Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Tembaga

Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor Atom 29 dan nomor massa 63,54,
merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur
1.803 derajat celcius dan titik didih 2.595 derajat celcius. Dikenal sejak jaman
prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali ditemukan dalam bentuk murni.
Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga yaitu dalam
bentuk logam merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan, perunggu serta
campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat - alat
listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat - alat listrik, pipa, kawat, pematrian,
Gambar 2.1 Tembaga ( Sumber : https://www.researchgate.net )
uang logam, alat - alat dapur, dan industri. Senyawa tembaga juga digunakan dalam
kimia analitik dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat - obatan
dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organisme hidup dan merupakan
unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.
2.2 Genesa Tembaga
Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 bagian yaitu
Genesa Primer dan Genesa Sekunder .
1. Genesa Primer
Logam Tembaga proses genesanya berada dalam lingkungan
magmatik, yaitu proses yang berhubungan langsung dengan intrusi magma.
Bila magma mengkristal maka terbentuklah batuan beku atau produk - produk
lain. Produk lain itu dapat berupa mineral - mineral yang merupakan hasil

3
suatu konsentrasi dari sejumlah elemen - elemen minor yang terdapat dalam
cairan sisa .
Pada keadaan tertentu magma dapat naik ke permukaan bumi melalui
rekahan - rekahan (bagian lemah dari batuan) membentuk terowongan
(intrusi). Ketika mendekati permukaan bumi, tekanan magma berkurang yang
menyebabkan bahan volatile terlepas dan temperatur yang turun menyebabkan
bahan non volatile akan terinjeksi ke permukaan lemah dari batuan samping
(country rock) sehingga akan berbentuk pegmatite dan hidrotermal .
2. Genesa Sekunder
Dalam Pembahasan mineral yang mengalami proses sekunder
terutama akan ditinjau proses ubahan( alteration ) yang akan terjadi pada
mineral - mineral urat ( vein ). Mineral Sulfida yang terdapat dialam mudah
sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah
menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya
didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut
Gossan ( Penudung Besi ). Sedangkan material logam yang terlarut akan
mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona
pegayaan sekunder.
Pada Zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung
sirkulasi udara dan air yang aktif, akibatnya sulfida - sulfida akan teroksidasi
menjadi sulfat - sulfat dan logam - logam dibawa serta dalam bentuk larutan,
kecuali unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum proses
pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu
sebagai malakit dan Azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti
kuprit, gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi
kandungan logam dan kandungan kaya bijih.
Apabila larutan mengandung logam terus bergerak kebawah sampai
zona air tanah maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi
menjadi proses reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan
oksigen. Dengan demikian terbentuklah suatu zona pengayaan sekunder yang
dikontrol oleh aifinitas bermacam logam sulfida.
Logam Tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang,
dimana larutan mengandung tembaga ( Cu ) akan membentuk seperti pirit dan
kalkopirit yang kemudian menghasilkan sulfida - sulfida sekunder yang sangat

4
kaya dengan kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini
berbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung konsentrasi tembaga
berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.

Selain itu, Bijih tembaga juga terbentuk melalui proses Alterasi Hidrotermal
dimana Alterasi Hidrotermal merupakan suatu proses kompleks yang mengakibatkan
perubahan mineralogi , tekstur, maupun kandungan kimia dari batuan . Proses tersebut
merupakan hasil interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya
pada kondisi fisika dan kimia tertentu . Larutan Hidrotermal dapat didefinisikan
sebagai larutan panas (-50℃ hingga >500℃),mengandung unsur terlarut yang
umumnya terpresipitasi ketika larutan mengalami perubahan karakteristik secara
temporal dan spasial .
Interaksi antara larutan hidrotermal dan batuan yang dilewati akan mengubah
sifat fisik dan kimia meliputi tekstur dan mineralogi ( corbett dan leach, 1997). Model
Konseptual interaksi fluida hidrotermal yang berkaitan dengan sistem magmatik
dengan batuan yang dilewatinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 Model Konseptual interaksi fluida hidrotermal ( Corbett and Leach, 1998).

2.3 Sifat - Sifat Tembaga


Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan,
karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Pengotor yang terdapat
dalam tembaga akan memperkecil daya hantar listriknya.

5
Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga
tinggi dan tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk kelengkapan
bahan radiator, ketel. Dibawah ini adalah beberapa sifat fisika dan kimia dari tembaga
:
1. Sifat Fisik
- Tembaga memiliki warna kuning kemerah - merahan
- Unsur ini sangat mudah dibentuk atau lunak
- Bersifat sebagai konduktor panas dan listrik yang bagus
- Tembaga bersifat keras bila tidak murni
- memiliki titik leleh pada 1084,62 derajat celcius dan titik
didih pada 2562 derajat celcius
2. Sifat Kimia
- Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga
tahan terhadap korosi .
- Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi oleh
suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari
tembaga karbonat basa.
- Pada suhu sekitar 300 derajat celcius tembaga dapat bereaksi
dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam .
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 derajat
celcius, akan terbentuk tembaga ( l ) oksida ( Cu 2O ) yang
berwarna merah .
- Tembaga tidak bereaksi dengan alkali , tetapi larut dalam
amonia oleh adanya udara membentuk larutan yang
berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4

6
2.4 Penyebaran Tembaga di Indonesia

Keberadaan sumber daya alam tidak selamanya melimpah. Ada beberapa


sumber daya alam yang terbatas jumlahnya. Terkadang dalam proses
pembentukannya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dan tidak dapat
ditunggu oleh tiga atau empat generasi keturunan manusia. Indonesia kaya
sumber daya alam dan memiliki banyak barang tambang baik logam maupun non
logam. Oleh karenanya posisi Indonesia sejak zaman kolonial terus menjadi
perebutan oleh para penjajah. Nilai ekonomis yang dihasilkan dari barang
tambang tersebut ternyata mengundang niat penjajah untuk menguasai wilayah
Indonesia secara lebih leluasa. Di zaman kolonial, Indonesia dipandang sebagai
wilayah yang kaya hasil bumi seperti rempah-rempah dan hasil perkebunan
lainnya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia juga kaya akan sumber
daya alam berupa barang tambang yang jika diolah akan mendatangkan
keuntungan yang besar.

Indonesia berada di sisi Barat dari apa yang dinamakan “Pacific Ring of
Fire” atau Cincin Berapi Pasifik yang ditandai dengan kegiatan vulkanik yang
tinggi karena pergerakan lempeng-lempeng bumi yang menimbulkan gejolak
tektonik di bawah permukaan bumi. Gejolak tektonik karena pergerakan
lempeng-lempeng bumi ini menyebabkan bencana alam yang mengancam dalam
bentuk letusan gunung berapi yang dalam situasi tertentu dapat memicu
terjadinya tsunami seperti yang telah terjadi di Indonesia dalam waktu beberapa
tahun belakangan ini. Di pihak lain, magma yang keluar dari perut bumi di Cincin
Berapi Pasifik diperkirakan mengandung berbagai logam berharga, terutama
emas dan tembaga.

Daerah-daerah di Indonesia ini pada dasarnya memiliki berbagai jenis


Sumber Daya Alam (SDM) yang sangat melipah, baik di daerah kabupaten
ataupun di provinsi. Banyak hal yang perlu kita ketahui tentang daerah-daerah di
Indonesia ini, salah satunya adalah tentang Daerah Penghasil Tembaga terbesar di
Indonesia. Untuk daerah yang menghasilkan tembaga terbesar di Indonesia antara
lain adalah sebagai berikut;

7
Gambar 2.3. Peta Penyebaran Bahan Tambang Di indonesia .
Sumber (http://geoenviron.blogspot.com)

1. Kabupaten Mandailing Natal yang berada di Provinsi Sumatera Utara.

2. Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.

3. Daerah Sumbawa Barat yang ada di Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat)

4. Daerah Katingan yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah.

5. Provinsi Sulawesi Tengah.

6. Daerah Toli Toli yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah.

7. Daerah Bone yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan.

8. Daerah Tembagapura yang ada di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

9. Provinsi Jambi

Anda mungkin juga menyukai