Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PEMBELAJARAN DARING DI SAAT PENANGANAN WABAH COVID-19

DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PIECES

Yusriadi
Yayasan Pendidikan Jayawijaya
Mimika, Papua
_yusriadi@ypj.sch.id

ABSTRAK - Indonesia adalah negara yang sangat luas dalam aspek wilayah dan jumlah
penduduknya. Hubungan interaksi sosial menjadi salah satu penyebab utama menyebarnya
wabah Covid-19 dari Cina ke Indonesia dan ini juga mempengaruhi dalam pembelajaran di
sekolah dimana terjadi perubahan dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring.
Evaluasi terhadap pembelajaran daring dilakukan terhadap 1372 responden dari seluruh
wilayah di Indonesia dengan menggunakan metode PIECES. Hasil dari implementasi
pembelajaran daring di Indonesia adalah setuju pada performance dan efficiency. Sedangkan
pada informasi, economic, control dan service adalah perlu ditingkatkan.
KEYWORD: (PIECES, E-Learning, Covid-19)

        I.   PENDAHULUAN
Virus corona atau Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 lalu.
Penyebaran virus yang belum ditemukan penawarnya itu hingga kini tak terkendali. Sudah 200
lebih negara di dunia melaporkan adanya kasus terpapar virus corona.
Di Indonesia kasus ini pertama kali ditemukan pada dua warga Depok, Jawa Barat awal
Maret lalu. Data hingga Minggu, 26 April 2020 jumlah warga yang dinyatakan positif terkena
virus corona mencapai 8.607 orang dan 702 di antaranya meninggal dunia.
Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara mendasar
dalam dunia pendidikan tanah air. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar
Makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan pembelajaran selama
masa pandemi ini. Hal tersebut dikeluarkan melalui Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020.
 Salah satu kebijakan yang paling mendasar ialah merubah cara belajar mengajar siswa dan
guru yaitu dengan cara belajar dari rumah. Dengan kebijakan baru ini guru dibuat kelimpungan
karena masih mencari pola yang tepat bagaimana pembelajaran dari rumah itu bisa dilakukan.
Jalan terbaik yaitu melakukan atau mengupayakan pembelajaran berbasis dalam jaringan. Nama
lainnya adalah pembelajaran daring (online learning/E Learning).
Pembelajaran daring adalah proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi
internet. Oleh karena itu, konsep dan prinsip model pembalajaran harus didesain seperti
pembelajaran konvensional. Di sini perlunya pengembangan model pembelajaran daring yang
tepat sesuai dengan kebutuhan..
Guru dan siswa tidak berhadapan langsung, melainkan terjadi secara jarak jauh yang
memungkinkan guru dan siswa berada pada tempat yang berbeda. Secara positif pembelajaran
ini sangat membantu keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi ini. Guru dan siswa akan
tetap aman berada pada tempat atau rumahnya masing-masing tanpa harus keluar rumah dan
bertatap muka secara langsung. Namun, merubah pola atau kebiasaan sangatlah sulit, dan
merupakan hal wajar ketika terjadi perubahan yang sangat cepat dan tidak terduga. Kebiasaan
yang berubah secara signifikan ini misalnya, guru dan siswa sangat mengandalkan perangkat
komputer dan jaringan internet, itu yang pertama. Kedua, Guru dan siswa harus mampu merubah
gaya, strategi atau metode mengajar dan belajar. Ketiga, guru dan siswa harus mampu merubah
gaya komunikasinya selama pembelajaran daring ini. Banyak guru yang tidak memperhatikan
bagian yang ketiga ini, yaitu kurangnya pemahaman dan penerapan guru dalam berkomunikasi
dengan siswanya. Guru biasanya berkomunikasi satu atau dua arah di sekolah, dengan bertatap
muka secara secara langsung melakukan diskusi dan latihan secara bersama-sama. Guru akan
lebih mudah memberikan pemaparan dan penjelasan suatu materi, sedangkan siswa akan lebih
mudah dalam memahami dan berdiskusi langsung kepada gurunya.
Salah satu platform pembelajaran daring yang dapat digunakan adalah menggunakan
Seesaw. Apakah seesaw itu? Seesaw is a platform for student engagement that inspires students
of all ages to do their best, and saves teachers time! Students use creative tools to take pictures,
draw, record videos and more to capture learning in a portfolio. Teachers find or create
activities to share with students. Seesaw adalah sebuah platfom untuk melibatkan siswa yang
dapat mengispirasi semua siswa dari segala usia untuk melakukan hasil terbaiknya, dan
menghemat waktu guru. Siswa dapat menggunakan fitur-fitur kreatif mengambil gambar,
menggambar, merekam video dan banyak lagi untuk merekam pembelajaran mereka dalam
sebuah portfolio
Seesaw dapat membagi informasi bersama siswa, orang tua dan guru secara kolaboratif.
Siswa juga dapat membangun atau merancang kreasi dan karya-karya inovatif sesuai kompetensi
kinerja yang disepakati bersama dengan semua.
Seesaw hadir dan membawa perubahan cara berpikir guru tentang merancang pembelajaran
online. Melalui aplikasi ini guru dapat memberikan informasi kepada orang tua siswa tentang apa
yang sementara dilakukan siswa di kelas-kelas mereka dan orang tua melalui kelas online juga
dapat melihat pembelajaran putra/i mereka secara terpadu bersama guru.
Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pembelajaran daring
pada saat penanganan wabah covid-19 di Indonesia dengan menggunakan framework
Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, dan Service (PIECES)
 PIECES dikenalkan oleh James Wetherbe pada bukunya Systems Analysis and Design:
Traditional, Best Practices 4th Ed. PIECES merupakan metode evaluasi yang terdiri dari aspek
(variabel) Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, and Service.
“PIECES Framework merupakan sebuah framework yang berisi kategori-kategori peng-
klasifikasian masalah dan membuat pemecahan dari masalah tersebut.” (L. Whitten dan D.
Bentley, 2007:77). Klasifikasi tersebut dibagi menjadi enam kategori sesuai dengan urutan, yaitu
Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service.
PIECES Framework merupakan suatu model evaluasi sistem informasi yang berupa
kerangka yang dipakai untuk mengklasifikasikan suatu masalah, opportunities, dan directives
yang terdapat ada bagian scope definition analisa dan perancangan sistem.
Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus melakukan analisis terhadap kinerja,
informasi, ekonomi, keamanan aplikasi dan pelayanan pelanggan. Panduan ini dikenal dengan
PIECES analysis (Performance, information, economic, efficiency, services), dengan analisis ini
kita bisa mendapatkan beberapa masalah dan akhirnya dapat menemukan masalah.
PIECES adalah akronim untuk kinerja, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi, dan
layanan dan digunakan sebagai daftar periksa untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan
prioritas dalammengembangkan sistem informasi baru.
 Pembelajaran daring ini perlu dievaluasi, sehingga dengan evaluasi tersebut dapat
membuat pembelajaran daring berjalan lebih baik. Evaluasi dalam penelitian ini akan
menggunakan kerangka PIECES kemudian digunakan untuk membangun kuesioner (model
kualitatif dan kuantitatif) serta menggunakan Likert untuk membuat pengukuran nilai setiap
pertanyaan. Pertanyaan tersebut didistribusikan ke mahasiswa Universitas Terbuka yang
kemudian di sebarkan ke berbagai wilayah provinsi yang berada di Indonesia.

II.            METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Metode PIECES dimana pertanyaannya dirancang dengan
metode kuantitatif itu dapat digunakan dalam manajemen pendidikan. Responden diberikan 16
Pertanyaan. Pertanyaan 1 sampai dengan 10 berisi tentang identitas responden, dan pertanyaan
11 sampai dengan 16 menggunakan penilaian metode Likert, Metode kuantitatif dalam penanya
menggunakan pengukuran skala likert yang terdiri dari lima (5) suara, yaitu Sangat Setuju ( skor
5), Setuju ( skor 4), Netral ( skor 3), Tidak Setuju ( skor 2), dan Sangat Tidak Setuju ( skor 1).
Berdasarkan uraian di atas, desain pertanyaan dalam penanya penelitian yang menggunakan
PIECES dimana pertanyaan 1 sampai dengan 10 berisi tentang identitas responden yaitu nama,
alamat email, provinsi, kabupaten/kota, pekerjaan, instansi, jenis kelamin, usia, pendidikan dan
jurusan.
Pertanyaan 11 sampai dengan 16 berisi pertanyaan sebagai berikut:
·   P(erformance). Apakah anda berpikir bahwa pembelajaran daring (e-learning) dapat
meningkatkan dan menjaga proses belajar mengajar serta memastikan konsistensi, kelengkapan
dan kualitas pada Instansi Pendidikan?
·  I(nformation). Apakah anda berpikir bahwa pembelajaran daring (e-learning) membuat
komunikasi informasi yang sangat baik antara pendidik dan peserta didik?
·      E(conomic). Apakah anda berpikir bahwa menggunakan pembelajaran daring (e-learning) dapat
menghemat biaya?
·   C(Control). Apakah menggunakan pembelajaran daring (e-learning) dapat meningkatkan akurasi,
interaksi dan umpan balik dalam materi online serta meningkatkan kesempatan terdidik dapat
bertanya langsung ke pendidik begitu pula sebaliknya?
·  E(feciency). Apakah dengan adanya pembelajaran daring (e-learning) dapat meningkatkan
efisiensi organisasi terhadap masalah tertentu seperti waktu, kendala lokasi, respons yang lambat
dan penggunaan kertas?
·      S(ervice). Apakah adanya pembelajaran Online (e-learning), hasil belajar menjadi lebih terlayani
(mudah) menggunakan pendekatan pembelajaran daring ketimbang tatap muka?
Seluruh pertanyaan wajib diisi oleh responden.
Performance atau kinerja merupakan aspek pertama dalam metode PIECES yang
memiliki peranan penting dalam mengevaluasi kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas
dengan cepat dan tepat sehingga hasil (output) yang diinginkan tercapai. Aspek ini diukur
dari throughput  yang merupakan jumlah pekerjaan atau produksi yang dapat diselesaikan,
dan response time yang merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian
pekerjaan sampai menghasilkan output yang diinginkan.
Information atau informasi merupakan aspek kedua dalam metode PIECES yang
mengevaluasi kualitas informasi yang dihasilkan relavan dengan hasil yang diinginkan dan
memiliki nilai berguna bagi user. Kualitas informasi tersebut dapat diukur dari output, input dan
penyimpanan data.
Economic  (ekonomi) merupakan aspek ketiga dalam metode PIECES yang mengevaluasi
prosedur yang dilakukan pada sistem perlu ditingkatkan nilai gunanya (manfaat) atau diturunkan
biaya penyelenggaraannya. Aspek ini diukur dari biaya and keuntungan.
Control (kontrol) merupakan aspek keempat dalam metode PIECES yang mengevaluasi
kualitas pengendalian dan keamanan dalam melakukan prosedur (proses) sistem sudah cukup
ataupun perlu ditingkatkan. Aspek ini diukur dari faktor lemahnya (sedikitnya) keamanan
ataupun kontrol dan faktor berlebihannya control ataupun keamanan.
Efficency atau efisiensi merupakan aspek kelima dalam metode PIECES yang
mengevaluasi efisiensi dalam melakukan prosedur sistem masih dapat diperbaiki ataupun tidak,
sehingga sistem yang digunakan dapat lebih unggul daripada sistem yang dilakukan secara
manual. Aspek ini dapat diukur dari faktor user, machines or computer membuang waktu
ataupun menggunakan waktu secara optimal.
Service atau layanan merupakan aspek keenam atau terakhir dari metode PIECES yang
mengevaluasi kualitas layanan. Aspek ini diukur dari layanan bersifat user friendly ataupun
tidak.
           
III.            HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, semua komponen kerangka PIECES digunakan untuk mengevaluasi
Pembelajaran Daring Pada Masa Penanganan Wabah Covid-19 di Wilayah Indonesia dan
kuesioner ini di distribusikan ke responden melalui Google Form total 1372 responden, dengan
perincian sebagai berikut: 101 responden berasal dari Provinsi Bali, 280 responden berasal dari
Provinsi Jawa Barat, 2 responden berasal dari Provinsi Bangka Belitung, 105 responden berasal
dari Provinsi Banten, 104 responden berasal dari Provinsi D.I. Yogyakarta, 190 responden
berasal dari Provinsi DKI. Jakarta, 85 responden berasal dari Provinsi Jawa Tengah, 3 responden
berasal dari Provinsi Jawa Timur, 51 responden berasal dari Provinsi Lampung, 100 responden
berasal dari Provinsi Papua, 1 responden berasal dari Provinsi Riau, 250 responden berasal dari
Provinsi Sumatera Utara. Jenis Kelamin responden laki-laki 396 dan wanita 876, Pendidikan
Terakhir Responden SMP 3 orang, SMA 144 orang, D1 4 orang, D3 19 orang, S1 1000 orang, S2
100 orang, dan S3 2 orang.

Performance
Hasil dari penilaian Perfomance dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372
orang yang mengisi kuesioner ada  184 orang sangat setuju, 740 orang setuju, 212 orang netral,
227 orang tidak setuju dan 7 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut.
Information

Hasil dari penilaian Information dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372
orang yang mengisi kuesioner ada  124 orang sangat setuju, 678 orang setuju, 247 orang netral,
331 orang tidak setuju dan 10 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut.
.
  Economic

Hasil dari penilaian Economic dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372
orang yang mengisi kuesioner ada  104 orang sangat setuju, 391 orang setuju, 291 orang netral,
498 orang tidak setuju dan 42 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut.
Control

Hasil dari penilaian Control dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372 orang
yang mengisi kuesioner ada  91 orang sangat setuju, 608 orang setuju, 273 orang netral, 376
orang tidak setuju dan 23 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut..
Efficiency

 Hasil dari penilaian Efficiency dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari
1.372 orang yang mengisi kuesioner ada  59 orang sangat setuju, 376 orang setuju, 296 orang
netral, 593 orang tidak setuju dan 6 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat
dilihat pada tabel dan grafik berikut.
Service

 Hasil dari penilaian Service dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372
orang yang mengisi kuesioner ada  59 orang sangat setuju, 376 orang setuju, 296 orang netral,
593 orang tidak setuju dan 6 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut.
Keseluruhan

Hasil keseluruhan dari Performance, Information, Economic,Control, Efficiency dan Service


penilaian Information dalam Pembelajaran Daring dapat dilihat pada grafik berikut.
.
IV.        KESIMPULAN
Implementasi pembelajaran daring di saat penanganan wabah Covid-19 di Indonesia mempunyai
nilai dalam performance, Information, Economic, Control, and Service. Dengan hasil-hasil ini,
pemerintah harus meningkatkan pada faktor informasi, economic, control dan service sehingga
dapat meningkatkan nilainya menjadi setuju. Sementara untuk implementasi penilaian pada
perfomance dan efficience pembelajaran daring adalah setuju dan harus dipertahankan.

V.        DAFTAR PUSTAKA 
1.       https://news.detik.com/berita/d-4956764/penyebab-asal-mula-dan-pencegahan-virus-
corona-di-indonesia
2.       https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud-pelaksanaan-
kebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-penyebaran-covid19
3.      https://www.researchgate.net/publication/340476242_BELAJAR_DAN_PEMBELAJ
ARAN_METODE_PEMBELAJARAN_DARING_E_LEARNING
4.       https://help.seesaw.me/hc/en-us/articles/115003713306-What-is-Seesaw-
5.       https://www.journal.unimal.ac.id/visi/article/view/301/215
6.       http://jurnal.stikomcki.ac.id/index.php/cos/article/viewFile/39/38
7.       http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/swabumi/article/download/1004/783
8.       http://journal.poltekanika.ac.id/index.php/inf/article/view/34
9.       https://jutei.ukdw.ac.id/index.php/jurnal/article/view/97/27
10.   https://download.atlantis-press.com/article/25893096.pdf

Anda mungkin juga menyukai