Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TAPE UBI

DI KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

SAUDAH
NIM : 09C20101068

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
ANALISIS PENDAPATAN USAHA TAPE UBI
DI KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

SAUDAH
NIM : 09C20101068

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
ABSTRAK

Saudah. Analisis pendapatan usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya. Dibawah
bimbingan Nani Verawati dan Damrus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Pendapatan Usaha


Tape Ubi di Kabupaten Nagan Raya. Adapun data dalam penelitian ini
menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari lapangan atau dari para
usaha tape ubi. Penelitian ini menggunakan metode analisis secara kualitatif
deskriptif.
Usaha tape ubi disini merupakan usaha rumahan yang tidak membutuhkan
begitu banyak tenaga kerja karena hanya bisa dikerjakan oleh berapa orang saja.
Usaha tape ubi ini hanya dijalankan oleh setiap keluarga yang tenaga kerjanya
juga anggota keluarga. Pembuatan tape ubi tidak begitu sulit sehingga tidak
dibutuhkan waktu yang lama.
Pembuatan tape ubi ini memakan waktu kurang lebih 24 jam sampai tape
ubi tersebut siap untuk dijual. Penjualan yang dilakukan yaitu para pedagang
mengambil langsung ke tempat usaha tape ubi tersebut yang kemudian dijual
secara berkeliling.
Peningkatan dan penurunan tersebut dipengaruhi oleh hasil penjualan tape
ubi, selain itu peningkatan dan penurunan pendapatan juga dipengaruhi dari hasil
pengolahan bahan pembuatan tape ubi seperti bahan pokok ubi (singkong) dan
ragi. Hasil pengolahan juga menentukan besar kecilnya tingkat penjualan yang
pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh oleh setiap
usaha tape ubi.

Kata Kunci : Modal, Tenaga Kerja (Jam Kerja), Bahan Baku dan Pendapatan
Tape Ubi.
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : ANALISIS PENDAPATAN USAHA TAPE UBI


DI KABUPATEN NAGAN RAYA
Nama Mahasiswa : Saudah
NIM : 09C20101068
Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Nani Verawati, SE Damrus, SE

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi


Ekonomi Pembangunan

Zulbaidi, MM Yayuk EW, SE M.Si


Tanggal Lulus: 12 Oktober 2014

Tanggal Lulus : 12 Oktober 2014


RIWAYAT HIDUP

Nama : Saudah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : 28 Agustus 1989
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Desa Lhok Mesjid, Kecamatan Seunagan Timur,
Kabupaten Nagan Raya.
Nama Orang Tua
Ayah : Bantarullah
Ibu : Nur jani

Pendidikan Formal :
Sekolah Dasar (1998-2003) : SD Negeri Alue Beureuyeung
SLTP (2004-2006) : SMP Negeri 4 Seunagan
SLTA(2007-2009) : SMA Negeri 2 Seunagan

Pendidikan Non Formal :


 Pelatihan PPA (2010)
 LDK (2009)
MOTTO/PERUNTUKAN

“pengetahuan Niscaya Allah telah menunggukan orang-orang yang beriman di


antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa drajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang di kerjakan” (Qs. Mujahidin : 11).

Ya Allah….
Aku hanya mampu bersyukur. Tafakur dan bersujud kepada Mu semoga
Hari esok yang membentang di depan ku tetap bersama ridha Mu

Ayah dan IBunda yang tercinta…


Hari ini ku muliakan untuk mu, bermula dari kasih sayang dan pengorbanan.

Aku lahir menjadi besar dan mulia sesuai dengan harapan mu


Searif arah mu kujalani kehidupan yang penuh tantangan ini
Dengan hati tegar dan penuh tawakkal, tetes keringat serta do’a mu
Belenggu bagi mu untuk meraih cita-cita…
Do’a mu pintakan ridha untuk ku, kasih sayang mu arahkan aku
Cinta dan kesabaran mu tuntunkan aku
Dan sampai kini aku tetap harapkan restu Ayah dan Ibunda

Hingga akhir sebuah perjalanan telah ku tempuh


Walau melalui lembah dan bukit berbatu
Yang kadang membuat ku dan do’a mu tidak pernah rapuh
Untuk meraih cita-cita
Meskipun hari esok masih sebuah tanda Tanya
Yang belum ku ketahui jawaban…

Dengan ketulusan hati ananda persembahkan karya tulis ilmiah ini kepada yang
mulia Ayahanda “ Bantarullah” dan Ibunda “Nur jani”. Serta yang tersayang
kakanda “Siti Rakibah, A.Ma” Tak lupa kepada teman-temanku “Seperjuangan”
dan lain-lain yang tidak mungkin di sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Ya Allah…
Dengan penuh kerendahan hati aku bermohon ciptakanlah kehidupan
yang lebih baik dan berarti di bandingkan dengan hari kemarin dan
semoga ilmu pengetahuan yang ku peroleh dapat ku aplikasikan untuk
masyarakat,
Bangsa dan Negara.
Amin…Yarabbal “Alamin.

By Saudah
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

berkah, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Analisis Pendapatan Usaha Tape Ubi Di Kabupaten Nagan

Raya”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala

tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan

dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Nani Verawati, SE, selaku Dosen Pembimbing Pertama dan Bapak

Damrus, SE, selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah memberikan

waktunya dalam membimbing penulis menyusun skripsi ini.

2. Ibu Yayuk. EW, SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

3. Bapak Zulbaidi, SP, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku

Umar.

4. Bapak /Ibu penguji yang terdiri dari Bapak Abdul Jamal, SE, M.Si, Bapak

Drs.T.H.Razali Rasyid, Ibu Nani Verawati, SE dan Bapak Damrus, SE.

5. Masyarakat Kabupaten Nagan Raya yang telah memberikan data-data dan

informasi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan staf akademik, atas kesempatan penulis menimba

khasanah ilmu di kampus ini.


7. Terimakasih yang tiada terhingga saya sampaikan kepada kedua orang tua

Penulis yang telah membesarkan, mendidik dan selalu memberi semangat,

dukungan serta do’a restu yang tidak putus-putusnya hingga saya dapat

berbahagia hidup di dunia dan akhirat kelak.

8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Ekonomi Pembangunan serta teman-teman

seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu, mendoakan dan memberi semangat

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan,

untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran

demi kesempurnaan skripsi ini.

Meulaboh, 23 oktober 2014

Penulis,

SAUDAH
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN TUJUAN ....................................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
MOTTO/PERUNTUKAN ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ x

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 4
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tape Ubi ................................................................................................ 6
2.1.1 Pengertian Tape Ubi .................................................................... 6
2.2 Wirausaha ............................................................................................. 7
2.2.1 Pengertian Wirausaha ................................................................. 7
2.2.2 Karakteristik Kewirausahaan ...................................................... 9
2.2.3 Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha ....................................... 10
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Tape Ubi ......... 12
2.2.4.1 Modal ............................................................................... 12
2.2.4.2 Tenaga Kerja ................................................................... 16
2.2.4.3 Bahan Baku ..................................................................... 17
2.2.5 Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha ....... 18
2.2.6 Keberhasilan Usaha ..................................................................... 20
2.3 Produksi ................................................................................................. 22
2.3.1 Pengertian Produksi ................................................................... 22
2.3.2 Fungsi Produksi ........................................................................... 23
2.4 Pendapatan ............................................................................................ 23
2.4.1 Pengertian Pendapatan ................................................................ 23

III. METODE PENELITIAN


3.1 Populasi dan Sampel............................................................................. 25
3.2 Data Penelitian ...................................................................................... 26
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................... 26
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 26
3.3 Model Analisis Data ............................................................................. 27
3.4 Definisi Operasional Variabel.............................................................. 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Statistik Deskriptif Varabel Penelitian ................................................ 28
4.2 Karakteristik Responden ..................................................................... 29
4.2.1 Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin .................. 29
4.2.2 Responden Berdasarkan Status .................................................. 29
4.2.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......................... 30
4.2.4 Variabel Pendapatan (Y) ............................................................. 31
4.2.5 Variabel Modal ( X1) ................................................................. 31
4.2.6 Variabel Tenaga kerja (Jam Kerja) (X2) ................................... 32
4.2.7 Variabel Bahan Baku (X3) ......................................................... 32
4.3 Hasil Pembahasan ................................................................................. 33

V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan................................................................................................ 35
5.2 Saran ...................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 36


LAMPIRAN ....................................................................................................... 38
DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman

1. Jumlah Usaha Tape Ubi di Kabupaten Nagan Raya .................................... 3

2. Keberhasilan Wirausaha ............................................................................... 11

3. Jumlah Populasi dan Jumlah Sampel Usaha Tape Ubi di Kabupaten


Nagan Raya .................................................................................................... 25

4. Jumlah Responden Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin


di Kabupaten Nagan Raya ............................................................................ 29

5. Jumlah Responden Berdasarkan Status di Kabupaten Nagan Raya ......... 30

6. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


di Kabupaten Nagan Raya ............................................................................ 30

7. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan


usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya .................................................. 31
...................................................................................................................
8. Jumlah Modal Usaha Tape Ubi di Kabupaten Nagan Raya ........................ 31

9. Jumlah Tenaga Kerja (Jam kerja) Usaha Tape Ubi


di Kabupaten Nagan Raya ............................................................................ 32

10. Jumlah Bahan Baku Usaha Tape ubi di Kabupaten Nagan Raya ............... 32

11. Hasil Pembahasan ......................................................................................... 33


DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Grafik Analisis Pendapatan Usaha Tape Ubi di Kabupaten


Nagan Raya ....................................................................................... 33
ABSTRAK

Saudah. Analisis pendapatan usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya. Dibawah
bimbingan Nani Verawati dan Damrus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Pendapatan Usaha


Tape Ubi di Kabupaten Nagan Raya. Adapun data dalam penelitian ini
menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari lapangan atau dari para
usaha tape ubi. Penelitian ini menggunakan metode analisis secara kualitatif
deskriptif.
Usaha tape ubi disini merupakan usaha rumahan yang tidak membutuhkan
begitu banyak tenaga kerja karena hanya bisa dikerjakan oleh berapa orang saja.
Usaha tape ubi ini hanya dijalankan oleh setiap keluarga yang tenaga kerjanya
juga anggota keluarga. Pembuatan tape ubi tidak begitu sulit sehingga tidak
dibutuhkan waktu yang lama.
Pembuatan tape ubi ini memakan waktu kurang lebih 24 jam sampai tape
ubi tersebut siap untuk dijual. Penjualan yang dilakukan yaitu para pedagang
mengambil langsung ke tempat usaha tape ubi tersebut yang kemudian dijual
secara berkeliling.
Peningkatan dan penurunan tersebut dipengaruhi oleh hasil penjualan tape
ubi, selain itu peningkatan dan penurunan pendapatan juga dipengaruhi dari hasil
pengolahan bahan pembuatan tape ubi seperti bahan pokok ubi (singkong) dan
ragi. Hasil pengolahan juga menentukan besar kecilnya tingkat penjualan yang
pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh oleh setiap
usaha tape ubi.

Kata Kunci : Modal, Tenaga Kerja (Jam Kerja), Bahan Baku dan Pendapatan
Tape Ubi.

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu hasil pertanian yang menunjukkan peningkatan produksi dan

konsumsinya dari tahun ke tahun adalah beras, yang merupakan bahan makanan

pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain usaha peningkatan produksi

beras, pemerintah juga memperhatikan usaha peningkatan produksi tanaman

pangan lainnya termasuk ketela pohon atau singkong sebagai usaha diversifikasi

menu.

Ubi kayu/Singkong yang juga disebut Kaspe, dalam bahasa Latin disebut

Manihot Esculentan Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandung

karbohidrat. Oleh karena itu singkong dapat digunakan sebagai sumber

karbohidrat di samping beras, selain itu dapat pula digunakan untuk keperluan

bahan baku industri seperti: tepung tapioka, gula pasir, gasohol, protein sel

tunggal, dan asam sitrat. Tepung tapioka dengan kadar amylase yang rendah tetapi

berkadar amylopectine yang tinggi ternyata merupakan sifat yang khusus dari

singkong yang tidak dimiliki oleh jenis tepung lainnya, sehingga tepung tapioka

mempuyai kegunaan yang lebih luas. Selain itu singkong juga digunakan sebagai

bahan makanan cemilan tradisional seperti kripik singkong, kerupuk ubi, kue dan

tape ubi.

Undang-undang No. 25 Tahun 2001 tentang Program Pembangunan

Ekonomi Nasional (Propenas) menyebutkan bahwa dalam jangka menengah

kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan adalah :

1. Peningkatan utilitas kapasitas produksi industri adalah kebijakan


2

pembangunan industri yang mengacu pada pemanfaatan peluang pasar dalam

dapatkan luar negeri berdasarkan potensi yang dimiliki. Dengan demikian,

kebijakan industri diarahkan pada peningkatan utilitas kapasitas produksi,

efisiensi dan daya saing industri.

2. Pengembangan usaha kecil menengah Kebijakan pengembangan usaha kecil

dan menengah diarahkan pada pemberdayaan UKM (Usaha Kecil Menengah)

yang antara lain mencakup :

a. Memprioritaskan pembinaan dan pengembangan UKM – Industri dagang

yang menggunakan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam dan

industri pendukungnya untuk pasar dalam dan luar negeri seperti

argoindustri, kerajinan, keramik, dan gerabah.

b. Memberikan peluang yang lebih besar kepada lembaga profesional

perbankan untuk berpartisipasi aktif.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kebijakan pengembangan dan

pemberdayaan usaha kecil dalam pemulihan ekonomi nasional harus segera

diimplementasikan secara nyata dengan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran,

karena industri kecil ini dapat berfungsi sebagai : Pertama, meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi nasional; Kedua, meningkatkan peluang kesempatan kerja;

Ketiga, pemerataan pendapatan; Keempat, mengurangi perbedaan kemakmuran

antar daerah; dan kelima, struktur perekonomian yang berimbang.

Salah satu usaha yang ada di Kabupaten Nagan Raya adalah usaha tape

ubi. Usaha tape ubi termasuk dalam industri hasil pertanian. Tape ubi

merupakan makanan cemilan di Kabupaten Nagan Raya yang sudah banyak

dipasarkan di seluruh wilayah Kabupaten Nagan Raya, dan beberapa jenisnya


3

sudah dipasarkan di luar Kabupaten Nagan Raya. Sumber bahan baku utama

industri ini didapat dari hasil tani, sehingga industri ini tidak mengalami kesulitan

dalam mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai bahan

baku tape ubi adalah pohon ubi.

Berikut ini tabel data tentang usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya:

Tabel 1
Jumlah Usaha Tape Ubi di Kabupaten Nagan Raya

No Kecamatan Jumlah Usaha


1 Darul Makmur -
2 Tripa Makmur -
3 Kuala -
4 Kuala Pesisir 3
5 Tadu Raya 2
6 Beutong -
7 Beutong Ateu Banggala -
8 Seunagan -
9 Suka Makmue -
10 Seunagan Timur -
Jumlah Total Usaha 5
Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya (27 April 2014)

Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten Nagan Raya memiliki

10 (sepuluh) Kecamatan. Dua kecamatan yang menjalankan usaha tape ubi adalah

Kecamatan Kuala Pesisir dan Kecamatan Tadu Raya. Kecamatan Kuala Pesisir

memiliki usaha tape ubi sebanyak 3 (tiga) usaha. Sedangkan Kecamatan Tadu

Raya memiliki usaha tape ubi sebanyak 2 (dua) usaha. Jumlah total usaha tape ubi

di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 5 (lima) usaha.

Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan di atas, penulis merasa

tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dengan mengangkat judul penelitian

“Analisis Pendapatan Usaha Tape Ubi Di Kabupaten Nagan Raya”.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah analisis pendapatan usaha tape ubi di Kabupaten Nagan

Raya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan penulis adalah

untuk menganalisis pendapatan usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Penulis untuk memberi sumbangan terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan usaha dan ketenagakerjaan.

2. Bagi Akademik hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan

masalah yang sama.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan untuk memberikan masukan dan informasi tambahan yang

berguna bagi perkembangan pendapatan tape ubi di Kabupaten Nagan Raya.

2. Bagi pihak lain penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mendapatkan

pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan lainnya yang mungkin

digunakan untuk penelitian lebih lanjut.


5

1.5 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

Bagian pertama membahas tentang pendahuluan yaitu latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bagian kedua membahas tentang tinjauan pustaka yaitu pengertian Tape

ubi, pengertian wirausaha, pengertian produksi, pengertian pendapatan.

Bagian ketiga membahas tentang metode penelitian yaitu populasi dan

sampel, data penelitian yang terdiri dari jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, model analisis data dan definisi operasional variabel.

Bagian keempat membahas tentang hasil dan pembahasan yaitu statistik

deskriptif variabel dan hasil pembahasan.

Bagian kelima terdiri dari simpulan dan saran.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tape Ubi

2.1.1 Pengertian Tape Ubi

Tape ubi merupakan hasil fermentasi dari ubi kayu. Tape ubi banyak dijual

di pasar-pasar tradisional maupun kios-kios yang ada dipinggir jalan. Tape ubi

mengandung karbohidrat serta mempunyai beberapa kegunaan , seperti dipercaya

dapat menyembuhkan jerawat dan bisul, dapat menghangatkan tubuh karena

mengandung Alkohol (jika kebanyakan dapat memabukkan), dan dapat

menyehatkan kulit, dapat menjadi energi alternatif selain nasi.

Selain itu memperlancar sistem pencernaan, dapat menyembuhkan

penyakit mag dengan cara dikonsumsi pagi-pagi saat bangun tidur, dipercaya

dapat mencegah anemia, obat alternatif untuk mengobati penyakit wasir,

mengobati luka pada penderita diabetes (Tape ubi ditempel pada luka), dapat

menghilangkan noda di wajah jika dikonsumsi setiap hari (1 piring kecil setiap

hari).

Cara membuat tape ubi :

1. Bahan - bahan yang diperlukan:

a. Ubi Kayu

b. Ragi tape

2. Alat - alat :

a. Pisau

b. Kukusan / Panci

c. Bakul bambu / keranjang

d. Daun pisang / kemasan


7

3. Cara membuatnya :

1. Kupas ubi kayu lalu potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan

kemudian cuci;

2. Rendam selama 1~2 jam dalam air bersih lalu kukus selama 30 menit

(tidak perlu ditiris) atau dapat direbus selama 15 menit (harus di tiriskan);

3. Sementara itu Ragi dihaluskan, daun pisang di lap sampai bersih dan di

layukan diatas api, jika menggunakan bakul bambu maka harus dicuci

bersih dan dikeringkan;

4. Ubi yang sudah masak di kukus di dinginkan lalu disusun selapis di dalam

bakul/keranjang yang sudah dilapisi daun pisang, kemudian ditaburi ragi

tipis-tipis. Setelah itu dibuat lagi selapis ubi di atas lapisan sebelumnya,

dan kembali ditaburi ragi. Demikian dilakukan sampai bakul hampir

penuh.

5. Ubi dalam bakul ditutup dengan daun pisang tiga lapis

6. Bakul diletakkan di tempat bersih yang tidak panas dan bebas semut

selama 2 sampai 3 hari sampai ubi menjadi tape.

7. Tape dapat di bungkus / dikemas.

2.2 Wirausaha

2.2.1 Pengertian Wirausaha

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif

yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

sukses (Suryana, 2006, h. 2).

Menurut Machfoedz (2006, h. 57) menyatakan bahwa “seorang


wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar
prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis
8

demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi


pemimpin dari pada menjadi pengikut, untuk itu seorang
wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan
mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat
merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan,
seorang wirausahawan senantiasa dituntut untuk kreatif”.

Menurut Kasmir (2009, h. 16) Orang yang berjiwa berani mengambil

resiko untuk membuka usaha baru dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani

dalam mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai

usaha tanpa diliputi rasa takutatau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Scarborough et.al (2005, h. 97) memberikan konsep


kewirausahaan sebagai berikut: An Entrepreneur is one who
creates a new business in the face of risk and uncertainty for the
purpose of achieving profit and growth by identifying significant
opportunities and assembling the necessary resources to capitalize
on them. Konsep tersebut menceritakan bahwa kewirausahaan
tersebut merupakan keahlian seseorang dalam menciptakan suatu
usaha baru, menghadapi resiko di masa mendatang dan
keahlian bertumbuh untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga
mengalami peningkatan terhadap usaha tersebut.

“Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang

baru dan berbeda (Kasmir, 2006, h. 73).”

Berdasarkan intruksi Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun


1995, tanggal 30 juni 1995 mengemukakan : kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seorang dalam
menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan daya kerja, teknologi, dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar.

Menurut Machfoed (2004, h. 5) perilaku kewirausahaan mempunyai ciri

yang dominan yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik dari teman

sepekerjaan atau pun atasanya, mereka memerlukan kebebasan untuk memilih

dan bertindak menurut presepsinya.


9

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

wirausahya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan didalam melihat

peluang mencari dana serta sumber dana lain yang diperlukan untuk meraih

peluang tersebut dan berani mengambil resikonya dengan tujuan tercapainya

kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

2.2.2 Karakteristik Kewirausahaan

Ada 11 ciri karakteristik kewirausahaan menurut Faisol yang dialih

bahasakan oleh Wahid (2006, h. 28) sebagai berikut:

1. Berani Mengambil Resiko


Wirausaha adalah orang yang berani mengambil resiko yang wajar
yang sudah diperhitungkan, ia optimis akan berhasil, tapi bukan
berarti berhasil atau gagal.
2. Kreatif Dan Inofatif
Wirausaha tidak mudah puas dengan yang telah dicapai, selalu ada
ide atau gagasan untuk mengembangkan yang telah ada. Kalaupun
mereka membuat produk atau membuka jenis usaha yang sama
dengan orang lain tapi bukan karena ikut-ikutan, itu karena mereka
melihat peluangnya masih besar. Mereka akan melakukan
modifikasi, pengembangan penyempurnaan-penyempurnaan agar
lebih menarik konsumen.
3. Mempunyai Visi
Wirausaha yang sukses adalah orang yang visioner, yang memiliki
bayangan atau gambaran masa depan yang akan dicapai. Ia mampu
membuat gambaran tentang wujud masa depan yang akan diraih.
Berdasarkan visi yang diterapkan, ia mampu menyusun rencana dan
strategi untuk mencapainya. Dan dengan tekun melaksanakanya
secara konsisten, meskipun banyak rintangan, kesulitan dan
hambatan ataupun orang lain meragukannya.
4. Mempunyai Tujuan Yang Berkelanjutan
Sebagian dari upaya mencapai harapan masa depan atau visinya,
seorang wirausaha sukses mampu merumuskan tujuan yang jelas,
menantang namun realistis, baik tujuan jangka panjang, menengah
maupun jangka pendek.
5. Percaya Diri
Wirausaha yang sukses mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Ia
optimis (percaya dan yakin) bahwa apa yang dilakukan akan
berhasil sesuai dengan harapan, walaupun banyak orang yang
meragukan. Ketika memulai bisnis, meskipun awalnya kecil-kecilan,
10

ia percaya bahwa yang dilakukan merupakan sesuatu yang tepat


sehingga tanpa ragu berani mewujudkan dan yakin pada saatnya
akan sukses.
6. Mandiri
Seorang wirausaha adalah orang yang mandiri, tidak mau hidupnya
tergantung dengan orang lain. Ia mempunyai keinginan yang kuat
untuk menjadi pemimpin atau bos minimal bagi diri sendiri.
7. Aktif, Enerjik dan Menghargai Waktu
Seorang wirausaha sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah
puas dengan yang sudah ada. Apabila sedang menjalankan
usahanya, tidak puas kalau tidak menggunakan waktu sebaik
mungkin.
8. Memiliki Konsep Diri Positif
Wirausaha sejati adalah orang yang memiliki konsep positif. Ia
adalah orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik sangat
berguna bagi diri atau usahanya.
9. Berpikir Positif
Berfikir positif bagian dari sikap hidup sehari-hari seorang
wirausaha berhasil. Ia senantiasa membiasakan diri bersikap dan
berperilaku positif terhadap konsumen, karyawan, pesaing, mitra
bisnis, serta kegagalan yang pernah menimpanya.
10. Bertanggung Jawab Secara Pribadi
Seorang wirausahawan sejati, apabila kurang atau belum berhasil
mencapai tujuan usahanya, maka ia tidak begitu mudah
menyalahkan faktor-faktor diluar dirinya, seperti orang lain yang
bersalah, mesin, kebijakan pemerintah yang kaku dan sebagainya.
11. Selalu Belajar Dan Mengumpan Balik
Apabila mengalami kepahitan dalam usahanya, seorang
wirausahawan sejati tidak mudah begitu saja meloncat ke usaha
lain yang sama sekali berbeda. Ia akan berusaha mengumpulkan
informasi dan mempelajari faktor-faktor apa saja dari dalam diri
dan dari luar diri yang menyebabkan kegagalanya.

2.2.3 Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide

atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi

resiko, baik waktu maupun uang.

Menurut Suryana (2006, h. 67) penyebab keberhasilan berwirausaha yaitu:

1. Kemampuan dan kemauan.


Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan
orang yang memiliki kemauan tetapi tidak mempunyai kemampuan,
11

keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.


2. Tekad yang kuat dan kerja keras.
Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja
keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad
yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada
kesempatan.
Tabel 2
Keberhasilan Wirausaha
Sifat yang berbeda dengan orang pada
Karakter
umumnya
Pengendalian diri Menyukai pengendalian segala sesuatu yang
mereka kerjakan
Tidak suka berpangku Menyukai aktivitas yang berorientasi pada
Tangan kemajuan
Motivasi Termotivasi oleh hasrat untuk mencapai
kesuksesan
Mampu menganalisis Menganalisa setiap opsi untuk menjamin
Kesempatan keberhasilan dan mengurangi resiko
Pemikir yang kreatif Selalu mencari cara yang lebih baik
dalam mengerjakan sesuatu
Percaya diri Menyadari arti kehidupan peribadi lebih
penting dari kehidupan bisnis
Mampu menyelesaikan Selalu memilih alternateif terbaik untuk
Persoalan menyelesaikan persoalan yang timbul
Pemikir yang objektif Tidak takut mengaku jika melakukan
kesalahan.
Sumber : Mahmud, machfoedz (2004, h. 5)

Menurut kasmir (2009, h. 27) keberhasilan atas usaha yang dijalankan

memang merupakan harapan pengusaha.

Berikut adalah beberapa ciri wirausahaawan yang dikatakan berhasil :

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas.

Hal ini berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang dapat dituju

sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan.

2. Inisiatif dan selalu proaktif.

Pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi tetapi terlebih dahulu

memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.


12

3. Berorientasi pada prestasi.

Pengusaha yang sukses selalu selalu mengejar prestasi lebih baik daripada

prestasi sebelumnya.

4. Berani mengambil resiko.

Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun

dan dimana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu, karena dengan

demikian wirausaha akan mencapai tujuannya.

5. Kerja keras.

Kadng-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.

Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya.

6. Bertanggung jawab.

Atas segala aktivitas yang dijalankannya baik sekarang maupun yang akan

datang.

7. Komitmen kepada berbagai pihak.

Merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati.

8. Mengembangkan dan memelihara.

Meru pak an hubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun

tidak.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Tape Ubi

2.2.4.1 Modal

Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam

modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang,

melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang
13

dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”.

Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang

yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan

yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah

bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan.

Yang menjadi persoalan disini bukanlah penting tidaknya modal, karena

keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola

modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar

(Amirullah, 2005, h. 7).

Kemudian menurut Anoraga (2007, h. 198) sumber dana perusahaan

(modal) dibagi menjadi dua yaitu :

1. Sumber dana dari dalam perusahaan itu sendiri meliputi :


a. Penggunaan laba perusahaan
b. Penggunaan cadangan
c. Penggunaan laba yang tidak di bagi
2. Sumber dana dari luar perusahaan meliputi :
a. Dari pihak pemilik dalam bentuk saham
b. Dari pinjaman (baik pinjaman jangka pendek maupun jangka
panjang)

Menurut Rosyidi (2009, h. 58) pengertian capital (modal) semacam itu

sebenarnya hanyalah merupakan salah satu saja dari pengertian modal seluruhnya,

sebagai mana yang sering dipergunakan oleh para ahli ekonomi. Sebab, modal

juga mencakup arti uang yang tersedia didalam perusahaan untuk membeli mesin-

mesin serta faktor produksi lainnya.

Menurut Kasmir (2009, h. 83) menjelaskan bahwa modal merupakan

biaya untuk pendirian perusahaan mulai dari persiapan yang diperlukan sampai

perusahaan tersebut berdiri.


14

Menurut Noor (2007, h. 344) memberikan pengertian tentang modal

(pendanaan) adalah pemenuhan kebutuhan dana untuk kebutuhan bisnis yang

biasanya sudah dihitung dalam studi kelayakan.

1) Modal Sendiri
Menurut Mardiyatmo (2008, h. 78) mengatakan bahwa modal
sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri.
Modal sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan
lain sebagainya.
Kelebihan modal sendiri adalah:
a) Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga
tidak menjadi beban perusahaan;
b) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh
dari setoran pemilik modal;
c) Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang
relatif lama;
d) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang
ditanamkan pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah
seandainya pemilik modal mau mengalihkan kepihak lain.
Kekurangan modal sendiri adalah:
a) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu
sangat tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif terbatas.
b) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik
baru (calon pemegang saham baru) sulit karena mereka akan
mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya.
c) Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan
modal sendiri motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan modal asing.

2) Modal Asing (Pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh

dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Keuntungan

modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam

jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya

timbul motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha dengan

sungguh-sungguh. Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:


15

a) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta maupun

pemerintah atau perbankan asing.

b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal

ventura, asuransi leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan

lainnya.

c) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.

Kelebihan modal pinjaman adalah:

a) Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal

pinjaman ke berbagai sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan layak,

perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak pihak berusaha menawarkan

dananya ke perusahaan yang dinilai memiliki prospek cerah.

b) Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal

sendiri. Jika menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk memajukan

usaha tinggi, ini disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk

mengembalikan pinjaman. Selain itu, perusahaan juga berusaha menjaga

image dan kepercayaan perusahaan yang memberi pinjaman agar tidak

tercemar.

Kekurangan modal pinjaman adalah:

a) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman

yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban

untuk membayar jasa seperti: bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan

komisi, materai dan asuransi.

b) Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu

yang telah disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami
16

likuiditas merupakan beban yang harus ditanggung.

c) Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang

mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan

menjadi beban moral atas utang yang belum atau akan dibayar (Kasmir, 2007,

h. 91).

2.2.4.2 Tenaga Kerja

Pengertian Tenaga Kerja berdasarkan Undang Undang dan Jenis

Perlindungan - Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 13 tahun 2003

tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

masyarakat.

Menurut Simanjuntak (2007, h. 87), “tenaga kerja mencakup penduduk

yang sudah dan sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan

kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja,

bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun tidak bekerja, mereka

dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja”.

Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang ingin dan yang benar-benar

menghasilkan barang dan jasa (BPS, 2008, h. 7). Angkatan kerja terdiri dari:

1. Golongan yang bekerja.

2. Golongan yang menganggur dan mencari kerja.

Sedangkan kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri dari:


17

1. Golongan yang bersekolah.

2. Golongan yang mengurus rumah tangga.

3. Golongan lain-lain atau yang menerima pendapatan.

Angkatan kerja yang digolongkan bekerja (BPS, 2008, h. 13) adalah:

1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan pekerjaan

dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau

keuntungan yang lamanya bekerja paling sedikit satu jam selama seminggu

yang lalu.

2. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan

pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam adalah:

a. Pekerja tetap, pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang


sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir
ataupun perusahaan menghentikan kegiatan sementara.
b. Petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak
bekerja karena menunggu hujan untuk menggarap sawah.
c. Orang-orang yang bekerja di bidang keahlian seperti dokter,
tukang cukur, dalang, dan lain-lain.
Angkatan kerja yang digolongkan menganggur dan sedang
pencari pekerjaan (BPS, 2007, h. 17):
1. Mereka yang belum pernah bekerja pada saat sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan.
2. Mereka yang pernah bekerja pada saat pencacahan, sedang
menganggur dan berusaha mencari pekerjaan.
3. Mereka yang dibebas tugaskan dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan.

Menurut Widjaja (2000, h. 87) mendefinisikan tenaga kerja adalah semua

golongan yang bekerja atau dengan istilah sekarang golongan karyawan baik yang

bekerja pada pemerintah maupun yang bekerja pada swasta.

2.2.4.3 Bahan Baku

Menurut Kholmi (2003, h. 29) “bahan baku adalah merupakan bahan yang

membentuk bagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan
18

manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan

sendiri”.

Menurut Kholmi (2003, h. 172) bahan baku memiliki beberapa faktor yang

perlu diperhatikan, yaitu :

1. Perkiraan pemakaian
Merupakan perkiraan tentang jumlah bahan baku yang akan
digunakan oleh perusahaan untuk proses produksi pada periode
yang akan datang.
2. Harga bahan baku
Merupakan dasar penyusunan perhitungan dari perusahaan yang
harus disediakan untuk investasi dalam bahan baku tersebut.
3. Biaya-biaya persediaan
Merupakan biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk pengadaan
bahan baku
4. Kebijaksanaan pembelanjaan
Merupakan faktor penentu dalam menentukan berapa besar
persediaan bahan baku yang akan mendapatkan dana dari
perusahaan.
5. Pemakaian sesungguhnya
Merupakan pemakaian bahan baku yang sesungguhnya dari periode
lalu dan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.
6. Waktu tunggu
Merupakan tenggang waktu yang tepat maka perusahaan dapat
membeli bahan baku pada saat yang tepat pula, sehingga resiko
penumpukan ataupun kekurangan persediaan dapat ditekan
seminimal mungkin.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan baku merupakan

bahan yang utama didalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang

jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan

digunakan untuk proses produksi.

2.2.5 Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha

Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-


kata yang berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003. h. 121),
manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang
berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi),
dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan
yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan
19

organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha


menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk
menghasilkan barang atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut
tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.

Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada

dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan

memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.

Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang

terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan

komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya,

sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa

fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran,

kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan

evaluasi serta umpan balik.

Menurut Darmawan (2004, h. 101), terdapat 10 formulasi strategi yang

disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses sebuah

usaha kecil. Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menjadi objektif.
Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan
sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya
adalah hal yang mendasar.
2. Membuat sederhana dan terfokus.
Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan
sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan
keuntungan adalah hal yang paling utama.
3. Fokus pada pasar yang menguntungka n.
Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh persediaan
barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan dari pemilihan
kelompok pelanggan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran.
Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan
menjual kepada pelanggan.
20

5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif.


Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan, pengaturan dan
motivasi sebuah tim pemenang.
6. Membuat catatan keuangan yang jelas.
Usaha kecil perlu memiliki catatan asset, liabilitas, penjualan,
biaya dan informasi akunting lainnya untuk kelangsungan hidup
dan keberhasilan usaha.
7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas.
Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil.
8. Menghindari perangkap pertumbuhan yang cepat.
Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9. Mengerti seluruh fase bisnis.
Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha kecil
tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.
10. Merencanakan ke depan.
Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis pencapaian
sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang produktif.

2.2.6 Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan Wira

Usaha Baru” (2005, h. 112), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan

usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan

bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari

perusahaan tersebut bertambah.

Sedangkan menurut Anoraga (2004, h. 73), Apapun pilihan usaha


baru yang diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha
harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan
menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business plan
merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang
menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran
dari pengusaha dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta
keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun
berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi
pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber
daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan
memulai menyusun rencana dengan pertama menyusun rencana
pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen
(yang berhubungan dengan personalia) dan rencana keuangan.
21

Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan

usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Dalimunthe,

2003, h. 112).

1. Keuntungan usaha

Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan sebuah produk.

Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai

2. Jumlah penjualan

Jumlah penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa. Jumlah

penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.

3. Pertumbuhan usaha

Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu.

Pertumbuhan ini diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama

baik.

Membangun usaha agar berhasil tidak cukup hanya dengan naluri dan

insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang. Dalam

membangun strategi bisnis, perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui

profesionalisme. Profesionalisme berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi,

mempunyai moral yang baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen

terhadap pekerjaan dan tanggung jawab.

Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja keras dan

prestasi. Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk

memberikan yang terbaik bagi keberhasilan usaha.

Keberhasilan usaha juga akan tercapai bila mampu menjaga keseimbangan

dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis dan budaya organisasi. Juga
22

harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi, serta semua

kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan.

2.3 Produksi

Produksi merupakan kegiatan untuk meningkatkan manfaat suatu barang.

Untuk meningkatkan manfaat tersebut diperlukan bahan yang disebut faktor

produksi. Sesuai dengan asumsi bahwa sumber-sumber ekonomi (faktor produksi)

bersifat jarang maka faktor-faktor produksi harus dikombinasikan secara baik atau

secara efisien sehingga dicapai kombinasi faktor dengan biaya yang paling rendah

(least cost combination). Secara konvensional, faktor produksi di golongkan

menjadi faktor tenaga kerja (L) dan faktor produksi modal (K) (Soeharno, 2009. h.

4).

2.3.1 Pengertian Produksi

Produksi di dalam suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan yang cukup

penting. Bahkan di dalam berbagai macam pembicaraan dikatakan bahwa

produksi adalah merupakan dapurnya perusahaan. Apabila kegiatan produksi

dalam suatu perusahaan berhenti, maka perusahaan tidak dapat memproduksi.

Demikian pula seandainya terdapat berbagai macam hambatan yang

mengakibatkan tersendatnya kegiatan produk dalam suatu perusahaan tersebut,

maka kegiatan di dalam perusahaan tersebut akan terganggu pula. Sedemikian

pentingnya kegiatan produksi dalam suatu perusahaan ini, sehingga dengan

demikian sudah menjadi hal yang sangat umum jika perusahaan-perusahaan akan

selalu mempertahankan kegiatan produksi dalam perusahaannya tersebut.


23

2.3.2 Fungsi Produksi

Menurut Ahyan (2006, h. 23) ada empat fungsi terpenting dalam produksi

adalah sebagai berikut :

a. Proses Pengolahan
Proses pengolahan merupakan metode atau teknik yang digunakan
untuk pengolahan masukan atau input.
b. Jasa-Jasa Penunjang
Jasa-jasa penunjang merupakan sarana yang berupa
pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode
yang dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan
dalam periode atau kurun waktu tertentu.
c. Perencanaan
Perencanaan merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari
kegiatan dan operasi yang akan dilaksanakan dalam periode
atau kurun waktu tertentu.
d. Pengendalian atau Pengawasan
Pengendalian atau pengawasan merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan sehingga
maksud dan tujuan penggunaan dan pengelolaan masukan atau input
pada kenyataannya dapat terlaksanakan.

2.4 Pendapatan

2.4.1 Pengertian Pendapatan

Menurut Sukirno (2006, h.47), pendapatan adalah jumlah penghasilan

yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu

baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Beberapa klasifikasi

pendapatan antara lain :

a. Pendapatan Pribadi/Personal Income yaitu semua jenis pendapatan yang

diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk

suatu negara.
24

b. Pendapatan Disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus

dibayarkan oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dari pendapatan

tersebut yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

c. Pendapatan Nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang

diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Kabupaten Nagan Raya memiliki sepuluh (10) kecamatan yaitu kecamatan

Darul Makmur, kecamatan Tripa Makmur, kecamatan Kuala, kecamatan Kuala

Pesisir, kecamatan Tadu Raya, kecamatan Beutong, kecamatan Beutong Ateuh

Banggalang, kecamatan Seunagan, kecamatan Suka Makmue, dan kecamatan

Seunagan Timur. Dua kecamatan di antaranya yaitu kecamatan Kuala Pesisir dan

kecamatan Tadu Raya merupakan kecamatan yang mempuyai usaha tape ubi yang

masyarakatnya mencari rezeki dengan bekerja di usaha tape ubi tersebut, untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Dari sepuluh (10) kecamatan yang ada di Kabupaten Nagan Raya, penulis

mengambil dua (2) kecamatan yang memiliki usaha tape ubi yaitu kecamatan

Kuala Pesisir dan Tadu Raya sebagai sampel penelitia. Karena dua kecamatan ini

yang memiliki usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya dan sudah banyak di

pasarkan di seluruh wilayah Kabupaten Nagan Raya, dan beberapa jenisnya sudah

di pasarkan di luar Kabupaten Nagan Raya. Selanjutnya penulis

melakukananalisis data yang bertujuan untuk mengetahui berapa besar Faktor-

faktor yang mempengaruhi usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya.

Dari hasil analisis data yangdigunakan adalah untuk membuktikan

hipotesis tersebut benar adanya, Kecamatan Kuala Pesisir dan Tadu Raya

merupakan kecamatan di Kabupaten Nagan Raya yang sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai bekerja di usaha tape ubi.


29

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya

yang telah dilakukan penelitian, maka perlu dikemukakan responden berdasarkan

umur responden, jenis kelamin, pendidikan, status responden, jumlah pendapatan,

jumlah modal, jumlah tenaga kerja ( jam kerja) dan jumlah bahan baku yang

diperoleh responden selama satu bulan.

4.2.1. Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Hasil penelitian yang didapatkan jumlah responden berdasarkan umur dan

jenis kelamin di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4
Jumlah Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014
Jenis Persentase (%)
Umur Responden Jumlah Responden
No Kelamin
( Tahun) (Orang)
L P
1 27 – 32 - 1 1 20
2 33 – 38 2 - 2 40
3 39 – 44 1 - 1 20
4 >45 1 - 1 20
Total 5 100
Sumber : Data Primer ( diolah April 2014)

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa semua jumlah responden terdiri

dari laki-laki dan perempuan, dimana sebagian besar responden usaha tape ubi

berada pada usia yang produktif. Usia paling rendah antara 27 – 32 tahun hanya

terdapat 1 atau 20 % orang responden. Usia tertinggi diatas 45 tahun hanya 1 atau

20% orang responden di Kabupaten Nagan raya.

4.2.2. Responden Berdasarkan Status

Status responden bervariasi, dimana jumlah responden berdasarkan status

di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


30

Tabel 5
Jumlah Responden Berdasarkan Status
di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014
No Status Jumlah Responden ( Orang) Persentase (%)
1 Belum Kawin - -
2 Kawin 5 100
Total 5 100
Sumber : Data Primer (diolah April 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 5jumlah orang

responden memiliki status yang sama, dimana jumlah orang responden rata-rata

memiliki status sudah kawin sebanyak 5 orang responden atau 100% pada usaha

tape ubi di Kabupaten Nagan Raya.

4.2.3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir rata-rata responden usaha tape ubi bervariasi, dimana

jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir pada usaha tape ubi di

Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6
Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Di Kabupaten Nagan Raya
No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
1 Tidak Tamat SD - -
2 SD 1 20
3 SLTP 2 40
4 SLTA 2 40
5 Akademi/Universitas - -
5 100
Sumber : Data Primer (diolah April 2014)

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 5 orang responden

pendidikan terakhir responden bermacam-macam diantaranya tingkat pendidikan

yang tamatan SD berjumlah 1 orang responden atau 20%. Tingkat pendidikan

SLTP berjumlah 2 orang responden atau 40%. Sementara tingkat SLTA

berjumlah 2 orang responden atau 40% pada usaha tape ubi di Kabupaten Nagan

Raya.
31

4.2.4. Variabel Pendapatan

Variabel pendapatan dari 5 responden usaha tape ubi di Kabupaten Nagan

Raya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7
Jumlah Pendapatan Respoden Usaha Tape Ubi
Di Kabupaten Nagan Raya
No Pendapatan (Rupiah) Jumlah Responden (Orang)
1 2.500.000 – 3.000.000 2
2 3.100.000 – 4.000.000 1
3 4.100.000 – 5.000.000 -
4 5.100.000 – 6.000.000 2
5 >6.500.000 -
Jumlah 5
Sumber : Data Primer (diolah April 2014)

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan perbulan yang

diperoleh responden paling rendah antara Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000 hanya

terdapat 2 orang responden. Sementara jumlah pendapatan antara Rp 3.100.000 –

Rp 4.000.000 hanya terdapat 1 orang responden yang memiliki jumlah

pendapatan menengah. Sedangkan jumlah pendapatan paling tinggi antara Rp

5.100.000 – 6.000.000 hanya diperoleh 2 orang responden pada usaha tape ubi di

Kabupaten Nagan Raya.

4.2.5. Variabel Modal

Variabel modal untuk usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8
Jumlah Modal Usaha Tape Ubi
Di Kabupaten Nagan Raya

No Modal (Rupiah) Jumlah Responden (Orang)


1 2.000.000 – 2.500.000 2
2 2.600.000 – 3.500.000 2
3 3.600.000 – 4.000.000 1
Jumlah 5
Sumber : Data Primer (diolah April 2014)
32

Pada tabel 8 dapat dilihat jumlah modal dari 5 orang responden

menunjukkan bahwa modal terendah sebesar Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000

sebanyak 2 orang responden. Jumlah modal menengah sebesar Rp 2.600.000 – Rp

3.500.000 sebanyak 2 orang responden. Sedangkan jumlah modal tertinggi

sebesar Rp 3.600.000 – Rp 4.000.000 sebanyak 1 orang responden.

4.2.6. Variabel Tenaga Kerja (Jam Kerja)

Variabel tenaga kerja (jam kerja) usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9
Jumlah Tenaga Kerja (Jam Kerja) Usaha Tape Ubi
Di Kabupaten Nagan Raya
No Tenaga Kerja (Jam Kerja) Jumlah Responden (Orang)
1 7 3
2 8 2
3 >9 -
Jumlah 5
Sumber : Data Primer ( diolah April 2014)

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja (jam kerja) pada

usaha tape ubi bervariasi, dimana pada jam kerja rata-rata 7 jam terdapat 3 orang

responden. Selanjutnya pada jam kerja rata-rata 8 jam terdapat 2 orang responden

pada usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya.

4.2.7. Variabel Bahan Baku

Bahan baku usaha tape ubi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10
Bahan Baku Usaha Tape Ubi
Di Kabupaten Nagan Raya
No Bahan Baku (Kg) Jumlah Responden
1 50 – 100 4
2 101 – 151 1
3 >152 -
Jumlah 5
Sumber : Data Primer (diolah April 2014)
33

Berdasarkan hasil tabel 10 dapat dilihat bahwa jumlah bahan baku

bervariasi, dimana pada bahan baku antara 50 – 100 kg terdapat 4 orang

responden. Sementara pada bahan baku antara 101 – 151 kg terdapat 1 orang

responden

4.3. Hasil Pembahasan

Berikut hasil pembahasan yang telah didapat dari hasil penelitian lapangan

yaitu sebagai berikut:

Tabel 11
Analisis Pendapatan Usaha Tape Ubi di Kabupaten Nagan Raya
No Pendapatan (Rp) f %
1 2.500.000 – 3.000.000 2 40
2 3.100.000 – 4.000.000 1 20
3 4.100.000 – 5.000.000 - -
4 5.100.000 – 6.000.000 2 40
5 >6.500.000 - -
Sumber: Data primer (data diolah 2014)

Berdasarkan pendapatan pada tabel di atas maka dapat dilihat pada grafik

berikut ini:

Grafik Pendapatan Usaha Tape Ubi


45
40
35
30
Persentase

25
20
15 %
10
5
0
2.500.000 – 3.100.000 – 4.100.000 – 5.100.000 – >6.500.000
3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000
Pendapatan
34

Grafik diatas menunjukkan bahwa ke 5 (lima) usaha tape ubi mengalami

kenaikan dan penurunan pendapatan yang bervariasi. Kenaikan dan penurunan

pendapatan tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat penjualan tape ubi.

Apabila penjualan tape ubi banyak yang terjual dan banyak pelanggan dengan

harga yang telah di tetapkan oleh usaha maka besar pula pendapatan yang

diperoleh pada usaha tersebut, tetapi apabila penjualan tape ubi kecil maka

pendapatan yang diperoleh juga kecil.


V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa analisis pendapatan usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya

mengalami peningkatan dan penurunan yang sangat bervariasi. Peningkatan dan

penurunan tersebut dipengaruhi oleh hasil penjualan tape ubi, selain itu

peningkatan dan penurunan pendapatan juga dipengaruhi dari hasil pengolahan

bahan pembuatan tape ubi seperti bahan pokok ubi (singkong) dan ragi. Hasil

pengolahan juga menentukan besar kecilnya tingkat penjualan yang pada akhirnya

menentukan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh oleh setiap usaha tape ubi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran untuk para

pemilik usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya bahwa pihak yang terkait agar

dapat melakukan penyuluhan atau pengawasan terhadap usaha tape ubi agar lebih

baik sehingga hasil produksi tape ubi juga dapat semakin meningkat. Selanjutnya

kepada para usaha tape ubi di Kabupaten Nagan Raya untuk lebih meningkatkan

lagi produksinya serta mampu menarik para konsumen agar tertarik dengan hasil

produksi yang usaha tape ubi miliki, sehingga dapat meningkatkan pendapatan

usaha tape ubi.


36

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2004. Koperasi, Kewirausahaan Dan Usaha Kecil, Penerbit


RinekaCipta,Jakarta.

--------------------------- 2007. Pengantar Bisnis Pengelolaan Bisnis Dalam Era


Globalisasi. Rineka Cipta, Jakarta.

Amirullah.2005.PengembanganWiraUsahaBaru,Yayasan
Humaniora&AsianCommunity Trust(ACT),Medan.

Ahyan, Agus.2006.ManajemenProduksiPerencanaanSistem Produksi.BPFE,


Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2007. Kabupaten Nagan Raya Dalam Angka.

-----------------------------------. 2008. Kabupaten Nagan Raya Dalam Angka.

-----------------------------------. 2013. Kabupaten Nagan Raya Dalam Angka.

Darmawan. 2004. Kiat Sukses Berwirausaha, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Kasmir.2009.Kewirausahaan.PTRajaGrafindoPersada,Jakarta.

Kholmi, Masiyal. 2003. Kiat Sukses Berwirausaha, Penerbit PT Grasindo,


Jakarta.

Machfoedz, Mahmud. 2006. Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan


Implementasi,BPFEYogyakarta,Yogyakarta.

Wahid, Mudjiarto Aliaras. 2006. Membangun Karakter Dan


KeperibadianKewirausahaan.GRAHAILMU,Yogyakarta.

Nawawi.2003.Pengantar Kewirausahaan
danManajemenBisnisKecil.PenerbitPT.Prenhallindo,Jakarta.

Nasution,DarmaPutra,et.al.2005.PengembanganWiraUsahaBaru,Yayasan
Humaniora&AsianCommunity Trust(ACT),Medan.

Noor, Faisal Henry. 2007. Ekonomi Manajerial. PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
37

Scarborough, et.al.2005.KewirausahaanManajemenUsahaKecil.Penerbit
SalembaEmpat,Jakarta.

Simanjuntak, Payaman.2007. MetodologiPenelitian Bisnis,CV.Alfabet,Bandung.

Soeharno. 2009. Teori Mikro Ekonomi. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses


MenujuSukses.EdisiRevisi.SALEMBAEMPAT,Jakarta.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2001 tentang Program Pembangunan Ekonomi


Nasional (Propenas).

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Anda mungkin juga menyukai