DI RUANG ISOLASI
RS EMC TANGERANG
DISUSUN OLEH:
IRMA RODIYANA
NIM : 11192075
JAKARTA SELATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan dunia saat ini menjadi sorotan dan sangat penting untuk
mendapatkan perhatian dari ilmuan kesehatan dan masyarakat umum adalah penyakit
akibat virus corona. Corona Virus Disease-19 atau yang lebih populer dengan istilah
COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) atau Badan
Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (KMMD) pada tanggal 30 Januari 2020 dan akhirnya ditetapkan sebagai
Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 (Kelia dkk, 2020). Pandemi merupakan wabah
yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas (KBBI,
2020) sedangkan pandemi sebagai pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya
penyakit koronavirus 2019 di seluruh dunia dan sampai bulan April 2020 telah
menginfeksi lebih dari 210 negara (WHO, 2020). Di Indonesia, kasus covid-19
pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 02 Maret sejumlah dua kasus (Nurani, 2020).
Pada bulan Mei 2020, angka kematian juga masih terus terjadi walaupun diimbangi
dengan jumlah kesembuhan pasien. Secara global kasus covid-19 sebanyak 4.170.424
kasus dengan 287.399 kasus kematian (WHO Report, 2020). Di Indonesia
penambahan jumlah kasus terkonfirmasi terus meningkat, dimana pada bulan Mei
masih berada pada angka 10.551 kasus dengan 800 orang meninggal dunia
(Kompas.com), akan tetapi hingga 16 Juni 2020 kasus bertambah cukup signifikan
menjadi berjumlah 40.400 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 2231 kematiaan
(Kemkes RI, 2020).
Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru
yang ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut Sars-Cov 2 (Severe Acute
Respratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berukuran sangat kecil (120-160 nm)
yang utamanya menginfeksi hewan termasuk diantaranya adalah kelelawar dan unta.
Saat ini penyebaran dari manusi ke manusia sudah menjadi sumber penularan utama
sehingga penyebaran virus ini terjadi sangat agresif. Penularan penyakit ini terjadi
dari pasien positif covid-19 melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin (Han Y,
2020). Akan tetapi diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang yang tidak
bergejala namun hasil pemeriksaan menunjukkan positif covid-19. Selain itu, telah
diteliti bahwa virus ini dapat hidup pada media aerosol (yang dihasilkan melalui
nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Susilo dkk, 2020).
Proses perjalanan penyakit ini masih belum banyak diketahui, namun diduga
tidak berbeda jauh dengan perjalanan penyakit dari virus pernafasan lainnya yang
sudah diketahui (Li X dalam Susilo, 2020). Pada manusia apabila virus ini masuk ke
dalam saluran pernafasan dapat mengakibatkan kerusakan alveoli paru dan
menyebabkan gagal nafas. Akan tetapi banyak orang yang terinfeksi Sars-Cov 2 ini
mengalami gejala ringan sampai sedang pada saluran pernafasan yang dapat sembuh
dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Bagi kelompok orang
dengan masalah kesehatan lain seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit pernafasan
kronis, diabetes dan kanker, jika mengalami infeksi covid 19 ini dapat mengalami
masalah yang lebih serius (WHO, 2020).
Penetapan kasus atau istilah medisnya adalah pemeriksaan diagnosis covid-19
dilakukan dengan pemeriksaan PCR (Poymerase Chain Reaction) yng dikenal luas
dengan sebutan swab. Adapun penatalaksanaan pasien dengan Covid-19 meliputi
pemberian terapi definitif (etiologi), pemberian obat-obatan simtomatik sesuia gejala
yang muncul dan terapi suportif untuk mendukung pengobatan lain serta
meningkatkan daya tahan tubuh (Susilo dkk,2020). Cara terbaik untuk mencegah
penyakit ini adalah dengan memutus mata rantai penyebaran covid-19 melalui isolasi,
deteksi dini dan melakukan proteksi dasar yaitu melindungi diri dan orang lain dengan
sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer, menggunakan masker dan tidak menyentuh area muka sebelum mencuci
tangan, serta menerapkan etika batuk dan bersin dengan baik (Dirjen P2P Kemkes RI,
2020). Sampai dengan saat ini belum ada vaksin spesifik untuk penanganan covid 19
dan masih dalam tahap pengembangan penelitian (WHO, 2020).
Manfaat penggunaan masker diantarannya, menghindari paparan polusi udara,
mencegah penularan dan penyebaran penyakit, melindungi wajah dari efek negatif
sinar matahari dan polusi.
Fenomena dari 15 orang pasien di rawat di RS EMC Tangerang dengan covid,
2 orang yang selalu menggunakan masker setiap saat, 5 orang yang kadang di pakai
kadang tidak, dan 8 orang yang tidak pernah pakai masker bila tidak di perintahkan
oleh perawat.
Melihat kebanyakan pasien tidak patuh menggunakan masker, maka efek
negatif bila tidak menggunakan masker, dapat menularkan ke orang lain dan
memperlambat proses penyembuhan karena terkontaminasi dengan lingkungan sekitar
Upaya pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 memerlukan pemahaman
dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk masyarakat. Pengetahuan
adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui proses sensoris, terutama pada mata dan
telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan domain terpenting
dalam terbentuknya perilaku (Donsu, 2017). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa factor, antara lain tingkat Pendidikan, pekerjaan, umur, factor lingkungan
dan fsktor social budaya (Notoatmodjo 2010). Kepatuhan adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perilaku masyarakat dalam menggunakan masker.
Kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan pasien menggunakan masker.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan tergantung pada banyak faktor,
termasuk pengetahuan, motivasi persepsi, dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan
dan pencegahan penyakit.
Pada kasus pandemi covid-19 di Indonesia, pengetahuan masyarakat tentang
covid-19 sangat diperlukan sebagai dasar masyarakat dalam menunjukkan perilaku
pencegahan penularan covid-19. Pada penelitian ini, akan dicari hubungan
pengetahuan pasien dengan kapatuhan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan
penularan covid-19 yang di rawat di RS EMC Tangerang.
B. Rumusan Masalah
Data studi pendahuluan, peneliti memperoleh data dari 15 orang pasien di
rawat di RS EMC Tangerang dengan covid, 2 orang yang selalu menggunakan
masker setiap saat,, 5 orang yang kadang di pakai kadang tidak, dan 8 orang yang
tidak pernah pakai masker bila tidak di perintahkan oleh perawat.
Melihat kebanyakan psien covid 19 yang di rawat di ruang isolasi tidak patuh
menggunakan masker. Alasannya karena tidak nyaman selalu menggunakan
masker,nafas terasa sesak. Hal ini berdampak terhadap resiko penularan ke tenaga
kesehatan dan memperlambat proses penyembuhan pasien. Maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut “apakah ada hubungan pengetahuan pasien
dengan kepatuhan penggunaan masker sebagai uapaya pencegahan penularan covid-
19 yang di rawat di RS EMC Tangerang”?
C. Tujuan
1. Mengetahui gambaran karakteristik responden pasien (umur, jenis kelamin)
2. Mengetahui gambaran kepatuhan pasien dalam menggunakan masker sebagai
upaya pencegahan penularan covid-19 di RS EMC Tangerang.
3. Mengetahui gambaran pengetahuan pasien tentang penularan covid-19 yang di
rawat di RS EMC Tangerang.
4. Manganalisis hubungan antara hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan
penggunaan masker sebagai uapaya pencegahan penularan covid-19 yang di rawat
di RS EMC Tangerang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Diharapkan dengan penelitian ini perawat dapat menambah pengetahuan tentang
manfaat penggunaan masker serta bisa menjadi edukator maupun penyuluh
kesehatan kepada pasien guna terhindar dari penularan penyakit.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Sebagai referensi atau bahan tambahan ilmu baru tentang hubungan pengetahuan
pasien dengan kepatuhan penggunaan masker yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang
dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa
langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu :
Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain
Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan
Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput
Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk anda sampai
anda benar-benar sembuh
Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sakit
Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain
Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau
sedang Bersama orang lain
Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tis uke tempat smapah
B. Konsep masker
Masker adalah perlindungan pernapasan yang digunakan sebagai metode
untuk melindungi individu dari menghirup zat-zat bahaya atau kontaminan yang
berada di udara, perlindungan pernapasan atau masker tidak dimaksudkan untuk
menggantikan metode pilihan yang dapat menghilangkan penyakit, tetapi digunakan
untuk melindungi secara memadai pemakainya (Cohen & Birdner, 2012).
Saat ini mngnggunakan masker disarankan bagi orang yang berpergian untuk
mengantisipasi penularan virus Corona. Virus ini terdapat pada percikan air liur orang
yang sakit ketika ia bersin, batuk atau bahkan saat berbicara. Penularan terjadi ketika
percikan air liru terhirup orang lain yang ada disekitar. Masker juga perlu digunakan
apabila seseoranga berada di ruangan tertutup Bersama orang lain, misalnya ketika
dikantor.
Pilihan masker untuk virus Corona
Jenis masker sangat beragam. Beberapa di antaranya hanya berguna untuk menangkal
polusi tapi tidak bisa menangkal penularan virus Corona. Hingga saat ini, ada 3 jenis
masker untuk virus Corona yang disarankan kepada masyarakat :
1. Masker kain
Sesuai anjuran Kementrian Kesehatan RI, semua orang disarankan untuk
memakai masker ketika hrus berpergian keluar rumah, misalnya saat harus bekerja
atau membeli kebutuhan bulanan. Masker kain tetap dapat menghalau sebagian
percikan air liur yang keluar saat berbicara, mengehela napas, ataupun batuk dan
bersin.
Jadi, jika digunakan dengan benar, masker ini tetap dapat mengurani
penyebaran virus Corona di masyarakat, terutama dari orang yang terinfeksi virus
namun tidak memiliki gejala apa pun.
Meski begitu, selama beraktivitas di tempat yang cukup banyak orang,
alangkah baiknya untuk tetap melakukan physical distancing walaupun sudah
mengenakan masker kain. Jika anda sedang sakit dengan gejala batuk, atau bersin
yang jelas, lebih baik lakukan isolasi madiri di rumah. Selain itu, tidak disarankan
untuk menggunakan masker kain 2 kali. Jadi, sebisa mungkin cuci masker kain
setiap kali anda selesai memakainya.
2. Masker bedah
Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai yang
mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas. Masker bedah
efektif pilihan untuk mencegah penyebaran virus Corona karena memiliki lapisan
yang mampu menghalau percikan air liur.
Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi berbeda,
yaitu :
Lapisan luar, yang anti air
Lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman
Lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan keluar dari mulut
Jika sedang sakit, anda lebih disarankan menggunakan masker dengan ketiga
fungsi tersebut karena efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular,
seperti virus Corona.
Meski efektif untuk menghadang virus Corona, karena stoknya yang makin
menipis, saat ini masker bedah lebih diutamakan untuk melindungi tenaga medis
yang bekerja di pelayanan kesehatan atau orang yang sedang sakit guna
mencegah penularan virus ke orang lain.
3. Masker N95
Masker N95 juga efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Masker
yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu menghalau
percikan air liur saja, tetapi juga partikel kecil di udara yang mungkin
mengandung virus.
Dibanding masker bedah, masker N95 terasa lebih ketat pada wajah karena telah
didesain secara pas untuk menutupi hidung dan mulut orang dewasa. Pada anak-
anak, penggunaan masker ini tidak disarankan karena ukuran masker bisa terlalu
besar sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup.
Walaupun daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk
penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat orang yang
memakai bisa sulit bernapas gerah, dan tidak betah memakainya dalam jangka
waktu yang agak lama.
Masker ini diutamakan untuk digunakan petugas medis yang memang kontak
secara langsung dengan penderita COVID-19, misalnya dok ter dan perawat
yang bekerja di ruang isolasi khusus COVID-19 atau IGD.
Cara Penggunaan Masker yang Benar
Masker bedah dan masker N95 dapat digunakan untuk mencegah paparan virus
Corona. Namun, manfaat dari kedua masker ini hanya akan efektif jika anda
menggunakannya dengan benar.
Berikut adalah panduan menggunakan masker yang benar :
1. Pastika anda telah mencuci tangan dengan benar.
2. Jika anda menggunakan masker bedah, pastikan sisi luar adalah yang
berwarna hijau dan sisi dalam yang berwarna putih.
3. Pasang tali masker dengan baik. Jika tali masker perlu diikat, ikat bagian atas
terlebih dahulu, kemudian bagian bawahnya.
4. Pastikan masker menutupi hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna.
Pastikan pula bagian yang ada logamnya berada di batang hidung.
5. Lekukkan strip logam mengikuti lekukan hidung hingga tidak ada menyisakan
luban.
6. Hindari menyentuh bagian tengah masker saat menggunakan dan melepas
masker.
7. Buang masker ke tempat sampah dan cuci tangan anda hingga bersih setelah
menggunakan masker.
Menggunakan masker untuk virus Corona efektif untuk mencegah penularan. Apa
pun jenis maskernya, anda harus mengerti cara pemakaian yang tepat. Selain itu,
cuci tangan, juga sama pentingnya dengan memakai masker. Pastikan selalu
mencuci tangan setiap usai melakukan atau menyentuh sesuatu, terutama di
tempat umum.
Disamping itu semua, menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh juga tidak kalah
pentingnya. Jika anda baru saja berpergian ke negara Tiongkok atau negara
lainnya yang sudah terjangkit infeksi virus Corona, sebaiknya temui dokter untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jika anda mengalami gejala batuk,
pilek, demam, dan sesak napas.
F. Kerangka Teori
Skema Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan:
Pengetahuan Kepatuhan
1. Tahu (know) COVID-19
2. Memahami (comprehesion) Pasien
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (syntesis) Definisi COVID-19 : Covid-19
6. Evaluasi (Evaluation) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh coronavirus
Menurut; Notoatmodjo (2007) jenis baru yang ditemukan
pada tahun 2019 yang
selanjutnya disebut Sars-Cov
2 (Severe Acute Respratory
Faktor yang mempengaruhi Syndrome Coronavirus 2).
pengetahuan: