Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yoan Latumeten

NPM : 12186208180005
Tugas UTS : Didaktik Metodik

Pendahuluan
Studi Kasus
Studi kasus adalah laporan informasi deskriptif tentang data penelitian percobaan atau
eksperimen, proyek, peristiwa atau analisis. Dalam ilmu sosial studi kasus melibatkan
pemeriksaan yang mendalam, dan rinci dari subjek studi (kasus), serta kondisi kontekstual
yang terkait.

Studi kasus dapat dihasilkan dengan mengikuti metode penelitian formal. Studi kasus
cenderung muncul di tempat-tempat penelitian formal, sebagai jurnal dan konferensi
profesional, daripada karya-karya populer. Studi kasus banyak digunakan dalam disiplin dan
profesi, mulai dari psikologi, antropologi, sosiologi, dan ilmu politik hingga pendidikan, ilmu
klinis, pekerjaan sosial, dan ilmu administrasi.

Dalam melakukan penelitian studi kasus, “kasus” yang sedang dipelajari dapat berupa
individu, organisasi, peristiwa, atau tindakan, yang ada di waktu dan tempat tertentu. Namun,
ketika “kasus” digunakan dalam pengertian abstrak, seperti dalam klaim, proposisi, atau
argumen, kasus seperti itu dapat menjadi subjek dari banyak metode penelitian, bukan hanya
penelitian studi kasus. Studi kasus dapat melibatkan metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif.

Isi
Pengertian Studi Kasus
Terdapat beberapa definisi studi kasus, diantaranya yaitu;

Studi kasus adalah strategi penelitian dan penyelidikan empiris yang menyelidiki fenomena
dalam konteks kehidupan nyata.
Studi kasus didasarkan pada investigasi mendalam terhadap satu individu, kelompok, atau
peristiwa untuk mengeksplorasi penyebab prinsip-prinsip yang mendasarinya.
Studi kasus adalah analisis deskriptif dan eksploratif dari seseorang, kelompok atau peristiwa.
Penelitian studi kasus dapat berupa studi kasus tunggal atau ganda, termasuk bukti kuantitatif,
bergantung pada berbagai sumber bukti dan manfaat dari pengembangan proposisi teoritik
sebelumnya.
Studi kasus adalah analisis terhadap orang, kelompok, peristiwa, keputusan, periode,
kebijakan, lembaga atau sistem lain yang dipelajari secara holistik dengan satu atau lebih
metode.
Penelitian studi kasus mengacu pada studi yang mendalam dan terperinci tentang seseorang
atau sekelompok kecil individu. Studi semacam itu biasanya bersifat kualitatif, menghasilkan
deskripsi naratif tentang perilaku atau pengalaman. Penelitian studi kasus tidak digunakan
untuk menentukan sebab dan akibat, juga tidak digunakan untuk menemukan kebenaran yang
dapat digeneralisasikan atau membuat prediksi.

Sebaliknya, penekanan dalam penelitian studi kasus ditempatkan pada eksplorasi dan
deskripsi suatu fenomena. Karakteristik utama penelitian studi kasus adalah fokusnya sempit,
memberikan tingkat detail yang tinggi, dan mampu menggabungkan data objektif dan
subyektif untuk mencapai pemahaman yang mendalam.

Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli


Adapun definisi studi kasus menurut para ahli, antara lain sebagai berikut;

Pollit & Hungler (1990)


Studi kasus berfokus pada penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa
seseorang berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri. Fokus tersebut
dinilai oleh Pollit & Hungler penting dalam studi kasus sebab dibutuhkan analisis yang
intensif, bukan berfokus pada status, kemajuan, tindakan, atau pikiran yang dimilikinya.

Yin (1996)
Studi kasus dapat digambarkan sebagai proses pencarian pengetahuan yang empiris untuk
menyelidiki dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks kehidupan nyata. Yin juga
mengemukakan bahwa bahwa pendekatan studi kasus bisa diterapkan apabila batas antara
fenomena dan konteks kehidupan nyata terlihat samar atau tidak terlihat dengan jelas serta
ada berbagai sumber yang dapat dijadikan acuan bukti dan penggalian informasi.

Tellis (1997)
Studi kasus merupakan metode yang memiliki unit analisis yang lebih mengacu pada sistem
tindakan yang dilakukan dibanding pada individunya sendiri atau suatu lembaga tertentu.
Tellis juga menekankan bahwa unit analisis tersebut adalah hal yang kritikal dalam penerapan
studi kasus dan dapat bervariasi antara individu atau lembaga.

Bimo Walgito (2010)


Studi kasus ialah metode yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian
atau fenomena mengenai individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek
penelitian. Bimo Walgito juga menyatakan bahwa dibutuhkan banyak informasi dan integrasi
data yang diperoleh dari metode lain untuk mendapatkan informasi mendalam pada metode
studi kasus yang dilakukan.

Feagin, Orum, & Sjoberg


Studi kasus adalah metode penelitian yang bersifat multi-perspectival analyses, yaitu
peneltiian yang membutuhkan adanya analisa dari berbagai sudut pandang dan bukan
berfokus pada individu yang menjadi objek penelitian saja.

Peneliti harus memperhatikan aspek-aspek lain seperti kelompok yang relevan dengan
individu terkait dan memiliki interaksi satu sama lain, untuk dapat memberikan kekuatan
pada mereka yang lebih lemah (powerless) dan tidak bisa menyampaikan pendapat
(voiceless).

Jenis Studi Kasus


Ada beberapa jenis studi kasus, masing-masing berbeda satu sama lain berdasarkan hipotesis
dan/atau tesis yang akan dibuktikan. Bahkan memungkinkan juga antara satu jenis studi
kasus saling tumpang tindih dengan jenis studi kasus yang lainnya.

Masing-masing jenis studi kasus berikut dapat digunakan dalam bidang atau disiplin apa pun.
Baik itu psikologi, bisnis atau seni, dan berbagai bidang lainnya.

Studi Kasus Eksplanatori


Studi kasus eksplanatori bertujuan untuk menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ atau ‘mengapa’,
ketika peneliti hampir tidak memiliki kendali atas peristiwa yang dijelaskan. Jenis studi kasus
ini berfokus pada fenomena dalam konteks situasi kehidupan nyata. Misalnya, pengaruh
peristiwa politik atau ekonomi pada perang dan krisis global.

Pada dasarnya, studi kasus eksplanatori adalah 1 + 1 = 2. Hasilnya tidak cocok untuk
interpretasi. Sebuah studi kasus dengan seseorang atau kelompok tidak akan jelas, karena
dengan manusia, akan selalu ada variabel. Selalu ada varian kecil yang tidak bisa dijelaskan.
Tujuan dari studi kasus ekplanatori adalah untuk lebih menunjukkan data dan deskripsi
investigasi kasual.
Studi Kasus Eksploratori
Studi kasus eksplorasi bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau
‘siapa’. Metode pengumpulan data studi kasus eksplorasi sering disertai dengan metode
pengumpulan data tambahan seperti wawancara, kuesioner, eksperimen, dan lain-lain.

Studi kasus eksplorasi biasanya merupakan pendahulu untuk proyek penelitian berskala besar
yang formal. Studi kasus ini digunakan untuk memberikan lebih banyak informasi latar
belakang daripada studi kasus biasa, untuk membandingkan hasil dengan lebih baik, dan
untuk memungkinkan para peneliti mendedikasikan lebih banyak waktu untuk mempelajari
informasi yang diperlukan untuk percobaan atau kasus mereka.

Studi Kasus Deskriptif


Studi kasus deskriptif bertujuan untuk menganalisis urutan peristiwa tertentu, yang terjadi di
masa lalu. Topik semacam itu dapat mencakup budaya atau sejarah, ketika peneliti mencoba
menjelaskan suatu fenomena tertentu. Tujuan dari studi kasus deskriptif adalah untuk dapat
membandingkan pertemuan baru dengan teori yang sudah ada sebelumnya.

Bentuk Studi Kasus Berdasarkan Permasalahan Penelitian


Creswell membagai penelitian studi kasus berdasarkan maksud analisis kasusnya menjadi 3
(tiga) jenis, yaitu:

Studi Kasus Intrumental Tunggal


Studi kasus instrumental tunggal (single instrumental case study) merupakan penelitian studi
kasus yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kasus untuk menggambarkan suatu isu.
Dalam penelitian ini, peneliti memperhatikan dan mengkaji suatu isu yang menarik
perhatiannya, dan menggunakan sebuah kasus sebagai sarana (instrumen) untuk
menggambarkannya secara terperinci.

Studi Kasus Jamak


Studi kasus jamak (collective or multiple case study) merupakan penelitian studi kasus yang
menggunakan banyak (lebih dari satu) isu atau kasus di dalam satu penelitian. Fokus dalam
penelitian hanya pada satu isu dan memenfaatkan banyak kasus untuk menjelaskannya.

Selain itu, penelitian ini juga bisa hanya menggunakan satu kasus (lokasi), tetapi dengan
banyak isu yang diteliti. Penelitian ini juga bisa bersifat sangat kompleks, sebab terfokus
pada banyak isu atau perhatian dan menggunakan banyak kasus untuk menjelaskannya.
Studi kasus mendalam
Studi kasus mendalam (intrinsic case study) merupakan penelitian yang dilakukan pada suatu
kasus yang mempunyai kekhasan dan keunikan yang tinggi. Penelitian ini berfokus pada
kasus itu sendiri, baik sebagai lokasi, program, kejadian atau kegiatan.

Penelitian ini mirip dengan penelitian naratif, tapi mempunyai prosedur kajian yang lebih
terperinci pada kasus dan kaitannya dengan lingkungan disekitarnya secara terintegrasi dan
apa adanya. Secara lebih khusus, dapat dikatakan bahwa studi kasus mendalam merupakan
pnelitian yang sangat terikat pada konteksnya, atau sangat terikat pada lokusnya (site-case).

Tujuan Studi Kasus


Tujuan studi kasus secara umum diantaranya yaitu sebagai berikut;

Menggambarkan situasi individu (kasus), misalnya: seseorang, bisnis, organisasi, atau


institusi, secara terperinci;
Mengidentifikasi masalah-masalah utama dari kasus tersebut;
Menganalisis kasus menggunakan konsep-konsep teoritis yang relevan dari unit atau disiplin
ilmu tertentu;
Merekomendasikan tindakan untuk kasus tertentu (terutama untuk studi kasus penyelesaian
masalah).
Sedangkan secara lebih spsifik, berikut ini tujuan studi kasus pada beberapa bidang ilmu,
antara lain:

Tujuan di balik studi kasus psikolog adalah mencari informasi mendalam tentang otak
manusia, perilaku, atau pemikiran kognitif.
Tujuan studi kasus sosiolog akan serupa dengan psikolog, kecuali yang melihat ke dalam
perilaku atau interaksi di dalam, antara, atau di sekitar komunitas, kelompok, atau organisasi.
Tujuan dari studi kasus para ilmuwan adalah untuk bereksperimen di antara teori atau
menghasilkan teori baru. Para ilmuwan dapat mengembangkan hipotesis dan merinci melalui
penelitian mereka dan bereksperimen ketika memproses melalui jenis studi kasus pilihan
mereka.
Contoh Studi Kasus
Studi kasus biasanya digunakan dalam penelitian ilmu sosial dan pengaturan pendidikan.
Sebagai contoh, studi kasus dapat digunakan untuk mempelajari masalah psikologis seperti
perkembangan anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal, tuli atau efek pada anak yang
telah diisolasi, disalahgunakan dan diabaikan hingga usia dewasa

Studi kasus juga dapat digunakan dalam lingkungan pendidikan untuk mengeksplorasi
pengembangan keterampilan menulis dalam kelompok kecil siswa baru sekolah menengah
yang mengambil kelas menulis kreatif.
Contohnya, tindakan kekerasan pada siswa SMA yaitu siswa dengan siswa, ataupun guru
dengan siswa yang seharusnya masih memerlukan adanya perlindungan dari orang tua di
rumah maupun guru di sekolah dikarenakan pada usia yang sudah dikategorikan dewasa,
mereka masih dalam perlindungan orang yang lebih tua yakni untuk dibimbing, dibina,
dinasehati, dan dibentuk moralitasnya dengan baik.

Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dijelaskan,
maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Banyak faktor yang menyebabkan seorang guru melakukan tindak kekerasan
terhadap siswa. Terkadang bukan hanya dikarenakan kenakalan siswa yang
berlebihan yang membuat seorang guru melakukan tindak kekerasan di
lingkungan sekolah melainkan ada juga guru yang melakukan tindak
kekerasan dikarenakan factor dari luar lingkungan sekolah misalnya faktor
dari lingkungan rumah sehingga emosi yang awalnya dari rumah terbawa
pada saat proses belajar mengajar sehingga guru tersebut melakukan tindak
kekerasan terhadap siswa di lingkungan sekolah.
2. Mekanisme penyelesaian masalah tindak kekerasan yang dilakukan oleh guru
terhadap siswa di lingkungan sekolah Mulia Pratama juga sudah sangat baik.
Musyawarah secara damai seperti pihak sekolah meminta maaf kepada orang
tua/wali yang merasa tidak senang karena anaknya mendapat perlakuan yang
tidak baik dari seorang guru dan memberikan pertanggung jawaban berupa
perawatan medis bagi siswa yang mengalami luka fisik serta melakukan
pemecatan kepada guru yang melakukan tindak kekerasan merupakan pilihan yang tepat
dalam menyelesaikan masalah tindak kekerasan di lingkungan
sekolah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang dilakukan
maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan pengetahuan yang lebih dalam lagi mengenai isi dari
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Agar
guru-guru di sekolah SMA Mulia Pratama bukan sekedar mengetahu tetapi
juga memahi is dari Undang-Undang Perlindunga Anak Tersebut. Sehingga
bukan hanya sekarang saja tidak terjadi tindak kekerasan tetapi juga nati
pada tahun-tahun berikutnya.
2. Memberikan pengarahan batasan-batasan kekerasan yang boleh dilakukan
oleh guru di lingkungan sekolah juga merupakan salah satu alternative
yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengurangi tindak
kekerasan di lingkungan sekolah. Kepada siswa juga dapat di berikan
pengarahan dan surat peringatan batasan kesalahan sehingga siswa tidak
melakukan segala sesuatunya sesuai dengan kehendaknya sendiri

Anda mungkin juga menyukai