Nim : 17052105
Prodi : PPKn
UTS BK
1. Jelaskan maksud dari gambar di atas dengan disertai contoh, dari segi: a).
Tugas Konselor atau Guru BK dalam pelayanan konseling pada satuan
pendidikan, b) Tugas Guru Mata Pelajaran dalam pelayanan konseling, c)
Kerjasama antara Guru BK dengan Guru Mata Pelajaran dalam pelayanan
konseling di suatu sekolah.
Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab,
wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap
peserta didik. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan
pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.
Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik
dalam:
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan
bermartabat.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.
Jenis layanan adalah sebagai berikut:
1. Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/ madrasah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
2. Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
4. Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, industri dan
masyarakat.
5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam mengentaskan masalah pribadinya.
6. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
8. Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik
9. Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh:
1. Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta
didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun
nontes.
2. Himpunan data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu dan bersifat rahasia.
3. Konferensi kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam
pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang
bersifat terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua
atau keluarganya.
5. Tampilan kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
Beban Kerja Minimum Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
Beban kerja guru bimbingan dan konseling/konselor adalah mengampu
bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik
dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu
atau lebih satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk layanan tatap
muka terjadwal di kelas untuk layanan klasikal dan/atau di luar kelas untuk
layanan perorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan yang
memerlukan. Sedangkan beban kerja guru yang diberi tugas tambahan sebagai
kepala sekolah/madrasah membimbing 40 (empat puluh) peserta didik dan guru
yang diberi tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah/madrasah
membimbing 80 (delapan puluh) peserta
Tugas Pengawas Bimbingan dan Konseling
Lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling untuk melaksanakan tugas
pokok diatur sebagai berikut:
1. Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap 24
(dua puluh empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah guru yang
dibina di satu atau beberapa sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau
jenjang pendidikan yang berbeda.
2. Jumlah guru yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan konseling
paling sedikit 40 (empat puluh) dan paling banyak 60 guru BK.
3. Uraian lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut.
a. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling
- Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara
perorangan wajib menyusun rencana program pengawasan.
Program pengawasan terdiri atas (1) program pengawasan
tahunan, (2) program pengawasan semester, dan (3) rencana
kepengawasan akademik (RKA).
- Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok
pengawas di kabupaten/kota melalui diskusi terprogram.
Kegiatan penyusunan program tahunan ini diperkirakan
berlangsung selama 1 (satu) minggu.
- Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis
operasional kegiatan yang dilakukan oleh setiap pengawas pada
setiap sekolah tempat guru binaannya berada. Program tersebut
disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan tahunan di
tingkat kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program semester
oleh setiap pengawas ini diperkirakan berlangsung selama 1
(satu) minggu.
- Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK)
merupakan penjabaran dari program semester yang lebih rinci
dan sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus
segera dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan RKBK ini
diperkirakan berlangsung 1 (satu) minggu.
- Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-
kurangnya memuat aspek/masalah, tujuan, indikator
keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario
kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen
pengawasan.
Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian
- Kegiatan supervisi bimbingan dan konseling meliputi pembinaan
dan pemantauan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara
pengawas dengan guru binaanya
- Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembimbingan.
- Kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan, sesuai dengan uraian
kegiatan dan jadwal yang tercantum dalam RKBK yang telah
disusun.
Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan
- Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per
sekolah dari seluruh sekolah binaan. Laporan ini lebih ditekankan
kepada pencapaian tujuan dari setiap butir kegiatan pengawasan
sekolah yang telah dilaksanakan pada setiap sekolah binaan,
- Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk
mengkomunikasikan hasil kegiatan atau keterlaksanaan program
yang telah direncanakan,
- Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan dilakukan
oleh setiap pengawas sekolah dengan segera setelah
melaksanakan pembinaan, pemantauan atau penilaian.
Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas
guru BK.
- Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK
dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester
secara berkelompok di Musyawarah Guru Pembimbing (MGP).
- Kegiatan dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam
yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau
jenis keterampilan dan kompetensi yang akan ditingkatkan.
- Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang
lebih sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembimbingan.
Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK
ini dapat dilakukan melalui workshop, seminar, observasi,
individual dan group conference.
2. Apa manfaat belajar mata kuliah Pengantar Bimbingan dan Konseling bagi
mahasiswa calon guru BK atau Konseelor? Uraikan jawaban Anda dengan
menganalisis ke tiga bidang yang terdapat pada gambar di atas disertai
contoh!
Kemdikbud menyebutkan BK adalah bentuk pelayanan bantuan oleh tenaga
pendidik kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat hidup mandiri dan
juga berkembang. Baik bimbingan itu dalam bentuk pendamping belajar
maupun pendewasaan diri.
Dapat kita simpulkan bawasanya BK sangatlah berguna bagi pengembangan
diri pendidik maupun peserta didik sendiri, yang dilaksanakan dengan cara
baik pendamping belajar maupun pendamping pendewasaan diri, diluar
maupun didalam sekolah.
Sehinga latar belakang pentingnya mata kuliah BK bagi seorang
pendidik/tenaga kependidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan pendidikan itu sendiri, faktor sosio-kultural dan
faktor psikologis baik calon pendidik maupun peserta didik.
1. Faktor Perkembangan Pendidikan
Faktor perkembangan pendidikan ditemukan pada fakta-fakta yang
menunjukkan perlunya layanan bimbingan dan konseling dalam
pendidikan, diantaranya sebagai perkembangan pelayan kemajuan
zaman.
2. Perubahan Sistem Pendidikan
Pada faktor ini ditemui bahwa banyak peserta didik yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan sisitem
pendidikan.
3. Perluasan Program Pendidikan
Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang
dinamis, maka perluasan program pendidikan terlihat mengarah pada 3
dimensi, yakni dimensi meniggi, mendatar, dan mendalam.
4. Faktor sosial kultural
Faktor ini muncul sebagai akibat dari perubahan sosial dan budaya yang
merespons antara satu golongan dengan golongan lain.
5. Faktor psikologi
Dari segi psikologis anak adalah pribadi yang sedang berkembang
menuju kearah kedewasaan, perubahan tersebut menyebabkan berada
dalam keadaan yang sulit.
1) Layanan orientasi
Program ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal lingkunagn
sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga mereka terhindar dari
berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar mengajar (selama
menjadi siswa di sekolah atau madrasah yang besangkutan). Melalui program
ini disampaikan berbagai hal kepada siswa seperti informasi tentang
kurikulum, car-cara belajar, fasilitas belajar, hubungan sosial, tata tertib atau
peraturan sekolah dan madrasah, sarana pendidikan, dan lain sebagainya.
2) Layanan pengumpulan data
Melalui program ini, akan diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat
tentang siswa, sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang siswa. Melalui data-data yang dikumpulkan, bisa diperoleh secara
lebih awal tentang siswa sehingga bisa menjadi antisipasi terhadap
munculnya berbagai persoalan pada siswa.
2. Fungsi pemahaman
Melalui fungsi ini, pelayanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dalam
rangka memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta
permasalahannya dan juga lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh
pihak-pihak yang membantunya (pembimbing)
3. Fungsi pengentasan
Apabila seorang siswa mengalami suatu permasalahan dan ia tidak dapat
memecahkan permasalahannya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau
konselor, maka yang diharapkan oleh siswa yang bersangkuntan adalah
teratasinya masalah yang dihadapinya. Siswa yang mengalami masalah
dianggap berada dalam suatu kondisi atau keadaan yang tidak mengenakkan
sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut.
Masalah yang dialami siswa juga merupakan suatu keadaan yang tidak
disukainya. Oleh sebab itu, ia harus dientas atau diangkat dari keadaan yang
tidak disukainya.
4. Fungsi pemeliharaan
Menurut Prayetno dan Erman Amti (1999) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan
disini bukan sekedar mempertahankan agar hal-hal yang telah disebutkan di atas
tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula, melainkan juga
mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah lebih baik dan berkembang.
Implementasi fungsi ini dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui
berbagai pengaturan, kegiatan dan program.
5. Fungsi penyaluran
Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai
dengan keadaan pribadinya masing-masing yang meliputi bakat, minat, kecakapan,
cita-cita dan lain sebagainya. Melalui fungsi ini pelayanan Bimbingan dan Konseling
berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya
memberikan bantuan menyalurkan ke arah kegiatan atau program yang dapat
menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.
4. Apa yang dimaksud dengan prinsip bahwa BK berurusan dengan pribadi dan
tingkah laku individu yang unik dan dinamis ? Jelaskan dengan disertai contoh!
Adapun penjabaran prinsip-prinsip bimbingan dan konseling diatas adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip-prinsip umum.
a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya.
b. Bimbingan diarahkan pada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing
mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam
hidupnya.
c. Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu atau siswa yang
dibimbing.
d. Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
e. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi
kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
f. Upaya pemberian bantuan (pelayanan bimbingan dan konseling) harus
dilaksanakan secara fleksibel(tidak kaku).
g. Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program
pendidikan dan pembelajaran disekolah atau madrasah yang bersangkutan.
h. Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang
yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan
pelaksanaannya harus bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait.
i. Untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari upaya pelayan bimbingan
dan konseling, harus diadakan penilaian atau evaluasi secara teratur dan
berkesinambungan.
b. Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus ada dikartu pribadi (cumulative record)
bagi setiap siswa.
c. Program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan
sekolah/madrasah yang bersangkutan.
e. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai
dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan
masalah terkait.
d
a
n
p
e
m
e
c
a
h
a
n
m
a
s
a
l
a
h
p
r
i
b
a
d
i
y
a
n
g
d
i
a
l
a
m
i
k
o
n
s
e
l
i
.
Jumlah anggota Dibatasi 10-15 orang Dibatasi sampai Hanya 1 orang sebagai
sekitar 10 orang konseli
Format kegiatan Kelompok kecil dengan Kelompok kecil Satu orang konseli
empat tahap kegiatan dengan empat tahap dengan tiga tahap
kegiatan kegiatan
10.
11. 2. Persamaan
12. a. Tujuan umum yaitu untuk pengembangan pribadi individu
13. b. Pelaksanan yaitu dilaksanakan oleh konselor
14. c. Layanan KKp, KKp dapat diselenggarakan atas kesepakatan pemimpin kelompok
(Konselor ) dengan anggota kelompok, begitupun dengan KI dapat diselenggarakan
atas kesepakatan antara konselor dengan klien.
15. d. Penilaian terhadap hasil layanan dilakukan dalam tiga tahap yaitu penilaian segera
( laiseg ), penilaian jangka pendek ( laijapen ), dan penilaian jangka panjang
( laijapang ).
16. e. Bahan pembicaraan menyangkut bidang akademik, bidang karir, bidang pribadi,
dan bidang sosial.