Anda di halaman 1dari 47

Pengendalian penyakit tanaman

1) Eklusi
2) Eradikasi
3) Reduksi Inokulum
4) Penghindaran
5) Proteksi
Pengendalian penyakit tanaman

1. EKSLUSI
KARANTINA
 Karantina Internasional & Domestik
 Penggunaan bahan tanaman bebas
penyakit
Bahan tanaman terkontaminasi
Bahan tanaman terkontaminasi
2. ERADIKASI
Memusnahkan semua tanaman dan
menggantinya dengan tanaman baru
yang sehat
3. REDUKSI INOKULUM
 Roguing dan pruning
 Pengolahan lahan lebih dalam

 Pembakaran sisa tanaman

 Pemberaan

 Rotasi Tanaman

 Disinfeksi, Fumigasi

 Kultur Jaringan

 Perlakuan panas
Sumber inokulum dan harus dimusnahkan/dibakar
Solarisasi lahan
4. PENGHINDARAN PENYAKIT
 Pengaturan waktu tanam
 Penyehatan tanaman
5. PROTEKSI
 Dilakukan setelah ancaman
penyakit benar-benar nyata
 Berbagai teknik pengendalian

 PHT merupakan keharusan


Proteksi dengan pestisida
Pestisida adalah bahan atau senyawa kimia yang
mematikan hama (serangga, gulma, bakteri,
nematoda dll
 Herbisida = pembasmi gulma
 Fungisida = pembasmi jamur
 Insektisida = pembasmi serangga
 Nematisida = pembasmi nematoda
 Rodentisida = pembasmi tikus
 Acarisida = pembasmi tungau
Pestisida digunakan di pertanian,
masyarakat dan lingkungan
1. Pertanian:

a. Penggunaan senyawa pelindung tanaman dapat


memperbaiki kuantitas dan kualitas hasil pertanian
sehingga disukai masyarakat

b. Mencegah penyebaran penyakit ke tanaman dan ternak

c. Untuk menghindari dampak negatif, penggunaan


pestisida diatur oleh Komisi Pestisida Kementerian
Pertanian
2. Masyarakat dan lingkungan:

a. Pestisida digunakan secara reguler di taman-taman kota


dan tempat-tempat rekreasi untuk mengendalikan hama
dan gulma (Disneyland, taman safari, sekolah-sekolah dll)

b. Pestisida digunakan untuk melindungi manusia dari


penyakit yang ditularkan serangga seperti DBD,
malariadll

c. Rodentisida digunakan dirumah , restoran, hotel untuk


mengendalikan tikus
Kewaspadaan terhadap pestisida
1. Kewaspadaan terkait lingkungan

a. Pestisida dapat membunuh serangga dan tumbuhan


bermanfaat (non selective)

b. Polusi – aliran air yang mengandung herbisida dan


insektisida ke dalam air irigasi dan kemudian ke sungai
dapat merusak habitat flora dan fauna

c. Cemaran pestisida merupakan penyebab kanker ,


terutama dari golongan organofosfat

d. Mengganggu ekosistem dan biodiversitas alami

e. Menyebabkan resistansi – khususnya pada serangga


Sosiologi pestisida
 DDT – pestisida yang memenangkan hadiah Nobel
bidang obat-obatan
 Merupakan racun yang ampuh untuk membasmi
serangga
 Masih digunakan untuk mengendalikan nyamuk di
negara bekembang
 Sasaran adalah nyamuk penular Malaria, Demam
kuning, Demam Berdarah Dengue
 Pada perang dunia II, lebih banyak tentara mati karena
malaria dan demam kuning dibandig karena perang.
 Perang Vietnam – digunakan defoliants (penggugur daun)
untuk mengunduli hutan sehingga musuh lebih mudah
ditemukan

 Setelah perang – Kamp-kamp pengungsi banyak penyakit

 Tantangan Modern …Penyakit dapat digunakan sebagai senjata


(senjata biologis dan kimiawi)

 Banyak orang berpikir bahwa semua pestisida harus dilarang.

 San Francisco telah mencoba melarang semua pestisida


termasuk desinfektan seperti khlorin
Toksisitas pestisida

 LD50 adalah dosis pestisida (dlm mg per kg dari berat badan hewan
percobaan) yang mematikan 50% dari hewan tsb. Dalam konteks
keamanan pestisida, LD50 lebih dimaksudkan untuk manusia
melalui konversi yang tepat dari hewan mamalia percobaan ke
manusia.
 Contoh: Jika suatu pestisida memiliki LD50 10mg/kg, dan hewan percobaan
masing-masing beratnya 1kg, maka 50 % hewan tsb akan mati pada saat
terekspos pestisida sebanyak 10 mg.
 Nila LD50 oral terkait dengan tanda bahaya/resiko
Racun berbahaya: LD50 kurang dari 500 mg/kg mengindikasikan
toksisitas tinggi

Racun, hati-hati: LD50 1000-2500 mg/kg mengindikasikan


toksisitas rendah
Bagaimana racun masuk ke dalam tubuh

1. Absorpsi

• Melalui kulit, mata, kuping dll


• Daerah paling riskan
• mata
• daerah selangkangan
Bagian tubuh jumlah terserap
• menyerap 10x lebih cepat dibanding Mata 100%
lengan bawah Selangkangan 100%
Lubang telinga 47%
• 95% terserap melalui kulit
Kulit kepala 32%
Perut 19%
Kaki 14%
Telapak tangan 12%
Lengan bawah 9%
Bagaimana racun masuk ke dalam tubuh
2. Inhalasi (terisap)

• Terikut pernapasan berupa debu, kabut atau asap

3. Ingesi

• Melalui mulut (tertelan)


• merokok, makan, menjilat bibir, meniup nozel
4. Injeksi

• melalui jarum suntik, kuku dan alat tajam lain


• tekanan cairan bertekanan tinggi di bawah kulit
Perhatian khusus waktu mengunakan pestisida
1. Jauhkan anak-anak

2. Gunakan pakaian pengaman

3. Lbih baik gunakan pakaian berlapis


4. Gunkan topi tahan air
5. Cuci pakaian tiap hari

6. Cuci tangan sebelum makan, merokok, lakukan di kamar mandi


Cara yng
7. Pilih pakaian yang berresleting tdk aman

8. Gunakan pakaian yang rapat

9. Tarik lengan baju masuk kedalam sarung tangan dan lengan celana
ke dalam sepatu boot

10. Pisahkan tempat menyimpan peralatan pengamanan dengan


tempat menyimpan pestisida

11. Jangan gunakan lensa kontak karena menyerap asap /partikel

12. Cepat mandi sesudah menyemprot, gunakan pakaian yg bersih


Alat pelindung personal

 Pelindung kepala
 Pelindung mata
 Pelindung alat pernapasan
 Pelindung telinga
 Pelindung tangan
 Penutup badan
 Pelindung kaki
 Alat PPPK
Alat Pengaman

• Glove
• Tutup muka
• Penutup lubang telinga
• Sepatu boot karet
• Topi kedap air
• Apron (pelindung selangkangan)
• Pakaian pelindung
• Respirator
Keracunan Pestisida

 Terjadi tergantung tingkat eskposur terhadap pestisida

 Jika alat pengaman tidak dipakai sebenarnya

 Tingkat Cholinesterase rendah


 Cholinesterase adalah enzim dalam tubuh yang sangat penting
untuk pemfungsian sistem syaraf pusat.
 Insektisida (organophosphate, carbamate) brikatan dengan
cholinesterase

 Jika gejala terlihat atau muncul, jauhkan insektisida

 Jangan gunakan insektisida lagi sampai kadar


cholinesterase kembaali normal
Gejala keracunan pestisida

1. Pusing 12. Diare


2. Kelelahan 13. Muntah
3. Keringat berlebihan 14. Kelopak mata berkedut
4. Lunglai 15. Nyeri sendi dan otot
5. Kurang kesadaran 16. Detak jantung melemah
6. Mual 17. Pupil mengkerut
7. Pandangan kabur 18. Otot kejang
8. Ludah berlebihan 19. Kehilngan keontrol kandung kemih
9. Dada sesak 20. Sawan/gila
10. Sulit bernapas 21. Coma
11. Bingung 22. Gagal pernapasan
Politik Pestisida
“ Para Environmentalist ” sangat berpengaruh di
sejumlah negara maju.

 Isu-isu pencemaran lingkungan dan kesehatan dapat


dijadikan alat politik untuk melarang suatu produk
pestisida tanpa bukti ilmiah yang kuat
Politik pestisida
 “Biosida” – mudah diproduksi dan murah

 Industri petrolium merupakan pendukung utama

 Industri farmasi akhir-akhir ini melakukan banyak riset


terkait pestisida, setiap paten berlaku 17 tahun dan
untuk menghasilkannya diperlukan riset selama 10
tahun
 Bisa dipahami mengapa pestisida mahal?
Isu lingkungan terkait pestisida

 Pestisida masuk ke lingkungan melalui aplikasi ke


tanaman dengan cara:
 Terbawa ke saluran air
 Tetesan terbawa angin selama penyemprotan
 Penggunaan dan pembuangan wadah serta sisa
pestisida yang sembarangan.

 Daerah lembah merupakan yang paling potensial


terkena masalah terkait penggunaan pestisida untuk
pertanian.
 Masalah tekait biomagnifikasi atau penumpukan
biologis
“Penumpukan biologis”
 Durasi…
Chlorodane – mematikan banyak serangga, waktu
paruhnya 30 tahun, sangat stabil dalam tanah.
Penyalahgunaan atau penggunaan secara salah
menyebabkan insektisida jenis ini dilarang.
 Akumulasi
DDT – bertahan di ingkungan, dikonsumsi oleh
organisme dan tinggal di dalam jaringan dan terus
mengikuti rantai makanan. Salah satu akibat adalah
menipisnya cangkang telur burung-burung pemburu
 Timbulnya Resistensi
Hewan sasaran mati 99%; 1% yang tetap hidup akan
menjadi cikal-bakal kelompok yang resisten
Proteksi secara kultur teknis
 Rotasi tanaman
 Pembajakan dengan membalik tanah dan
mengubur sisa-sisa tanaman sebelumnya
 Mengubah waktu tanam dan waktu panen
 Mengubah jumlah benih per lubang atau jarak
tanam
 Perlakuan benih
 Modifikasi penggunaan pupuk
 Modifikasi irigasi
33
 Sanitasi lingkungan, termasuk sanitasi alat
pengolah tanah dan alat panen
 Sertifikasi benih yang menjamin benih bebas
patogen dan benih gulma
 Penanaman tanaman penutup (cover crop)
 Penanaman tanaman perangkap (trap crop)

34
Proteksi dengan penanaman varietas
resisten
 Toleran terhadap kerusakan oleh hama tanpa
kehilangan hasil
 Mematikan hama dengan cara menghasilkan
senyawa toksik
 Kurang menarik terhadap hama
 Hanya bertahan beberapa tahun

35
Pengendalian hayati
 Predator
 Hewan yang hidupnya dari memangsa hewan lain
 Biasanya serangga atau arthropoda, tetapi burung,
reptil dan mamalia juga dapat digunakan untuk hama
tertentu
 Parasitoid
 Serangga yang memarasit serangga lain
 Biasanya lebah atau lalat yang berukuran kecil

 Parasitoid mematikan inangnya

36
 Antagonist
 Mikroba yang merupakan musuh alami mikroba lain
yang menyebabkan penyakit pada tanaman
 Bekerja dengan cara kompetisi, mikoparasit atau
dengan toksin

37
Pengendalian OPT disarankan
dengan menerapkan PHT
PHT adalah suatu filosofi pengendalian
hama dan penyakit tanaman yang
memanfaatkan semua teknik dan metoda
pengendalian yang sesuai, untuk
mempertahankan populasi hama /penyakit
di bawah ambang kerusakan ekonomis.
Setiap teknik pengendalian harus ramah
lingkungan dan kompatibel dengan tujuan
petani selaku produser.
38
Pengamatan dan penetapan ambang ekonomi

 Kunci utama PHT adalah pestisida hanya


digunakan jika hasil pengamatan hama
/penyakit dan perhitungan ambang ekonomi
menganjurkan untuk aplikasi pestisida
 Pengamatan hama /penyakit harus
representatif dalam penetapan sampel karena
infestasi hama dapat bervariasi di dalam lahan
pertanaman dari waktu ke waktu, tergantung
topografi dan cuaca
39
Ambang ekonomi dikembangkan melalui percobaan lapangan selama
beberapa musim pada kondisi lingkungan yang bervariasi. Penggendalian
yang dilakukan jika ambang ekonomi telah dicapai akan menghemat
biaya dan menyelamatkan lingkungan

40
 Syarat penggunaan pestisida
 Tepat jenis, harus lihat etiket untuk memperoleh pestisida yang
sesuai untuk jenis tanaman dan jenis penyakit yang akan
dikendalikan.
 Tepat alat, sesuai dengan formluasi pestisidanya

 Tepat konsentrasi, harus tepat ketika mencampur pestisida


dengan air sesuai anjuran pada etiket.
 Tepat dosis, jumlah cairan semprot per hektar harus sesuai
rekomnedasi pada etiket
 Tepat waktu, tidak boleh menyemprot menjelang panen,
menjelang hujan dan ketika terik matahari berlangsung lama
 Tepat pengamanan, harus menyimpan ditempat yang tertutp dan
tidak terjangkau anak-anak, dan jika ada sisa cairan semprot dan
wadah pestisida harus dikubur.
Pestisida spesifik lingkungan
 Komponen akhir dari PHT adalah pemilihan
pestisida yang memiliki resiko paling kecil dalam
pencucian dalam tanah atau terbawa ke tempat
lain melalui aliran permukaan, atau terbawa
angin dalam bentuk partikel dan sedimen
semprotan

42
Promosi PHT harus didasarkan pada 2
hal utama:
 Melibatkanpetani dan para penyuluh dalam
pengembangan program PHT untuk
meningkatkan adopsi selanjutnya oleh
masyarakat
 Menguntungkan semua pihak: dapat
mengurangi resiko lingkungan, meningkatkan
keamanan pangan, dan meningkatkan
keuntungan petani.

43
Resiko PHT terhadap lingkungan

 Pengendalian kimiawi
 Menyebabkan areal pertanian (tanah, air dan
udara) tercemar.
 Resiko merusak organisme bukan sasaran

 Resiko merusak organisme bermanfaat

 Resiko terhadap keamanan dan kesehatan


pemakai

44
 Pengendalian hayati:
 Resiko memasukkan spesies tanpa predator alami
 Resiko organisme yang resisten terhadap metoda
pengendalian lain
 Resiko fluktuasi hama yang tinggi jika tidak sesuai
dengan siklus hidup predator

45
 Kultur teknis:
 Resiko berhamburannya debu saat penggunaan
pembajakan untuk pengendalian hama
 Resiko emisi udara saat penggunaan alat-alat

 Resiko peningkatan aliran permukaan dan erosi

 Resiko kerusakan tanaman dan organisme


bermanfaat oleh alat-alat mekanik

46

Anda mungkin juga menyukai