Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RIDWAN ARIEF NUR

NPM : 1810012111292

HUKUM ACARA PTUN

Perbedaan Antara Hukum Acara TUN dengan Hukum Acara


Perdata Dan Hukum Acara Pidana

Objek Gugatan
Objek gugatan atau pangkal sengketa TUN adalah KTUN yang dikeluarkan oleh badan atau
pejabat TUN yang mengandung perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa,
sedangkan dalam hukum acara perdata adalah perbuatan melawan hukum.

Kedudukan Para Pihak


Kedudukan para pihak dalam sengketa TUN,selalu menempatkan seseorang atau badan hukum
perdata sebagai pihak tergugat. Sedangkan dalam hukum acara perdata tidaklah demikian.

Gugat Rekonvensi
Gugat rekonvensi adalah gugatan yang diajukan oleh tergugat terhadap penggugat dalam
sengketa yang sedang berjalan antar mereka. Dalam hukum acara PTUN tidak mungkin dikenal
adanya gugat rekonvensi, karena dalam gugat rekonvensi berarti kedudukan para pihak semula
menjadi berbalik.

Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan


TUN masa waktunya tidak bisa lewat 90 hari, sedangkan perdata tidak terikat tenggang waktu

Tuntutan dalam Gugatan


Dalam hukum acara perdata boleh dikatakan selalu tuntutan pokok itu disertakan dengan
tuntutan pengganti atau petitum subsidiair. Dalam hukum acara PTUN, hanya dikenal satu
macam tuntutan agar KTUN yang digugat dinyatakan batal atau tidak sah atau tuntutan agar
KTUN yang dimohonkan oleh penggugat dikeluarkan tergugat.

Rapat Permusyawaratan
Prosedur ini tidak dikenal dalam hukum acara perdata. Sedangkan dalam hukum acara PTUN,
ketentuan ini diatur dalam pasal 62 UU PTUN.

Pemeriksaan Persiapan
Disamping pemeriksaan melalui rapat permusyawaratan, hukum acara PTUN juga mengenal
pemeriksaan persiapan,yang juga tidak dikenal dalam hukum acara perdata.
Putusan Verstek
Verstek berarti pernyataan bahwa tergugat tidak datang pada hari sidang pertama. Putusan
verstek dikenal dalam hukum acara perdata dan boleh dijatuhkan pada hari sidang
pertama,apabila terggat tidak datang setelah dipanggil dengan patut. Sedangkan dalam pasal 72
ayat 1 UU PTUN, maka dapat diketahui bahwa dalam hukum acara PTUN tidak dikenal putusan
verstek karena badan atau pejabat TUN yang digugat itu tidak mungkin tidak diketahui
kedudukannya.

Pemeriksaan Acara Cepat


Dalam hukum acara PTUN dikenal pemeriksaan dengan acara cepat (pasal 98 dan 99 UU PTUN
), sedangkan dalam hukum acara perdata tidak dikenal pemeriksaan dengan acara cepat.

Sistem Hukum Pembuktian


Sistem pembuktian dalam hukum acara perdata dilakukan dalam rangka memperoleh
kebenaran formal, sedangkan dalam hukum acara PTUN dilakukan dalam rangka memperoleh
kebenaran materiil.

Sifat Erga Omnesnya Putusan Pengadilan


Dalam hukum acara PTUN, putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
mengandung sifat erga omnes artinya berlaku untuk siapa saja dan tidak hanya terbatas
berlakunya bagi pihak-pihak yang berperkara,seperti halnya dalam hukum acara perdata.

Pelaksanaan Serta Merta


Dalam hukum acara PTUN tidak dikenal pelaksanaan serta merta sebagaimana yang dikenal
dalam hukum acara perdata. Dalam hukum acara PTUN, hanya putusan akhir yang telah
berkekuatan hukum tetap saja yang dapat dilaksanakan.

Upaya Pemaksa Agar Putusan Dilaksanakan


Dalamhukum acara perdata,apabila pihak yang dikalahkan tidak mau melaksanakan putusan
secara sukarela,maka dikenal adanya upaya-upaya pemaksa agar putusan tersebut
dilaksanakan, sedangkan dalam hukum acara PTUN tidak dikenal adanya upaya-upaya
pemaksa, karena hakikat putusan adalah bukan menghukum sebagaimana hakikat putusan
dalam hukum acara perdata.

Kedudukan Pengadilan Tinggi


Dalam hukum acara perdata kedudukan pengadilan tinggi selalu sebagai pengadilan tingkat
banding sehingga setiap perkara tidak dapat langsung diperiksa oleh pengadilan tinggi, tetapi
harus terlebih dahulu melalui pengadilan tingkat pertama. Sedangkan dalm hukum acara PTUN
kedudukan pengadilan tinggi dapat sebagai pengadilan tingkat pertama.

Hakim Ad Hc
Hakim ad hoc tidak dikenal dalam hukum acara perdata apabila diperlukan
keterangan ahli dalam bidang tertentu, hakim cukup mendengarkan
keterangan dari saksi ahli, sedangkan dalam hukum acara PTUN,hakim ad
hoc diatur dalam pasal 135 UU PTUN. Apabila memerlukan keahlian khusus,
maka ketua pengadilan dapat menunjuk seorang hakim ad hoc sebagai
anggota majelis.

Anda mungkin juga menyukai