Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKONOMI INTERNASIONAL

AREA PERDAGANGAN BEBAS


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional

Dosen pengampu:

Drs. Joko Widodo, M.M

Novita Nurul Islami, S.Pd., M.Pd

Kelompok 8:

Aldzar Ralvin (180210301120)


Septyana Surya Pratiwi (180210301125)
Marisafitri Qurotul Aininingsih (180210301135)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa mengerjakan makalah yang berjudul
“Area Perdagangan Bebas” dengan tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kami yaitu Nabi Muhammad SAW.
Terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah ikut berkontribusi dalam
menyelesaikan makalah ini, dengan memberikan ide-ide dan menyusun makalah ini dengan
sebaik mungkin.
Kami berharap makalah ini dapat membantu menambah wawasan pembaca. Namun
terlepas dari itu kami mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami
mohon kritik dan saran yang bersifat membantu atau membangun supaya dikemudian hari kami
bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

Jember, 29 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Area Perdagangan Bebas.................................................................................................6
2.2 Contoh Kerjasama Internasional........................................................................................................8
2.3 Keuntungan Perdagangan Bebas.....................................................................................................13
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................15
3.2 Saran................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada prinsipnya manusia merupakan produsen sekaligus konsumen dari setiap produk yang
diciptakannya. Karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas, maka manusia tidak pernah
berhenti melakukan produksi suatu barang dan menggunakan produk yang dibutuhkannya.
Namun, segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan demi pemenuhan kebutuhan manusia yang
tidak terbatas ini rupanya mengalami kekurangan sehingga barang yang diperlukan kerap kali
tidak terdapat di sekitar wilayahnya, keadaan ini memaksa manusia untuk melakukan hubungan
kerja sama antar manusia-manusia lainnya baik dalam pengadaan sumberdaya, maupun hanya
untuk saling menukarkan barang kebutuhannya.
Kerja sama yang dilakukan manusia dengan manusia lainnya dengan cara melakukan
transaksi kita sebut dengan nama perdagangan. Perdagangan erat kaitannya dengan permintaan
dan penawaran yaitu usaha seseorang untuk menawarkan produk kepada seseorang lainnya demi
memperoleh keuntungan. Dalam hukum ekonomi kita mengenal adanya kaitan antara
“penawaran/ supplay” dan “permintaan/ demand”. Hukum ini menyatakan “Bila penawaran
terhadap suatku produk tetap/ turun sementara permintaan naik, maka harga produk akan naik/
mahal. Sebaliknya bila penawaran naik sementara permintaan turun, maka harga produk akan
turun/ murah”. Sebagai contoh misalkan stok sebuah kerudung Muslimah di pasaran terbatas
sementara banyak konsumen yang menyukai kerudung tersebut dan ingin membelinya, maka
harga kerudung tersebut akan melonjak tinggi. Tetapi jika kehadiran kerudung Muslimah tidak
terbatas dan diproduksi dalam jumlah besar sementara peminatnya kurang maka kerudung
tersebut akan mengalam penurunan harga demi mengimbangi agar lakunya kerudung tersebut.
Perdagangan pun dilakukan dalam hubungan regional antar negara yang umumnya kita
mengenal dengan kegiatan ekspor impor barang. Pelaksanaan perdagangan regional antar negara
dalam kaitannya masalah masuknya suatu produk ke suatu negara, tentunya harus melewat
sistematika perizinan yang prosesnya cukup rumit dengan penjagaan yang ketat dari beberapa
instansi yang menangani masalah tersebut. Instansi yang menangani perizinan masuknya barang
dari pelabuhan ialah Bea Cukai. Namun pada kenyataannya akhir-akhir ini banyak produk luar
yang masuk ke negara kita dengan bebas tanpa melewati izin lagi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian area perdagangan bebas?
2. Apa saja contoh kerjasama internasional?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian perdagangan bebas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian area perdagangan bebas
2. Untuk mengetahui contoh kejasama internasional
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian perdagangan bebas
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Area Perdagangan Bebas
Ide penyatuan ekonomi kawasan dimunculkan oleh Mundell (1961). Ia berpendapat
bahwa beberapa kawasan dapat bergabung menjadi satu dan mengadopsi satu mata uang yang
sama (single currency). Mundell mengusulkan suatu sistem dimana mata uang tidak
digambarkan oleh karakter suatu negara, tetapi oleh suatu area dimana mobilitas faktor-faktor
produksi memiliki derajat mobilitas yang tinggi. Dalam kawasan perdagangan bebas terjadi
perlakuan diskriminatif antara negara-negara anggota dengan negara-negara diluar anggota blok
perdagangan dalam melakukan perdagangan, sehingga akan memberikan dampak kreasi dan
dampak diversi bagi negara-negara anggota.

Perkembangan terbaru tentang blok-blok perdagangan regional adalah dengan banyaknya


perjanjian kesepakatan baru yang ditandatangani sejak tahun 1990 tentang kesepakatan
perdagangan preferential (Preferential Trade Arragement/PTA). PTA adalah suatu persetujuan
diantara dua negara atau lebih dimana tarif yang berlaku diantara mereka adalah lebih rendah
dari produk yang diperdagangkan dengan negara luar.

Area perdagangan bebas merupakan bentuk intregrasi ekonomi dengan kondisi seluruh
hambatan perdagangan dihapus bagi para anggotanya, tetapi tiap-tiap negara tetap memakai
hambatan dagangannya dengan negara bukan anggotanya. Contoh terbaiknya adalah European
Free Trade Association (EFTA), yang dibentuk pada 1960 oleh Inggris, Australia, Denmark,
Norwegia, Portugal, Swedia, dan Swiss, North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang
dibentuk oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko pada 1993, dan Southern Common Market
(Mercosur) yang dibentuk oleh Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay pada 1991.

Secara teoritis, Salvatore (1997:338) dan Grifin dan Pustay (2002) mendefinisikan
kawasan perdagangan bebas (Free Trade Area), yaitu dimana semua hambatan perdagangan tarif
maupun non-tarif diantara negara-negara anggota dihilangkan sepenuhnya, namun masing-
masing negara anggota tersebut masih berhak menentukan sendiri apakah mempertahankan atau
menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan terhadap negara-negara diluar
negara.

Namun apabila dinegara anggota FTA tidak terjadi hubungan dagang yang insentif
dikawasan tersebut tetapi lebih banyak berdagang dengan negara diluar anggota FTA, akan
terjadi penurunan volume perdagangan sehingga akan menurunkan kesejahteraan masyarakat
negara anggota dalam kawasan FTA.

Secara umum, indikator yang digunakan untuk mengetahui integrasi ekonomi


internasional ada dua cara, yaitu dengan menggunakan 1) pendekatan yang memfokuskan pada
harga dan 2) pendekatan yang memfokuskan pada kuantitas.

Pendekatan yang memfokuskan pada harga, pengukuran integrasi ekonomi berdasarkan


harga lebih disukai oleh para cendikiawan untuk mempertimbangkan suatu ukuran secara
aksioma, yaitu pemenuhan dengan hukum satu harga (law of one price/LOP) didalam pasar
yang secara geografis berbeda. Asumsi dari LOP memungkinkankita untuk mengukur
kemampuan dari integrasi dengan cara menghapuskan perbedaan harga komoditas dan modal
(asset) di wilayah yang berbeda pada pasar persaingan sempurna. Akan tetapi, metode ini
terkadang menyesatkan karena banyaknya jenis barang yang beredar diantara satu wilayah
dengan wilayah lainnya (heterogenous goods) yang menimbulkan kesulitan dalam menentukan
harga. Pendekatan yang memfokuskan pada kuantitas. Cara yang paling umum atau cara yang
biasa digunakan untuk mengukur integrasi ekonomi berdasarkan kuantitas adalah tingkat
keterbukaan (degree of openness). Metode ini menggunakan total perdagangan antara satu
wilayah dan wilayah lainnya sebagai indikator keterbukaan dan dibagi dengan GNP (gross
domestic product). Walaupun metode ini menyediakan pendekatan yang sederhana, namun
metode ini tidak lepas dari kekurangan. Pertama, metode ini tidak memperdulikan adanya
perbedaan ukuran ekonomi. Misalnya suatu daerah yang luas pasti memiliki peranan sektor-
sektor ekonomi yang lebih besar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) daripada daerah yang
memiliki wilayah yang kecil dimana peranan sektor-sektor ekonominya kecil terhadap PDB
(Produk Domestik Bruto). Kedua, tingkat keterbukaan menjadi lebih tepat ketika jumlah dan segi
penting dari koneksi perdagangan masing-masing negara dan mempunyai aspek integrasi yang
relevan dengan dunia lainnya, karena indikator keterbukaan tidak memperdulikan permasahan
ini.
2.2 Contoh Kerjasama Internasional
 Amerika Serikat dan perdagangan bebas Amerika Utara

Perkembangan penting terjadi pada bulan november 1993, ketika Amerika Serikat,
Kanada, dan Meksiko menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Utara (NAFTA, North
American Free Trade Agreement) yang mulai berlaku secara efektif tanggal 1 Januari 1994.
Diharapkan perjanjian tersebut akan dapat membebaskan perdagangan barang dan jasa diseluruh
kawasan Amerika Utara. NAFTA juga dapat menghilangkan barbagai bentuk hambatan non-tarif
seperti kuota impor.

Meksiko merupakan mitra dagang terbesar ketiga Amerika Serikat setelah Kanada dan
Jepang. Setiap tahunnya, Meksiko mengekspor produknya senilai 36 miliar dollar ke Amerika
Serikat, dan mengimpor berbagai produk tetangganya yang jauh lebih kaya itu hingga senilai 40
miliar dollar. Dampak terbesar nampaknya akan terjadi pada hubungan dagang antara Amerika
Serikat dan Meksiko. Amerika Serikat sendiri kelihatannya tidak akan memperolah banyak
menfaat dari dibebaskannya perdagangan dengan Meksiko. Meskipun demikian, Amerika
Serikat tetap bergabung dalam NAFTA dan ingin memastikan kepentingan-kepentingan bisnis
terlindungi.

Akses perdagangan bebas ke Meksiko akan memungkinkan industri-industri Amerika


Serikat mengimpor berbagai komponen padat karya yang murah dari Meksiko sehingga Amerika
Serikat dapat melangsungkan kegiatan operasinya dan akan lebih mudah mempertahankan
lapangan kerja bagi penduduk Amerika. Sebenarnya, keuntungan berupa pencipaan lapangan
pekerjaan baru bagi Meksiko dalam jangka pendek tidak berasal dari Amerika Serikat,
melainkan dari negara-negara lain seperti sejumlah perekonomian industri baru di Asia ( Korea
Selatan, Taiwan, Hongkong, dan Singapura), yang tingkat upahnya kurang lebih setara dengan
yang ada di Meksiko. Meksiko berkesempatan memetik banyak keuntungan dari NAFTA,
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

1. NAFTA akan mendorong tumbuhnya sektor ekspor karena NAFTA membuka pasar yang
sangat besar bagi para pengusaha, khususnya para pengekspor di Meksiko.
2. NAFTA akan mencegah terjadinya pelarian modal dari Meksiko ke negara-negara
tetangganya di Utara. Tanpa adanya NAFTA, sejumlah besar modal dari Meksiko akan
terbang ketempat-tempat lain yang diaggap lebih aman dan menguntungkan, khususnya
Amerika Serikat.
3. NAFTA juga akan mendorong reformasi struktural yang lebih cepat dalam perekonomian
domestik Meksiko. Struktur dasar perekonomian Meksiko memang perlu direformasi secara
besar-besaran setelah mengalami kelumpuhan sepanjang dasawarsa 1980-an akibat pukulan
krisis utang internasional dan melonjaknya proteksionisme diberbagai negara yang menjadi
pasar tujuan ekspornya.

 ASEAN Free Trade Area (AFTA)

Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk
antar negara tanpa pajak ekspor impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan bebas
juga dapat didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang dibuat
pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang
berada di negara yang berbeda.

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya
saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
dunia serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. ASEAN Free Trade
Area (AFTA) adalah kawasan perdagangan bebas ASEAN dimana tidak ada hambatan tarif (bea
masuk 0-5%) maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN.

Perkembangan terakhir AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea
masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines,
Singapura,Thailand,Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015. Sebagai Con toh :
Vietnam menjual sepatu ke Thailand, Thailand menjual radio ke Indonesia, dan Indonesia
melengkapi lingkaran tersebut dengan menjual kulit ke Vietnam. Melalui spesialisasi bidang
usaha, tiap bangsa akan mengkonsumsi lebih banyak dibandingyang dapat diproduksinya sendiri.
Namun dalam konsep perdagang tersebut tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) maupun
hambatan non-tarif bagi negara – negara ASEAN melalui skema CEPT-AFTA.

AFTA Sendiri dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di
Singapura tahun 1992. Pada pelaksanaan perdagangan bebas khususnya di Asia Tenggara yang
tergabung dalam AFTA proses perdagangan tersebut tersistem pada skema CEPT-AFTA.
Common Effective Preferential Tarif Scheme (CEPT) adalah program tahapan penurunan tarif
dan penghapusan hambatan non-tarif yang disepakati bersama oleh negara-negara ASEAN
sehingga dalam melakukan perdagangan sesama anggota, biaya operasional mampu di tekan
sehinnga akan menguntungkan.

Dalam skema CEPT-AFTA barang – barang yang termasuk dalam tarif scheme adalah semua
produk manufaktur, termasuk barang modal dan produk pertanian olahan, serta produk-produk
yang tidak termasuk dalam definisi produk pertanian. (Produk-produk pertanian sensitive dan
highly sensitive dikecualikan dari skema CEPT).

Dalam skema CEPT, pembatasan kwantitatif dihapuskan segera setelah suatu produk
menikmati konsesi CEPT, sedangkan hambatan non-tarif dihapuskan dalam jangka waktu 5
tahun setelah suatu produk menikmati konsensi CEPT.

 Tujuan AFTA

Tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN dengan
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia, untuk menarik investasi dan
meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN.

 Manfaat AFTA

Menurut Douglas irwin, seorang ekonomi terkemuka menyatakan bahwa manfaat


perdagangangan bebas ada tiga yaitu :

1. Manfaat langsung,

Manfaat langsung lain dari perdagangan bebas adalah tersedianya barang yang lebih
beragam. Kesejahteraan sebuah masyarakat akan meningkat bila mereka memiliki beragam jenis
barang untuk dipilih. Selain itu, keragaman jenis barang juga menguntungkan produsen karena ia
membuka kesempatan bagi tumbuhnya produksi barang-barang yang dibutuhkan untuk
memproduksi jenis barang yang lebih beragam dan lebih murah ongkos produksinya.

2. Manfaat tidak langsung,


Manfaat tak langsung dari perdagangan bebas adalah memperbesar dan memperluas cakupan
bebas pasar, dan karena itu produktivitas pun meningkat. Dengan meningkatnya produktivitas,
meningkat pula standar hidup warga sebuah negara. Inilah manfaat tak langsung dari
perdagangan.

3. Manfaat moral dan intelektual

Sejumlah manfaat tersebut, diantaranya potensi perdagangan bebas untuk membawa


perdamaian dengan menciptakan kesalingtergantungan antar negara, dan juga
kesalingpemahaman dan kerjasama. Bagi negara berkembang, perdagangan internasional
nampaknya bisa mendorong tumbuhnya rezim dan lembaga negara yang demokratis. Meski
manfaat-manfaat ini sulit untuk diukur secara kuantitatif, semakin banyak kajian kreatif yang
menunjukkan manfaat non-materil dari perdagangan bebas.

 Strategi mengahadapi perdagangan bebas


1. Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta penguatan
ekspor.
2. Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada pengawasan tingkat border
(pengamanan) serta peredaran barang di pasar lokal
3. Mengharuskan setiap barang impor yang masuk ke Indonesia harus lolos verifikasi
Sucofindo.
4. SNI harus diberlakukan terhadap produk-produk buatan pabrik milik perusahaan Cina
yang ada di Indonesia

 Antisipasi dampak perdagangan bebas


1. Indonesia perlu melakukan seleksi produk untuk melindungi industri nasional.
2. Pemerintah mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah agar
industri lokal menjadi kompetitif. perbatasan provinsi.
3. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan karena negara lain
juga melakukan hal sama.
4. Pemerintah harus menyiapkan industri domestik agar bisa lebih kompetitif dengan
produk Cina serta memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan atau lainnya.
5. Masalah penyelundupan harus diselesaikan agar daya saing produk Indonesia bisa
tercapai.

 Keuntungan adanya AFTA

Keuntungan adanya AFTA yaitu Indonesia bisa memasukkan barang dagangan ke negara lain
tanpa syarat2 yang susah.

 kerugian dari adanya AFTA

Kerugian adanya AFTA yaitu barang dari LN terutama China lebih murah sehingga dapat
menyebabkan barang domestik tidak laku.Ujung2nya PHK tenaga kerja dan penggangguran
meningkat.

 Solusi menghindari dampak negative AFTA


1. Memberikan edukasi kepad masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negri sambil
terus menigkatkan mutu dari produk-produk dalam negri kita terseb agar lebih berkualitas
dan menjadi tuan rumah di negri sendiri.
2. Berantas dan minimalkan variabel ekonomi biaya tinggi seperti pungli dalam penentuan
harga jual produk. Faktor ini selain persoalan teknologi industri kita yg masih jauh
tertinggal dan masalah subsidi pemerintah yang terlalu "memanjakan" produk indonesia,
menempati persoalan utama yg menghantui para produsen kita. Oleh karenanya,
pemberantasan bermacam bentuk korupsi, termasuk pungli, harus terus dilakukan.
3. Menciptakan hambatan-hambatan non-tarif. Seperti standarisasi produk asing yang boleh
masuk indonesia. Termasuk di dalamnya sertifikasi halal tidak hanya terhadap produk
makanan dan kosmetik, tetapi juga terhadap produk tekstil, obat-obatan, dan lain-lain.
Jika tekstil dan obat-obatan cina mengandung zat berbahaya dan diharamkan maka kita
berhak menolaknya.
4. Memperbesar volume semua aktivitas ekonomi syariah yang berlandaskan prinsip
keadilan ekonomi. Dalam islam, dikenal perekonomian berkonsep ekonomi syariah.
2.3 Keuntungan Perdagangan Bebas
1. Memenuhi Kebutuhan Suatu Negara

Perdagangan bebas memungkinkan terpenuhinya kebutuhan suatu negara dari produk


yang dijual oleh pelaku usaha negara lain. Produk tersebut bisa saja selama ini tidak tersedia di
negaranya, namun produsen di negara lain membuat atau memilikinya lalu menjualnya. Tentu
saja tanpa adanya perdagangan bebas pun tetap bisa dilakukan jual beli antar negara, namun
dengan harga jual yang lebih mahal. Sedangkan dengan diterapkannya perdagangan bebas, suatu
negara bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan dengan harga yang lebih terjangkau.

2. Meningkatkan Kualitas Produk

Perdagangan bebas memicu para pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas produksi
karena adanya persaingan yang lebih luas, yaitu pasar internasional. Agar bisa bersaing dan
bertahan di sektor tersebut, para pelaku usaha harus membuat terobosan yang inovatif dan
kreatif, serta meningkatkan kualitas. Dengan begitu, produk yang dihasilkan oleh para pelaku
dari suatu negara pun semakin tinggi kualitasnya dan siap bersaing di pasar global.

3. Memperluas Lapangan Kerja

Seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa perdagangan bebas bukan
hanya terpaku pada barang atau jasa, namun juga tenaga kerja dan modal. Jadi perusahaan luar
yang mendirikan cabang di negara lain bisa menyerap tenaga kerja yang ada di negara tersebut
sehingga mengurangi jumlah pengangguran. Selain itu, tenaga kerja yang kompeten juga bisa
mendapatkan pekerjaan di negara lain dan tidak terbatas hanya di negaranya saja.

Kerugian Perdagangan Bebas

1. Menghambat Pertumbuhan Industri Dalam Negeri

Perdagangan bebas memang dapat meningkatkan kualitas produk suatu negara, namun
dengan catatan negara tersebut bisa dan siap untuk bersaing. Jika negara tersebut tidak bisa
bersaing dalam menciptakan produk yang inovatif dan berkualitas, maka tidak menutup
kemungkinan pelaku usaha dalam negeri malah akan jadi tersingkir. Dengan adanya kemudahan
keluar masuk produk dari luar negeri juga semakin mempersempit pasar yang bisa dimasuki oleh
para pelaku usaha dalam negeri. Kalau sudah begitu maka industri dalam negeri pun akan
mengalami kesulitan untuk tumbuh, dan lambat laun bisa gulung tikar.

2. Banyak Tenaga Kerja yang Tidak Terserap

Adanya kemudahan untuk bekerja di pasar yang lebih luas memang memberikan
keuntungan bagi negara-negara tertentu, namun tidak bagi negara berkompetensi rendah.
Misalnya saja di negara berkembang yang tingkat pendidikannya masih rendah, maka akan sulit
bagi tenaga kerjanya untuk bisa terserap di negara lain. Bahkan mungkin mereka akan kesulitan
juga mendapatkan pekerjaan di negerinya sendiri dengan kedatangan tenaga kerja yang lebih
berkompetensi dari negara-negara lain. Hal ini kemudian membuat meningkatkan jumlah
pengangguran di suatu negara, yang kemudian berpengaruh juga pada tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakatnya.

3. Mengurangi Pendapatan Negara

Ketika suatu negara kesulitan dalam bersaing di pasar global dan menciptakan produk
yang berkualitas, maka tidak menutup kemungkinan tingkat impor yang lebih tinggi dibanding
ekspor. Eskpor yang rendah berarti pendapatan negara ikut rendah juga, sedangkan pengeluaran
negara tetap atau bisa jadi meningkat. Kalau sudah begitu, pendapatan nasional negara tersebut
akan berkurang dan bisa menambah hutang negara yang ada.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada
penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor impor atau hambatan
perdagangan lainnya.
2. AFTA Sendiri dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke
IV di Singapura tahun 1992
3. Tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN
dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia, untuk menarik
investasi dan meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN
4. AFTA memiliki tiga manfaat yaitu : manfaat langsung, manfaat tidak langsung,
dan manfaat intelektual dan moral.
5. Keuntungan adanya AFTA yaitu Indonesia bisa memasukkan barang dagangan
ke negara lain tanpa syarat-syarat yang susah.
6. Kerugian adanya AFTA yaitu barang dari LN terutama China lebih murah
sehingga dapat menyebabkan barang domestik tidak dibeli.Ujung-ujungnya PHK
tenaga kerja dan penggangguran meningkat.

3.2 Saran

Agar suatu Negara tidak mengalami keterpurukan dalam kegiatan pasar bebas perlu
adanya strategi pasar yang baik salah satunya adalah memikirkan bagaimana agar konsumen
dapat meminati produk dalam negeri sehingga produk dalam negeri dapat bersaing dan memilki
peminat dengan bangga terhadap produk asli buatan lokal. Salah satu cata adalah dengan
menggerakan dan mendukung kegiatan industry dalam negeri dalam menghasilkan produk-
produk yang berkualitas dan bersaing.
DAFTAR PUSTAKA
https://tessaneechanekonomiislam.blogspot.com/2019/05/makalah-integrasi-ekonomi-custom-
union.html
https://lshintya.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-perdagangan-bebas.html
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/contoh-perdagangan-bebas
https://www.simulasikredit.com/inilah-keuntungan-dan-kerugian-dari-perdagangan-bebas/

Anda mungkin juga menyukai