara masa inkubasi TB sendiri, yaitu waktu yang diperlukan dari mula
terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
Tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TB, lalu menjadi sakit TB. Menurut
TB/HIV Clinical Manual hanya sekitar 10% dari yang terinfeksi, berlanjut menjadi penderita
TB (TB aktif). Kelompok yang paling rawan terinfeksi bakteri TB adalah bayi dan anak usia
kurang dari 1 tahun. Setelah itu, tingkat kerawanannya menurun. Bahkan pada kisaran usia 5-
9 tahun, anak-anak memiliki tingkat resiko terinfeksi yang paling rendah. Usia 10 tahun ke
atas, tingkat kerawanan infeksi itu kemudian akan meningkat kembali, meskipun tidak
setinggi kelompok usia 0-1 tahun.
Anak-anak yang sakit TBC tidak dapat menularkan kuman TB ke anak lain atau ke
orang dewasa. Sebab, pada anak biasanya TB bersifat tertutup. Kalaupun ada sekresi dahak,
konsentrasi atau jumlah bakteri dalam droplet cenderung sedikit. Jadi kalau ada anak yang
terinfeksi TBC, sudah pasti sumber penularnya adalah orang dewasa yang ’dekat’
dengannya.
Orang dewasa penderita TB aktif yang telah menjalani pengobatan selama 2 minggu
juga sudah aman. Dalam arti, ia sudah tidak menularkan kuman TB lagi. Meski demikian,
yang bersangkutan tetap harus meneruskan terapi obatnya hingga selesai, untuk menghindari
MDR (multi-drugs resistant) TB atau kuman TB yang resisten terhadap obat anti TB.

C. Gejala
TB anak merupakan penyakit infeksi sistemik, dan organ yang paling sering terkena
adalah paru, walaupun organ lain juga dapat terserang kuman ini. Gejala klinis penyakit TB
pada anak dapat berupa gejala sistemik/umum atau sesuai organ terkait.
1. gejala umum tuberkulosis pada anak
 Nafsu makan berkurang atau tidak ada sama sekali (anoreksia), disertai
gagal tumbuh.
 Permasalahan berat badan
 Berat badan turun selama 2-3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas
 Berat badan tidak naik dengan cukup
 Berat badan tidak naik dalam 1 bulan setelah upaya perbaikan gizi yang
baik.
 Lesu atau malaise
 Batuk lama 3 minggu atau lebih
 Demam lama (2 minggu atau lebih) dan/atau berulang tanpa sebab yang
jelas. Demam umumnya tidak tinggi (badan hangat saja) dan berlangsung
lama. Dapat pula disertai keringat malam
 Keringat malam. Gejala ini tidak khas pada anak, namun dapat terjadi.
Tapi kita harus perhatikan pula, bila hanya keringat malam saja tanpa
disertai dengan gejala-gejala umum lain, ini mungkin bukan merupakan
gejala spesifik TB pada anak.
2. Gejala pada anak jika kuman TB menyerang organ tubuh lain
Infeksi kuman TB tidak terbatas pada paru. Seluruh organ di tubuh dapat
diserang oleh kuman ini. Oleh karena itu, gejala khusus juga akan timbul
tergantung pada organ yang terkena. Di bawah ini adalah organ yang sering
diserang kuman TB pada anak-anak.
 Tuberkulosis kelenjar
TB jenis ini menyerang terbanyak di daerah leher, dengan gejala
pembesaran kelenjar getah bening yang banyak dengan diameter  ≥ 1 cm.
Biasanya benjolan itu saling melekat sehingga berbentuk seperti kelereng
yang berderet dengan konsistensi kenyal. Benjolan ini tidak nyeri.
 Tuberkulosis otak dan selaput otak (meningitis TB)
Kuman TB juga gampang tersebar ke otak. Bila selaput otak yang
terkena, anak akan menunjukkan gejala rewel, sakit kepala, kaku, sampai
kejang. Hal ini terjadi akibat keterlibatan saraf-saraf otak yang terkena.
Hati-hati bila anak cenderung diam dan mengantuk. Itu adalah tanda anak
mengalami penurunan kesadaran
 Tuberkulosis tulang
Tergantung dari bagian tulang yang terkena, seperti:
- TB tulang belakang (spondilitis): penonjolan tulang belakang (gibbus)
- TB tulang panggul (koksitis): pincang, gangguan berjalan, atau tanda
peradangan di daerah panggul
- TB tulang lutut (gonitis): pincang dan/atau bengkak pada lutut tanpa
sebab yang jelas.
- TB tulang kaki dan tangan (spina ventosa/daktilitis): bengkak pada
persendian tangan atau kaki
 Skrofuloderma

Disebut juga tuberkulosis kulit. Gejalanya ditandai dengan adanya


luka atau borok yang disertai dengan adanya fistula/jembatan kulit antar
tepi luka (skin bridge). Biasanya juga anak disertai dengan demam karena
proses infeksi yang berlangsung.

 Tuberkulosis usus

Adanya gejala-gejala pencernaan, seperti kembung, diare, nyeri


perut. Biasanya anak sangat rewel. Komplikasi TB usus adalah radang
selaput perut yang biasa disebut peritonitis TB.

 Tuberkulosis ginjal

Dicurigai bila ditemukan gejala gangguan pada organ ginjal yaitu


gangguan buang air kecil, urin yang terlalu pekat, dan nyeri pinggang
tanpa sebab yang jelas dan disertai kecurigaan adanya infeksi TB.

D. Cara pencegahan
Imunisasi BCG merupakan upaya untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap penyakit tuberkulosis dengan cara memasukkan vaksin BCG
ke dalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat antibodi terhadap penyakit TBC dan
apabila suatu saat nanti terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan menjadi sakit atau
hanya mengalami sakit ringan. (program pemerintah)
1. Tujuan dan manfaat imunisasi BCG
Tujuan imunisasi BCG adalah untuk merangsang pembentukan kekebalan
terhadap penyakit tuberkulosis. Manfaat imunisasi BCG pada bayi adalah memberikan
perlindungan pada bayi dari penyakit tuberkulosis karena bayi yang baru lahir tidak
memiliki kekebalan terhadap penyakit tuberkulosis. Pada sejumlah penelitian imunisasi
BCG memperlihatkan beberapa efektifitas, yaitu :
 Mengurangi resiko berbagai bentuk penyakit tuberkulosis sekitar 50%
 Mengurangi bentuk berat penyakit tuberkulosis
seperti meningitis tuberkulosis anak hingga paling sedikit 70%
 Memberikan efek perlindungan yang berlangsung hingga 10 tahun
lamanya
2. Vaksin BCG
Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung Mycobacterium bovis hidup
yang dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin) strain Paris, yang dibiakkan berulang
selama 1 - 3 tahun lamanya sehingga didapatkan basil yang tidak virulen tetapi masih
mempunyai imunogenitas. Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari, harus
disimpan pada suhu 2 - 8° C, tidak boleh beku. Vaksin yang telah diencerkan harus
dipergunakan dalam waktu 8 jam.
3. Cara pemberian dan dosis
Imunisasi BCG dapat diberikan segera setelah lahir hingga sebelum bayi berumur
3 bulan, umumnya diberikan pada saat bayi berumur 1 bulan. Apabila diberikan pada
anak berumur lebih dari 3 bulan maka dianjurkan untuk melakukan uji sensitivitas
terhadap mikobakteria, atau uji tuberculin (mantoux test) terebih dahulu. Vaksin BCG
cukup diberikan satu kali saja tidak memerlukan ulangan, sebab vaksin BCG berisi
kuman yang masih hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus.
Cara pemberian vaksin BCG adalah dengan penyuntikan secara intradermal (ke
dalam kulit). Penyuntikan dilakukan di daerah lengan kanan atas dengan dosis pemberian
vaksin BCG pada bayi adalah 0,05 mL. Tanda bahwa imunisasi BCG berhasil adalah
munculnya bisul kecil di daerah bekas suntikan yang dalam waktu 2 -
4 minggu kemudian menjadi bernanah dan akan sembuh sendiri dalam waktu 2 - 5 bulan
dengan meninggalkan luka parut berdiameter 2 - 10 mm.
4. Efek samping (KIPI)
Karena cara pemberiannya dengan penyuntikan ke dalam kulit yang penuh
dengan reseptor syaraf, maka suntikan akan terasa lebih sakit dibandingkan imunisasi
lainnya, oleh karena itu biasanya bayi rewel setelah imunisasi BCG
Reaksi lokal yang timbul setelah imunisasi BCG yaitu pembengkakan kecil,
merah, lembut biasanya timbul pada bekas suntikan, yang kemudian akan bernanah dan
meninggalkan luka parut.
Kadang-kadang dapat timbul pembesaran kelenjar getah bening pada
daerah ketiak dalam waku timbul 2 - 4 bulan setelah imunisasi. Sangat jarang
sekali pembesaran kelenjar getah bening tersebut dapat menjadi bisul bernanah.
5. Kontra indikasi
Beberapa keadaan yang menyebabkan tidak diperbolehkannya imunisasi BCG yaitu:
 Bila hasil tes mantoux menunjukkan reaksi positif (> 5 mm)
 Menderita sakit tuberkulosis atau pernah sakit tuberculosis
 Menderita infeksi HIV atau dengan risiko tinggi infeksi HIV
 Menderita penyakit keganasan sumsum tulang
 Menderita penyakit keganasan sel darah putih
 Menderita infeksi kulit yang luas
 Sedang meminum obat imunosupresi
 Sedang mendapat radioterapi

Bayi yang kelihatannya sehat belum tentu kebal terhadap serangan penyakit


berbahaya. Dengan membawa bayi kita ke posyandu atau tempat
pelayanan kesehatan lainnya untuk mendapat imunisasi lengkap sesuai jadwal berarti
kita telah memberikan wujud kasih sayang dan tanggung jawab kita dalam
melindungi buah hati tercinta.

E. Cara penularan
Penularan TBC paling umum terjadi melalui udara. Ketika seseorang yang
telah mengidap penyakit TBC batuk, bersin, atau berbicara dengan memercikkan
ludah, bakteri TB akan ikut melalui ludah tersebut untuk terbang ke udara.
Selanjutnya, bakteri akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirup.
Penyakit TBC tidak menular melalui kontak fisik, seperti jabat tangan, atau
menyentuh peralatan pribadi milik penderita. Berbagi makanan dan minuman dengan
penderita bahkan berciuman juga tidak menularkan bakteri TB dari penderita ke orang lain.
Tuberkulosis atau yang biasa disebut dengan penyakit TB atau TBC disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru, meski ada organ
tubuh lain yang dapat terserang penyakit TBC, yaitu tulang belakang, ginjal, atau otak.
Pada dasarnya penularan TBC tidak semudah yang dibayangkan. Tidak semua orang
yang menghirup udara yang mengandung bakteri TB dapat langsung sakit. Bakteri yang
berada di udara bisa bertahan berjam-jam sebelum akhirnya terhirup. Ketika terhirup, tubuh
yang memiliki sistem imun yang kuat akan segera membunuh bakteri yang masuk. Orang-
orang yang berisiko tinggi terkena penularan TBC adalah mereka yang sering bertemu atau
berdiam di tempat yang sama dengan penderita, seperti keluarga, teman sekantor, atau teman
sekelas.
Ketika terhirup dan sistem imun tidak berhasil menyingkirkan bakteri, maka bakteri
akan berdiam di paru-paru. Pada kebanyakan kasus, bakteri yang terhirup akan berdiam di
paru tanpa menimbulkan penyakit atau menginfeksi orang lainnya. Bakteri tetap ada di tubuh
sambil menunggu saat yang tepat untuk menginfeksi, yaitu ketika daya tahan tubuh sedang
rendah.
Ada dua kondisi yang mungkin terjadi ketika seseorang menghirup bakteri TB, yaitu:
1. Laten
Yaitu kondisi ketika tubuh sudah didiami oleh bakteri TB. Ketika sistem
kekebalan tubuh sedang baik, sistem imunitas dapat menghalau bakteri. Dengan
demikian, bakteri tidak menyerang dan Anda tidak terinfeksi TBC. Anda pun
tidak mengalami gejala-gejala penyakit TBC dan tidak berpotensi menulari orang
lain. Meski begitu, bakteri dapat aktif dan menyerang Anda kembali sewaktu-
waktu, terutama saat sistem kekebalan tubuh sedang melemah.
Karenanya, meskipun masih dalam kondisi laten, Anda disarankan untuk
memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan antibiotik guna
mencegah penyakit TBC. Apabila seseorang dalam keadaan laten TBC tidak
mendapatkan perawatan, potensi untuk terjadinya penyakit TBC adalah 5-10
persen lebih tinggi dibandingkan seseorang yang menjalani pencegahan.
2. Pengidap TBC aktif
Ini adalah kondisi Anda yang sudah mengidap penyakit TBC. Bakteri
pada tubuh Anda telah aktif sehingga Anda mengalami gejala-gejala penyakit
TBC selain turut berpotensi menulari orang lain. Disarankan bagi pengidap TBC
aktif untuk mengenakan masker, menutup mulut ketika batuk dan bersin, serta
tidak meludah sembarangan. Selain itu, Anda sudah harus berobat secara rutin
sesuai prosedur medis agar cepat sembuh dan mencegah terjadinya kekebalan
bakteri terhadap obat TB.
F. Pengobatan
Dosis OAT Kombinasi Dosis Tetap pada Anak
Berat Badan (kg) 2 bulan tiap hari RHZ 4 bulan tiap hari RH (75/50)
(75/50/150)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-19 2 tablet 2 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet

Dari tabel 2 dan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa:


1. Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit.
2. Anak dengan BB 15-19 kg dapat diberikan 3 tablet.
3. Anak dengan BB ≥ 33 kg, dirujuk ke rumah sakit.
4. Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah.
5. OAT KDT dapat diberikan dengan cara: ditelan secara utuh atau digerus sesaat
sebelum diminum (Anonim, 2007).

Prinsip dasar pengobatan TBC pada anak tidak berbeda dengan pada orang
dewasa, tetapi ada beberapa hal yang memerlukan perhatian:
1. Pemberian obat baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan diberikan setiap hari.
2. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak (Anonim, 2006).
G. Daftar pustaka

http://www.depkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-
lengkap-ini-rinciannya.html

Anda mungkin juga menyukai