Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR

KIMIA UNSUR

ILMU PENGETAHUAN ALAM


KELAS XII
SMA

Disusun oleh

St. Marwah H. Bahar/1813042006

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

1
KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Dasar Indikator


3.7 Menganalisis kelimpahan, kecenderungan 3.7.1 Menjelaskan kelimpahan,
sifat fisika dan kimia, manfaat, dan kecenderungan sifat, manfaat, serta
proses pembuatan unsur-unsur golongan cara mendapatkan unsur-unsur
utama (gas mulia, halogen, alkali, dan golongan utama
alkali tanah) 3.7.2 Mengidentifikasi produk-produk yang
mengandung unsur-unsur golongan
utama
4.7 Melakukan percobaan pembuatan unsur 4.7.1 Merancang dan melakukan percobaan
halogen dan mengidentifikasi sifat fisika sederhana tentang uji nyala golongan
dan kimia unsur golongan utama alkali dan alkali tanah.
(halogen, alkali, atau alkali tanah) 4.7.2 Mengidentifikasi sifat fisika dan

kimia unsur golongan utama melalui

percobaan

TUJUAN PEMBELAJARAN

• Aspek Kognitif
1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat fisis dan kimia unsur-unsur golongan utama,
2. Siswa dapat menjelaskan kelimpahan unsur-unsur golongan utama di alam,
3. Siswa dapat menjelaskan manfaat unsur-unsur golongan utama dalam kehidupan,
4. Siswa dapat mendeskripsikan cara memperoleh unsur-unsur golongan utama.
5. Siswa dapat mengidentifikasi pembuatan unsur-unsur golongan utama (gas mulia,
halogen, alkali, dan alkali tanah).

• Aspek Psikomotor
1. Siswa dapat mendemonstrasikan prosedur keselamatan kerja di laboratorium, sesuai
dengan petunjuk yang telah dipelajarinya.
2. Siswa dapat membuat tabel data hasil observasi percobaan
3. Siswa dapat merancang penelitian sederhana tentang uji nyala golongan alkali dan
alkali tanah secara berkelompok.
4. Siswa dapat menggunakan rancangan penelitiannya untuk praktik di laboratorium
atau di lapangan dalam rangka menerapkan metode ilmiah melalui kegiatan mandiri.

2
PETA MATERI

Gas Mulia

Halogen

Golongan Logam
Kimia Alkali
Unsur
Periode Logam
Alkali
Tanah

PENDAHULUAN _________________________________________

Kimia unsur adalah bidang kimia yang membahas tentang sifat-sifat, sumber, cara
membuat, dan kegunaan unsur. Kemudian ditambah dengan senyawa penting unsur tersebut
serta cara membuat dan kegunaannya. Mempelajari unsur satu per satu secara rinci cukup
sulit, karena jumlahnya banyak, tetapi sifat umumnya dapat diketahui dari letaknya dalam
sistem periodik. Secara umum, unsur yang segolongan dan berdekatan mempunyai sifat yang
mirip, sedangkan yang jauh dan tak segolongan mempunyai sifat yang berbeda. Oleh sebab
itu, pembahasan kimia unsur lebih didasarkan atas golongannya.

Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-unsur kimia


terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa
ataupun campurannya.

Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang
ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat,
beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya
tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui bahan ajar ini kami
harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.

3
URAIAN MATERI ________________________________________________

1. Gas Mulia
Unsur-unsur golongan VIIIA yang terdiri dari helium (He), neon (Ne), argon (Ar),
kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn) disebut gas mulia. Disebut demikian karena
pada suhu ruang wujudnya gas dan sifatnya sangat stabil (sukar bereaksi). Oleh karena
sifatnya yang stabil, di alam gas mulia ditemukan dalam bentuk monoatomik (atom
tunggal). Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah.
Titik didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya. Titik leleh dan titik
didih meningkat dari He ke Rn. Semua unsur gas mulia, kecuali radon, dapat ditemukan
di udara pada atmosfer.

Sifat-sifat Gas Mulia

a. Sifat atomik
Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang oktet,
yaitu ns2 np6, kecuali pada He dengan konfigurasi duplet 1s2. Jari-jari atom dari He
ke Rn bertambah sebagaimana bertambahnya jumlah kulit elektron. Konfigurasi
elektron dengan kulit valensi terisi penuh demikian menyebabkan gas mulia
cenderung sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Selain itu, unsur-unsur gas mulia
memiliki energi ionisasi yang sangat besar dan afinitas elektron yang sangat
rendah. Energi ionisasi dari He ke Rn semakin berkurang, sebagaimana
bertambahnya jari-jari atom sehingga gaya tarik inti terhadap elektron
valensi semakin melemah dan energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
semakin berkurang.

b. Sifat fisis
Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah. Titik didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya. Titik
leleh dan titik didih dari He ke Rn bertambah sebagaimana kekuatan gaya London
(gaya dispersi) bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari

4
atom. Densitas (kerapatan) gas mulia juga cenderung bertambah dari He ke Rn.
Densitas gas dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya London.
Densitas gas akan bertambah dengan bertambahnya massa atom dan kekuatan gaya
London, namun akan berkurang dengan bertambahnya jari-jari atom. Namun
demikian, pengaruh massa atom dan gaya London lebih signifikan dibanding
pengaruh jari-jari atom dalam hal ini, sehingga densitas bertambah dari He ke Rn

c. Sifat kimia
Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia
cenderung tidak reaktif (sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta bahwa
di alam gas mulia selalu ditemukan dalam bentuk monoatomik (atom tunggal).
Namun demikian, para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas mulia Ar, Kr,
Xe, dan Rn. Kereaktifan unsur meningkat dari Ar ke Rn, di mana dalam reaksi
dengan fluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe memerlukan pemanasan atau
penyinaran dengan sinar UV agar reaksi berlangsung, dan Kr hanya bereaksi jika
diberi muatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat rendah.
Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan membentuk
senyawa. Unsur Ar diketahui bereaksi dengan HF membentuk senyawa HArF pada
suhu 18 K. Unsur Kr dapat bereaksi dengan F2 membentuk senyawa KrF2 dalam
kondisi didinginkan pada −196°C dan diberi loncatan muatan listrik atau radiasi
sinar X. Unsur Xe dapat bereaksi dengan F2 membentuk tiga senyawa fluorida
biner yang berbeda—XeF2, XeF4, dan XeF6—bergantung pada kondisi reaksi dan
jumlah reaktan. Unsur Rn bereaksi secara spontan dengan F2 membentuk senyawa
RnF2.

2. Halogen
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA yang terdiri dari fluorin (F), klorin
(Cl), bromin (Br), iodin (I), dan astatin (At). Nama “halogen” berasal dari bahasa
Yunani yang artinya pembentuk garam, karena unsur-unsur halogen dapat bereaksi
dengan unsur-unsur logam membentuk senyawa-senyawa garam. Di alam, unsur-unsur
halogen ditemukan dalam bentuk molekul unsur diatomik F2, Cl2, Br2, dan I2. Titik leleh
dan titik didih halogen meningkat seiring dengan kenaikan nomor atomnya.
Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berwujud gas, bromin berwujud zat cair
yang mudah menguap, sedangkan iodin berwujud padatan yang mudah menyublim.
Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna kuning kebijauan, bromin berwarna
merah kecoklatan, iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu.
Semua halogen berbau menusuk dan bersifat racun.
Halogen merupakan kelompok unsur nonlogam yang paling reaktif. Daya
oksidasi halogen dari F2 ke I2 semakin berkurang; sebaliknya, daya reduksi ion halida
dari F− ke I− semakin bertambah. Oleh karena itu, halogen yang berada lebih atas dalam
sistem periodik dapat mengoksidasi halida yang di bawahnya, namun tidak berlaku
sebaliknya.

5
3. Logam Alkali
Logam alkali adalah unsur-unsur golongan IA kecuali hidrogen (H), antara lain
litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr).
Disebut alkali karena dapat bereaksi dengan air membentuk senyawa hidroksida yang
bersifat alkali atau basa. Logam alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif,
sehingga selalu ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Kereaktifannya
meningkat dari Li ke Fr. Senyawa-senyawa logam alkali umumnya mudah larut dalam
air.
Logam-logam alkali bersifat lunak, ringan, dan mempunyai titik leleh dan titik
didih yang relatif rendah. Unsur logam alkali dapat diidentifikasi dengan uji nyala di
mana masing-masing unsur akan memberikan warna yang khas; Li: merah, Na: kuning,
K: ungu muda, Rb: ungu, dan Cs: biru.

Keberadaan Logam Alkali di Alam

Sifat-sifat Logam Alkali

6
a. Sifat atomik
Konfigurasi elektron valensi logam alkali adalah ns1. Oleh karena itu, atom
logam alkali cenderung mudah melepaskan sebuah elektron membentuk ion
bermuatan +1 dengan konfigurasi elektron stabil gas mulia. Hal tersebut juga dapat
dilihat dari energi ionisasinya yang relatif rendah. Selain itu, perbedaan energi
ionisasi pertama dan kedua juga sangat besar. Secara umum, keteraturan sifat dari
Li ke Fr, yaitu: jari-jari atom bertambah, energi ionisasi berkurang,
keelektronegatifan berkurang, nilai bilangan oksidasi +1 pada keadaan paling
stabil.

b. Sifat fisis
Titik leleh, titik didih, dan kekerasan logam alkali tergolong relatif rendah.
Dari Li ke Fr, titik leleh, titik didih, dan daya hantar listrik dan panas semakin
menurun, kecuali daya hantar listrik dan panas pada logam Na dan K justru
bertambah. Hal ini terkait dengan ikatan logam pada logam alkali. Semakin banyak
elektron yang terlibat pada pembentukan ikatan logam, semakin kuat ikatan;
semakin besar jari-jari atom, semakin lemah ikatan. Pada atom Na dan K elektron
cenderung lebih mudah bergerak bebas.

c. Sifat kimia
Logam alkali bersifat sangat reaktif, sebagaimana terlihat dari energi
ionisasinya yang relatif rendah. Kereaktifan logam alkali meningkat dari Li ke Fr,
begitu juga dengan sifat reduktor yang semakin kuat. Hampir senyawa logam alkali
bersifat ionik dan mudah larut dalam air.
1) Reaksi dengan air
Semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa dan gas hidrogen.
Li bereaksi agak pelan; Na bereaksi hebat dengan percikan api; K, Rb, dan Cs
meledak jika dimasukkan dalam air. Oleh karena reaksi tersebut sangat
eksoterm, gas hidrogen yang terbentuk akan langsung terbakar.
2L(s) + 2H2O(l) → 2LOH(aq) + H2(g) (L = logam alkali)
2) Reaksi dengan hidrogen
Jika dipanaskan, logam alkali dapat bereaksi dengan gas hidrogen
membentuk senyawa ionik alkali hidrida.
2L(s) + 2H2(g) → 2LH(s) (L = logam alkali)
3) Reaksi dengan oksigen
Logam alkali dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida,
peroksida, ataupun superoksida. Dalam jumlah oksigen terbatas umumnya
terbentuk oksida.
4L(s) + O2(g) → 2L2O(s) (L = logam alkali)
Namun, jika oksigen berlebihan, Na dapat membentuk peroksida, sedangkan
K, Rb, dan Cs dapat membentuk superoksida.
2Na(s) + O2(g) → 2Na2O2(s)
K(s) + O2(g) → KO2(s)

7
4) Reaksi dengan halogen
Logam alkali bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2) membentuk
senyawa garam halida.
2L(s) + X2 → 2LX(s) (L = logam alkali; X = halogen)

d. Warna nyala
Ketika dipanaskan dengan suhu tinggi, setiap unsur akan memancarkan
radiasi elektromagnetik yang khas. Hal ini terjadi akibat elektron pada atom unsur
mengalami eksitasi atau perpindahan ke tingkat energi yang lebih tinggi, dan ketika
elektron tersebut kembali ke tingkat energi semula diikuti pancaran foton.
Keunikan spektrum radiasi elektromagnetik tersebut dapat digunakan untuk
mengenali suatu unsur.
Pada pembakaran unsur atau senyawa logam alkali pada nyala api, elektron
pada atom setiap unsur logam alkali akan tereksitasi dan menghasilkan warna nyala
yang khas.

4. Logam Alkali Tanah


Logam alkali tanah adalah unsur-unsur golongan IIA yang terdiri dari berilium
(Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra).
Logam alkali tanah juga dapat bereaksi dengan air membentuk basa, tetapi lebih lemah
dari logam alkali. Logam alkali tanah juga tergolong logam reaktif, namun
kereaktifannya kurang jika dibanding dengan logam alkali seperiode. Selain itu,
senyawa dari logam alkali tanah umumnya sukar larut dalam air dan banyak ditemukan
di bawah tanah atau dalam bebatuan di kerak bumi. Identifikasi unsur logam alkali
tanah dengan uji nyala akan memberikan warna khas; Be: putih, Mg: putih, kalsium:
jingga, Sr: merah, dan Ba: hijau.

8
Keberadaan Logam Alkali Tanah di Alam

Sifat-sifat Logam Alkali Tanah

a. Sifat atomik
Konfigurasi elektron valensi logam alkali tanah adalah ns 2. Atom logam
alkali tanah juga cenderung mudah melepaskan sepasang elektron membentuk ion
bermuatan +2 dengan konfigurasi elektron stabil gas mulia. Namun, energi
ionisasinya lebih tinggi dibanding logam alkali karena jari-jari atomnya lebih kecil
dan elektron valensinya lebih banyak. Secara umum, keteraturan sifat dari Be ke
Ba, yaitu: jari-jari atom bertambah, energi ionisasi berkurang, keelektronegatifan
berkurang.

9
b. Sifat fisis
Dari Be ke Ba, titik leleh, titik didih, dan daya hantar listrik dan panas
cenderung menurun. Jika dibandingkan dengan logam alkali seperiode, titik leleh
dan sifat-sifat fisis lainnya seperti rapatan dan kekerasan dari logam alkali tanah
lebih besar.

c. Sifat kimia
Sifat kimia logam alkali tanah hampir sama dengan logam alkali, tetapi
logam alkali tanah tidak sereaktif logam alkali seperiode. Kereaktifan logam alkali
tanah meningkat dari Be ke Ba. Nilai potensial standar logam alkali tanah
menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan reduktor yang cukup kuat,
bahkan Ca, Sr, dan Ba mempunyai daya reduksi yang lebih kuat dari Na.
1) Reaksi dengan air
Ca, Sr, dan Ba bereaksi dengan air membentuk basa dan gas hidrogen.
Magnesium bereaksi sangat lambat dengan air dingin. Berilium tidak
bereaksi dengan air.
M(s) + 2H2O(l) → M(OH)2(aq) + H2(g) (M = Mg, Ca, Sr, Ba)
2) Reaksi dengan hidrogen
Jika dipanaskan, logam alkali tanah dapat bereaksi dengan gas hidrogen
membentuk senyawa ionik alkali hidrida.
M(s) + 2H2(g) → MH2(s) (M = Mg, Ca, Sr, Ba)
3) Reaksi dengan halogen
Logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk senyawa
garam halida.
M(s) + X2 → MX2(s) (M = logam alkali tanah; X = halogen)
4) Reaksi dengan udara
Jika dipanaskan, logam alkali tanah dapat bereaksi dengan nitrogen dan
oksigen di udara membentuk nitrida dan oksida.
3M(s) + N2(g) → M3N2(s)
2M(s) + O2(g) → 2MO(s) (M = logam alkali tanah)

d. Warna nyala
Logam alkali tanah juga mempunyai warna nyala yang khas sebagaimana
logam-logam alkali.

10
e. Kelarutan
Sebagian besar senyawa - senyawa logam alkali tanah
memiliki kelarutan yang kecil atau sukar larut dalam air. Hal ini membedakannya
dari senyawa logam alkali yang umumnya mudah larut dalam air. Berdasarkan data
tetapan hasil kali kelarutan (Ksp), kecenderungan periodik dari kelarutan senyawa-
senyawa logam alkali tanah, yaitu:
Kelarutan senyawa hidroksida (M(OH)2), senyawa karbonat (MCO3), dan
senyawa okalat (MC2O4) semakin bertambah dari Be ke Ba, meskipun ada sedikit
fluktuasi pada senyawa karbonat dan senyawa oksalat.
Kelarutan senyawa sulfat (MSO4) dan senyawa kromat (MCrO4) semakin
berkurang dari Be ke Ba.

LATIHAN ________________________________________________________

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan


berikut!

1. Sebutkan unsur-unsur yang tergolong pada golongan unsur gas mulia, halogen, alkali dan
alkali tanah!
2. Bagaimana kelimpahan unsur-unsur utama ini?
3. Buatlah sebuah artikel mengenai produk-produk yang mengandung unsur-unsur utama ini!

RANGKUMAN _______________________________________________

1. Gas Mulia
Unsur-unsur golongan VIIIA yang terdiri dari helium (He), neon (Ne), argon
(Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn) disebut gas mulia. Disebut demikian
karena pada suhu ruang wujudnya gas dan sifatnya sangat stabil (sukar bereaksi). Oleh
karena sifatnya yang stabil, di alam gas mulia ditemukan dalam bentuk monoatomik
(atom tunggal). Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah. Titik didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya. Titik leleh
dan titik didih meningkat dari He ke Rn. Semua unsur gas mulia, kecuali radon, dapat
ditemukan di udara pada atmosfer.

11
2. Halogen
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA yang terdiri dari fluorin (F), klorin
(Cl), bromin (Br), iodin (I), dan astatin (At). Nama “halogen” berasal dari bahasa
Yunani yang artinya pembentuk garam, karena unsur-unsur halogen dapat bereaksi
dengan unsur-unsur logam membentuk senyawa-senyawa garam. Di alam, unsur-unsur
halogen ditemukan dalam bentuk molekul unsur diatomik F2, Cl2, Br2, dan I2. Titik leleh
dan titik didih halogen meningkat seiring dengan kenaikan nomor atomnya.
3. Logam Alkali
Logam alkali adalah unsur-unsur golongan IA kecuali hidrogen (H), antara lain
litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr).
Disebut alkali karena dapat bereaksi dengan air membentuk senyawa hidroksida yang
bersifat alkali atau basa. Logam alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif,
sehingga selalu ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Kereaktifannya
meningkat dari Li ke Fr. Senyawa-senyawa logam alkali umumnya mudah larut dalam
air.
4. Logam Alkali Tanah
Logam alkali tanah adalah unsur-unsur golongan IIA yang terdiri dari berilium
(Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra).
Logam alkali tanah juga dapat bereaksi dengan air membentuk basa, tetapi lebih lemah
dari logam alkali. Logam alkali tanah juga tergolong logam reaktif, namun
kereaktifannya kurang jika dibanding dengan logam alkali seperiode. Selain itu,
senyawa dari logam alkali tanah umumnya sukar larut dalam air dan banyak ditemukan
di bawah tanah atau dalam bebatuan di kerak bumi. Identifikasi unsur logam alkali
tanah dengan uji nyala akan memberikan warna khas; Be: putih, Mg: putih, kalsium:
jingga, Sr: merah, dan Ba: hijau.

DAFTAR PUSTAKA _____________________________________________

Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2008. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XII Jilid 3.
Jakarta: Esis
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications
(11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2007. Kimia 3A untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Retnowati, Priscilla. 2006. SeribuPena Kimia SMA Kelas XII Jilid 3. Jakarta: Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai