Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rudi Hasim

NPM. : 18100012111325

HUKUM PIDANA

Percobaan Pidana (Poging)

A. Pengertian Percobaan

Pada umumnya kata percobaan atau poging berarti suatu usaha mencapai suatu tujuan, yang pada
akhirnya tidak atau belum tercapai. Dalam hukum pidana percobaan merupakan suatu pengertian teknik
yang memiliki banyak segi atau aspek. Perbedaan dengan arti kata pada umumnya adalah apabila dalam
hukum pidana dibicarakan hal percobaan, bebarti tujuan yang dikejar tidak tercapai. Unsur belum
tercapai tidak ada, namun tidak menjadi persoalan.[1]

Menurut kata sehari-hari yang disebut dengan percobaan yaitu menuju kesesuatu hal, tetapi tidak
sampai pada hal yang dituju, atau hendak berbuat sesuatu yang sudah dimulai, tetapi tidak sampai
selesai. Misalnya akan membunuh orang, telah menyerang akan tetapi orang yang di serang itu tidak
sampai mati, bermaksud mencuri barang, tetapi barangnya tidak sampai terambil, dan sebagainya.[2]

Penjelasan lain mengenai definisi percobaan, berasal dari Memorie van Teolichting yaitu sebuah
kalimat yang berbunyi: ”poging tot misdrijf is dan de bengonnen maar niet voltooide uitveoring van het
misdrijf, of wel door een begin van uitveoring geopenbaarde wil om een bepaald misdrijf te plegen”[3]
yang artinya: ”Dengan demikian, maka percobaan untuk melakukan kejahatan itu adalah pelaksanaan
untuk melakukan suatu kejahatan yang telah dimulai akan tetapi tidak selesai, ataupun suatu kehendak
untuk melakukan suatu kejahatan tertentu yang telah di wujudkan di dalam suatu permulaan
pelaksanaan”.[4]

Pompe mengatakan bahwa mencoba adalah berusaha tanpa hasil. Kalau syarat-syarat percobaan ada,
maka timbullah perbuatan pidana baru, meskipun dalam bentuk delik tidak selesai tetapi dapat
dipidana. Pemberian nama untuk percobaan oleh Pompe, yaitu bentuk perwujudan dari perbuatan
pidana, sebab deliknya timbul, menampakkan diri, tetapi dalam bentuk belum selesai. Percobaan yang
dapat dipidana mengandung arti perluasan dapat dipidananya delik tampak jelas dalam tuntutan jaksa
yang menyebutkan rumusan Pasal nomor sekian juncto pasal 53 KUHP.[5]

Jadi, dapat disimpulkan bahwa percobaan memiliki dua definisi yang pertama, percobaan adalah
pelaksanaan tindakan dari kejahatan yang telah dimulai tetapi tidak selesai. Yang kedua, percobaan
adalah suatu permulaan pelaksanaan tindakan dari niat yang dinyatakan untuk melakukan suatu
kejahatan tertentu

B. Syarat (Unsur-Unsur) Percobaan


Berdasarkan rumusan pasal 53 ayat (1) disimpulkan unsur-unsur tindakan yang disebut sebagai
percobaan, yaitu:

1. Adanya Niat

Di dalam teks bahasa Belanda niat ini adalah“Voornemen”yang menurut doktrin tidak lain adalah
kehendak untuk melakukan kejahatan, atau lebih tepatnya disebut “opzet” atau kesengajaan
(Hazewinkel – suriga; Jonkers; pompe; simons), dan ini meliputi semua atau dengan sadar kemungkinan.
Namun menurut vos yang dimaksud dengan kesengajaan diini adalah hanya kesengajaan sebagai
maksud.

Niat merupakan suatu keinginan untuk melakukan suatu perbuatan, dan ia berada di alam batiniah
seseorang. Sangat sulit bagi seseorang untuk mengetahui apa niat yang ada didalam hati orang lain. Niat
seseorang akan dapat diketahui jika ia mengatakanya pada orang lain.Namun niat itu juga dapat
diketahui dari tindakan (perbuatan) yang merupakan permulaan dari pelaksanaan niat.Oleh karena itu
dalam percobaan,niat seseorang untuk melakukan percobaan dihubungkan dengan permulaan
pelaksanaan.

2. Adanya Permulaan Pelaksanaan

Kehendak atau niat saja belum mencukupi agar orang itu dapat dipidana, sebab jika hanya
berkehendak saja maka orang itu tidak diancam pidana, berkehendak adalah bebas. Permulaan
pelaksanaan berarti telah terjadinya perbuatan tertentu.

Dalam hal ini, telah dimulai pelaksanaan suatu perbuatan yang dapat dipandang sebagai salah satu
unsur dari norma pidana, misalnya: kehendak mencuri atau mengambil barang milik orang lain mulai
diwujudkan misalnya, telah memasuki rumah atau pencopet telah memasukan tangan kekantong orang
yang hendak dicopet

C. Sanksi Terhadap Percobaan

Sanksi terhadap percobaan di atur dalam pasal 53 ayat (2) dan ayat (3) yang berbunyi sebagai berikut:

(2) maksimal hukuman pokok atas kejahatan itu dalam hal percobaandikurangi dengan sepertiga.

(3) kalau kejahatan itu di ancamdengan hukuman mati atau penjaraseumur hidup, maka di jatuhkan
hukuman penjara paling lama limabelas tahun.

Hukuman bagi percobaan sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (2) dan ayat (3) KUHP dikuranggi
sepertiga dari hukuman pokok maksimum dan paling tinggi lima belas tahun penjara.

Didalam ayat (2) dari Pasal 53 KUHP ditentukan bahwa hukuman yang dapat dikenakan atas
perbuatan percobaan ialah maksimum hukuman pokok atas suatu kejahatan diancam hukuman mati
atau hukuman penjara seumur hidup, maka terhadap perbuatan percobaannya diancamkan hukuman
maksimum lima belas tahun penjara.

Dalam hal percobaan maksimum ancaman hukuman (bukan yang dijatuhkan) pada kejahatan
dikurangkan dengan sepertiganya, ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup diganti dengan
hukuman penjara maksimum lima belas tahun, akan tetapi mengenai hukuman tambahan sama saj
halnya dengan kejahatan yang selesi dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai