Tindakan Pada
ICD 9-Cm di Pusdiklatnakes Jakarta Tahun 2016
Abstract
This study was conducted to evaluate the results of pretest and posttest scores of
participants with material classification of diseases ICD 10 and the action code in ICD 9-
CM in Pusdiklatnakes Jakarta 2016. The population in this study using saturated sample,
the samples are assigned a score pretest and posttest26 people who attend training. This
study uses a quantitative approach the data for this study was obtained through
secondary data. Data analysis methods used in this research is the design of
experiments. The result of the analyzes showed that there was a significant difference
between pre-test and post-test score. Average pre-test with 18 questions given to the
trainees at 53% with a standard deviation of 2,059. Average post-test of 18 questions
given to the trainees of 60% with a standard deviation of 1,629.
atau instansi yang ingin berkembang, maka akan berdampak negatif terhadap penetapan
pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya diagnosa utama (mean condition) dalam
harus memperoleh perhatian yang besar. keakuratan pengkodean. Hal ini dapat
Pentingnya pendidikan dan pelatihan diartikan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
bukanlah semata-mata bermanfaat bagi dapat diterima.
karyawannya atau pegawai yang
bersangkutan, tetapi juga keuntungan bagi Kesimpulan
organisasi. Karena dengan meningkatkannya Sebaiknya pada saat test terbagi
kemampuan atau keterampilan para menjadi 2 metode, peserta dilarang
karyawan, meningkatkan produktivitas kerja membuka ICD 10 dan ICD 9-CM pada waktu
para karyawan (Notoatmodjo, 2009). menjawab soal teori koding dan peserta
Setiap karyawan mempunyai tingkat hanya diijinkan membuka ICD 10 dan ICD 9-
pekerjaan yang berbeda-beda dalam CM sewaktu ingin menetapkan kode penyakit
melaksanakan tugasnya, dan perkembangan maupun kode tindakan.
teknologi yang semakin lama semakin Apabila organisasi profesi ingin
meningkat menuntut karyawan untuk bisa mengadakan pelatiahan klasifikasi penyakit
meningkatkan mutu pekerjaanya agar ICD 10 dan kode tindakan ICD 9-CM
menjadi sumber daya yang berkualitas baik disarankan untuk menyediakan beberapa ICD
dari segi pengetahuan, keterampilan bekerja, 10 dan ICD 9-CM untuk peserta yang tidak
tingkat profisionalisme yang tinggi dalam membawa ICD 10 dan ICD 9-CM. Akan tetapi
bekerja agar bisa meningkatkan kemampuan sebaiknya pihak penyelenggara yang
untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan mengadakan pelatihan lebih menegaskan
dengan baik. Untuk itu sangat diperlukan agar peserta membawa ICD 10 dan ICD 9-
pelatihan dan pengembangan bagi sumber CM.
daya manusia agar para karyawan bisa Sebaiknya organisasi profesi
paham dan mengerti atas pekerjaan mereka penetapkan standar kelulusan untuk
sehingga apa yang menjadi tujuan menentukan tingkat keberhasian dari
perusahaan bisa dengan cepat terlaksana dan pelatihan yang telah diberikan.
mencapai target yang diharapkan.
Pelatihan harus segera diberikan Daftar Pustaka
kepada tenaga kesehatan secara rutin atau Badu, Ruslin 2011 Pengembangan Model
minimal 1 tahun sekali untuk meningkatkan Pelatihan Permainan Tradisional
pengetahuan. Memang pendapat diatas tidak Edukatif Berbasis Potensi Lokal Dalam
bisa secepatnya dijalankan begitu saja oleh Meningkatkan Kemampuan Dan
beberapa pihak karena faktor jarak, waktu Keterampilan Orang Tua Anak Usia
dan finansial yang dapat memberatkan pihak Dini Di Paud Kota Gorontalo. Gorontalo
tersebut. Akan tetapi apabila kita memahami
tujuan utama dari pelaksanaan pelatihan Hatta, Gemala R. “pedoman manajemen
adalah untuk mendapatkan informasi atau informasi kesehatan di Sarana
pengetahuan baru, karena setiap informasi Pelayanan Kesehatan”. Revisi ke 2,
dan pengetahuan mengalami perubahan 2013. Jakarta : Universitas Indonesia
mengikuti perkembangan teknologi baru atau Press.
teknologi baru.
Beberapa hal yang dapat mendukung Hatta, Gemala R. 2012. Hasil pilot test WHO-
keberhasilan pelatihan menurut Noe (2002) FIC-IFHIMA, Jakarta.
adalah tempat pelatihan yang sesuai,
fasilitator yang dapat menyampaikan materi Keputusan Menteri Kesehatan Republik
dengan baik, desain program yang baik. Pada Indonesia, 2007 No.
penelitian ini, dapat dikatakan faktor tempat 377/Menkes/SK/III/2007 tentang
pelatihan, fasilitator, modul, dan karakteristik Standar Profesi Perekam Medis dan
peserta pun turut mendukung keberhasilan informasi Kesehatan. Jakarta
pelatihan.
Kuantitas dan kualitas pelatihan yang Maimunah, Annisa. 2011. Pengaruh Pelatihan
semakin baik, akan meningkatkan secara Relaksasi Dengan Dzikir Untuk
signifikan pengetahuan tenaga kesehatan. Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil
Jika tidak adanya pelatihan yang diadakan Pertama. Yogyakarta
secara rutin untuk tenaga kesehatan maka