Anda di halaman 1dari 16

82 HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017

PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN SEBAGAI


ALTERNATIF UNTUK MENDONGKRAK KECERDASAN BAHASA
MELALUI KEGIATAN MENDONGENG

(Studi Kasus terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Usia Dini)

Nur Syamsiyah, M.Pd.

Dosen PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Email: nur.syamsiyah@uinjkt.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemerolehan bahasa anak usia 2-3 tahun pada
tataran morfologi (kelas kata verba dan nomia) dan mengetahui hubungan mendongeng
dengan kecerdasan bahasa anak. Penelitian ini terfokus pada pemerolehan bahasa
Dzakiyaturrohmah Hardiyana anak usia 2 tahun 11 bulan hingga usia 3 tahun 5 bulan
yang diberikan stimulasi berupa kegiatan mendongeng dalam kegiatan bermain dan pola
pengasuhan selama proses penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Hasil penelitian pemerolehan bahasa yang dilakukan oleh peneliti pada anak usia 2-3
tahun pada dasarnya anak memiliki kemampuan untuk memproduksi bahasa dengan
cara meniru atau melakukan proses imitasi terhadap apa yang didengarnya. Pemerolehan
bahasa pada tataran morfologi yang dimiliki oleh subjek penelitian pada kelas kata verba
yaitu pada kategori verba dasar bebas, verba aktif, dan verba turunan berafiks. Sementara
itu, subkategori pada verba lain belum dimiliki. Hal ini disebabkan karena kalimat yang
diproduksi oleh subjek penelitian masih merupakan kalimat-kalimat sederhana.

Sementara itu, pemerolehan bahasa pada tataran nomina adalah nomina dasar, nomina
bernyawa pada kategori persona (insan) dan kekerabatan, nomina flora dan fauna, nomina
flora dan fauna yang dipersonifikasikan, nomina tak bernyawa konsep geografis, nomina
penggolong benda, dan nomina terbilang terhitung.

Pemerolehan bahasa pada kelas kata nomina lebih banyak diperoleh. Hal ini disebabkan
karena kelas kata nomina memiliki hubungan lebih dekat dengan konsep pemahaman
anak. Oleh karena itu, anak lebih sering digunakan nomina dalam mengekspresikan
ide seperti mengucapkan jenis-jenis binatang, kata ganti orang, dan letak geografis atau
Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324
HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017 83

tempat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesungguhnya mendongeng memiliki hubungan


positif dengan pemerolehan bahasa. Hal ini ditandai dengan adanya penambahan kosa
kata baru yang dimiliki dan kemudian diucapkan oleh subjek penelitian dalam beberapa
beristiwa tutur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mendongeng memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan bahasa anak usia 2-3 tahun. Hal
ini terlihat pada subjek penelitian yang sudah dapat memahami bahasa secara lisan, dan
dapat mengekspresikan ide melalui kata-kata yang dipahami oleh lawan bicara. Namun
demikian, karena penelitian ini adalah bukan penelitian longitudinal, maka peneliti
menyadari bahwa mendongeng mampu mendongkrak kecerdasan bahasa anak. Akan
tetapi, pengaruh lingkungan dan interaksi sosial juga mempengaruhi kecerdasan bahasa
tersebut.

Kata Kunci: Pemerolehan Bahasa, Kecerdasan Bahasa, Mendongeng.

A. PENDAHULUAN meniru, dan mempraktikkan bahasa dan


simbol-simbol linguistik yang dilihatnya
Menguasai bahasa bagi seseorang
untuk berkomunikasi dengan orang-orang
sesungguhnya menjadi hal yang sangat
dan lingkungan sekitarnya.
mendasar. Hal ini disebabkan karena segala
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang Pemerolehan bahasa memiliki
dalam kehidupan sehari-hari tidak akan beberapa komponen. Komponen tersebut
pernah terlepas dari bahasa sebagai alat berupa peralatan pemerolehan bahasa
komunikasi. Tanda-tanda linguistikpun (Language Acguisition Device/LAD)
dalam kehidupan dan lingkungan tidak bisa yakni: 1) kecakapan untuk membedakan
diindahkan. Oleh karena itu, bagi setiap bunyi-bunyi bahasa dengan bunyi-bunyi
orang mengusai bahasa adalah hal yang lain. 2) kecakapan mengorganisasikan
tidak bisa dinafikan. satuan linguistik ke dalam sejumlah
kelas yang akan berkembang kemudian.
Berbicara mengenai penguasaan
3) pengetahuan tentang sistem bahasa
bahasa, maka akan sangat erat kaitannya
yang mungkin dan yang tidak mungkin.
dengan pemerolehan bahasa karena
4) kecakapan menggunakan sistem
kedua hal tersebut saling bergayut. Untuk
bahasa pada penilaian perkembangan
menguasai bahasa, maka seorang anak akan
sistem linguistik, dengan demikian dapat
melalui tahap pemerolehan bahasa terlebih
melahirkan sistem yang dirasakan mungkin
dalulu. Pemerolehan bahasa adalah suatu
di luar data linguistik yang ditemukan,
proses ketika seorang anak mendengar,
Brow & Ford (1962:22)

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


84 HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017

Komponen dan tahapan dapat menyisipkan pesan secara implisit


pemerolehan bahasa yang telah terurai di dan memberikan pembelajaran berupa
atas, tentunya tidak begitu saja di dapat oleh contoh penanaman karakter yang perankan
seoang anak. Akan tetapi, melalui beberapa dalam cerita tersebut.
faktor yang dijadikan sebagai stimulasi.
Berkenaan dengan dongeng, Agus
Hastuti (1996:21) memaparkan bahwa
(2009:80) berpendapat bahwa mendongeng
pemerolehan bahasa anak dipengaruhi oleh
merupakan salah satu upaya menyampaikan
4 faktor yaitu: 1) orang tua, 2) lingkungan, 3)
pesan kepada anak secara lebih mudah.
teman sebaya, dan 4) kegiatan komunikasi.
Mendongeng mampu mengajak anak-anak
Salah satu faktor utama yang melihat lebih jelas bagaimana ekspresi/
mempengaruhi pemerolehan bahasa mimik muka, intonasi suara, karakter juga
adalah orang tua. Hal ini disebabkan gerak-gerik si pendongeng.
karena pada umumnya orang tua memiliki
Selain menyampaikan pesan moral
intensitas waktu kebersamaan dengan
dan penanaman karakter, bahasa yang
anak cukup banyak. Kebersamaan dan
digunakan dalam dongeng dapat dijadikan
pola pengasuhan antara orang tua dengan
sebagai stimulasi pemerolehan bahasa
anaknya ini kemudian diistilahkan dengan
bagi anak. Dalam hal ini terutama anak
istilah pendidikan anak dalam keluarga.
usia 2-3 tahun. Hal ini disebabkan karena
Pendidikan anak dalam keluarga sudah
bahasa dalam dongeng memiliki diksi-
diatur dalam UU SISDIKNAS No.32
diksi yang mudah dipahami, disesuaikan
tahun 2003 pasal 28 ayat 5 menjelaskan
dengan kondisi anak, dan menggunakan
bahwa pendidikan anak usia dini pada
bahasa yang bermartabat. Oleh karena
jalur pendidikan informal berbentuk
itu, melalui kegiatan mendongeng sebagai
pendidikan keluarga atau pendidikan yang
pola pengasuhan dan permainan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
diterapkan orang tua dalam memberikan
Berdasarkan undang-undang pendidikan anak dalam keluarga dapat
tersebut, maka orang tua berhak untuk memberikan dampak yang signifikan
memberikan pendidikan bagi anaknya. terhadap pemerolehan bahasa anak.
Salah satu jenis kegiatan pendidikan dalam
Pemerolehan bahasa yang sudah
keluarga yang dapat diaplikasikan untuk
dimiliki oleh anak kemudian diharapkan
menstimulasi pemerolehan bahasa pada
akan dapat mendongkrak kecerdasan bahasa.
anak adalah dengan cara mendongeng.
kecerdasan bahasa adalah kecerdasan yang
Hal ini disebabkan karena kegiatan
berhubungan dengan kemampuan berikut:
mendongeng atau bercerita adalah salah
1) memahami informasi melalui kata-kata
satu kegiatan yang disukai oleh anak-anak.
dan bahasa baik tertulis maupun lisan, 2)
Selain itu, melalui mendongeng, orang tua
mengekspresikan ide malalui kata-kata baik
Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324
HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017 85

tertulis maupun lisan dan dimengerti oleh B. METODOLOGI


lawan bicara secara baik, 3) segala sesuatu
Berikut akan diuraikan tempat
yang berhubungan dengan komunikasi dan
dan waktu penelitian, setting
artiya, Windura (2008:61).
penelitian, subjek dan objek
Pemerolehan dan kecerdasan penelitian, metode penelitian, teknik
bahasa yang distimulasi oleh orang analisis data, prosedur pengolahan
tua dengan menggunakan bahasa yang data, pemeriksaan keabsahan data,
bermartabat, tentunya dapat membentuk dan teknik analisis data.
kepribadian anak degan karakter santun
Tempat dan Waktu Penelitian
dalam berbahasa. Hal ini juga bertujuan
untuk mengurangi dan bahkan menghindari a. Tempat Penelitian
transformasi bahasa gaul yang di dapat
Penelitian ini dilakukan di Jalan Semangi
anak dari acara televisi yang kurang bersifat
2 No. 21 Ciputat Tangerang Selatan.
edukatif.
Tempat tersebut merupakan tempat tinggal
Kecerdasan bahasa yang dimiliki Dzakiyaturohmah. Selain itu, penelitian
oleh anak tentunya akan mempengaruhi juga dilakukan di Perum Taman Kota
kecerdasan lainnya. Dan jika seorang Ciperna Cirebon Blok G1 No. 24 pada
anak memiliki kecerdasan bahasa yang saat subjek yang diteliti sedang pulang
mumpuni, maka secara tidak langsung kampung.
orang tua sudah ikut serta mencerdaskan
b. Waktu Penelitian
bangsa melalui bahasa. Karena bangsa
yang bermartabat adalah bangsa yang Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
menghargai dan menjunjung tinggi bahasa. Februari hingga Agustus 2016. Berikut
ini akan diuraikan rangkaian kegiatan
Berdasarkan uraian yang telah
pelaksanaan penelitian.
terpapar di atas, maka peneliti berasumsi
bahwa perlu diadakan penelitian terkait Setting (Latar) Penelitian
pemerolehan bahasa sebagai salah satu
alternatif untuk mencerdaskan bangsa Penelitian ini dilakukan di Jalan
melalui judul “Pemerolehan Bahasa Anak Semangi 2 No. 21 Ciputat Tangerang
Usia 2-3 Tahun sebagai Alternatif untuk Selatan. Tempat tersebut merupakan
Mendongkrak Kecerdasan Bahasa melalui tempat tinggal Dzakiyaturohmah. Selain
Kegiatan Mendongeng”. Penelitian ini itu, penelitian juga dilakukan di Perum
berupa studi kasus pada Dzakiyyaturrohmah Taman Kota Ciperna Cirebon Blok G1
Hardiyana yang berusia 2 tahun 11 bulan No.24 pada saat subjek yang diteliti sedang
hingga usia 3 tahun 5 bulan. pulang kampung. Pengumpulan data
dilakukan selama 5 bulan yaitu pada bulan

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


86 HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017

Februari hingga Agustus 2016. Sementara penelitian ini dilakukan dengan dengan
itu, penulisan laporan dilakukan pada bulan teknik rekam dan catat. Peneliti merekam
September hingga Oktober 2016. dialog dengan subjek penelitan kemudian
hasil rekaman tersebut ditranskripsikan ke
Subjek dan Objek Penelitian
dalam bentuk tulis.
a. Subjek Penelitian
Prosedur Pengolahan Data
Subjek dalam penelitian ini adalah anak
Data dalam penelitian ini adalah
peneliti yang bernama Dzakiyaturrohmah
kata dan kalimat yang digunakan dalam
Hardiyana pada usia 2 tahun 11 bulan
peristiwa tutur dalam kehidupan sehari-hari
sampai dengan usia 3 tahun 5 bulan.
. Data ini berbentuk wacana interaksional
b. Objek Penelitian yang diperoleh dari kegiatan percakapan
formal antara subjek penelitian dengan
Objek dalam penelitian ini adalah peneliti yang direkam dalam handpone.
pemerolehan bahasa anak usia 2-3 tahun
melalui kegiatan mendongeng. Pemeriksaan Keabsahan Data

Metode Penelitian Keabsahan data sesungguhnya


berguna untuk memvalidasi kebenaran
Metode yang digunakan dalam antara yang diamati oleh peneliti adalah
penelitian ini menggunakan metode sama dengan kejadian yang terjadi dilokasi
kualitatif deskriptif dengan pendekatan penelitian. Selain itu, untuk memvalidasi
studi kasus. Kualitatif yaitu penelitian yangjuga bahwa yang dideskripsikan oleh
bermaksud untuk memahmai fenomena peneliti adalah sesuai dengan kenyataan
yang dialami oleh subjek penelitian secara sebenarnya. Untuk menganalisis hal ini
holistik dan dengan cara deskripsi dalam terutama pada data kualitatif digunakan
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu suatu teknik yang disebut Triangulasi.
konteks hubungan khusus yang alamiah dan Tringulasi adalah teknik pemeriksaan data
dengan memanfaatkan berbagai metode yang memanfaatkan sesuai yang lain di
alamiah (Moleong, 2004: 6). Melalui luar data untuk keperluan pengecekan atau
metode ini peneliti akan mendeskripsikan sebagai pembanding terhadap data tersebut
dan menganalisis pemerolehan morfologi (Moleong, 2004: 330).
pada kategori kata verba Dzakiyaturoohmah
Hardiyana pada usia 2 tahun 11 bulan Teknik Analisis Data
hingga usia 3 tahun 5 bulan.
Data yang telah terkumpul
Teknik Pengumpulan Data kemudian secara keseluruhan dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis
Teknik pengumpulan data pada deskriptif kualitatif. Langkah yang

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017 87

dilakukan adalah data yang berupa Buku-buku dongeng yang


rekaman ditranskripsikan ke dalam bentuk digunakan dalam penelitian ini adalah
tulisan kemudian dianalisis sesuai dengan buku dongeng terbitan dalam negeri. Hal
teori morfologi pada kelas kata verba ini dilakukan dengan tujuan agar subjek
dan nomina dengan menggunakan teori penelitian memiliki jiwa nasionalisme sejak
Harimurti Kridalaksana. dini. Selain itu, pemilihan penggunaan
buku dongeng terbitan dalam negeri
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
juga sebagai salah satu alternatif untuk
Penelitian yang dilakukan menanamkan pendidikan karakter yang
oleh peneliti adalah studi kasus pada tersirat dari pesan moral buku tersebut.
Dzakiyaturrohmah Hardiyana yang
Setelah diberikan perlakuan berupa
merupakan anak kandung dari peneliti pada
kegiatan mendongeng, langkah yang
usia 2 tahun 11 bulan sampai dengan usia
dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
3 tahun 5 bulan. Hal ini dilakukan dengan
temuan dalam penelitian ini adalah dengan
alasan agar peneliti dapat dengan mudah
merekam percakapan yang dilakukan antara
memberikan perlakuan dan mengontrol
peneliti dengan subjek penelitian. Dari
pemerolehan bahasa melalui pola
sekian banyak percakapan yang dilakukan
pengasuhan anak.
oleh peneliti dengan subjek penelitian,
Penelitian ini dilaksanakan selama hanya 5 percakapan yang dijadikan sampel
6 bulan yaitu pada bulan Februari sampai oleh peneliti dan diambil secara acak.
dengan Agustus 2016. Kegiatan yang
Berikut akan disajikan pembahasan
dilakukan selama proses penelitian adalah
dan hasil penelitian pada contoh-contoh
memberikan perlakuan kepada subjek
ujaran yang diucapkan oleh subjek
penelitian berupa kegiatan mendongeng.
penelitian. Hasil ujaran tersebut, kemudian
Kegiatan mendongeng ini dilakukan pada
dianalisis berdasarkan tataran morfologi
saat menjelang tidur malam dan disela-sela
pada kelas kata verba.
waktu bermain.

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


88 HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017

Percakapan 1 Kiya : Tupai, kodok, apa ini? Piyo,


kura-kura. Pada tu hari seekor…
Kiya : (Sedang Mendongeng) da..da..da..da.. selesai
Da satu hari seekor (Tupai, kodok, apa ini? Piyo,
buaya, ini rubah, ini kura-kura. Pada suatu hari,
kancil seekor… da.. da.. da.. da..
selesai).
Hai kamu, kenapa kancil, kata
buaya. Mama : Selesai?
Kiya : Iya
Hai.., kamu mau beli makanan,
mo gak? Analisis Morfologi pada Kelas Kata
Di sini ada buaya. Tiba-tiba… Verba pada Percakapan 1
seekor pada satu hari seekor
buaya… mama ini apa ma? Pada percakapan 1 di atas, hanya
(Pada suatu hari, seekor buaya, terdapat satu kelas kata verba. Kata tersebut
ini rubah, ini kancil adalah kata (mem)beli pada kalimat “Hai..,
Hai kamu, kenapa kancil, kata kamu mau beli makanan”. Maksud kalimat
buaya. tersebut adalah “Hai.., kamu akan (mem)
Hai kamu, mau beli makanan beli makanan”. Kata membeli pada
mau gak? kalimat tersebut termasuk ke dalam verba
Di sini ada buaya. Tiba-tiba..
aktif yaitu verba yang subjeknya berperan
seekor pada suatu hari seekor sebagai pelaku.
buaya… mama apa ini ma?)
Mama : Kura-kura Analisis Morfologi pada Kelas Kata
Nomina pada Percakapan 1
Kiya : Kura-kura, pada tu hari, kura-
kura dan apa?
Pada percakapan di atas, terdapat
(Kura-kura, pada suatu hari, beberapa nomina yang terbentuk dari ujaran
kura-kura dan apa?)
tersebut. Ketika subjek penelitian sedang
Mama : Tupai
Kiya : Tupai.., ini apa? mendongeng (menirukan mendongeng)
Mama : Piyo maka banyak terucap kelas kata nomina
Kiya : Piyo, apa ini? seperti pada kata seekor Buaya, Rubah,
Mama : Kodok Kancil, Kura-kura, Tupai, Kodok, Kelinci,
Kiya : Kodok, ini bebek. Pada tu hari dan Bebek pada kalimat berikut:
pada suatu hari se kelinci, ci,
buaya, ini apa? (1) Da satu hari seekor buaya, ini rubah,
ini kancil
(Kodok, ini bebek. Pada suatu
hari, pada suatu hari seekor (2) Hai kamu, kenapa kancil, kata buaya.
kelinci, kelinci, buaya, ini apa?
Mama : Tupai (3) Hai.., kamu mau beli makanan, mo
gak?

(4) Di sini ada buaya. Tiba-tiba… seekor


Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324
HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017 89

pada satu hari seekor buaya… mama da.. selesai”


ini apa ma?
Kata Piyo yang dimaksud oleh subjek
Kata seekor Buaya, Rubah, Kancil, Kura- penelitian dalam kalimat 1 dan 2 adalah
kura, termasuk ke dalam kelas kata nominanama seekor anak ayam yang terdapat
bernyawa pada kategori nomina flora dan dalam sebuah buku dongeng. Oleh karena
fauna. itu, kata Piyo tergolong ke dalam kelas kata
nomina bernyawa persona (insan) yang
Selain itu, nomina yang terbentuk
menyatakan orang atau yang diperlakukan
dari ujaran subjek penelitian pada
seperti orang.
percakapan 1 adalah kata kamu pada
kalimat: Percakapan 2

(1) Hai kamu, kenapa kancil, kata buaya. Kiya : Ini…


Mama : Dede mau kura-kura?
(2) Hai kamu, mau beli makanan mau Kiya : Iya
gak? Mama : dede mau mana lagi?
Kiya : Mau ini, ini, ini,ini, ini, ini,
Kata kamu pada kalimat 1 da 2 termasuk ulang ini, ini, ini, ini, ini, ini,
ke dalam kelas kata nomina persona insan. ini

(sambil menunjuk gambar)


Sementara itu, nomina lain yang
Mama : Kenapa milih kura-kura
terbentuk dalam ujaran percakapan 1 sayang?
adalah kata Mama. Kata tersebut terdapat Kiya : Ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini. Uda
dalam kalimat: de selesai deh
Mama : Kenapa pilih kura-kura?
(1) Tiba-tiba..seekor, pada suatu hari Kiya : De mau kura-kura, bosen ini
seekor buaya… mama apa ini ma? juga
Mama : Dede mau beli dimana? Beli
Kata mama dan ma pada kalimat tersebut buku dongeng dimana?
Kiya : Di CSB
termasuk ke dalam nomina bernyawa pada
Mama : Dede suka mendongeng?
kategori nomina persona (insan) dan lebih Suka tidak? Tidak kedengeran
tepatnya adalah nomina kekerabatan. suaranya.
Kiya : Suka, kok ibunya sama, sama,
Selain hal yang telah terpapar di ko ibunya sama, kenapa sama?
atas, pada percakapan 1 terdapat pula kata
(sambal menunjuk buku
Piyo. Kata Piyo pada kalimat: mendongeng gambar penguin)
Mama : Karena ibunya sedang sama
(1) “Piyo, apa ini?” anaknya

(2) “Tupai, kodok, apa ini? Piyo, kura-


kura. Pada tu hari seekor…da..da..da..

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


90 HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017

Kiya : O, anaknya ada dua ya? demikian, kelas kata yang banyak terucap
adalah kelas kata nomina, ajektiva, dan
Kok sama, kok sama, kok
sama, dede mau ini, ini, ini, ini, numeralia. Hal ini disebabkan karena
ini. pada anak usia 2-3 tahun subjek penelitian
(sambil menunjuk gambar belum banyak memiliki pemerolehan
buku dongeng) bahasa dalam bentuk kosa kata yang
sama, sama… semua, semua berfungsi sebagai predikat. Kalimat yang
ininya dua. terbentuk dalam ujaran subjek penelitian,
Buku, buku, buku ininya dua belum memiliki struktur gramatikal yang
sekali, buat di sini, sama di lengkap. dalam hal ini subjek penelitian
Ciputat, buat di Cebon, sama hanya mengungkapkan kata benda atau
di Indamayu, sama di Jakarta,
sama dimana ya, sama di sini, nomina yang biasa ia lihat dan ia dengar
yang ada di rumahnya. seperti nama binatang, kata ganti orang,
Mama : Dede paling suka dongeng nama tempat dan lain-lain. Selain nomina,
yang mana?
kata yang sering terucap adalah kelas kata
Kiya : Paling suka dongeng yang ini,
ini, ini, ini, ini, ini, ini… numeralia. Hal ini disebabkan karena
pada usia ini anak lebih cenderung senang
(Sambil menunjuk buku
dongeng) berhitung. Berhitung yang dimaksud adalah
Mama : Namanya apa dongengnya? merinci jumlah benda.
Kiya : Namanya kura-kura dan
babat kurung, ini badannya,, Analisis Morfologi pada Kelas Kata
hidung… Nomina pada Percakapan 2
Mama : Terus apa?
Kiya : Ini, ini, ini, ini, ini, ini, … Pada percakapan 2 di atas, terucap beberapa
Mama : Ada si Tupai tidak? kelas kata nomina, yaitu kata De. Maksud
Kiya : gak ada,, ini si bosen, ini juga kata De pada kalimat “De mau kura-kura,
bosen, enakan yang ini, ini, ini,
ini,ini… bosen ini juga” adalah Dede. Maksud
kalimat tersebut adalah “Dede mau kura-
(sambil menunjuk buku
dongeng) kura, bosen ini juga”. Dede merupakan
Mama : Ada si Piyo tidak? panggilan sayang subjek penelitian. Jika
Kiya : Gak ada, Piyo si ada di Jakarta dianalisis secara morfologi, maka kata
Mama : O,, yang ada di Cirebon, dede termasuk ke dalam kelas kata nomina
Ciputat, e.., Cirebon, Ciperna
apa?
persona (insan) pada sub kategori nomina
Kiya : Belum ada, sama belum ada. kekerabatan.
Analisis Morfologi pada Kelas Kata
Verba pada Percakapan 2 Nomina lain yang terdapat pada
percakapan 2 adalah kata Ibu Pada kalimat:
Pada percakapan 2 di atas, tidak
terucapkan kelas kata verba. Namun “Suka, kok ibunya sama, sama, ko ibunya

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017 91

sama, kenapa sama?”. Kata Ibu Jika Selain nomina yang telah terpapar
dianalisis secara morfologi, maka termasuk di atas, masih terdapat nomina ain yang
ke dalam kelas kata nomina persona (insan) terdapat pada percakapan 2 yaitu kata
pada sub kategori nomina kekerabatan. Ciputat ,Cirebon, Indramayu, Jakarta, dan
Selain itu, Kelas kata nominapersona (insan) Cirebon dalam kalimat:
pada sub kategori nomina kekerabatan juga
(1) “Sama di Ciputat, buat di Cebon,
terdapat dalam percakapan 2 ini, yaitu kata sama di Indamayu, sama di
anak dalam kalimat: “O, anaknya ada dua Jakarta”.
ya?” (2) “Gak ada, Piyo si ada di Jakarta”
Selain nomina yang telah terurai
di atas, pada percakapan 2 terdapat pula
Kata Ciputat, Cebon (Cirebon), Indamayu
nomina lain yaitu kata buku dan hidung
(Indramayu), dan Jakarta pada kalimat
pada kalimat:
1 dan 2 di atas termasuk ke dalam kelas
(1) “Buku, buku, buku ininya dua sekali” kata nomina tak bernyawa dalam konsep

(2) “ini badannya,, hidung…” geografis.

Percakapan 3

Kata buku dan hidung pada kalimat 1 dan Mama : Coba dilempar bolanya
2 termasuk ke dalam kelas kata nomina Kiya : …….
Mama : Ngomong dedenya…
terbilang yaitu nomina terhitung yang
Kiya : Iya…
dapat didampingi oleh numeralia. Mama : Iya atau tidak
Kiya : Tidak
Sementara itu, pada kalimat lain
Mama : Berhitung mulai
nomina yang terucap oleh subjek penelitian
Kiya : Tu… (satu)
adalah kata kura-kura dalam kalimat Mama Satu
“Namanya kura-kura dan babat kurung”. Kiya : Satu, dua, tiga, empat, lima,
Kura-kura dalam kalimat tersebut termasuk enam, tujuh
Mama : Terus…?
ke dalam kelas kata nomina bernyawa
Kiya : Delapan, sembilan,
kategori flora dan fauna. Selain itu, terdapat sepuluh,… lima belas
pula kelas kata nomina bernyawa kategori Mama : o.. lima belas, hebat, terus?
jari dede ada berapa?
flora dan fauna yang dipersonifikasikan
Kiya : Dua
yaitu kata Piyo dalam kalimat “Gak Mama : Dua, hebat. Mata dede ada
ada, Piyo si ada di Jakarta”. Piyo yang berapa?
dimaksudkan oleh subjek penelitian adalah Kiya : Dua
Mama : Mata gunanya untuk apa?
nama seekor anak ayam yang terdapat
Kiya : Untuk melihat bulan,
dalam sebuah buku dongeng.

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


92 HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017

Mama : Hebat, untuk melihat bulan.., atau secara inheren mengandung makna
kalua mulut? Dede punya perbuatan (aksi). Oleh karena itu, kata
mulut?
Kiya : Punya…. melihat dalam kalimat tersebut termasuk
Mama : Gunanya untuk apa…? ke dalam kelas kata verba aktif yaitu verba
Mulut gunanya untuk apa? yang subjeknya berperan sebagai pelaku.
Kiya : Buat makan
Mama : Hebat, kalau hidung? Verba lain yang terdapat dalam
Kiya : Buat, buat percakapan 3 adalah kata makan pada
Mama : Buat apa ya: kalimat “untuk makan”. Secara gramatikal
Kiya : Buat gini-gini
kalimat tersebut tidak lengkap. hal ini
Mama : Hahahaha,, buat gini-gini,
kalau telinga gunanya untuk disebabkan karena tidak terucap beberapa
apa?
kalimat. Kalimat seharusnya adalah
Kiya : Buat geri…buat orang,
“tangan berfungsi untuk makan”. Kata
Mama : Buat orang… kalau tangan
gunanya untuk apa? makan dalam kalimat tersebut termasuk ke
Kiya : Untuk makan.. dalam kelas kata verba dasar bebas.
Mama : Untuk makan…, kalua kaki
gunanya untuk apa? Percakapan 3 di atas, juga terdapat
Kiya : Buat jalan
kata (ber)jalan dalam kalimat “buat jalan”.
Mama : Kepala gunanya buat apa?
Kalimat lengkap yang seharusnya terucap
Kiya : Buat kepala,
Mama : Buat kepala…, rambut adalah “Kaki berguna untuk berjalan”.
gunanya untuk apa? Kata jalan yang dimaksudkan oleh subjek
Kiya : Kepala, rambut adanya penelitian adalah berjalan. Oleh karena
kepala
Mama : rambut adanya kepala…., itu, jika dianalisis secara mofmologi, maka
terus apa lagi ya? kata berjalan termasuk ke dalam kelas kata
Kiya : Lempar.. verba aktif yaitu verba yang subjeknya
Mama : Lempar…? Ok.. bola
gunanya untuk apa? berperan sebagai pelaku.
Kiya : Bola pimpong,
Kata lempar juga diucapkan oleh
Mama : Bola pimpong gunanya
untuk apa? Untuk apa sayang? subjek penelitian pada percakapan 3 di
Kiya : hahah hahaha atas. Kata lempar yang dimaksud adalah
“Dede Melempar bola”. Namun kalimat
Analisis Morfologi pada Kelas Kata
yang diucapkan hanya kata lempar. Kata
Verba pada Percakapan 3
melempar dalam kalimat tersebut termasuk
Pada percakapan 3 di atas, terdapat ke dalam kelas kata verba aktif yaitu verba
kata melihat pada kalimat: “Untuk melihat yang subjeknya berperan sebagai pelaku.
bulan”. Kalimat yang dimaksudkan oleh
Analisis Morfologi pada Kelas Kata
subjek penelitian adalah “Mata berguna
Nomina pada Percakapan 3
untuk melihat bulan”. Kata melihat dalam
kalimat tersebut berfungsi sebagai predikat Pada percakapan 3 di atas, subjek
Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324
HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017 93

penelitian beberapa kali mengatakan kata Kiya : bolanya lubah..


yang termasuk ke dalam kelas kata nomina
(Bolanya Rubah)
dasar, yaitu bulan pada kalimat:
Analisis Morfologi pada Kelas Kata
“untuk melihat bulan”. Verba pada Percakapan 4

Kata bulan pada kalimat tersebut termasuk Pada percakapan 4 di atas terdapat
ke dalam kelas kata nomina dasar. kalimat “Mentolong ambilin bola”.
Selain kata bulan, subjek penelitian juga Kalimat yang dimaksud oleh subjek
mengatakan kata kepala, rambut, dan bola peneliti adalah “Rubah menolong Kancil
pada kalimat: dengan cara mengambilkan bola”. Kata
mengambilkan secara morfologi termasuk
(1) buat kepala,
ke dalam kelas kata verba turunan berafiks.
(2) Kepala, rambut adanya kepala.
Analisis Morfologi pada Kelas Kata
(3) Bola pimpong,
Nomina pada Percakapan 4
Ketiga kata tersebut yakni kepala, rambut,
Percakapan 4 di atas hanya terdapat
dan bola termasuk ke dalam kelas kata
dua nomina yaitu kata bola dan lubah. Kata
nomina dasar.
bola terdapat pada kalimat:“mentolong
Sementara itu, pada percakapan 3 juga ambilin bola..”. yang dimaksud oleh subjek
terucap kata orang pada kalimat: buat penelitian dalam kalimat tersebut adalah
geri, buat orang. Kata orang yang terdapat menolong untuk mengambilkan bola. Kata
dalam kalimat tersebut termasuk ke dalam bola pada kalimat tersebut termasuk ke
kelas kata nomina penggolong benda yang dalam kelas kata nomina dasar. Sementara
dipakai bersama dengan numeralia untuk itu, kata lubah yang terdapat dalam
menandai kekhususan nomina tertentu. kalimat: bolanya lubah.. adalah bola milik
Namun demikian, sesungguhnya kalimat Rubah. Kata Rubah dalam kalimat tersebut
yang dibentuk oleh subjek penelitian termasuk ke dalam kelas kata nomina
tersebut secara gramatikal belum tersusun bernyawa pada kategori nomina flora dan
dengan baik dan secara makna belum jelas fauna.
maksudnya.
Percakapan 5
Percakapan 4
Mama : Aktivitas di sekolahan apa aja
sayang?
Mama : Rubah tadi menolong siapa?
Kiya : belajar..., main, ayam.., tidur, apa
Kiya : mentolong ambilin bola..
yaaa? Apa ya terus….,
(menolong ambilin bola) Mama : ada snack time tidak?
Mama : bolanya siapa?

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


94 HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017

Kiya : Snack time, terus bobo, makan, atas, pada percakapan 5 juga terdapat kata
nonton diva, em.. aji, main. bobo, makan, nonton, aji (mengaji), dan
(Snack time, terus bobo, makan, main pada kalimat “Snack time, terus
nonton diva, em.. bobo, makan, nonton diva, em.. aji, main”.
mengaji, main.) Seharusnya kalimat tersebut berbunyi:
Mama : Main apa?
Kiya : Snack timenya dua kali (1) Terus Dede bobo di sekolah
Mama : Habis itu apa lagi?
(2) Dede makan di sekolah
Kiya : e……, apa ya? Apa agi ya? Uda
sesai da. (3) Dede menonton kartun diva
(e……, apa ya? Apa lagi ya? (4) Dede mengaji di sekolah
Sudah selesai da da..)
Mama : Ada mandi gak? (5) Dede bermain di sekolah
Kiya : Mandi
Mama : Coba ceritakan mandinya sama Secara morfologi kata bobo (tidur) pada
siapa? kalimat 1 dan kata makan pada kalimat 2
Kiya : Sama…. Bu anis termasuk ke dalam kelas kata verba dasar
Mama : Bu Anis, dede bisa melepaskan
bebas yaitu verba yang berupa morfem
baju sendiri apa sama bu guru?
Kiya : Bu guru, uda dada… dasar bebas. Sementara itu, kata mengaji
Analisis Morfologi pada Kelas Kata pada kalimat 3 dan kata bermain pada
Verba pada Percakapan 5 kalimat 4 termasuk ke dalam kelas kata
verba turunan berafiks.
Percakapan 5 di atas, terdapat kata belajar,
main, dan tidur dalam kalimat Analisis Morfologi pada Kelas Kata
Nomina pada Percakapan 5
“belajar..., main, ayam.., tidur, apa yaaa?
Apa ya terus….?”. maksud kalimat tersebut Pada percakapan 5 di atas terbentuk
adalah nomina atau kata benda dasar yaitu kata
ayam pada kalimat: “belajar..., main,
(1) Dede bermain di sekolah ayam.., tidur, apa yaaa? Apa ya terus….”.
Kata ayam yang dimaksudkan oleh subjek
(2) Dede tidur di sekolah
penelitian adalah bermain puzzle berbentuk
Secara morfologi kata bermain pada ayam. Kalimat yang terbentuk oleh subjek
kalimat 1 termasuk ke dalam kelas kata penelitian memang belum sesuai dengan
verba turunan berafiks, sedangkan kata kaidah gramatikal yang benar. Namun
tidur pada kalimat 2 termasuk ke dalam demikian, kata ayam pada kalimat tersebut
verba dasar bebas yaitu verba yang berupa tetap termasuk kedalam kelas kata nomina
morfem dasar bebas. bernyawa kategori floradan fauna.

Selain hal yang telah terpapar di Selain nomina dasar, pada

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324


HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017 95

percakapan 5 subjek penelitian juga Hasil penelitian pemerolehan


mengucapkan kata bu Anis pada kalimat: bahasa yang dilakukan oleh peneliti pada
“Sama…. Bu anis”. Nomina yang dimaksud anak usia 2-3 tahun pada dasarnya subjek
oleh subjek penelitian Bu Anis adalah Ibu penelitian memiliki kemampuan untuk
Anis. Kata Ibu secara morfologi termasuk memproduksi bahasa dengan cara meniru
ke dalam kategori nomina persona atau melakukan proses imitasi terhadap apa
(insan), lebih spesifiknya adalah nomina yang didengarnya. Pemerolehan bahasa
kekerabatan. Sementara itu, kata Anis pada tataran morfologi yang dimiliki oleh
morfologi termasuk ke dalam kategori subjek penelitian pada kelas kata verba
nomina persona (insan), lebih spesifiknya yaitu pada kategori verba dasar bebas,
adalah nomina nama diri. verba aktif, dan verba turunan berafiks.
Sementara itu, subkategori pada verba lain
Hal yang sama dengan analisis di atas,
belum dimiliki. Hal ini disebabkan karena
juga diucapkan oleh subjek penelitian
kalimat yang diproduksi oleh subjek
yaitu mengucapkan bu guru. Kata bu guru
penelitian masih merupakan kalimat-
yang dimaksudkan oleh subjek penelitian
kalimat sederhana.
adalah Ibu guru. Kata Ibu secara morfologi
termasuk ke dalam kategori nomina persona Sementara itu, pemerolehan bahasa
(insan), lebih spesifiknya adalah nomina pada tataran nomina adalah nomina dasar,
kekerabatan. Sementara itu, kata guru nomina bernyawa pada kategori persona
morfologi termasuk ke dalam kategori (insan) dan kekerabatan, nomina flora
nomina persona (insan), lebih spesifiknya dan fauna, nomina flora dan fauna yang
adalah nomina nama diri. dipersonifikasikan, nomina tak bernyawa
konsep geografis, nomina penggolong
D. KESIMPULAN
benda, dan nomina terbilang terhitung.
Pemerolehan bahasa pada anak
Pemerolehan bahasa pada kelas
adalah proses seorang anak mendapatkan
kata nomina lebih banyak diperoleh. Hal
bahasa pertama. Proses dari seorang anak
ini disebabkan karena kelas kata nomina
belum bisa berbahasa sampai anak memiliki
memiliki hubungan lebih dekat dengan
kosa kata baru yang kemudian akan
konsep pemahaman anak. Oleh karena itu,
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan
anak lebih sering digunakan nomina dalam
lingkungannya. Proses pemerolehan
mengekspresikan ide seperti mengucapkan
bahasa pada anak ini dapat dipengaruhi
jenis-jenis binatang, kata ganti orang, dan
oleh bahasa yang digunakan oleh orang
letak geografis atau tempat.
tua, teman sepermainan, lingkungan, serta
tanda-tanda linguistik yang terdapat di Hasil penelitian ini menunjukkan
sekitarnya. bahwa sesungguhnya mendongeng
memiliki hubungan positif dengan
Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324
96 HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017

pemerolehan bahasa. Hal ini ditandai Psikolinguistik: Pengantar


dengan adanya penambahan kosa kata baru Memahami Bahasa Manusia Cet
II edisi II. Jakarta: Yayasan obor
yang dimiliki dan kemudian diucapkan
Indonesia 2015.
oleh subjek penelitian dalam beberapa
beristiwa tutur. Dengan demikian dapat Ginn, Wanda Y. 2006. Intellectual
Development. Tersedia Online
disimpulkan bahwa mendongeng memiliki
(http://www.SK.com.br/.sk-vyqot.
pengaruh positif dan signifikan terhadap htrnl). Diunduh tanggal 23 Februari
kecerdasan bahasa anak usia 2-3 tahun. 2016.
Hal ini terlihat pada subjek penelitian yang Gorys, Keraf. 1984. Linguistik Bandingan
sudah dapat memahami bahasa secara lisan, Historis. Jakarta: Gramedia.
dan dapat mengekspresikan ide melalui
Hastuti, Sri.1996. Tentang Pendidikan
kata-kata yang dipahami oleh lawan bicara. Akuisisi Bahasa Anak Kita. Jakarta:
Namun demikian, karena penelitian ini Kedaulatan Rakyat.
adalah bukan penelitian longitudinal, maka
Kambium (Tim Penulis). 2015. Berbuah
peneliti menyadari bahwa mendongeng dalam Kristus: Pemuridan
mampu mendongkrak kecerdasan bahasa melaluiWaktu Teduh. Yogyakarta:
anak. Akan tetapi, pengaruh lingkungan Rumah Kambium. Tersedia
online https://books.google.co.id/
dan interaksi sosial juga mempengaruhi
books?isbn=6029254472 (diunduh
kecerdasan bahasa tersebut. tanggal 24 Februari 2016).
E. DAFTAR PUSTAKA Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus
Agus Ds. 2009. Tips Jitu Mendongeng. Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Yogyakarta. Kanisius.

Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata
Morfologi, Bentuk, Makna dalam Bahasa Idonesia. Jakarta:
dan fungsi. Jakarta: Gramedia Gramedia Pustaka Utama
Widiasarana Indonesia. Kusmiadi, Ade, dkk. 2008. Strategi
Pembelajaran PAUD melalui
Brow, K. & Ford, M. 1962. Address in
American English. Dalam Journal Metode Dongeng bagiPendidik
of Abnormal and Social Psycology. PAUD. Jurnal Ilmiah VISI PTK-
PNF Vol. 3 No.2 198-203.
373-385.

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik, Kajian Linda M. Espinosa. 2005. Second Language
Acquisition in Early Childhood, Pdf. (USA:
Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2000. ECHA, Greenwood Publishing Group.


Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Lindfors. 2006. Language Acquisidon
Indonesia. Preschool The Language Acquisi-
Jakarta: Grasindo. tion Preschool (Lap) Is A Clash-
room-Based Speech And Language
------------------------------. 2015. Program For Children. Tersedia
Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324
HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017 97

Online (http: //www.lsi.ukans. edu/ tanggal 25 Oktober 2016.


splh/lap.htm). Diunduh tanggal 21
Februari 2016. Schutz, Ricardo. 2006. Stephen Krashni’s
Theory of Second language
Majid, Abdul. 2008. Mendidik dengan Acquisition. Tersdia Online: (http://
Cerita. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. www.sk.com.br/sk-krash.html).
Diunduh tanggal 21 Februari 2016.

Slobin, D.I. 1974. Psycholinguistics.


Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
Glenview, Illionis: Scot, Foresman and
Penelitian Kualitatif. Cetakan
Company
Duapuluh (Edisis Revisi). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Subiyakto, Sri Utari, N. 1992.
Psikolinguistik: Suatu Pengantar.
Mursini 2010. Bimbingan Apresiasi Sastra
Jakarta: Gramedia.
Anak. Medan: Usu press.
Suyadi. 2010. Membangun Karakter Anak
Nurbaya, Siti & Mujinem. 1997.
dengan Metode Kisah Quráni.
Pemerolehan Bahasa Anak dan
Jurnal PGMI Albidayah, Vol.2 No.
Orang Tua (Cakrawala Pendidikan
2 289-306.
no.3 tahun XVI November 1997 ).
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. UU Sisdiknas No. 23 Tahun 2003. Tersedia
Online:
Pateda, Mansoer.1988. Aspek-
aspek Psikolinguistik. Ende: Nusa http://riau.kemenag.go.id/file/file/
Indah, Flores. produkhukum/fcpt1328331919.
pdf. Diunduh Tanggal 24 Februari
Ramlan. 1997. Semantik Pengantar Studi
2016.
Tentang Makna. Bandung : Sinar
Baru. Windura, Sutanto. 2008. Brain Manajement
Series: Panduan Manajemen Otak
Rozi, M. Asep Fatrur. 2014. Urgensi
untuk Kepastian Sukses. Jakarta:
Kecerdasan Bahasa dalam
Akex Media Komputindo. Tersedia
Pendidikan Islam. Tersedia online
online: https://books.google.co.id/
: (https://doaj.org/e/8ceafe286e264
books?isbn=9792721835 (diunduh
3348c430075365a6d4d). Diunduh
tanggal 24 Februari 2016).

Copyright @ 2017|HARKAT|ISSN 1412-2324

Anda mungkin juga menyukai