Cap Rintang Reak Kap Bab 3
Cap Rintang Reak Kap Bab 3
PRAKTIKUM PENCAPAN 2
Pencapan Rintang Warna Putih Menggunakan Zat Warna Reaktif Pada Kain Kapas Dengan Zat
Perintang Resin Liofix Variasi Suhu Curring Pemakaian Urea 40 g Dan Resin 60 g
Disusun Oleh :
Kelompok : 2
Group : 3K2
Desiriana
2018
Pencapan Rintang Warna Putih Menggunakan Zat Warna Reaktif Pada Kain Kapas
Dengan Zat Perintang Resin Liofix Variasi Suhu Curring
Setiap satuan glukosa mengandung tiga gugus hidroksil (-OH). Gugus hidroksil
pada atom karbon nomor lima merupakan alkohol primer (-CH2OH), sedangkan
pada posisi 2 dan 3 merupakan alkohol sekunder (HCOH). Kedua jenis alkohol
tersebut mempunyai tingkat kereaktifan yang berbeda. Gugus hidroksil alkohol
primer lebih reaktif daripada gugus hidroksil alkohol sekunder. Gugus hidroksil
merupakan gugus fungsional yang sangat menentukan sifat kimia serat kapas,
sehingga serat selulosa dinotasikan sebagai sel-OH dalam penulisan mekanisme
reaksi.
Gambar 2.1.3 Struktur Selulosa dengan Rantai Panjang Membentuk Bagian Kristalin
dan Amorf
Sumber: Maya Komalasari, Serat Tekstil 1, Sekolah tinggi Teknologi Tekstil,
Bandung.
b. Sifat Kimia
1. Pengaruh asam
Serat kapas tahan terhadap asam lemah, sedangkan asam kuat akan
mengurangi kekuatan serat kapas karena dapat memutuskan rantai molekul
selulosa (hidroselulosa). Asam kuat dalam larutan menyebabkan degradasi yng
cepat sedangkan larutan yang encer apabila dibiarkan mengering pada serat akan
menyebabkan penurunan kekuatan.
2. Pengaruh alkali
Alkali kuat pada suhu didih air dan pengaruh adanya oksigen dalam udara
akan menyebabkan terbentuknya oksiselulosa. Alkali pada kondisi tertentu
akan mengelembungkan serat kapas.
3. Pengaruh oksidator
Oksidator dapat menyebabkan terjadinya oksiselulosa yang mengakibatkan
penurunan kekuatan serat. Derajat kerusakan serat bergantung pada
konsentrasi, pH dan suhu pengerjaan.
4. Pengaruh mikroorganisme
Dalam keadaan lembab dan hangat, serat kapas mudah terserang jamur dan
bakteri. Tetapi pada kondisi kering, serat kapas mempunyai ketahanan yang
cukup baik terhadap jamur dan mikroorganisme.
Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi dengan serat selulosa
secara kovalen oleh karenanya mempunyai ketahanan luntur yang sangat baik. Zat
warna ini terdiri dari dua jenis yaitu reaktif panas dan reaktif dingin. Reaktif dingin
mempunyai gugus reaktif yang lebih banyak sehingga kurang memerlukan suhu
tinggi jenis Triklorotriazin sedang reaktif panas memerlukan suhu tinggi dalam
penggunaannya. Keunggulan zat warna reaktif dalam pemakaiannya adalah warna
yang dihasilkannya sangat cerah dan mudah sekali penggunaannya.
Menurut reaksi yang terjadi, zat warna reaktif dapat dibagi menjadi 2
golongan :
- Golongan 1
Zat warna reaktif mengadakan reaksi subtitusi dengan serat dan membentuk ikatan
pseude ester, misalnya : zat warna procion, cibanon,drimaren dan levafix.
- Golongan 2
Zat warna reaktif yang dapat mengadakan reaksi adisi dengan serat dan membentuk
ikatan ester, misalnya : zat warna remasol dan remalan.
hromofor zat warna reaktif mempunyai berat molekul yang kecil agar daya serap
terhadap serat tidak besar sehingga zat warna yang tidak bereaksi dengan serat
mudah dihilangkan. Gugus penghubung dapat mempengaruhi daya serap dan
ketahanan zat warna terhadap asam atau basa. Agar reaksi dapat berjalan dengan
baik diperlukan penambahan alkali misalnya Natrium Silikat dan KOH karena apabila
telah dikerjakan dengan alkali bahan akan tahan pencucian dan penyabunan.
Disamping terjadi reaksi antara zat warna dengan serat yang membentuk ikatan
pseude ester dan eter, molekul air juga dapat mengadakan reaksi hidrolisa
dengan molekul zat warna, dengan memberikan komponen zat warna yang tidak
reaktif lagi. Reaksi hidrolisa tersebut akan bertambah cepat dengan penaikan
temperatur. Pemakaian zat warna reaktif secara panas yaitu untuk zat warna reaktif
yang mempunyai kereaktifan rendah, misalnya procion H, cibacron dengan sistem
reaktif mono-khlorotriazin, dan remazol dengan sistem reaktif Vinil sulfon.
Khromofor zat warna reaktif biasanya merupakan system azo dan antrakinon
dengan berat molekul yang kecil, supaya daya penetrasi pada serat besar, sehingga
zat warna yang tidak bereaksi dengan serat mudah dihilangkan. Sedangkan
gugusan-gugusan reaktif merupakan bagian dari zat warna dan mudah lepas,
sehingga bagian zat yang berwarna mudah bereaksi dengan serat.
II.3 Pencapan
Pencapan pada kain tekstil dapat digambarkan sebagai suatu teknologi seni
pemindahan desain-desain pada kain tekstil. Pencapan adalah suatu proses untuk
mewarnai bahan tekstil dengan melekatkan zat warna pada kain secara tidak merata
sesuai dengan motif yang diinginkan. Motif yang akan diperoleh pada kain cap
nantinya harusnya dibuat dulu gambar pada kertas. Kemudian dari gambar ini
masing-masing warna dalam komponen gambar yang akan dijadikan motif
dipisahkan dalam kertas film.
Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke screen, dimana dalam screen ini
bagian-bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya
sedangkan untuk bagian-bagian yang merupakan gambar akan berlubang dan dapat
meneruskan pasta cap kebahan yang akan dicap.
Pada pencapan, pelekatan zat warna pada kain lebih banyak secara mekanis.
Pada pencapan, bermacam-macam golongan zat warna dapat dipakai bersama-
sama dalam satu kain dengan tidak saling mempengaruhi warna aslinya.
2.4 Pencapan Rintang
Pencapan rintang adalah proses pencapan dengan menggunakan suatu zat
perintang, baik yang bersifat rintang mekanik maupun rintang kimia, sehingga
apabila kemudian dicelup atau dicap tumpang maka bagian yang dicap rintang tidak
akan memberikan warna tumpang. Pencapan rintang ( resist/reserve printing )
analog dengan pencapan etsa, yaitu meniadakan zat warna tertentu. Dalam
pencapan rintang zat warna yang akan masuk dihalangi oleh zat perintang sehingga
tidak terjadi fiksasi zat warna. Jadi dalam pencapan rintang kain dicap dulu dengan
pasta yang mengandung zat perintang, kemudian dicelup dengan zat warna yang
tidak tahan zat perintang. Apabila kedalam pasta cap ditambahkan zat warna disebut
rintang warna, apabila tidak ditambahkan zat warna disebut rintang putih. Setelah
dicap dengan pasta yang diberi zat perintang, kain keseluruhan kemudian diwarnai
( dicelup pad atau dicap blok ), menggunakan zat warana yang tidak tahan terhadap
zat perintang tadi, sehingga tidak terjadi fiksasi.
Jenis zat perintang dapat bekerja secara kimia dan fisika :
1. Zat perintang yang ditambahkan dapat bekerja secara fisika, secara kimia atau
keduanya. Zat perintang yang bekerja secara fisika misalnya lilin ( wax ),
lemak, resin, pengental dan pigmen seperti kaolin, ZnO, TiO2, atau BaSO4.
2. Zat perintang yang bekerja secara kimia termasuk bermacam – macam zat
kimia seperti asam, alkali, garam, zat pengoksidasi, dan zat pereduksi.
Pemberian warna dasar pada kain yang sudah dicap dengan pasta rintang harus
secepat mungkin, supaya zat perintang tidak larut. Untuk pencelupan dipergunakan
padder (nip padding ) yang dapat mengurangi waktu kontak dan menghindarkan
bleeding dari zat perintang. Pencapan rintang secara kimia ialah menggunakan
suatu zat kimia yang dicampurkan kedalam pasta cap, berfungsi untuk merusak zat
warna yang dicelup atau dicap kemudian. Sehingga zat warna tersebut tidak
mempunyai afinitas lagi atau tidak bereaksi dengan serat, menghasilkan efek rintang
putih yang diinginkan.
2.4.1 Mekanisme pencapan
Secara garis besar pencapan rintang kimia dapat dijelaskan sebagai berikut : Kain
dicap menggunakan pasta cap yang mengandung zat perintang dan zat warna
yang tahan zat perintang. Pembangkitan untuk warna dasar dan warna motif dapat
dilakukan dengan pengukusan atau udara panas. Pada pembangkitan ini warna
dasar akan terjad fiksasi, pada motif warna dasar ini akan terhalangi fiksasinya
oleh zat perintang, sehingga pada motif hanya terjadi fiksasi yang dicapkan
semula. Proses ini terjadi pada pencapan rintang kimia.
Ada dua jenis pencapan rintang secara kimia :
1. Pencapan rintang putih
Maksud pencapan rintang putih adalah menghalangi terjadinya warna pada
bagian motif dengan jalan mecap bahan putih dengan pasta perintang.
Setelah pencelupan atau pencapan tumpang maka bagian yang dicap
rintang akan tetap berwarna putih.
2. Pencapan rintang berwarna
Maksud pencapan rintang berwarna adalah menghalangi terjadinya warna
dasar pada bagian motif dengan jalan mencap dengan pasta cap yang
mengandung zat warna dan zat perintang, sehingga warna tidak dapat
timbul pada bagian motif. Pencapan rintang secara mekanik telah lama
dikenal di Indonesia, yang dikenal sebagai proses pembatikan yang
menggunakan perintang lilin atau malam. Pencapan motif menggunakan
pasta yang terdiri dari zat warna dan zat perintang fisika seperti resin,
kemudian difiksasi. Pada proses fiksasi ini juga akan terjadi polimerisasi dari
resin. Kemudian kain selulosa dilakukan pencapan atau cap blok untuk
warna dasar dengan zat warna lainnya atau sejenis dengan zat warna.
III. METODOLOGI
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Screen Printing
Meja printing (blanket)
Rakel
Cangkir atau gelas plastik
Pengaduk
Mixer
Stenter IR
Neraca Analitik
III.1.2 Bahan
Air
Zat warna reaktif (Novacron Navy P-2R)
Urea
Zat anti reduksi
Resin (Sumitex lesin M-377)
Diammonium pospat
Pengental Na alginate 7%
NaHCO3
Kain kapas
Lem Meja
Zat Warna Reaktif : Memberi warna pada serat kapas secara merata dan
permanen
Urea: Zat higroskopis untuk menjaga kelembaban kain pada waktu
proses drying dan curring
Alginat: Sebagai pengental untuk membuat pasta cap
NaHCO3: Sebagai pemberi suasana alkali dan proses fiksasi zat warna.
Teefol: Sabun untuk menghilangkan pengental, zat warna yang tidak
terfiksasi dan zat lain pada proses pencucian sabun.
Zat anti reduksi : Zat pencegah reduksi zat warna akibat adanya aldehid dari
pengental yang rusak
Resin (Sumitex resin M-377) : Resin anti kusut
Diammonium pospat : sebagai katalis
Air : sebagai medium pelarut.
Pencapan
Drying 100oC , Curring ; 150oC -
Pencapan warna dasar
2’ 180oC , 2'
blok
Evaluasi
III.4 Resep
III.4.1 Resep Pasta Cap Rintang Warna
Zat warna reaktif (Novacron Navy P-2R) : 20 g
Urea : 40 g
Zat anti reduksi : 10 g
Resin (Sumitex lesin M-377) : 60 g
Diammonium pospat : 20 g
Pengental Na alginate 7% : 700 g
Balance x sehingga jumlah 1000 g
I II III IV
Range nilai 1 2 3 4
I II III IV
Range nilai 4 3 2 1
I II III IV
Range nilai 4 3 2 1
Keterangan :
4: jelek
3: kurang baik
2: baik
1: sangat baik
V. Diskusi
VI. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Pencelupan 1 (pencelupan serat kapas, wol dan sutera). Sekolah tinggi teknolohi
tekstil bandung. 2005
Agus, Materi_Teori_Pencapan_1.ppt.
P. Soeprijono S.Teks, Poerwanti S.Teks, Widayat S.Teks, Jumaeri S.Teks “ Serat-
Serat Tekstil “,Institut Teknologi Tekstil, 1973, Bandung
http://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/v2/produk%20unggulan/ALGINAT.pdf
LAMPIRAN
1. Pencapan Rintang Zat Warna Reaktif Pada Kain Kapas Dengan Zat Perintang
Resin Liofix Variasi Suhu Curring 150oC pemakaian Resin 60 g, urea 40 g.
2. Pencapan Rintang Zat Warna Reaktif Pada Kain Kapas Dengan Zat Perintang
Resin Liofix Variasi Suhu Curring 160oC pemakaian Resin 60 g, urea 40 g.
Pencapan Rintang Zat Warna Reaktif Pada Kain Kapas Dengan Zat Perintang
3.
Resin Liofix Variasi Suhu Curring 170oC pemakaian Resin 60 g, urea 40 g.
4. Pencapan Rintang Zat Warna Reaktif Pada Kain Kapas Dengan Zat Perintang
Resin Liofix Variasi Suhu Curring 180oC pemakaian Resin 60 g, urea 40 g.