Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.

php/jsinbis 109

Sistem Informasi Untuk Supply Chain Berkelanjutan


Berbasis Pengetahuan
Mustafid*

Jurusan Statistik, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang

Naskah Diterima : 3 September 2015; Diterima Publikasi : 1 Oktober 2015

Abstract

Information systems and supply chain has a strategic role to manage, measure and improve business performance with a
sustainable competitive advantage. This paper aims to design the basic theoretical concepts of information systems for a
enterprise knowledge-based sustainable supply chain. These systems in the form of a sustainable supply chain information
system designed based enterprise resource knowledge and directed in accordance with the objectives and indicators of
business performance in a sustainable by taking into account environmental, economic and society. Concepts theoretical
basic of this system can be used as a basic for research development and application in the field of information systems and
supply chain sustainability. The application of this system can be used to help management in managing and optimizing
enterprise knowledge resources in accordance with the potential of the enterprise in order to improve business performance
overall and sustainability.

Keywords: Sustainable Supply Chain Information Systems; Knowledge Resources; Knowledge Management; Green Supply
Chain.

Abstrak

Sistem informasi dan supply chain memiliki peran strategis untuk mengelola, mengukur dan meningkatkan kinerja bisnis
dengan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Makalah ini bertujuan untuk mendesain konsep dasar teoritik sistem informasi
untuk supply chain berkelanjutan berbasis pengetahuan enterprise. Sistem ini berupa sistem informasi supply chain
berkelanjutan yang didesain berdasarkan sumberdaya pengetahuan enterprise dan diarahkan sesuai dengan tujuan dan
indikator kinerja bisnis secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Konsep
dasar teoritik sistem ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian pengembangan dan penerapan dalam bidang sistem
informasi dan supply chain berkelanjutan. Penerapan dari sistem ini dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam
mengelola dan mengoptimalkan sumberdaya pengetahuan enterprise sesuai dengan potensi enterprise agar dapat
meningkatkan kinerja bisnis secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Kata kunci: Sistem Informasi Supply Chain Berkelanjutan; Sumberdaya Pengetahuan; Manajemen Pengetahuan; Green
Supply Chain

1. Pendahuluan semakin sadar perlunya hidup berkelanjutan yang


ditandai dengan adanya kesadaran untuk kebutuhan
Pengembangan green supply chain untuk hidup yang memperhatikan keseimbangan antara
meningkatkan kinerja bisnis yang ramah lingkungan lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Aktivitas
beberapa atahun terakhir ini banyak dibahas dalam manusia dalam memenuhi kehidupan telah memicu
sejumlah literatur (Malviya dan Kant, 2015). meningkatnya permintaan untuk melakukan
Beberapa literature dalam Schaltegger (2014) juga pendekatan dengan konsep “green” atau
membahas aspek penerapan supply chain berkelanjutan (Watson et al., 2010). Enterprise,
berkelanjutan untuk pengukuran kinerja lembaga atau organisasi semakin termotivasi untuk
berkelanjutan pada supply chain. Namun masih menerapkan program dan aktivitas berkelanjutan
sangat sedikit yang membahas peran sistem dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari untuk
informasi pada green supply chain atau supply chain mencapai standar hidup yang lebih baik dimasa yang
berkelanjutan. Sistem informasi dan supply chain akan datang.
memiliki peran strategis untuk membangun dan Pembanguanan berkelanjutan didefinisikan
meningkatkan keunggulan kompetitif yang sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan
berkelanjutan pada enterprise. Saat ini manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi-
*) Penulis korespondensi: mustafid55@yahoo.com
110 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan memanfaatkan sumberdaya faktor internal enterprise
mereka sendiri (Menlville, 2010). Definisi ini terkait (material dan keuangan) dan faktor external dari
dengan konsep kinerja organisasi yang terdiri dari tuntutan stakeholder dan pesaing enterprise.
dimensi lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Pengukuran kinerja berkelanjutan diperlukan sebagai
Sehingga sistem informasi berkelanjutan dapat dasar untuk pengembangan strategi, rencana aksi,
didefinikan sebagai sistem informasi yang program dan kegiatan perbaikan terus-menerus.
berkemampuan bagi organisasi dalam prakek dan Pengukuran kinerja berkelanjutan juga digunakan
proses yang meningkatkan kinerja lingkungan, untuk mengukur kinerja, memantau situasi aktual dan
ekonomi dan masyarakat (Menlville, 2010). merencanakan perbaikan kinerja dimasa yang akan
Saat ini persaingan produk atau jasa semakin datang.
ketat dan kompetitif, dengan pasar yang semakin Tujuan dari penelitian ini melakukan kajian
selektif dalam menerima atau membeli produk atau teoritik menggunakan metode pendekatan teoritik
jasa. Persaingan kualitas produk antar enterprise atau berdasarkan linteratur yang berkembang untuk desain
industri berkembang sangat cepat. Konsep sistem konsep sistem informasi supply chain berkelanjutan
informasi dan supply chain berkelanjutan berfungsi berbasis pengetahuan yang dapat digunakan untuk
untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ramah meningkatkan kinerja enterprise secara menyeluruh
lingkungan. Saat ini telah banyak penggunaan dan berkelanjutan. Hasil pembahasan makalah ini
teknologi informasi untuk mendukung sistem diorientasikan untuk mendukung pembangunan
informasi yang ramah lingkungan, misalnya berkelanjutan. Konsep dasar sistem informasi supply
penggunaan frekuensi radio identifikasi (RFID) chain berkelanjutan berbasis pengetahun sangat
untuk meningkatkan efektivitas enterprise melalui diperlukan dalam berbagai bidang pengembangan
kemampuan berbasis informasi. Dari perspektif dan terapan dalam membangun sistem informasi
berkelanjutan, sistem informasi supply chain supply chain berkelanjutan. Sistem ini berperan
memungkinkan enterprise untuk dapat untuk mengelola dan mengoptimalkan sumberdaya
menstandarisasi, memantau, menangkap, dan pengetahuan dalam rangka meningkatkan potensi dan
memanfaatkan potensi bisnis dalam rangka kekuatan proses bisnis dalam mengelola enterprise
miningkatkan kinerja enterprise. agar dapat meningkatkan kinerja bisnis secara
Dalam mengatasi adanya faktor ketidakpastian, menyeluruh dan berkelanjutan.
diperlukan manajemen pengetahuan yang dapat
memanfaatkan adanya peluang dan tantangan, 2. Metodologi
sehingga enterprise membutuhkan kemampuan
manajemen pengetahuan dengan kemampuann Metode penelitian dalam desain konsep sistem
manajerial yang unik, khusus dan kapasitas baru informasi untuk supply chain berkelanjutan berbasis
untuk dapat menangkap peluang secara pengetahuan menggunakan metode pendekatan
berkelanjutan enterprise. Untuk melengkapi teoritik berdasarkan linteratur yang berkembang pada
manajemen pengetahuan yang berdaya saing dan saat ini. Sistem ini berupa informasi supply chain
kompetitif, enterprise memerlukan upaya penerapan berkelanjutan yang didesain berdasarkan sumberdaya
supply chain berkelanjutan menggunakan teknologi pengetahuan dan diarahkan sesuai dengan tujuan dan
informasi dan komunikasi, untuk menghubungkan indikator kinerja enterprise secara berkelanjutan
proses internal dan eksternal enterprise. Penggunaan dengan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi
teknologi informasi dalam supply chain dan masyarakat. Sistem ini berperan untuk
berkelanjutan berbasis pengetahuan merupakan cara memfasilitasi beberapa fungsi untuk membantu
yang paling efektif untuk membuat enterprises akan proses inti pengelolaan pengetahuan, seperti proses
lebih adaptif dan fleksibel terhadap perkembangan penyimpanan, pengorganisasian, penelusuran dan
enterprise, baik terhadap faktor internal berupa transfer pengetahuan.
sumberdaya material dan sumberdaya pengetahuan, Desain konsep sistem informasi supply chain
serta faktor eksternal berupa tuntutan stakeholder berkesinambungan berbasis pengetahuan diawali
ataupun faktor pesaing enterprise. dengan mendesain konsep sistem informasi
Kinerja intelligence bisnis dapat membantu berkelanjutan, supply chain berbasis pengetahuan
organisasi untuk mengoptimalkan kinerja bisnis dan mengintegrasikan kedua konsep tersebut dalam
dengan mendorong penggunaan yang efektif dan sistem informasi supply chain berkelanjutan. Dalam
efisien dari sumber daya pengetahuan. Untuk itu, desain konsep sistem informasi supply chain
sistem informasi supply chain berkelanjutan harus berkelanjutan berbasis pengetahuan dilakukan
dapat menfaatkan kemampuan sumberdaya enterprise identifikasi terhadap berbagai pengetahuan internal
yang sangat strategis, yaitu sumberdaya pengetahuan yang harus dimiliki oleh enterprise sebagai
yang terlibat selama proses operasi, baik didalam sumberdaya enterprise untuk mencapai tujuan bisnis
enterprise maupun diluar enterprise, termasuk berdasarkan indikator kinerja kunci sebagai dasar
stakeholder. Sumberdaya pengetahuan didasarkan indikator kinerja berkelanjutan. Desain indikator
pada kemampuan sumberdaya manusia dalam kinerja berkelanjutan dikembangkan berdasarkan
Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 111

tujuan dan ukuran-ukuran untuk merumuskan tujuan informasi berkelanjutan (Maruster et al., 2008).
dan ukuran dalam perspektif material, finansial dan Sistem informasi terus mengalami perubahan sesuai
pelanggan. Ukuran kinerja bisnis ini memungkinkan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan
perusahaan dapat memfokuskan pengukuran proses lingkungan. User yang berperan mengendalikan
bisnis internal yang mendorong tercapainya tujuan sistem informasi harus dapat menyesuaikan perilaku
bisnis yang ditetapkan. lingkungan dengan memperoleh pengetahuan baru.
Sistem informasi supply chain berkelanjutan Pengetahuan baru yang dihasilkan diadopsi dalam
berbasis pengetahuan mencakup berbagai nilai dalam sistem, sehingga user dapat memasukkan
perspektif proses bisnis internal terdiri atas tiga pengetahuan baru sesuai dengan perilaku masyarakat
proses bisnis utama, yaitu inovasi, operasi, dan dan lingkungan. Pengetahuan yang digunakan untuk
kontrol. Pada proses inovasi, unit bisnis meneliti mengoperasikan sistem informasi perlu diperbaharui
kebutuhan pelanggan yang sedang berkembang atau dan disesuaikan secara terus menerus dengan
masih tersembunyi, dan kemudian menciptakan memperhatikan keseimbangan antara sistem
produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan informasi dan lingkungan.
tersebut. Pada proses operasi, proses operasi Desain konsep sistem informasi berkelanjutan
merupakan proses penciptaan nilai di dalam dimulai dengan mengetahui hubungan antara perilaku
perusahaan, dimulai dengan diterimanya pesanan manusia dan isu-isu berkelanjutan yang
pelanggan dan diakhiri dengan penyampaian produk dikonseptualisasikan menggunakan gagasan
kepada pelanggan. Proses ini berfokus pada kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan didefinisikan
penyampaian produk kepada pelanggan secara sebagai sistem yang dibuat oleh manusia dan
efesien, konsisten, dan tepat waktu sesuai denga dioperasikan oleh manusia. Demikian juga sistem
target indikator kinerja kunci. informasi diperlakukan sebagai sistem buatan yang
merupakan buatan manusia dan dioperasikan oleh
3. Sistem Informasi Kerberlanjutan manusia. Dari definisi kecerdasaan buatan dan
mengingat bahwa tindakan manusia mengikuti dari
Faber et al. (2005) menyatakan bahwa konsep pengetahuan, maka sumberdaya pengetahuan dapat
dasar berkelanjutan dalam sistem informasi diidentifikasi untuk mengontrol kecerdasan buatan.
menggunakan pengetahuan, dengan urutan data - Penerapan sistem informasi berkelanjutan
informasi - pengetahuan. Data digunakan untuk mengacu pada inisiatif yang secara langsung atau
membentuk informasi yang menyangkut interpretasi tidak langsung untuk menangani kelestarian
data. Pengetahuan dijadikan sebagai informasi yang lingkungan dalam enterprise yang melibatkan
memungkinkan manusia untuk menerapkan aktivitas proses dan kelembagaan bertujuan untuk
informasi dalam penalaran, atau melakukan tindakan meningkatkan kinerja bisnis dengan memperhatikan
pengambilan keputusan. Pengetahuan yang keseimbangan lingkungan, ekonomi dan
digunakan untuk mengoperasikan sistem informasi masyarakat/masyarakat. Perkembangan penerapan
perlu diperbarui terus menerus. User yang sistem informasi diberbagai bidang telah dapat
mengontrol sistem informasi harus mengatasi memberikan kontribusi strategis untuk pengetahuan
perubahan sistem untuk mempertahankan dengan konsep green atau berkelanjutan. Sudah
keseimbangan antara sistem dan lingkungan dalam banyak penelitian sistem informasi berorientasi pada
rangka membangun keseimbangan yang tepat dari inovasi pelestarian lingkungan yang bertujuan untuk
semua proses pengetahuan yang mengarah ke untuk menghasilkan rekayasa dan evaluasi sistem
pengetahuan berkelanjutan. Dalam hal ini sistem yang berorientasi pada tanggung jawab perbaikan
informasi harus dapat memungkinkan melibatkan lingkungan dan pelestarian alam.
aspek penciptaan pengetahuan, evaluasi kritis Sistem informasi berkelanjutan dapat didesain
pengetahuan, dan memastikan integrasi yang efektif untuk mengurangi dampak negatif penggunaan
dan penerapan pengetahuan. teknologi informasi terhadap lingkungan, atau secara
Pendekatan adaptasi juga merupakan konsep tidak langsung penggunaan sistem informasi dapat
dasar berkelanjutan, yaitu bahwa enterprise perlu mendukung inisiatif bisnis dalam mengurangi
memastikan dapat berinteraksi dengan lingkungan dampak negatif lingkungan. Komponen green sistem
yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan (Faber et informasi dan green teknologi informasi dapat
al., 2005). Sistem informasi sebagai alat harus dapat dibedakan berdasarkan pada dampaknya terhadap
menyesuaikan dengan adanya perubahan lingkungan. lingkungan. Green teknologi informasi berkenaan
Dalam hal ini sistem informasi berkelanjutan konsumsi energi dan limbah yang berhubungan
merupakan sistem informasi yang dapat dengan penggunaan perangkat keras dan perangkat
menyesuaikan dengan lingkungan, melibatkan lunak yang cenderung memiliki dampak langsung
stakeholder terkait, dan mendukung siklus (Melville, 2010). Sebagai contoh dalam
pengetahuan, yaitu penciptaan, evaluasi dan integrasi meningkatkan efisiensi energi perangkat keras untuk
pengetahuan. Dengan demikian aspek pembelajaran pusat data, konsolidasi server menggunakan
(learning) menjadi sangat esensial dalam sistem perangkat lunak virtualisasi, dan mengurangi limbah
112 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis

yang berhubungan dengan peralatan perangkat keras digunakan, dll) tentang penciptaan produk,
dan perangkat lunak (Watson, 2010). Sedangkan komponen mereka, dan pemenuhan layanan
pada green sistem informasi mengacu pada d. Memantau emisi operasional enterprise dan
pengembangan dan penggunaan sistem informasi produk-produk limbah untuk mengelola mereka
untuk mendukung atau mengaktifkan inisiatif lebih efektif.
berkelanjutan yang ramah lingkungan. e. Memberikan informasi kepada konsumen
Sebagai contoh misalnya pada penggunaan green sehingga mereka dapat membuat pilihan green
sistem informasi menggunakn teknologi informasi yang lebih nyaman dan efektif.
adalah teleconference yang memungkinkan Penerapan sistem informasi dalam pembangunan
penyenggaraan rapat, pelatihan atau diskusi jarak berkelanjutan sudah semestinya tidak dilihat dari
jauh yang mengurangi dampak lingkungan negatif aspek biaya saja untuk melakukan bisnis. Namun
yang terkait dengan perjalanan. Sistem informasi sebaliknya sistem informasi berkelanjutan dapat
lingkungan dapat untuk melacak dan memantau mempunyai kesempatan dalam enterprise untuk dapat
variabel lingkungan seperti limbah, emisi, toksisitas, meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan
dan konsumsi air. Pada sistem informasi supply chain meningkatkan profitabilitas melalui keseimbangan
juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan dengan lingkungan. Lingkungan yang buruk sering
transportasi dan rute bahan baku dan produk, kali menghasilkan berbagai bentuk limbah. Sumber
sehingga mengurangi jumlah energi pada aliran daya yang tidak terpakai, inefisiensi energi,
proses dan produk (Watson, 2010). kebisingan, panas, dan emisi adalah semua produk
Dalam berbagai riset tentang green sistem limbah yang mengurangi dari efisiensi ekonomi.
informasi, peneliti sistem informasi menyelidiki Limbah yang sedikit berarti enterprise lebih efisien.
bagaimana kekuatan transformatif sistem informasi Enterprise yang aktif menggunakan green sistem
yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kondisi informasi, dapat menciptakan praktek bisnis yang
masyarakat yang berkelanjutan secara ekologis berkelanjutan melakukan hal yang benar bagi
(Watson, 2010). Dalam konteks ini, gagasan green komunitas mereka, pelanggan, investor, dan generasi
sistem informasi telah muncul sebagai desain dan masa depan.
implementasi sistem informasi yang berkontribusi
terhadap proses bisnis yang berkelanjutan. Peran 4. Supply chain berbasis pengetahuan
pengembangan sistem informasi, memberikan
kontribusi untuk mendorong aspek manajemen Dalam era globalisasi dan persaingan bisnis,
operasional dengan melibatkan peran proses bisnis enterprise harus dapat meningkatkan kapasitas
dalam rangka menciptakan masyarakat sadar ramah kewirausahaan bidang manajemen dan sumberdaya
lingkungan. manusai dalam rangka mengembangkan,
Banyak pelaku bisnis menghubungkan program membangun, melindungi, mentransfer dan
berkelanjutan dengan strategi enterprise. Para mengintegrasikan pengetahuan. Integrasi supply
manajer menyadari bahwa enterprise memiliki chain berbasis pengetahuan harus melibatkan faktor
tanggung jawab utama untuk berpartisipasi dalam internal dan external, dan secara khusus harus
memecahkan masalah global berorientasi pada memperhatikan pengetahuan pelanggan, pemasok,
pelanggan yang mengharapkan penyediaan green dan pesaing. Supply chain berbasis pengetahuan
produk dan jasa. Dalam hal ini, kesinambungan harus dapat menekankan proses akuisisi dan berbagi
memerlukan praktek bisnis yang berkelanjutan pengetahuan dalam organisasi. Aktivitas utama
karena peran dominan enterprise dalam ekonomi dalam supply chain berbasis pengetahuan meliputi
global, dan sistem informasi akan menjadi peralatan akuisisi, seleksi, generasi, internalisasi, dan
utama dalam transisi menuju ekonomi berkelanjutan. eksternalisasi. Aktivitas utama ini merupakan
Sistem informasi berkelanjutan mengacu pada penempatan rantai pengetahuan internal berdasarkan
desain dan implementasi sistem informasi yang pengetahuan dari lingkungan eksternal terkait
berkontribusi terhadap proses bisnis yang pengetahuan pelanggan, pemasok, dan pesaing untuk
berkelanjutan. Melville (2010) memberikan beberapa meningkatkan daya saing enterprise.
contoh peran sistem informasi berkelanjutan : Untuk meningkatkan daya saing enterprise,
a. Mengurangi biaya transportasi dengan sistem enterprise harus mempertahankan dan memanfaatkan
manajemen armada dan rute dinamis kendaraan pengetahuan internal dan eksternal dalam bentuk
untuk menghindari kemacetan lalu lintas dan nilai pengetahuan enterprise. Pengetahuan dapat
mengurangi konsumsi energi berasal dari aset tidak berwujud, seperti pengetahuan
b. Dukungan team work dan pertemuan ketika sumber daya manusia, disamping dari nilai tambah
pegawai didistribusikan ke berbagai daerah atau yang ada pada enterprise. Pengetahuan menjadi aset
negara, sehingga dapat mengurangi dampak utama untuk mendukung peningkatkan produktifitas
perjalanan dinas. dan inovasi dari aspek peralatan, modal, bahan baku
c. Melacak informasi lingkungan (seperti dan tenaga kerja untuk. Keunggulan kompetitif
keracunan, energi yang digunakan, air yang enterprise sebagian besar berasal dari penciptaan
Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 113

pengetahuan dan inovasi secara berkelanjutan. ancaman enterprise yang dijadikan sebagai strategi
Sehingga sumber daya pengetahuan pada enterprise dalam menjalankan supply chain berbasis
tidak hanya sebagai kompetensi inti dalam enterprise, pengetahuan. Enterprise harus mampu membuat
tetapi juga merupakan elemen kunci untuk bersaing. keputusan yang cerdas berdasarkan informasi yang
Dengan demikian, supply chain berbasis pengetahuan didapat dalam rangka mengembangkan kapabilitas
yang efektif menjadi faktor penting dalam bisnis inti yang dinamis untuk lebih mengenali dan
modern, dan menjadi fondasi dasar untuk memanfaatkan setiap peluang bisnis. Namun
menciptakan dan mempertahankan kemampuan demikian, belum sepenuhnya memahami bagaimana
kompetensi inti enterprise. manajer menyerap informasi dan mengubahnya
menjadi pengetahuan enterprise selama interaksi
mereka dengan lingkungan eksternal terjadi.
Kerangka supply chain berbasis pengetahuan
didasarkan pada lima kekuatan yang mempengaruhi
enterprise (Tseng, 2009), yaitu persaingan kompetitif
dalam industri, ancaman dari pendatang baru,
ancaman produk pengganti, daya tawar pelanggan,
daya tawar pemasok (Gambar 1). Kerangka ini
menggunakan analisis berdasarkan pengetahuan
eksternal dengan memasukkan lima kekuatan yang
mempengaruhi, yaitu persaingan kompetitif dalam
pengetahuan bidang yang sama, ancaman
pengetahuan baru, ancaman pengetahuan pengganti,
dan pengetahuan konsumen dan pemasok. Dalam
rangka untuk mengurangi kompleksitas analisis,
pengetahuan terkait persaingan kompetitif, ancaman
Gambar 1. Kerangka model rantai pengetahuan pendatang pengetahuan baru dan pengetahuan
(Sumber : Tseng, 2009) pengganti diklasifikasikan sebagai pengetahuan
pesaing. Oleh karena itu, tiga aspek utama sumber
Enterprise saat ini dihadapkan pada kompetensi pengetahuan meliputi pengetahuan pelanggan,
lokal dan global. Manajer puncak harus meninjau pemasok, dan pesaing.
lingkungan internal dan eksternal dalam rangka
untuk memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan

Gambar 2. Kerangka pengetahuan enterprise (Sunber : Tseng, 2009)

Penerapan model supply chain berbasis tersebut dapat mengubah pengetahuan pelanggan,
pengetahuan menggambarkan bagaimana pemasok, pesaing untuk program aktivitas bertujuan
pengetahuan memiliki nilai pengetahuan yang tinggi meningkatkan daya saing enterprise. Kerangka
bagi enterprise yang diperoleh melalui lima aktivitas pengetahuan pada perusahaan diberikan pada
utama, yaitu akuisisi, seleksi, generasi, internalisasi, Gambar 2, yang menunjukkan bahwa pengetahuan
dan eksternalisasi (Gambar 2). Lima aktivitas enterprise didukung oleh infrastruktur untuk
114 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis

pengetahuan pelangan, pemasok, dan pesaing. meningkatkan kualitas informasi pelanggan sehingga
Selanjutnya, enterprise menggunakan lima aktivitas dapat memperoleh gambaran yang jauh lebih handal
utama rantai pengetahuan untuk mendapatkan dari perilaku pelanggan.
pengetahuan pelanggan, pemasok, dan pesaing untuk Peningkatan interaksi dengan pelanggan sangat
meningkatkan daya saing. membantu untuk lebih menyerap pengetahuan
Model rantai pengetahuan mengidentifikasi dan pelanggan. Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa
mencirikan aktivitas manajemen pengetahuan yang pengetahuan pelanggan menjadi informasi, kemudian
harus fokus pada pencapaian peningkatan daya saing. ditransfer menjadi pengetahuan yang bernilai tinggi.
Aktivitas manajemen pengetahuan dibagi menjadi Manajemen pengetahuan tidak hanya fokus pada isu-
lima aktivitas utama, yaitu akuisisi pengetahuan, isu internal, seperti penciptaan dan berbagi
seleksi, generasi, internalisasi dan eksternalisasi, dan pengetahuan, juga fokus pada pengetahuan
empat aktivitas pendukung meliputi pengetahuan pelanggan sebagai pengetahuan eksternal, seperti
kepemimpinan, koordinasi, kontrol dan pengukuran. pasar bagi pelanggan Dengan demikian, ketika
Dengan menggunakan model rantai pengetahuan, enterprise menngumpulkan informasi data pelanggan,
analisis aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan perdagangan, preferensi, dan sebagainya, informasi
untuk melakukan operasi manajemen pengetahuan ini harus secara sistematis terorganisir, dan dijadikan
akan dibuat lebih fleksibel, dan lebih mampu untuk sebagai pengetahuan komunikatif pelanggan.
meningkatkan keunggulan kompetitif. Pengetahuan pemasok. Keberhasilan inovasi
Kerangka kerja konseptual untuk menyelidiki sangat berkaitan dengan penggunaan pengetahuan
bagaimana enterprise menerapkan pengetahuan rantai dan teknologi, serta hubungan dengan pelanggan dan
aktivitas internal untuk mendapatkan pengetahuan pemasok. Pengetahuan pemasok yang paling utama
eksternal, serta bagaimana menyaring, menyingkat, adalah pengetahuan tacit yang terletak pada
mengubah pengetahuan untuk meningkatkan percakapan dan interaksi antara manajer dengan
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Selain itu, pemasok. Model penciptaan pengetahuan didasarkan
dengan memanfaatkan model rantai pengetahuan pada interaksi dinamis antara pemasok dan
dapat menganalisi dampak dari pengetahuan enterprise, dan diasumsikan bahwa enterprise dapat
pelanggan, pemasok dan pesaing. Berikut diberikan mengintegrasikan produk, pasar, dan model
deskripsi pengetahuan sebagai input utama sistem menciptakan pengetahuan. Pemanfaatan percakapan
informasi supply chain berbasis pengetahuan (Tseng, langsung antara enterprise dengan pemasok bertujuan
2009). untuk menemukan pengetahuan baru terkait dengan
Pengetahuan pelanggan. Pengetahuan sumber daya pasokan. Oleh karena itu, harus ada
pelanggan merupakan aset tidak berwujud yang angat saluran yang dapat diandalkan bagi semua pihak
penting bagi enterprise, karena memungkinkan dalam bisnis yang dapat bertukar pikiran dan
pelanggan menjadi pelanggan yang loyal, yaitu berkomunikasi dengan satu sama lain sehingga
pelanggan yang dapat bertransaksi kembali dan enterprise dapat lebih efektif mendapatkan
memberikan nilai tambah bagi enterprise. Dengan pengetahuan tacit yang dipertukarkan.
pengetahuan pelanggan, enterprise dapat memperoleh Pengatahuan pemasok digunakan untuk
pemahaman yang menyeluruh tentang kebutuhan membantu proses pengambilan keputusan dengan
pelanggan sesuai dengan kemampuan enterprise. menghubungkan permintaan pelanggan dengan
Enterprise harus membangun database pengetahuan kemampuan pemasok, sehingga biaya persediaan
serta mengembangkan mekanisme untuk akuisisi, dapat diminimalkan. Untuk menyediakan produk
kontrol, dan publikasi informasi yang dikandungnya. yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan,
Pengetahuan pelanggan dapat dibedakan menjadi enterprise harus mengetahui segmen pelanggan
dua, yaitu pertama pengetahuan tentang keakraban sesuai yang mereka targetkan. Selain itu, pelanggan
pelanggan, yang berarti jumlah akumulasi secara alami ingin tahu tentang produk yang
pengalaman oleh pelanggan tentang produk. Kedua disediakan oleh enterprise lain. Partisipasi pemasok
adalah kemampuan pelanggan sebagai pengguna dalam tahap awal pengembangan produk baru
produk. Ketika pelanggan lebih akrab dengan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil
layanan, mereka akan memiliki lebih percaya diri yang sukses dari proyek. Pada tahap awal
atau kemampuan untuk menguji kualitas layanan, dan pengembangan produk dengan menerapkan strategi
kemudian mulai memiliki harapan tentang kualitas pemasaran yang relevan untuk memastikan pendapat
pelayanan di masa depan. Jika pelanggan memiliki dari pelanggan dan pemasok, proses desain dalam
pengetahuan yang berkaitan dengan produk dan rangka untuk meningkatkan pengembangan produk
layanan, pelanggan akan mengubah cara berpikir, harus memperhatikan dalam optimalisasi biaya
berkomunikasi dan berperilaku. Mereka juga akan mengurangi waktu yang dibutuhkan.
menyimpan pengetahuan ini sebagai standar untuk Pengetahuan pesaing. Enterprise harus dapat
mengevaluasi kualitas masa depan. Dengan menggunakan strategi bisnis untuk menghadapi
demikian, dalam rangka untuk memperkuat kompetisi global dan local untuk mendapatkan
hubungan dengan pelanggan, enterprise harus manfaat dari pesaing sebagai sumber informasi
Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 115

melalui benchmarking dan transfer praktek terbaik, teknologi/sistem informasi secara berkelanjutan untuk
serta pengetahuan pesaing yang terdiri dari mewujudkan visi dan misi enterprise. Komponen
kemampuan kunci enterprise saingan. Ketepatan dasar pada model supply chain berkelanjutan terdiri
waktu dan keakuratan melihat pesaing menentukan dari supply chain material dan supply chain
kemampuan enterprise untuk menanggapi langkah pengetahuan (Du Preez and Low, 2007). Supply chain
kompetitif dalam bisnis global. Enterprise dengan material berlaku untuk proses produksi dan
memahami kompetensi pengetahuan pelanggan dan pengembangan produk, serta menunjukkan
kompetensi pengetahuan pesaing, berarti enterprise bagaimana perihal rekayasa, manufaktur dan nilai
tersebut memiliki kemampuan untuk memperoleh, pelanggan yang terkait dalam proses pembuatan
menginterpretasikan dan mengintegrasikan informasi produk, mulai dari konsep manufaktur, proses
tentang lingkungan global yang kompetitif. Oleh produksi hingga penggunaan produk dan unpan balik
karena itu pengetahuan pesaing merupakan salah satu dari pelanggan (Gambar 3). Aliran kontinyu
kompetensi pengetahuan pasar yang dibutuhkan informasi dan pengetahuan meliputi informasi tentang
untuk mencapai sukses enterprise untuk produk, manufaktur dan pemanfaatan informasi untuk
meningkatkan kinerja enterprise. Manajer harus rekayasa, manufaktur dan pelanggan yang terlibat.
memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang Sistem informasi supply chain berkelanjutan
enterprise pesaing, serta tetap waspada untuk berbasis pengetahuan merupakan pembangkit bagi
mengidentifikasi ancaman-ancaman dan peluang di value chain pengetahuan. Hal ini menunjukkan
pasar. bagaimana aliran informasi dan pengetahun dapat
Rantai pengetahuan. Potensi sumber menemukan pengetahuan baru, mengkonversi dari
keunggulan kompetitif ada di mana-mana pada tacit ke eksplisit, mentransfer pengetahuan melalui
lingkungan enterprise. Keunggulan kompetitif akan dokumentasi dan staf ke staf, dan akhirnya
tumbuh secara fundamental dari nilai enterprise yang menerapkan pengetahuan tersebut dalam operasional
mampu menciptakan nilai bagi pelanggan, Model enterprise dengan supply chain material (Gambar 3).
value chain terdiri melibatkan berbagai aktivitas nilai Adanya informasi dan pengetahuan dari masyarakat,
tambah. Aktivitas nilai tambah ini membentuk dan banyaknya permintaan menjadi sumberdaya
sebuah jembatan antara formulasi strategi bersaing pengetahuan dalam supply chain pengetahuan untuk
dan implementasi. Selain itu, value chain enterprise peningkatan berbagai inovasi baru.
biasanya terhubung dengan value chain nilai Penerapan sistem informasi supply chain
pemasok, jaringan, dan klien, yang kemudian berkelanjutan pada peningkatan kinerja proses bisnis
menjadi value chain bisnis. Setiap enterprise dapat memerlukan pengetahuan berbagai bidang, seperti
menerapkan model value chain untuk menganalisis bidang manajemen proses bisnis yang menyangkut
bagaimana mengurangi biaya atau mengembangkan perbaikan terus-menerus dan dasar inovasi pada
langkah strategis. Enterprise juga dapat melakukan proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan
analisis keterkaitan value chain antara pemasok, efektivitas enterprise. Manajemen proses bisnis
produsen dan klien untuk menemukan cara-cara memanfaatkan teknologi/sistem informasi untuk
peningkatan daya saing. merancang sosio-teknis kerja sistem, termasuk desain
berdasarkan isu yang berhubungan dengan bisnis dan
5. Sistem informasi supply chain berkelanjutan sumberdaya manusia. Manajemen proses bisnis
dibangun sebagai pendekatan manajemen yang
Dalam perspektif lingkungan, gagasan green komprehensif membantu enterprise untuk beroperasi
identik dengan berkelanjutan (Watson et al. 2010). dan mencapai tujuan bisnis enterprise, yang
Green supply chain didefinisikan sebagai integrasi berhubungan dengan logistik, manufaktur, jasa
pemikiran ramah lingkungan ke dalam supply chain, keuangan, kesehatan, pendidikan, atau lainnya yang
meliputi desain produk, sumber dan seleksi bahan berhubungan dengan enterprise.
baku, proses manufaktur, distribusi produk akhir ke Sistem informasi supply chain berkelanjutan
konsumen. Green manajemen supply chain berbasis pengetahuan merupakan pembangkit bagi
merupakan manajemen dengan pendekatan value chain pengetahuan. Hal ini menunjukkan
lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi atau bagaimana aliran informasi dan pengetahun dapat
meminimalkan dampak negatif lingkungan seperti menemukan pengetahuan baru, mengkonversi dari
polusi, pemborosan sumber daya, dan produk tacit ke eksplisit, mentransfer pengetahuan melalui
pembuangan (Melville, 2010). Hal ini bertujuan juga dokumentasi dan staf ke staf, dan akhirnya
untuk membantu meningkatkan kinerja green supply menerapkan pengetahuan tersebut dalam operasional
chain dalam memenuhi peraturan lingkungan yang enterprise dengan supply chain material (Gambar 3).
ada (Azevedo, 2011). Adanya informasi dan pengetahuan dari masyarakat,
Sistem informasi supply chain berkelanjutan dan banyaknya permintaan menjadi sumberdaya
berperan pada pemeliharaan dan pengembangan pengetahuan dalam supply chain pengetahuan untuk
produk, proses produksi, layanan atau penggunaan peningkatan berbagai inovasi baru.
116 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis

Gambar 3. Model supply chain material dan informasi (Sumber : Du Preez and Low, 2007)

Sistem informasi supply chain berkelanjutan ramah lingkungan enterprise dan juga meningkatkan
berbasis pengetahuan merupakan pembangkit bagi nilai tambah enterprise. Green supply chain
value chain pengetahuan. Hal ini menunjukkan berhubungan dengan green teknologi atau proses,
bagaimana aliran informasi dan pengetahun dapat meliputi inovasi dalam teknologi seperti hemat
menemukan pengetahuan baru, mengkonversi dari energi, daur ulang limbah, desain produk hijau atau
tacit ke eksplisit, mentransfer pengetahuan melalui pengelolaan lingkungan enterprise (Chen et al.
dokumentasi dan staf ke staf, dan akhirnya (2008). Dengan demikian, green supply chain
menerapkan pengetahuan tersebut dalam operasional merupakan pendekatan lingkungan, ide, produk,
enterprise dengan supply chain material (Gambar 3). proses atau jasa yang menyangkut aspek
Adanya informasi dan pengetahuan dari masyarakat, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan
dan banyaknya permintaan menjadi sumberdaya dan juga membuat diferensiasi produk yang
pengetahuan dalam supply chain pengetahuan untuk dikembangkan antara pesaing.
peningkatan berbagai inovasi baru. Pada penerapan inovasi dalam supply chain
Penerapan sistem informasi supply chain berkelanjutan dikategorikan menjadi empat jenis
berkelanjutan pada peningkatan kinerja proses bisnis inovasi dalm green supply chain, yaitu inovasi
memerlukan pengetahuan berbagai bidang, seperti produk, inovasi proses, inovasi manajerial, pemasaran
bidang manajemen proses bisnis yang menyangkut dan inovasi. Green inovasi digunakan untuk
perbaikan terus-menerus dan dasar inovasi pada meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan dalam
proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan rangka memenuhi persyaratan peraturan lingkungan.
efektivitas enterprise. Manajemen proses bisnis Pengelolaan lingkungan di sini adalah merujuk
memanfaatkan teknologi/sistem informasi untuk kepada green manajemen supply chain yang
merancang sosio-teknis kerja sistem, termasuk desain diimplementasikan dalam operasi bisnis. Dukungan
berdasarkan isu yang berhubungan dengan bisnis dan dan komitmen dari manajemen puncak memainkan
sumberdaya manusia. Manajemen proses bisnis peran kunci dalam pelaksanaan pengelolaan
dibangun sebagai pendekatan manajemen yang lingkungan internal yang sukses.
komprehensif membantu enterprise untuk beroperasi Sistem informasi supply chain berkelanjutan
dan mencapai tujuan bisnis enterprise, yang memberikan cara pencarian terus menerus secara
berhubungan dengan logistik, manufaktur, jasa berinovasi pada setiap tahap supply chain untuk
keuangan, kesehatan, pendidikan, atau lainnya yang mendapatkan keunggulan kompetitif dan mengurangi
berhubungan dengan enterprise. masalah lingkungan disepanjang mata rantai supply
Sistem informasi supply chain berkelanjutan harus chain dalam sistem informasi. Konsep dasar supply
memenuhi ketentuan lingkungan dan dapat chain berkelanjutan mendasari praktik sistem
meningkatkan konsistensi dan mutu produk, informasi supply chain berkelanjutan dan mendasari
mengurangi biaya produk dan meningkatkan komitmen pemasok dalam pengembangan green
produktivitas sumber daya (Srivastava, 2011). Hal ini produk dalam rangka meningkatkan keunggulan
menunjukkan bahwa supply chain berkelanjutan kompetitif dan kinerja lingkungan.
dibutuhkan dalam pelaksanaan praktek green Komitmen manajemen dalam pasokan di setiap
manajemen supply chain dalam rangka memenuhi mata rantai merupakan aspek penting dalam
Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 117

penggunaan sistem informasi supply chain berkaitan dengan sistem pembelajaran bagi enterprise
berkelanjutan, dimana komitmen pemasok diperlukan dengan pendekatan pengetahuan, ide atau teknologi/
dalam memberikan bahan baku manufaktur yang sistem informasi dalam pemeliharaan, penerapan dan
memenuhi persyaratan lingkungan. Sistem informasi pengembangan sistem informasi supply chain
supply chain berkelanjutan mendasari pelestarian dan berkelanjutan yang berorientasi pada ramah
pengembangan green produk yang lebih strategis dan lingkungan. Sumberdaya pengetahuan dalam sistem
ramah lingkungan, dalam pengertian dapat supply chain berkelanjutan merupakan pembangkit
mengurangi dampak ekologis aktivitas industri tanpa bagi value chain pengetahuan yang menunjukkan
mengorbankan mutu, biaya, keandalan, kinerja atau bagaimana aliran informasi dan pengetahun dapat
efisiensi pemanfaatan energi. Konsep ini melibatkan menemukan pengetahuan baru, mengkonversi dari
pergeseran paradigma untuk memenuhi peraturan tacit ke eksplisit, mentransfer pengetahuan melalui
lingkungan dengan situasi tidak hanya meminimalkan dokumentasi dan staf ke staf, dan akhirnya
kerusakan ekologis, tetapi juga mengarah pada menerapkan pengetahuan tersebut dalam operasional
keuntungan ekonomi secara keseluruhan (Srivastava, enterprise. Adanya informasi dan pengetahuan dari
2007). masyarakat, serta banyaknya permintaan menjadi
Manajemen dan pengukuran kinerja pada sistem sumberdaya pengetahuan yang penting dalam supply
informasi supply chain berkelanjutan memerlukan chian pengetahuan untuk peningkatan berbagai
kejelasan rincian berbagai aspek pada setiap proses inovasi baru.
mata rantai supply chain, dan dan tujuan dengan Banyak permasalahan yang dapat diidentifikasi
kriteria yang dapat diukur. Prioritas utama sistem dalam sistem informasi supply chain berkelanjutan
pengukuran kinerja berkelanjutan berorientasi pada yang berkaitan pada aspek kelestarian lingkungan.
aspek untuk mengukur, berkomunikasi dan Ada tiga strategi berkelanjutan yang dapat diterapkan
mengurangi jumlah dampak negatif terhadap untuk mengidentifikasi dan meningkatkan peran
lingkungan dan masyarakat yang dan berkontribusi sistem informasi supply chain keberlajutan, yaitu
untuk transformasi berkelanjutan bagi konsumen dan penerapan efisiensi, konsistensi dan kecukupan.
masyarakat. Hal ini juga termasuk pertimbangan Sistem informasi supply chain berkelanjutan dapat
terhadap risiko berkelanjutan dan peluang dari supply digunakan untuk mengukur kinerja bisnis secara
chain ada. berkelanjutan. Peranan indeks kinerja bisnis secara
Ada tiga strategi berkelanjutan yang dapat berkelanjutan menjadi factor penting sebagai alat
diterapkan untuk meningkatkan peran sistem untuk mengevaluasi, memantau dan mengendalikan
informasi supply chain keberlajutan, yaitu penerapan proses kinerja supply chain dalam rangka
efisiensi, konsistensi dan kecukupan (Schaltegger, meningkatkan strategi supply chain untuk
2014). Pertama, pendekatan efisiensi dalam konteks menyelarasan dengan strategi proses bisnis enterprise.
berkelanjutan dipandu dengan prinsip menciptakan Indeks kinerja bisnis juga dapat digunakan sebagai
nilai ekonomi dengan dampak masyarakat dan alat untuk menghitung kinerja setiap saat secara
lingkungan negatif yang lebih rendah. Kedua, real time, sehinggga memungkinkan enterprise
pendekatan konsistensi yaitu untuk mengganti bahan mendapatkan umpan balik secara terus menerus dari
yang tidak ada aspek berkelanjutan dengan bahan internal dan eksternal, dan manajemen dapat
yang konsisten dengan alam (ramah lingkungan), mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
yaitu bahan yang ditemukan pada ekosistem secara untuk hasil yang lebih baik di masa sekarang dan
alami. Ketiga adalah pendekatan kecukupan yang akan datang. Penerapan sistem informasi supply
didasarkan pada kenyataan bahwa setiap produk yang chain berkelanjutan bagi enterprise seharusnya tidak
tidak harus diproduksi tidak akan menyebabkan dilihat dari aspek biaya saja alam melakukan bisnis,
kerusakan dan tidak akan memerlukan supply chain juga harus dipertimbangkan dalam hal peningkatan
dengan dampak berbahaya. Manajemen supply chain produktivitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan
dipandu oleh prinsip-prinsip kecukupan berfokus profitabilitas.
eliminasi. Dalam penerapa sistem informasi supply
chain berkelanjutan. Pada penerapanyya ketiga 7. Ucapan terima kasih.
strategi pendekatan berkelanjutan tersebut dapat
dikombinasikan satu dengan yang lain. Makalah ini merupakan hasil penelitian yang
dibiayai oleh Dana Rutin Program Magister Sistem
6. Kesimpulan Informasi Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Tahun 2015. Penulis mengucapkan
Sistem informasi untuk supply chain terima kasih kepada Direktur Program Pascasarjana
berkelanjutan berbasis pengetahun memiliki potensi dan Ketua Program Magister Sistem Informasi
besar untuk menangani permasalahan dampak negatif Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
lingkungan, ekonomi dan masyarakat dengan Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Sdr.
melibatkan seluruh aspek sumber daya yang dimiliki Daniel Alfa Puryono, yang telah melakukan
enterprise. Aspek berkelanjutan pada sistem ini penelitian tesis dengan judul penerapan green supply
118 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 02(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis

chain manajemen untuk peningkatan kinerja Malviya, R.K., Kant, R., 2015. Green supply chain
keuangan perusahaan, sebagai salah satu terapan dari management (GSCM): a stuctured literature
green supply chain. review and research implications. Benchmarking :
An International Journal, 22 (7) 1360-1394.
Daftar Pustaka Melville, N., 2010. Information systems innovation
for Environmental sustainability. MIS Quarterly
Azevedo S. G., Carvalho H. C., Machado V. C., 34(1), 1-21.
2011. The influence of green practices on supply Schaltegger, S., Burritt, B., 2014. Measuring and
chain performance: A case study approach. managing sustainability performance of supply
Transportation Research Part E 47, 850–871. chains, Supply Chain Management: An
Cheng, J. H., Yeh, C. H., Tu, C. W., 2008. Trust and International Journal, 19(3), 232 - 241
knowledge sharing in green supply chains. Supply Srivastava, S., 2007. Green supply-chain
Chain Management: An International Journal management: A state-of-the-art literature review.
13(4), 283–295. International Journal of Management Reviews
Du Preez, N.D., Low, L., 2007. Managing the 9(1), 53-80.
knowledge supply chain to support innovation. Tseng, S.M., 2009. A study on customer, supplier,
International Conference on Competitive and competitor knowledge using the knowledge
Manufacturing (COMA). chain model. International Journal of Information
Elbashir, M.Z., Collier, P.A., Davern, M.J., 2008. Management 29, 488–496.
Measuring the effects of business intelligence Watson, R. T., Boudreau, M. C., Chen, A. J.
systems: The relationship between business Information Systems and Environmentally
prosess and organizational performance. Int. Sustainable Development: Energy Informatics
Journal of Accounting Information Systems 9, and New Directions for the IS Community', MIS
135-153. Quarterly 34 (1), 23-38.
Khan, M.Z., Al-Mushayt, O., Alam, J., Ahmad, J.,
2010. Intelligent Supply Chain Management, J.
Software Engineering & Applicatons 3, 404-
408.

Anda mungkin juga menyukai