Persekutuan
Bertahap
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
kelas 5A
D3 AKUNTANSI
Kelompok 1 :
1. Tidak mendistribusikan kas kepada para sekutu hingga seluruh kewajiban dan beban likuidasi
aktual maupun potensial telah dibayarkan atau telah dicadangkan seperlunya.
2. Antisipasilah kemungkinan yang terburuk, atau yang paling membatasi sebelum menentukan
jumlah uang tunai yang dapat diterima oleh masing - masing sekutu :
● Asumsikan bahwa seluruh aset nonkas yang tersisa akan dihapuskan sebagai kerugian,
yaitu bahwa tidak ada lagi yang dapat direalisasikan dari penghapusan aset.
● Asumsikan bahwa defisit timbul pada akun modal para sekutu akan didistribusikan
kepada sekutu yang tersisa, asumsi bahwa defisit tersebut tidak akan dihapuskan oleh
kontribusi modal tambahan para sekutu.
1. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa saldo kredit
pada akun modal menunjukkan distribusi aset dan kas yang aman yang dapat didistribusikan
kepada masing - masing sekutu dalam jumlah yang terkait.
Landasan Hukum
KUHPer (kitab undang – undang hukum perdata) ,Bagian 4, Bab VIII,
Pasal 1646 - 1652, membahas secara khusus mengenai terminasi
(berakhirnya) dan pembubaran persekutuan (dissolution). Pada
umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal :
1. Laporan kondisi keuangan, atau laporan posisi keuangan pribadi, yang menyajikan aset dan liabilitas
sekutu tersebut pada waktu tertentu.
2. Laporan perubahan kekayaan bersih, atau laporan laba rugi pribadi, yang menyajikan aset sumber
utama perubahan kekayaan bersih sekutu tersebut.
Selain untuk menyajikan aset dan liabilitas seorang sekutu tersebut, laporan kondisi
keuangan harus mencakup estimasi pajak penghasilan jika seluruh aset diubah dan liabilitas
dibayarkan. Kekayaan bersih sekutu tersebut lalu dihitung dengan aset yang dikurangi liabilitas dan
dikurangi estimasi pajak.
Kemampuan
Menanggung Kerugian
Konsep dasar rencana distribusi kas pada awal proses
likuidasi adalah kemampuan menanggung kerugian (loss absortion
power-LAP). LAP seorang sekutu diartikan sebagai kerugian
maksimum yang dapat terjadi dalam persekutuan sebelum saldo
akun modal dan pinjaman sekutu dilunasi.