DIPERSIAPKAN UNTUK
CFLD
DAFTAR ISI
A. UMUM C-27
A. UMUM D-46
B. BAHAN D-46
C. PERBANDINGAN ADUKAN D-48
D. KEKENTALAN D-50
E. RENCANA PENGADUKAN BETON D-51
F. PERSIAPAN PENGECORAN BETON D-53
G. PENCAMPURAN BETON D-55
H. PENGECORAN D-57
I. PEMADATAN DAN PENGGETARAN D-58
J. PROSES PENGERASAN D-59
K. PERAWATAN BETON D-59
L. PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON D-60
A. UMUM D-62
B. BESI BETON D-62
C. PEKERJAAN PEMBENGKOKAN BESI BETON D-
63
D. PEMASANGAN D-63
A. UMUM D-65
B. BAHAN D-65
C. RENCANA D-65
D. PEMERIKSAAN BEKISTING D-66
E. PEMBONGKARAN D-66
Halaman
PASAL 4 : PEKERJAAN PASANGAN
A. UMUM D-
66
B. PASANGAN BATU KALI D-67
C. PASANGAN BATU MERAH D-68
Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak harus selesai dan diserahkan
untuk pertama kalinya (penyerahan pertama) dengan memuaskan selambat -
lambatnya dalam waktu yang sesuai dengan hari kalender terhitung semenjak
Surat Perintah Kerja ditanda tangani.
A-1
PASAL 4 : JAMINAN PELAKSANAAN
Dalam hal ini kedua belah pihak memilih tempat dan alamat yang tetap
(domisili) dalam Perjanjian Pemborongan, pada Kantor Pengadilan Negeri
.................
A-2
PASAL 6 : SIFAT KONTRAK
e. Kecuali pemutusan kontrak atas persetujuan bersama (butir c), maka jika
terjadi pemutusan kontrak, Jaminan Pelaksanaan menjadi milik Pemberi
Tugas.
PASAL 8 : IZIN-IZIN
A-3
b. Semua surat-surat keterangan yang berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas
sebelum penyerahan kedua.
Jika satu (1) bulan setelah diperintahkannya kerja lembur, dimana hasil
pekerjaan belum dapat mencapai seperti yang dijadwalkan dalam jadwal
kemajuan pekerjaan yang telah disetujui bersama, maka Kontraktor
dikenakan denda keterlambatan sesuai pasal 27.c.
A-4
PASAL 11 : RISIKO DAN KEAMANAN
- Adanya bencana alam: gempa bumi, angin topan, banjir, epidemi dan
sebagainya.
A-5
PASAL 14 : PENUNDAAN PEKERJAAN
A-7
a. Pembayaran bertahap akan dilaksanakan oleh pemberi Tugas kepada
Kontraktor seperti tersebut dalam Kontrak.
A-8
BAB II - SYARAT TEKNIS UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
b. Uraian Pekerjaan
B-9
- A.V.E. dan peraturan perusahaan listrik negara yang berlaku
- Peraturan Cat Indonesia
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja (Departemen Tenaga
Kerja)
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan Pemda DKI Jakarta
yang bersangkutan dengan pelaksanaan pembangunan
- Lain-lain syarat umum yang berhubungan dengan pembangunan yang
berlaku di Indonesia.
- Suatu rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan yang lengkap dan
terperinci (S-curve dan Network planning) meliputi keseluruhan
pekerjaan seperti dimaksud dalam dokumen Kontrak.
b. Bila ternyata diperlukan untuk mengubah atau menambah jam kerja dari
jadwal yang telah diajukan, maka Kontraktor harus melaporkan dalam
waktu yang cukup bagi Direksi untuk merancang pengawas.
c. Semua biaya yang diakibatkan oleh adanya pekerjaan di luar jam kerja
harus ditanggung oleh Kontraktor.
c. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna pertolongan pertama,
harus selalu berada di tempat pekerjaan dan siap untuk digunakan pada
setiap saat.
d. Direksi berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan kontrak dan berhak menuntut penggantian atau perbaikan yang
harus dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal surat
peringatan terhadap hal yang dimaksud. Demikian pula bahan yang
ditolak harus dikeluarkan dalam waktu 3 (tiga) hari dari tempat pekerjaan.
b. Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang akan digunakan harus
diajukan kepada Direksi untuk disetujui dan dicantumkan tanda-tanda.
PASAL 35 : LAPORAN
A. SHOP DRAWINGS
B. AS BUILT DRAWINGS
C. FOTO - FOTO
A. PEMBERSIHAN LAPANGAN
B. PENGUKURAN
2. Pada tugu patokan dasar dicantumkan letak pile ± 0.00 yaitu 70-80
cm diatas permukaan jalan raya (pada as nya).
B-17
Ukuran-ukuran ketinggian yang utama adalah :
D. PEMBUATAN BOUWPLANK
2. Tinggi sisi atas bouwplank harus sama satu sama lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Lapangan.
F. PENGADAAN UTILITAS
G. RUANGAN DIREKSI
B-20
BAB III : SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN ARSITEKTUR
C-21
- Tugu patokan dasar dibuat permanent, tidak bisa dirubah,
diberi tanda peil + 0.00 dan as bangunan yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi
untuk membongkarnya.
- Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan
lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi.
a. Pekerjaan Persiapan
- Umum
C-22
1. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan
dibersihkan penebasan/pembabatan harus dilaksanakan
terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan
material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah
yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan
kemudian dibakar atau dibuang dengan cara- cara yang
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
b. Galian
- Lingkup Pekerjaan
C-23
- Syarat-syarat Pelaksanaan
C-24
Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang
bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak tertera
pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui
oleh kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan
atau peminda-han, kontraktor harus bertanggung jawab
untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin
bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tak
terganggu.
- Lingkup Pekerjaan
- Bahan-bahan
C-25
2. Dibawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai
adalah dari jenis tanah silty clay yang bersih tanpa
potongan-potongan bahan- bahan yang bisa lapuk serta
bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran
dari batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 15
cm.
- Syarat-syarat Pelaksanaan
C-26
6. Pembuangan material yang berlebih.
Kelebihan material galian harus dibuang oleh kon-traktor
ketempat pembu-angan yang ditentukan oleh Direksi.
A. UMUM
C-28
C. PASANGAN KERAMIK LANTAI /HT
a. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratan Bahan
- Spesifikasi :
1. Jenis : Keramik HT
2. Produksi : Roman atau setara
3. Ketebalan : Minimum 7 mm
4. Bahan Pengisi siar : Semen berwarna
5. Bahan perekat : Adukan 1 PC : 3 Pasir
6. Warna : Sesuai gambar
7. Ukuran : Sesuai gambar
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
C-29
- Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang
berpengalaman dalam pemasangan keramik.
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan pemasangan teraso cor untuk di area
plaza, basement dan roof garden atau yang sesuai dengan
yang tertera pada gambar konstruksi.
b. Persyaratan bahan
Biasanya bahan yang di gunakan adalah batu marmer/
granit, batu padalarang, batu Lampung, batu Sukabumi,
batu Tulungagung. batu untuk teraso dapat ditukar dengan
kulit kerang atau oleh kaca sehinggga diperoleh efek kilap.
Agar dapat digunakan untuk bahan teraso, batu ini terlebih
dahulu dilakukan proses penggilingan sehingga diperoleh
ukuran kecil relatif sama.
d. Pasir yang dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam
dan bebas dari tanah liat/ lumpur atau campuran lain. Pasir
ini harus mempunyai gradasi ukuran dan bentuk yang sama
sesuai persyararatan NI-3 pasal 1 dan NI-2 bab 3.3
C-31
3. Penting untuk menambahkan rangka pada areal
sambungan. Dimana berfungsi agar dapat di sekrup
lebih dari 2.5 cm.
4. Pada area sambungan harus diberi jarak 3 – 5 mm
untuk menghindari kerusakan / keretakan pada area
sambungan.
c. Aplikator
d. Peringatan
e. Pemasangan
C-32
3. Gunakan bor kayu atau beton ukuran 3 mm dan buat
lubang dengan jarak 2.5 cm dari pinggiran dan setiap
jarak 50 cm untuk selanjutnya. Pengeboran ini hanya
sebagai penanda posisi plug skrup ( fischer).
4. Angkat papan dan tandanya akan terlihat,lalu gunakan
bor semen No. 6 mm untuk membuat lubang sedalam 3
cm di lantai semen.
5. Masukkan plastic plug/ Fischer s6 pada setiap titik yang
sudah dibor.
6. Susun kembali conwood decorative deck. Lalu buat
lubang oversink dengan bor 8.5 mm sedalam 5mm. Lalu
pasang sekrup dan tutup bekas oversink tersebut
dengan semen.
F. STAMP CONCRETE
Metode Pelaksanaan Stamped / Pattern Concrete
C-34
untuk menjaga dan melindungi warna tidak cepat
pudar karena cuaca.
h. Frekuensi Lintasan : Frekuensi lintasan pada permukaan
adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
hal perawatan. Semakin banyak frekuensi lintasan; semakin
sering gesekan terjadi antara permukaan beton dan benda
gerak sehingga pelindung Sealer / Coating semakin cepat
terkikis oleh sebab itu perlu dilakukan perawatan rutin.
Untuk menjaga ketajaman dan keindahan warna pada
permukaan pattern concrete; pembersihan dan perawatan
harus selalu dilakukan.
a. Lingkup Pekerjaan
b .Persyaratan Bahan
c. Persyaratan Pelaksanaan
C-35
- Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar Arsitektur terutama pada gambar
detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
C-37
- Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
a. Lingkup Pekerjaan
C-38
cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d
lapisan akhir)
C-39
air bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan biarkan
mengering.
C-40
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang
pekerjaan kayu yang terlihat didalam bangunan termasuk
kosen, panil-panil, lis-lis, railing kayu, interior dan , serta
bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
C-41
e. Setelah kering permukaan besi/ baja diamplas sampai halus
selanjutnya bersihkan dengan kain lap kering bersih dan
lembut. Aplikasikan lapis pertama cat finishing akhir dengan
kuas atau semprot, 1 lapis sampai merata dan biarkan
mengering. Aplikasikan lapis kedua dan ketiga sampai
merata dan biarkan mengering, Tenggang waktu pengecatan
minimum adalah 16 jam untuk setiap lapisan .
b. Persyaratan Bahan
C-42
PASAL 6 : PEKERJAAN SUB LANTAI/BETON TUMBUK
b. Persyaratan Bahan
C-43
- Di atas pasir urug diberi beton tumbuk setebal 5 cm atau
sesuai dengan gambar detail.
a. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratan Bahan
C-44
- Semua pavers adalah kualitas satu. Jangan gunakan unit
pavers yang pecah, retak, lobang, berubah warna dan
cacat lainnya yang mungkin kelihatan atau menyebabkan
pekerjaan yang terpasang menjadi bernoda.
C-45
warna dan texture. Isi gap antar unit yang melebihi 4 mm
dengan potongan yang dipotong agar serasi dari unit pavers
yang utuh.
C-46
dan pasang dengan cara yang sama seperti unit semula,
dengan melakukan pengisian sambungan yang sama
agar tidak kelihatan tanda-tanda penggantian.
C-47
BAB IV -SPESIFIKASI PEKERJAAN STRUKTUR
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
2. Standard Pekerjaan
Semua bahan dan konstruksi jika tidak diberi catatan khusus harus
memenuhi standard yang umum dipakai di Indonesia (Peraturan
Beton Bertulang 1971) atau Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung Atau Bangunan Ornamen Ruang
Luar.
B. BAHAN
Koral dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak
mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah
yang cukup banyak yang akan memperlemah kekuatan beton.
D-46
Koral harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada bab 3 PBI
1971 - NI 2, atau daftar berikut:
KORAL PASIR
Ayakan % Liwat ayakan Ayakan % Liwat ayakan
(berat kering) (berat kering)
30 mm 100 10 mm 100
25 mm 90 - 100 5 mm 90 - 100
15 mm 25 - 60 2,5 mm 80 - 100
5 mm 0 - 10 1,2 mm 50 - 90
0,3 mm 10 - 30
0,15 mm 2 - 10
3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan
kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
D-47
C. PERBANDINGAN ADUKAN
1. Umum
D-48
Jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum
D-49
3. Percobaan di lapangan
D. KEKENTALAN
Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu
pengadukan beton harus diambil tetap dan normal, sehingga
menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan bahan yang
terpisah satu sama lain.
1. Test Laboratorium
D-51
Seluruh biaya pembuatan contoh, rencana adukan dan test
laboratorium ditanggung oleh Kontraktor.
3. Takaran Air
4. Persiapan Pengecoran
5. Penyingkiran Air
D-52
dengan sebaik-baiknya atau telah disalurkan dengan pipa atau
alat lain.
Beton tidak diperbolehkan di cor di dalam air tanpa izin yang jelas
dan tertulis dari Direksi Lapangan.
1. Pencegahan Korosi
Pipa, pipa listrik angkur dan bahan lain yang terbuat dari besi
yang ditanam dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum
pelaksanaan pengecoran beton, kecuali jika ada perintah lain dari
Direksi Lapangan. Juga jarak antara bahan tersebut dengan
setiap pembesian sekurang-kurangnya harus 5 cm.
3. Sambungan Beton
D-53
dengan air sebaik-baiknya. Semua genangan air harus
dihilangkan dari permukaan sambungan beton sebelum beton
yang baru akan di cor.
4. Persiapan Pengecoran
5. Penyingkiran Air
Beton tidak diperbolehkan di cor didalam air tanpa izin yang jelas
dan tertulis dari Direksi Lapangan.
D-54
Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang
baru di cor dengan kecepatan sedemikian rupa, sehingga akan
merusak penyelesaian permukaan beton.
G. PENCAMPURAN BETON
Semen, pasir dan koral harus dicampur sedemikian dan jumlah air yang
ditambahkan harus menghasilkan adukan yang homogen dan
kekentalan yang merata.
Kotoran dan benda lain yang tidak diinginkan harus dibuang. Semua
beton harus dicampur betul di dalam mesin pengaduk (molen), yang
direncanakan sedemikian rupa sehingga menjamin secara positif
distribusi merata semua di dalam adukan beton pada waktu
pencampuran beton; jenis dan ukuran molen harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak diizinkan terkumpul
pada permukaan dalam molen.
Dilarang mencampur kembali dengan menambah air ke dalam adukan
beton yang sebagian telah mengeras.
Tiap lapisan harus di cor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih
lunak.
Seluruh ujung dari saluran, pintu corong dan semua alat lain yang
menerima adukan beton dari alat pengangkut datar (conveyor), atau
alat pengangkut tegak (hoist) adan sistem alat pengangkut lainnya
harus direncanakan dan diatur sedemikian rupa, sehingga adukan
D-55
beton yang melalui tidak jatuh bercerai-berai, meskipun semua alat
penerima tersebut terus menampung adukan beton.
Beton tidak boleh di cor bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang
dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Dalam hal tersebut, harus disiapkan corong atau saluran vertikal untuk
pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa
terlepas satu sama lain.
Tiap lapisan harus dicor waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak.
Seluruh ujung dari saluran, pintu corong dan semua alat lain yang
menerima adukan beton dari alat pengangkut datar (conveyor) atau alat
pengangkut tegak (hoist) dan sistim alat pengangkut lainnya harus
direncanakan dan diatur sedemikian rupa sehingga adukan beton yang
melaluinya tidak jatuh bercerai-berai, meskipun semua alat penerima
tersebut terus menerus menampung adukan beton.
Jika dipergunakan conveyor belt, harus suatu jenis yang disetujui oleh
Direksi dan harus dibersihkan dengan alat pembersih sedemikian rupa
sehingga adukan beton yang melekat pada ban conveyor tidak akan
terbuang.
H. PENGECORAN
Beton tidak boleh di cor tanpa dihadiri oleh Direksi Lapangan atau
wakilnya.
Pada waktu adukan beton dicor ke dalam bekisting atau lubang galian,
tempat tersebut harus telah padat betul dan tetap; tidak ada penurunan
lagi. Adukan beton tersebut harus memasuki semua sudut, melalui
celah pembesian, tidak terjadi sarang koral dan selama pengecoran
kelebihan air pada permukaan beton harus sedikit saja.
Perhatian khusus harus diberikan untuk pengecoran beton di sekeliling
waterstop.
J. PROSES PENGERASAN
D-58
Beton yang selesai dicetak harus dijaga agar tetap basah selama
sekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan penyiraman,
karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat
dibenarkan.
K. PERAWATAN BETON
a. Ternyata rusak
b. Sejak semula cacat
c. Cacat sebelum penyerahan pertama
d. Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan
e. Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat2 (R.K.S.)
1. Penyelesaian Permukaan
D-59
2. Perbaikan cacat permukaan
Sebelum suatu struktur diisi dengan air, tiap retak yang kiranya
timbul harus diberi bentuk V dan diperbaiki dengan adukan kering
( Dry packed mortar ) menurut cara yang dibenarkan.
D-60
PASAL 2 : PEKERJAAN PEMBESIAN
A. UMUM
1. Ruang Lingkup
2. Gambar Kerja
3. Standard
B. BESI BETON
Besi beton yang dipakai adalah besi beton polos dan besi beton ulir. Besi
beton polos yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 2.400
kg/cm2 (BJTP 24), dan besi beton ulir yang dipakai adalah besi beton
dengan tegangan leleh 4.000 kg/cm2 (BJTD 40).
Besi beton yang tersebut diatas haruslah memenuhi syarat PBI 1971-NI
2, atau JIS G 3112-75 "Steel Bar for Concrete Reinforcement".
D-62
C. PEKERJAAN PEMBENGKOKAN BESI BETON
D. PEMASANGAN
1. Pembersihan
2. Pemasangan
D-63
Bilamana tidak ditentukan lain, disamping perlengkapan yang biasa
dipakai untuk memegang pembesian secara kokoh pada
tempatnya, harus dipakai ketentuan berikut :
3. Beton dekking
4. Toleransi
5. Sambungan
D-64
PASAL 3 : PEKERJAAN BEKISTING
A. UMUM
B. BAHAN
Semua balok dan papan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan
secara baik dan bebas darimata kayu yang lepas, celah, kotoran yang
melekat dan sejenis lainnya, kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan
dengan tegas oleh Direksi.
Semua permukaan dari cetakan harus licin.
C. RENCANA
1. Toleransi
2. Kedap Air
D-65
D. PEMERIKSAAN BEKISTING
Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran
beton, akan diperiksa oleh Direksi Lapangan, beton tidak boleh dicor
sebelum bekisting disetujui oleh Direksi Lapangan.
E. PEMBONGKARAN
1. Umum
___________________________________________________
2. Pelat 28 hari
3. Balok 28 hari
_________________________________________________
A. UMUM
D-66
B. PASANGAN BATU KALI
1. Bahan
Batu kali yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah atau batu
gunung yang keras, tidak poreus, bersih dan besarnya tidak lebh dari
30 cm.
2. Pemasangan
D-67
C. PASANGAN BATU BATA MERAH
1. Bahan
Semua bata merah harus dari mutu kelas satu, padat, keras, matang
pembakarannya, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi, dan
harus sesuai dengan BMS NI - 10.
Semua bata untuk satu bangunan harus berasal dari satu pabrik. Bata
yang digunakan ex lokal dengan persetujuan Direksi, dengan
ukurannya 5 x 11 x 23 cm.
Semen, pasir (agregat halus) dan air harus mengikuti ketentuan dalam
pasal Pekerjaan Beton atau Pekerjaan Plester.
2. Pemasangan
Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan bersih
dari kotoran (direndam dalam air hingga buihnya habis). Batu bata
harus dipasang tegak lurus dengan bantuan bentangan benang yang
sipat datar.
- Dinding kedap air, yaitu dinding dibawah lantai (mulai dari sloof
pondasi sampai dengan 20 cm di atas lantai serta dinding yang
berhubungan dengan air (toilet) sampai dengan 150 cm di atas
lantai, dilakukan dengan adukan 1 PC : 2 pasir.
D-68
3. Kolom Praktis dan Ringbalk
Setiap pertemuan tegak lurus dan bidang dinding bata 1/2 batu yang
luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan kolom praktis dan
balik penguat dengan ukuran 12 x 12 cm, sesuai dengan lebat bata
dengan tulangan pokok 4 o 10 cm, beugel 0 6-20 cm
A. BAHAN WATERPROOFING
D-69
B. JAMINAN PABRIK PEMBUAT
( MANUFACTURER'S GUARANTEE)
D. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Permukaan beton
D-70
Bahan waterproofing tidak boleh dipasang pada permukaan
horisontal sebelum beton mencapai umur 20 jam.
D-71
F. PEMASANGAN BAHAN WATERPROOFING
1. Sambungan Beton
1. LINGKUP PEKERJAAN
D-72
1.3 Pekerjaan ini meliputi :
D-73