Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“KONSEP BERUBAH”

Disusun Oleh :

Nama : Ni Kadek Nuriyanti

NIM : 201901149

Dosen : Ns. Sukrang, M.kep

Program Studi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

Tahun 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak lupa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Manajemen Keperawatan
kami, tentang “Konsep Berubah” dapat terselesaikan tepat waktu.

Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami di
STIKES WIDYA NUSANTARA PALU, yang mengajar mata Kuliah Manajemen
Keperawatan, sekaligus untuk menambah ilmu pengetahuan dan lebih detailnya
adalah untuk mengetahui materi tentang Konsep Berubah.

Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, karena mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang
nantinya akan membaca makalah ini sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Hormat Kami

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan......................................................................................................... 4
1. Tujuan Umum......................................................................................................... 4
2. Tujuan Khusus........................................................................................................ 5
C. Manfaat ....................................................................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian.................................................................................................................... 6
B. Sifat Proses Berubah ................................................................................................... 9
C. Teori Perubahan........................................................................................................... 9
D. Tipe Perubahan Proses Terjadinya Perubahan............................................................ 13
E. Motivasi Dalam Perubahan......................................................................................... 13
F. Strategi Dalam Perubahan........................................................................................... 14
G. Model Dalam Perubahan............................................................................................. 15
H. Hambatan Dalam Perubahan....................................................................................... 16
I. Perubahan Dalam Keperawatan................................................................................... 17

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................................. 19
B. Saran............................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita telah membentuk beberapa konsep kehidupan,
diantaranya konsep diri dan berubah. Namun dalam hal ini difokuskan dalam
konsep yang disebut konsep berubah. Konsep ini merupakan konsep yang akan
dialami tanpa harus dielakkan, berarti dalam hal berubah, beranjak dari masa lalu
atau sebelumnya dalam pencapaian yang lebih baik. Karena, dengan tidak adanya
berubah maka tidak ada pertumbuhan dan tidak adanya dorongan dalam
pencapaian sesuatu keinginan yang dicapai. Sehingga semua proses tingkah laku
atau kepribadian inilah yg melatar belakangi dalam prilaku seseorang dalam
masyarakat dan khususnya kita sebagai perawat yang nantinya akan bekerja
secara professional dalam menangani klien atau pasien.
Dengan perubahan yang dikhususkan pada pelayanan keperawatan
mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan perubahan. Mereka
melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan atau
situasi. Perawat harus mempunyai keterampilan dalam proses perubahan.
Pertama, proses keperawatan merupakan proses pendekatan dalam menyelesaikan
masalah yang sistemis dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Kedua,
perawat harus diajarkan ilmu teoretis dikelas dan mempunyai pengalaman praktik
untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umun
Mahasiswa keperawatan dapat memahami secara teori maupun praktik
tentang perubahan didunia keperawatan. Dan dapat mengaplikasikan
nantinya saat praktik atau setelah tamat dari bangku perkuliahan, serta dapat
mengamati perubahan – perubahan yang terjadi di masyarakat.

4
2. Tujuan Khusus
 Dapat menjelaskan pengertian dari perubahan.
 Dapat menjelaskan sifat proses berubah.
 Dapat menjelaskan teori- teori perubahan.
 Dapat menjelaskan tipe- tipe perubahan.
 Dapat menjelaskan motivasi dalam perubahan.
 Dapat menjelaskan strategi dalam perubahan.
 Dapat menjelaskan model dalam perubahan.
 Dapat menjelaskan hambatan dalam perubahan.
 Dapat menjelaskan perubahan dalam keperawatan.

C. Manfaat
Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi di Rumah
Sakit dan menerapkan konsep berubah yang digunakan jika menemukan
masalah nantinya pada saat praktik maupun bekerja.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Berubah
Banyak definisi pakar tentang berubah, diantaranya :
1. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)
2. Merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau
institusi (Brooten,1978)
3. Berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang dan beradaptasi.
Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak terencana.
Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya
( Sullivan dan Decker,2001).
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya
dapat menyusuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Perubahan dapat
mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat
menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau
konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Adapun pengertian lainnya berubah adalah bagian dari kehidupan setiap
orang, berubah cara seseorang bertumbuh, berkembang dan beradaptasi.
Perubahan dapat positif atau negative, terencana dan tidak terencana. Meskipun
perubahan tidak terelakan, perubahan tidak selalu diterima dengan senang hati
karena menimbulkan kecemasan dan rasa takut meskipun perubahan
direncanakan. Terdapat rasa kehilangan akan hal-hal yang famillier dan reaksi
duka cita dapat terjadi. Intensitas dapat memburuk saat perubahan tidak
direncanakan.
Menurut Tiggany dan lutjens (1998,hlm.3), “Perubahan itu sulit.
Perubahan itu membantu. Perubahan itu menyakitkan. Perubahan itu membantu

6
dan menyakitkan pada saat yang bersamaan perubahan tidak terelakan. Kita
mengabaikan perubahan atas resiko kita sendiri”.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan,
seperti pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses
berubah ini melibatkan klien indivudu, keluarga, komunitas, organisasi,
keperawatan sebagai prosfesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan
kesehatan.Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan
keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi
baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan
keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan.
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang, berubah cara
seseorang bertumbuh, berkembang dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau
negative, terencana dan tidak terencana. Meskipun perubahan tidak terelakan,
perubahan tidak selalu diterima dengan senang hati karena menimbulkan
kecemasan dan rasa takut meskipun perubahan direncanakan. Terdapat rasa
kehilangan akan hal-hal yang famillier dan reaksi duka cita dapat terjadi.
Intensitas dapat memburuk saat perubahan tidak direncanakan. Penerapan konsep
berubah dilihat dari proses berubah di bagi menjadi 3 yaitu :
1. Perubahan Perkembangan
Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang
terjadi selama siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi
menjadi lebih kompleks.
Contoh perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran
dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan
fisik pada lansia. Perubahan ini tidak direncanakan secara sadar; perubahan
tersebut terjadi begitu saj. Akan tetapi, individu dapat merencanakan untuk
menghadapi perubahan. Sebagai contoh, lansia dapat membuat rencana untuk
menghadapi perubahan fisik, seperti pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil
dengan satu lantai yang lebih mudah untuk dirawat dan lebih mudah untuk
bergerak di sekitarnya.

7
2. Perubahan spontan
Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak
direncanakan karena perubahan ini tidak benar-benar diantisipasi, tidak dapat
dihindari, dan terdapat sedikit atau tidak ada waktu untuk merencanakan
strategi respons. Contoh perubahan spontan yang memengaruhi individu
adalah infeksi virus akut, cedera medula spinalis, dan tawaran sukarela posisi
baru.
Pada skela yang lebih besar, perubahan spontan dapat jangka panjang
ataupun jangka pendek. Contoh perubahan spontan jangka pendek adalah
gempa bumi atau bencana alam lainnya, tabrakan pesawat terbang besar yang
dekat dengan rumah sakit kecil, atau pemogakan tiba-tiba yang menutup
fasilitas perawatan kesehatan tersier. Dampak human immunodeficiency virus
(HIV) pada kebijakan dan praktik fasilitas perawatan kesehatan adalah contoh
perubahan dengan konsekuensi jangka panjang.
Respon terhadap perubahan spontan dalam positif atau negative, sebagai
contoh: virus flu mungkin hanya menyebabkan gangguan minor pada satu
orang.Demikian juga,suatu organisasi dapat berhasil merespon cedera yg
disebabkan oleh kejadian alam apabila dibuat rencana penanggulangan
rencana yang baik.

3. Perubahan Terencana
Menurut Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang
disengaja dan bertujuan oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem
sosial yang lebih besar untuk memengaruhi status quo itu sendiri, organisme
lain, atau suatu situasi. Keterampilan memecahkan masalah, keterampilan
mengambil keputusan, dan keterampilan intrapersonal adalah faktor-faktor
penting dalam perubahan terencana.
Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk
memperbaiki status kesehatannya dengan menghadiri program berhenti

8
merokok atau melakukan program olahraga. Organisasi secara terus-menerus
mengalami perubahan terencana. Di institusi perawatan kesehatan, dibuat
perubahan kebijakan, metode pemberian perawatan, susunan staf dan
sebagainya. Melaksanakan perubahan terencana adalah bagian utama peran
perawat manajer.

B. Sifat Proses Berubah


Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan dari konsep atau
ide terbaru. Menurut Lancaster tahun 1982, proses perubahan memiliki tiga sifat
di antaranya:
1. Perubahan bersifat berkembang
Sifat perubahan mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik
pada individu kelompok atau masyarakat secara umum. Proses perkembangan
ini dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju keadaan yang optimal
atau matang sebagaimana dalam perkembangan manusia sebagai makhluk
individu yang memiliki sifat fisik yang selalu berubah dalam tingkat
perkembangannya.
2. Perubahan bersifat spontan
Sifat berubah ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan
respon tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar
kehendak manusia, yang tidak dapat diramalkan atau diprediksi sehingga sulit
untuk diantisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor, banjir dan
lain-lain. Semuanya akan menimbulkan terjadi perubahan baik dalam diri,
kelompok masyarakat, bahkan pada sistem yang mengaturnya.

3. Perubahan bersifat direncanakan


Perubahan yang bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu,
kelompok atau masyarakat yang ini mengadakan perubahan kearah yang lebih
maju atau pun pada tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya, sebagaimana perubahan dalam sistem pendidikan keperawatan di

9
Indonesia yang selalu mengadakan perubahan sejalan dengan perkembangan
ilmu kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.

C. Teori Perubahan
Beberapa teori berubah yang digunakan secara luas adalah teori dari
Lewin, E.Rogers, Havelock, dan Lippitt.
1. Teori Lewin
Satu dari teori berubah yang banyak digunakan adalah teori dari Kurt
Lewin. Teori Lewin mencakup tiga tahap :
a. Tahap Unfreezing (pencarian). Pada tahap awal ini yang dapat
dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses perubahan
adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan
semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang lain.
b. Tahap moving (bergerak). Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu
pergerakan kearah sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru. Proses
perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memilki
informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, juga
memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui
langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah.
c. Tahap Refreezing (pembekuan). Tahap ini merupakan tahap pembekuan
dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat
atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru.

2. Teori Rogers
Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada Kompleksitas. Ide-
ide yang lebih kompleks bertahan meskipun ide yang lebih sederhana dapat
diimplementasikan Teori Rogers tergantung pada faktor untuk mencapai
keberhasilan. Faktor-faktor ini termasuk :
a) Perubahan harus mempunyai dengan lebih mudah.

10
b) Dapat dibagi, perubahan dapat dilakukan dalam skala kecil.
c) Dapat dikomunikasikan semakin mudah perubahan itu digambarkan,
semakin mungkin perubahan tersebut disebarkan.

3. Teori Lippitt
Lippitt menambahkan fase ketujuh pada teori milik Lewin. Ketujuh
fase dan teorinya tentang proses berubah adalah sebagai berikut :
Fase 1: Mediagnosisi masalah. Selama fase ini perawat pendidik sebagi agen
berubah melihat pada semua percabangan yang mungkin dan akan
terpengaruh.
Fase 2: Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah. Jalan keluar
yang mungkin ditentukan dan pro dan kontra dari tiap jalan keluar
diperkirakan terlebih dahulu.
Fase 3: Mengakaji motivasi dan sumber-sumber agen berubah. Agen
berubah dapat bersifat eksternal atau internal terhadap organisasi
atau divisi.
Fase 4: Menyeleksi objektif akhir perubahan progresif. Proses berubah
didefinisikan, suatu rencana yang detil dibuat, kerangka waktu dan
batas waktu terakhir ditentukan, dan tanggung jawab ditugaskan.
Perubahan diimplementasikan untuk suatu masa percobaan dan
dievalusai
Fase 5: Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah. Agen berubah akan
menajdi aktif dalam proses berubah, terutama dalam menangani
personal dan memfasilitasi perubahan konflik dan konfrontasi akan
ditangani oleh agen berubah.
Fase 6: Mempertahankan perubahan. Selama tahap ini penekanan adalah
pada komunikasi, dengan umpan balik pada kemajuan. Perubahan
diperluas bersama waktu. Suatu perubahan besar mungkin
membuktikan suatu struktur kekuatan baru.

11
Fase7: Mengakhiri hubungan saling membantu. Agen berubah
mengundurkan diri pada tanggal tertentu setelah menyusun suatu
prosedur atau kebijakan tertulis untuk melangsungkan perubahan.

4. Teori Havelock
Teori havelock merupakan modifikasi lain dari teori Lewin, yang
diperluas menjadi enam elemen. Tiga elemen pertama mengacu pada
unfreezing. Dua yang berikutnya pada bergerak, dan yang keenam pada
refreezing. Fase-fase Havelock adalah sebagi berikut:
1. Membangun suatu hubungan
2. Mediagnosis masalah
3. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
4. Menjalan keluar
5. Meningkat penerimaan
6. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
Teori Havelock menekankan perncanaan sebagai tahap dimana timbul
perubahan yang bermakna dengan menerapkan teori Havelock untuk
merencanakan perubahan yang berdasakan unit membutuhkan kolaborasi
antara agen berubah dan system klien. Staf merasakan suatu pendayagunaan
karena berpartisispasi dalam system ini.

5. Teori Spradley
Spradley telah menyusun suatu model delapan langkah yang
didasarkan pada teori Lewin.Ia memperlihatkan bahwa perubahan rencana
harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan suatu hubungan yang
bermanfaat antara agen berubah dan system berubah. Berikut adalah delapan
langkah dasar dari model Spradley:
1. Mengenali gejala. Ada bukti bahwa sesuat perlu diubah.

12
2. Mendiagnosis mesalah. Mengumpulkan dan menganalisis data untuk
mendiskusikan penyebab. Konsultasi dengan staf. Membaca materi yang
sesuai.
3. Menganalisa altenatif jalan keluar. Curah pendapat mengkaji rseiko dan
keuntungan. Menyusun waktu, merencanakan sumber-sumber , dan
mencari hambatan.
4. Memilih perubahan. Memilih pilihan yang paling mungkin berhasil sesuai
kemampuann. Mengidentifkasi kekuatan pandangan pendorong dan
penghambat, menggunakan tantangan yang termasuk asimilasi dari
hambatan tersebut.
5. Merencanakan perubahan. Hal ini termasuk tujuan yang spesifik dan
dapat diukur, tindakan, kerangkan waktu, sumber-sumber, anggaran
metode evaluasi seperti Program Evaluation Review Technique (Teknik
Review Evaluasi), dan rencana untuk pengelolaan penolakan dan
stabilisasi.
6. Mengimplementasikan perubahan. Rencanakan strategi, menyiapkan,
melibatkan , melatih, membatu, dan medukung orang yang terlibat.
7. Mengevaluasi perubahan. Mengalisis pencapaian dari tujuan .
8. Menstabilkan perubahan. Refreeze: pantau sampai stabil

D. Tipe Perubahan Proses Terjadinya Perubahan


Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan
yang direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak
direcanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya
perubahan yang direncanakan adalah peribahan yang direncanakan dan
dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya
suatu tujuan yang jelas.
Perubahan terencana lebih mudah dikelola daripada perubahan yang
terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan alat karena suatu
ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan.

13
E. Motivasi dalam perubahan
Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan memiliki
sifat berubah, mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari kebutuhan
manusia. Berubah timbul karena adanya suatu motivasi yang ada dalam diri
manusia. Motifasi timbul karena ada tuntutan kebutuhan dasar manusia sedang
kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:
a.   Kebutuhan fisiologis seperti makanan, minum, tidur, oksigenasi dan lain-lain
yang secara fisiologis dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidupnya,
berdasarkan kebutuhan tersebut, manusia akan selalu ingin mempertahankan
hidupnya dengan jalan memenuhi atau selalu mengadakan perubahan.
b.   Kebutuhan aman. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar
mendapat jaminan keamanan atau perlindungan dari  berbagai ancaman
bahaya yang ada sehingga manusia selalu ingin memenuhinya dengan jalan
mengadakan perubahan untuk mempertahankan kebutuhan tersebut, seperti
mendapatkan pekerjaan yang tetap, bertempat tinggal yang aman dan lebih
baik.
c.    Kebutuhan sosial. Ketentuan ini mutlak diperlukan karna manusia tidak akan
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga untuk memenuhi
kehidupan sosialnya manusia selalu termotivasi untuk mengadakan perubahan
dalam memenuhi kebutuhan seperti  mengadakan kegiatan sosial
kemasyarakatan.
d.  Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin
mengadakan penghargaan dimata masyarakat akan prestasi, status dan lain-
lain untuk manusia  akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.
e.   Kebutuhan aktualisasi diri, Kebutuhan perwujudan agar  diakui  masyarakat
akan kemampuannya dan potensi yang dimiliki, akan motivasi seseorang
untuk memacu diri dalam memenuhi suatu kebutuhan.
f. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama,
kebutuhan untuk melakukan kontrol dalam mendapatkan pengaruh dari

14
lingkungan dalam menjalankan sesuatu dan kebutuhan untuk dikasihi dapat
menjadikan motivasi tersendiri dalam mengadakan perubahan.

F. Strategi Perubahan
1. Strategi rasional empiric
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam
perubahan memilki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku.
Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang di miliki sehingga semua perubahan akan
menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan system analisis
dalam pemecahan masalah yang ada.

2. Strategi redukatif normative


Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar normal yang diadakan di
masyarakat dan dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan.

3. Strategi paksaan / kekuatan


Dikatakan strategi paksaan/kekuatan karena adanya penggunaan
kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan
menggunakan kekuatan moral dan politik.

G. Model Perubahan
1. Model penelitian dan pengembangan
Model ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam
pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan
model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi atas perubahan
yang di lakukan, menjabarkan, atau mengembangkan komponen yang akan
dilakukan dalam perubahan. Menyiapkan perubahan dan melakukan

15
desiminasi kepada masyaarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam
perubahan.

2. Model interaksi social.


Model ini menggunakan langkah-langkah sebagaimana dalam teori
Roger di antaranya, menyadari akan perubahan, adanya minat dalam
perubahan, melkukan evaluasi tentang hal-hal yang akan dilakukan
perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan perubahan
serta menerima perubahan.

3. Model penyelesaian masalah


Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan
menggunakan langkah mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah,
mendiagnosis masala, menemukan cara penyelesaian masalah yang akan di
gunakan, melkukan uji coba, dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk
digunakan dalam perubahan.

H. Hambatan Dalam Perubahan


Perubahan tidak selalu mudah untuk dialksanakan akan tetapi banyak
hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam
diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan sebagai berikut
1. Ancaman kepentingan pribadi, contohnya dalam pelaksanaan standarisasi
perawat professional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah
minimal pendidikan D3 Keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang
dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi
kepentingan dirinya, sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan
dalam perubahan.
2. Persepsi yang kurang tepat, berbagai informasi yang akan dilakukan dalam
system perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau
informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan

16
akan sukses menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan
tersebut.
3. Reaksi psikologis, contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam
system praktek keperawatan mandiri bagi perawat.Jika perawat belum bisa
menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut
dampak perubahan.
4. Toleransi terhadap perubahan rendah, ini tergantung dari individu, kelompok,
atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut
memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan
proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan
sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5. Kebiasaan, Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang
sudah diketahui sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya
dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang
dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam
perubahan.
6. Ketergantungan, merupakan hambatan dalam prses perubahan karena
ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri
dalam mencapai tujuan tertentu.
7. Perasaan tidak aman, juga merupakan factor penghambat dalam perubahan
karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan
menambah ketidakamanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8. Norma, apabila akan mengadakan proses perubahan, namun perubahan
tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan
mengalami hambatan, sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip
perubahan maka akan sangat mudah dalam perubahan.

17
I. Proses Perubahan dalam Keperawatan
Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring
dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan
antara lain:
1. Keperawatan Sebagai Profesi Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh
masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan
keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubahkearah kemandirian
dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami
perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan
diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
2. Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan Keperawatan
sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang diberikan
kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat
dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan
yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.
3. Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan Keperawatan sebagai ilmu
pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan
zama dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan
perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui
secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh
dalam keilmuan.
4. Keperawatan Sebagai Komunikasi Keperawatan sebagai komunikasi dalam
masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas
dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra
sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep   berubah  merupakan bahan ajar yang memudahkan saya sebagai
seorang mahasiswa perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Sistem akan berjalan lancar apabila digerakkan secara bersama- sama
tanpa mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan konsep perubahan.
Karena dalam kehidupan kita di dunia ini kita harus senantiasa mengadakan
perubahan menuju pada kehidupan yang lebih baik.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang
defenisi dari konsep berubah dan mengetahui apa saja yang menjadi motivasi serta
faktor terjadinya perubahan dan diharapkan juga bagi pembaca agar dapat
mengetahui kunci sukses dalam perubahan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.(2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Swanburg. (2001). Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen
Pengembangan SDM. Jakarta: EGC
http://dianalmira.blogspot.co.id/2012/12/makalah-konsep-berubah.html
http://ivank-revank.blogspot.co.id/2012/01/konsep-berubah.html

20

Anda mungkin juga menyukai