Anda di halaman 1dari 4

Nama: Rudi Hasim

Npm : 1810012111325
Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional Ke-12
Selasa, 13:00-14:40 IH 4B
MAHKAMAH PIDANA INTERNASIONAL (International Criminal
Court/ICC)

Tanggal 17 Juli 1998, dilahirkan sebuah statuta yang disebut Statuta


Roma untuk membentuk Mahkamah Pidana Internasional (International
Criminal Court/ICC) setelah melalui Konferensi Diplomatik PBB di Roma,
yang telah berlangsung sejak 15 Juni 1998. Hasil penghitungan suara yaitu
120 mendukung, 7 menentang, dan 21 abstain. Mahkamah Pidana
Internasional ini akan mengadili tindak kejahatan paling serius yang
menjadi perhatian internasional yaitu genocide (pemusnahan etnis/suku
bangsa), crime against humanity (kejahatan terhadap kemanusiaan), dan
war crime (kejahatan perang) dan kejahatan agresi..

Suatu kasus akan dinyatakan dapat diterima oleh ICC apabila:

1. Ada unwillingness atau inability negara yang seharusnya memiliki


yurisdiksi penyelidikan dan penuntutan suatu kasus, meskipun prosesnya
masih berjalan di pengadilan.

2. Negara yang memiliki yurisdiksi memutuskan tidak menuntut tersangka


pelaku kejahatan oleh karena disebabkan unwillingness dan inability
tersebut.

3. Proses pemeriksaan pengadilan dimaksudkan untuk melindungi


tersangka pelaku dari tanggung jawab pidana.
4. Proses pemeriksaan pengadilanterhadap tersangka pelaku kejahatan
dalam suatu kasus tidak berlangsung secara independen atau imparsial.

Apa perbedaan Mahkamah Internasional (ICJ) dengan


Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

a.Mahkamah Internasional bertujuan tuntuk menyelesaikan pertengangan


atau selisih antar negara berdaulat di dunia, sedangkan Mahkamah Pidana
Internasional bertujuan menyidang dan menghukum pelaku kejahatan berat
internasional yang terlibat dalam genosida, kejahatan perang dan kejahatan
terhadap kemanusiaan.

b.Mahkamah Internasional didirikan pada tahun 1945, seusai Perang Dunia II,
di Den Haag, Belanda. Sedangkan Mahkamah Pidana Internasional didirikan
pada tahun 2002, dan juga berkedudukan di Den Haag.

c.Mahkamah Internasional lebih mengarah pada penyelesaian persoalan


diplomatis seperti ganti rugi antar pemerintahan, sengketa wilayah dan
sengketa perbatasan. Sedangkan Mahkamah Pidana Internasional lebih
mengarah pada penindakan terhadap orang-orang yang melakukan
pelanggaran berat yaitu genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.

d.Mahkamah Internasional diatur sebagaimana perjanjian dalam Piagam PBB


yang ditandatangani oleh 193 negara. Sedangkan Mahkamah Pidana
Internasional diatur dalam Statuta Roma Pengadilan Kejahatan Internasional
tahun 1998 yang ditandatangani 149 negara.

e.Mahkamah Internasional memiliki 15 hakim, masing masing dipilih oleh


Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB untuk masa bakti 9 tahun.
Pemilihan hakim Mahkamah Internasional dilakukan setiap 3 tahun, dengan 5
posisi terbuka untuk dipilih. Sedangkan Mahkamah Pidana Internasional
terdiri oleh 18 hakim yang negara-negara yang telah meratifikasi Statuta
Roma dalam pertemuan tahunan untuk masa bakti 9 tahun.
f.Mahkamah Pidana Internasional juga memiliki penuntut untuk mengajukan
tuntutan pada tersangka yang diadili di Mahkamah Pidana Internasional.
Sedangkan Mahkamah  Internasional hanya memiliki dewan hakim saja, yang
mendengar argumentasi negara-negara yang berselisih.

g.Indonesia termasuk mengakui wewenang Mahkamah Internasional, karena


sudah menandatangani Piagam PBB namun tidak mengakui wewenang
Mahkamah Pidana Internasional karena tidak menandatangani Statuta Roma.

Anda mungkin juga menyukai