Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

ILMU DAN TEKNOLOGI MARITIM

OLEH :
NAMA : RIMALA TUTI WAHYUNI KINDKASMAN
KELAS : F
NIM : J1A120354
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


           
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
tugas dengan mata kuliah wawasan kemaritiman yang berjudul “Ilmu
dan Teknologi Maritim”.
            Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah kami, sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan umumnya dan mahasiswa
Universitas Halu Oleo khususnya.
            Saya menyadari bahwa masih terdapat kekeliruan dalam
pembuatan makalah ini, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan
saran yang membangun agar pada pembuatan makalah berikutnya
dapat lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai
sekarang adalah sebuah ‘mukjizat’ (miracle). Mengapa? Tidak lain
karena bagi mereka sulit membayangkan Indonesia yang begitu luas
dan jarak bentangannya sama dengan antara London dan Istanbul,
bisa bertahan dalam satu kesatuan negara-bangsa. Lihat, berapa
banyak negara-bangsa yang ada di kawasan antara London dan
Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan yang menyatu
dengan masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural
maupun agama. Tidak hanya itu, Indonesia adalah negara kepulauan;
istilah benua maritim yang belakangan ini dipopulerkan, sementara
sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah Indonesia
sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang
demikian banyak. Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang
memiliki banyak kelompok etnis lengkap dengan sistem sosial,
budaya, dan bahasanya masing-masing.
Dewasa ini kita mengetahui bahwa maritime berhubungan
dengan laut. Dimana segala sesuatunya dibahas tentang hal positif dan
negative yang terjadi dalam dunia maritim. Maritim merujuk kepada
kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti navigasi
atau maritim.Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran dan
perniagaan yang berhubungan dengan kelautan atau biasa disebut
dengan pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim berarti
ruang/wilayah permukaan laut yang terdapat kegiatan seperti
pelayaran, lalu lintas, jasa-jasa kelautan, dan lain sebagainya.
Kemaritiman menjadi sangat penting bagi kelanjutan
pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia. Sebagaimana
diketahui, dua periga atau 63% wilayah Indonesia adalah laut, dengan
panjang 81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya maritim
yang sangat kaya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km² yang terdiri dari
wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan wilayah ZEEI 2,7 juta km²,
mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181
km. Dengan potensi yang sedemikian besar, secara otomatis
terkandung keanekaragaman sumberdaya alam laut baik hayati
maupun non hayati menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang
perekonomian penting bagi Indonesia.
Mengenai pembahasan diatas, memicu pemahaman saya untuk
mengangkat masalah yang berhubungan tentang Ilmu dan Teknologi
Maritim

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu,
sebagai berikut.
a.       Bagaimana teknologi bidang maritim?
b.      Bagaimana potensi riset maritim?
c.       Bagaimana tantangan riset maritim?
d.      Bagaimana riset laut ilegal?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam penyusunan makalah ini yaitu,
sebagai berikut.
a.       Dapat mengetahui teknologi bidang maritim.
b.      Dapat mengetahui potensi riset maritim.
c.       Dapat mengetahui tantangan riset maritim.
d.      Dapat mengetahui riset laut ilegal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengenalan Teknologi Bidang Maritim


Pengertian Ilmu dan Teknologi Maritim
Laut merupakan sumber kehidupan manusia selain daratan dan
udara. Khususnya di Indonesia, perairan laut Indonesia mencapai 2/3
bagian. Manfaat laut bermacam-macam, yaitu sebagai sarana
transportasi, pertahanan keamanan, sumber energi, pertambangan,
perikanan dan protein hasil laut lainnya, obat-obatan dan makanan,
serta pariwisata dan lain sebagainya. Dari situ pandangan tentang laut
menjadi terbuka, bahwa laut juga menarik untuk dimanfaatkan dan
dipelajari.
Oseanografi (gabungan kata Yunani ωκεανός yang berarti
"samudra" dan γράφω yang berarti "menulis"), juga disebut
oseanologi atau ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang
mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup berbagai topik
seperti organisme laut dan dinamika ekosistem; arus samudra,
gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan
geologi dasar laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam
lautan dan perbatasannya. Topik-topik yang beragam ini
menggambarkan berbagai macam disiplin ilmu yang digabungkan
para oseanograf untuk mempelajari lautan dunia dan memahami
proses di dalamnya, yaitu biologi, kimia, meteorologi, fisika, dan
geografi.
Sedangkan Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan
kenyamanan hidup manusia. Teknik kelautan (Inggris: Ocean
Engineering atau Marine engineering) adalah cabang
ilmu teknik atau rekayasa yang
mempelajari bangunan dan struktur yang berhubungan dengan laut.
Teknik kelautan perkembangan teknik sipil yang dikhususkan untuk
mempelajari struktur-struktur yang berada di daerah garis
pantai (coast line) maupun daerah lepas pantai (offshore),
termasuk anjungan lepas pantai.
Perbedaan teknik maritim dan teknologi maritim (kelautan)
Teknik kelautan pada dasarnya mempelajari tentang rekayasa
pada bidang Offshore ( Lepas pantai ) dan pantai. Khususnya pelajari
tentang pemanfaatan serta pengelolaan laut untuk sarana dan
prasarana transportasi laut , seperti pelabuhan, dermaga, kapal dan
lain sebagainya serta mempelajari sumber daya, seperti pencemaran
laut, erosi dan lain sebagainya. Adapun akar dari teknik kelautan yaitu
berdasar pada mekanika, dinamika fluida, geologi, bangunan lepas
pantai, dan fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan seperti dermaga.
Sedangkan Teknologi Kelautan pada dasarnya adalah ilmu yang
mepelajari rekayasa yang ditujukan untuk memanfaatkan laut seperti
media transportasi dan sumber daya dan ruang. Teknologi kelautan ini
merupakan turunan dari teknik perkapalan.

2.2 Teknologi maritim (kelautan) di Indonesia


Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan banyak
berbatasan dengan berbagai negara di sekitarnya merupakan lokasi
yang sangat rawan akan konflik perbatasan. Terlebih indonesia
merupakan wilayah strategis yang  terletak dekat dengan beberapa
titik jalaur pelayaran dunia, salah satunya adalah selat malaka, yang
merupakan urat nadi perekonomian yang menjadi tangung jawab tiga
negara yaitu adalah indonesia, Singapura, dan Malaysia. Potensi besar
yang dimiliki selat malaka sebenarnya sama pentinnya denan Terusan
Suez dan terusan Panama, karena selat Malaka membentuk jalur
pelayaran terusan anara Samudra Hindia dan Samudera Pasifik serta
penghubung tiga dari negara-negara penduduk terbesar seperti India,
Indonesia dan Cina. Di samping itu potensi besar lainnya adalah
sebanyak 1200 kapal melintasi selat malaka setiap harinya, 22 kapal
super ultra large dengan mengangkut antara sperlima dan seperempat
perdanganan laut dunia. Potensi besar ini seharusnya menjadi sebuah
perhatian pemerintah dalam meningkatkan pertahanan laut indonesia.
Disamping Selat Malaka, Konflik Laut Cina Selatan merupakan
isu hangat dan memerlukan penyelesaian secara komperhensif dengan
melibatkan berbagai pihak terkait. Makin pentingnya posisi indonesia
dengan meningkatnya volume perdagangan merupakan sebuah
potensi besar yang seharusnya mampu di dukung dengan kekuatan
maritim yang memadai. Ini merupakan sebuah realita jika sampai saat
ini indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi besar dalam
jalur perdangangan di asia maupun di dunia. Tentunya hal ini
membutuhkan strategi dalam menjaga keamanan dan perbatasan
indonesia melihat potensi besar yang dimiliki indonesia. Diplomasi
Indonesia akan lebih efektif jika didukung dengan kekuatan militer
yang handal dan memadai. Pasalnya kedepan konflik perbatasan yang
terjadi kian meningkat hal ini di sampaikan oleh Kasal  Laksamana 
TNI Marsetio.
Sebuah pemaduan unsur antara kekuatan militer dan diplomasi
guna mengamankan kepentingan nasional merupakan kepentingan
primer yang seharusnya mampu di sadari oleh berbagai pihak yang
berperan saat ini. Penggunaan kekuatan Angkatan Laut dalam masa
damai dan perang adalah praktik yang lumrah. Inilah yang dikenal
dengan istilah gun boat (diplomasi kapal perang) dan selanjutnya
muncul istilah naval diplomacy. Melihat hal ini keterbutuhan akan
teknologi pertahanan merupakan sesuatu yang dijadikan sebuah
prioritas melihat keterbutuhan kedepan yang sangat mendesak.
Tentunya kedepan indonesia harus meningkatkan kekuatan
pertahanan yang saat ini dimiliki, harapannya indonesia bukan hanya
menambahkan kuantitas Alusista sebagai penjaga pertahanan pertama,
namun mamapu meningkatkan kwalitas Alusista kedepannya. Dengan
upaya membangun industri pertahanan negara yang maksimal
harapannya ketergantungan terhadap asing dan hobi membeli
peralatanbekas kedepannya mampu diminimalisir.
Melihat keterbutuhan yang sangat medesak tentang Alusista,
angin segar pun datang dengan di tetapkannya Undang-undang
Industri Pertahanan Negara (IPH). Sebuah harapan besar dalam
bidang pertahanan diharapkan bukan hanya menjadi sebuah retorika
semata melainkan menjadi sebuah hal inplementatif yang mampu
menjadikan indonesia menjadi negara yang lebih bermartabat dalam
permasalan keamanan dan pertahanan. Melihat grafik APDN tentang
Alusista terlihat kian membaik dari yang sebelumnya 72,54 Triliun
pada tahun 2012 saat ini menjadi 77 triliun pada tahun 2013
harapannya anggaran ini mampu terserap semuanya untuk
meningkatkan Alusista Indonesia kedepannya. Walaupun secara kasat
mata anggaran indonesia cukup tinggi namun, jika kita bandingkan
dengan negara-negara tetangga yang mempunyai wilayah lebih kecil
ternyata indonesia memiliki anggaran jauh lebih kecil dari negara-
negara tersebut, menurut International Institute or Strategic
Studies (IISS), Singapura pada 2011 memiliki pengeluaran sebesar
US$9,66 miliar untuk belanja Alusista. Jumlah tersebut hampir dua
kali lipat ari negara tetangga lainnya seperti Thailand (US$5,52
miliar), (Malaysia (US$4,54 miliar), dan Vietnam (US$2,66 miliar).
Hal ini menunjukkan bahwa negara sekelas singapura menjadikan
Alusista sebagai sebuah priritas yang layak di perhatikan. Sebagai
negara kepulauan yang memiliki garis pantai 54.700 km, hal ini
menjadi evaluasi besar jika indonesia menjadikan pertahanan sebagai
prioritas kelas dua kedepannya.
Jika kita menegok tentang pertahanan laut indonesia saat ini kita
bisa melihat bahwa sampai saat ini indonesia hanya memiliki dua
kapal selam, terlebih lagi jika kita melihat bagaimana kondisi
pertahanan laut lainnya dari kapal-kapal yang dimiliki TNI AL saat
ini kurang lebih 148 kapal perang berbagai kelas dan jenis 2 kapal
layar tiang tinggi, kapal patroli yang panjangnya kurang dari 36 meter
yang biasa disebut KAL atau kapal angkatan laut yang berjumlah 317
unit. Kemudian dari beberapa kapal tersebut ternyata adalah kapal ex
Jerman dan kapal peninggalan perang dunia kedua. Tentunya melihat
tersebut kondisi kapal sudah di pastikan tidak dalam kondisi
maksimal.Disamping itu untuk memantau kondisi perairan indonesia
memiliki 15 stasiun yang di kendalikan oleh Bakormala (Badan
Kordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia), diantaranya Rescue
Coordinating Centre (RCC) yang terletak di Ttanjung Balai
Karimun, Maritime Rescue Coordinating Centre (MRCC) Batam,
RCC Natuna, RCC Sambas, GS Bangka Belitung, RCC Bali, RCC
Tarakan, RCC Kupang, MRCC Ambon, RCC Jayapura, RCC Tual,
RCC Merauke, (Ground Station) GS MRCC Bitung dan Puskodal
Jakarta. Dengan menggabungkan kekuaan pertahanan laut yang ada
dari segi peralatan tempur dan IT tentunya hal tersebut harus
senantiasa di tingkatkan untuk mendapatkan kekuatan pertahanan dan
keamanan laut yang kuat. Karena saat ini pertahanan dan keamanan
merupakan hal yang sangat mendesak untuk terus senantiasa di
tingkatkan.
Harapan besar dengan ditingkatkannya anggaran pertahanan
indonesia kedepan indonesia akan mampu meningkatkan kekuatan
pertahanan yang dimiliki saat ini. Hal tersebut tentunya akan menjadi
sebuah pendukung berbagai diplomasi yang terjadi pada wilayah
konflik antara indonesia dan negara sekitarnya. Dengan meningkatnya
kondisi pertahanan laut indonesia tentunya akan membuat indonesia
menjadi lebih bermartabat di mata negara tetangga.

2.3  Potensi dan Tantangan Riset Maritim


Luas lautan dibandingkan luas daratan di dunia mencapai kurang
lebih 70 berbanding 30, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi
negara-negara di dunia yang memiliki kepentingan laut untuk
memajukan maritimnya. Seiring perkembangan lingkungan strategis,
peran laut menjadi signifikan serta dominan dalam mengantar
kemajuan suatu negara. Alfred Thayer Mahan, seorang Perwira
Tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam bukunya “The
Influence of Sea Power upon History” mengemukakan teori
bahwa sea power merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan
kejayaan suatu negara, yang mana jika kekuatan-kekuatan laut
tersebut diberdayakan, maka akan meningkatkan kesejahteraan dan
keamanan suatu negara. Sebaliknya, jika kekuatan-kekuatan laut
tersebut diabaikan akan berakibat kerugian bagi suatu negara atau
bahkan meruntuhkan negara tersebut.
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan
dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini
bisa terlihat dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di
Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati
urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis
pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi
besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Data Food and Agriculture Organization di 2012, Indonesia
pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam
produksi perikanan di bawah China dan India. Selain itu, perairan
Indonesia menyimpan 70 persen potensi minyak karena terdapat
kurang lebih 40 cekungan minyak yang berada di perairan Indonesia.
Dari angka ini hanya sekitar 10 persen yang saat ini telah dieksplor
dan dimanfaatkan.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum
merasakan peran signifikan dari potensi maritim yang dimiliki yang
ditandai dengan belum dikelolanya potensi maritim Indonesia secara
maksimal. Dengan beragamnya potensi maritim Indonesia, antara lain
industri bioteknologi kelautan, perairan dalam (deep ocean water),
wisata bahari, energi kelautan, mineral laut, pelayaran, pertahanan,
serta industri maritim, sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar
bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3) disebutkan, bahwa bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Meskipun begitu
tidak dapat dipungkiri juga bahwa kekayaan alam khususnya laut di
Indonesia masih banyak yang dikuasai oleh pihak asing, dan tidak
sedikit yang sifatnya ilegal dan mementingkan kepentingan sendiri.
Dalam hal ini, peran Pemerintah (government will) dibutuhkan
untuk bisa menjaga dan mempertahankan serta mengolah kekayaan
dan potensi maritim di Indonesia. Untuk mengolah sumber daya alam
laut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM,
modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam
APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi bagi negara
dan juga bagi masyarakat. Sebagaimana halnya teori lain yang
dikemukakan oleh Alfred Thayer Mahan mengenai persyaratan yang
harus dipenuhi untuk membangun kekuatan maritim, yaitu posisi dan
kondisi geografi, luas wilayah, jumlah dan karakter penduduk, serta
yang paling penting adalah karakter pemerintahannya.
Selain perbaikan dan perhatian khusus yang diberikan dalam
bidang teknologi untuk mengelola sumber daya alam di laut
Indonesia, diperlukan juga sebuah pengembangan pelabuhan dan
transportasi laut untuk mendorong kegiatan maritim Indonesia
menjadi lebih modern dan mudah digunakan oleh masyarakat.
Diharapkan juga peran swasta untuk mendukung jalannya
pemberdayaan laut ini, supaya program-program ini tidak hanya
bergantung pada dana APBN saja.
Dari sisi pertahanan, penguasaan laut berarti mampu menjamin
penggunaan laut untuk kepentingan nasional dan mencegah lawan
menggunakan potensi laut yang kita miliki. Pemerintah perlu segera
menyelesaikan percepatan batas wilayah laut agar dapat memberikan
memberikan kepastian atas batas wilayah negara dan dapat
mempererat hubungan bilateral antara negara yang berbatasan, serta
mendorong kerja sama kedua negara yang berbatasan di berbagai
bidang termasuk dalam pengelolaan kawasan perbatasan, misal 
terkait pelayaran, kelautan dan perikanan.
Selain itu dengan adanya kepastian batas wilayah laut dapat
terpelihara kedaulatan suatu negara dan penegakkan hukum di
wilayah perairan. Seperti yang diketahui, Indonesia memiliki
perbatasan maritim dengan 10 (sepuluh) negara yaitu dengan India
(Landas Kontinen, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)), Thailand
(Landas Kontinen, ZEE), Malaysia (Laut Wilayah, ZEE, Landas
Kontinen), Singapura (Laut Wilayah), Vietnam (Landas Kontinen,
ZEE), Filipina (ZEE, Landas Kontinen), Palau (ZEE, Landas
Kontinen), Papua Nugini (ZEE , Landas Kontinen), Timor Leste
(Laut Wilayah, Landas Kontinen, ZEE) dan Australia (ZEE, Landas
Kontinen). Dari sejumlah perbatasan itu, Indonesia telah
menyelesaikan sebagian penetapan batas maritim dengan India
(Landas Kontinen), Thailand (Landas Kontinen), Malaysia (sebagian
Laut Wilayah, Landas Kontinen), Singapura (sebagian Laut Wilayah),
Vietnam (Landas Kontinen), Filipina (ZEE), Papua Nugini (ZEE,
Landas Kontinen) dan Australia (ZEE, Landas Kontinen).
Berbagai upaya lainnya perlu dilaksanakan untuk menuju
Indonesia sebagai poros maritim dunia, antara lain penyempurnaan
RUU Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung, penyelarasan
sistem pendidikan dan pelatihan kemaritiman, penguasaan kapasitas
industri pertahanan khususnya industri maritim, modernisasi armada
perikanan, penguatan armada pelayaran rakyat dan pelayaran
nasional, pemantapan pengelolaan pemanfaatan laut melalui penataan
ruang wilayah laut, peningkatan litbang kemaritiman, dan
diversifikasi sumber energi terbarukan di laut.
            Tantangan Riset Maritim
Sebagai negara kelautan, Indonesia tentu saja menyimpan
potensi sumber daya maritim yang besar, serta menjadi tantangan
tersendiri untuk mengelolanya.  Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan
Kebumian (IPK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
melihat, tantangan yang dihadapi pemerintah Indonesia saat ini dalam
mengelola sumber daya maritim adalah terkait batas maritim dan
kriminalitas kelautan.Batas maritim bisa dicermati dari beberapa batas
laut yang belum terselesaikan dengan beberapa negara dan contoh
kriminalitas kelautan bisa dilihat dari illegal fishing atau pencurian
ikan dan penangkapan ikan secara besar-besaran yang merusak
ekosistem laut.
Untuk menghadapi tantangan pengelolaan sumber daya maritim
ini, maka Indonesia perlu mempererat kerja sama dengan berbagai
negara untuk mencari solusi yang tepat. Indonesia harus semakin aktif
mengajak negara tetangga untuk kooperatif dan menghindari
perselisihan terkait batas teritori maupun permasalahan kelautan
lainnya.
 Di sisi lain, potensi maritim Indonesia juga terlihat dari potensi
ikan laut Indonesia yang mencapai 6,5 juta ton per tahun atau 7,2
persen dari total potensi di dunia. Awani Irewati, Peneliti Pusat
Penelitian Politik LIPI mencermati, besarnya potensi perikanan
Indonesia menarik nelayan negara lain untuk menangkap secara ilegal
di perairan Indonesia.
Berdasarkan data Food and Agriculture Organization  (FAO)
2014, jumlah pencurian ikan yang terjadi di Indonesia mencapai 11 –
26 juta ton yang nilainya sekitar 10-23 miliar dolar Amerika Serikat.
Fenomena eksploitasi ikan menyebabkan berkurangnya pasokan ikan
laut untuk kebutuhan nasional dan menyebabkan meningkatknya
kebutuhan impor.
Solusi untuk mengatasi permasalahan itu selain penegakan
hukum dari pemerintah Indonesia, juga harus ada kerja sama dengan
negara tetangga agar saling menjaga batas teritori masing-masing
supaya tidak aga pelanggaran pencurian ikan.
Terkait tantangan batas maritim, persoalan ini harus segera
diselesaikan. Sebab jika berlarut-larut, maka panjangnya proses
negosiasi penentuan batas maritim akan menghambat perencanaan
pengelolaan sumber daya kelautan.Kemudian, efek lanjutan yang
dihadapi akan berdampak pada aktivitas nelayan. Bila aktivitas
nelayan terganggu dan menurun akibat ketidakjelasan batas laut,
maka hasil tangkapan tentu terganggu dan berimbas pada ketersediaan
ikan nasional.
2.4  Riset Laut Ilegal
Potensi dan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa, wilayah
nusantara menjadi  surga riset ilegal kapal asing. Tujuannya tidak lain
adalah untuk kepentingan perusahaan, lembaga atau negara yang
ingin menguasai bumi khatulistiwa. Banyak data dan potensi sumber
daya alam dicuri karena ketidaktahuan dan ketidakpedulian bangsa
ini. Sejak era reformasi, survei dan pemetaan laut yang dilakukan
pihak asing semakin marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama
institusi pemerintah dengan pihak asing, sampai dengan yang jelas-
jelas ilegal alias tidak memiliki izin dari pemerintah
Indonesia.Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi
bocornya data negara yang seharusnya dirahasiakan.  Informasi
tentang medan laut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan
taktik dan strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah
Indonesia.Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama
internasional di bidang penelitian dan pengembangan, dengan adanya
PP (Peraturan Pemerintah) No  41 tahun 2006,  tentang perizinan
kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Peraturan pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan,
kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti
asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian.  Peraturan
tersebut harus dilaksanakan pemerintah untuk melindungi masyarakat,
bangsa dan negara dari kemungkinan kerugian yang ditimbulkan
penelitian pihak asing.Seluruh penelitian harus mendapat izin dari
lembaga penanggung jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologi,
melalui tim yang dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing
(TKPIPA). Tim ini merupakan pokja interdept yang anggotanya
terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan,
Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPT, serta kementerian lain yang
disesuaikan dengan misi riset.
Selain itu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia
juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementerian
Pertahanan. Karena kapal riset asing bukan sekadar lewat, tetapi
membawa data informasi kondisi laut Indonesia. Jika tidak berhati-
hati data laut Indonesia bisa berpindah tangan.
Namun, pemerintah sendiri tidak konsekuen menjalankan
peraturan tersebut. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya benturan
antar peraturan yang ada. Sebagai contoh, Undang-undang No 22
tahun 2001 yang mengatur tentang minyak dan gas. Aturan ini
memberikan peluang bagi pihak asing untuk melakukan kegiatan
survei dan pemetaan lepas pantai dengan cara mudah, yaitu cukup
memperoleh izin dari Dirjen Migas tanpa koordinasi dengan pihak-
pihak yang berkepentingan, seperti yang diatur peraturan sebelumnya.
Padahal, sudah sangat jelas bahwa penggunaan peneliti dan kapal
asing harus mendapat persetujuan Security Clearance dari pihak
Kementerian Pertahanan.
          Birokrasi yang rumit serta panjangnya waktu untuk proses
perizinan inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku
(mitra kerja dan lembaga penjamin di Indonesia) pemenang tender
mencari jalan pintas dengan cara mengambil celah-celah hukum agar
survei laut tetap “legal”, tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi,
karena bagi mereka yang dipikirkan adalah benefit yang harus
diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti menghemat waktu dan
biaya yang harus dikeluarkan.Perusahan penjamin PT.HIE misalnya,
mitra pelaksana kegiatan survei migas lepas pantai asing yang
beralamat di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan ini lebih senang
memuluskan kegiatan survei melalui perizinan dari Dirjen Migas
dibandingkan melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Padahal
untuk urusan survei laut yang menggunakan tenaga ahli asing dan
kapal asing diwajibkan mendapatkan pertimbangan dari tim yang
berada di bawah Kemenristek  sebelum akhirnya memperoleh
persetujuan Security Clearance dari Kemenhan.
          Lalu, benarkah proses perizinan di Direktorat Wilayah
Pertahanan Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang
dikeluhkan para agen pelaksana kegiatan? Seorang sumber yang tidak
mau disebutkan namanya mengatakan, untuk mengurus SC (Security
Clearance) di Kemhan hanya butuh waktu paling lama tiga hari jika
semua persyaratan seperti Diplomatic Clearance dari Kemenlu,
PKKA (Permohonan Keagenan Kapal Asing) dari Kemenhub,
kemudahan Khusus Bermukim (Dahsuskim) dari Imigrasi
Kemenhukham serta persetujuan dari Sekretariat Perizinan peneliti
Asing Kemenristek  telah lengkap.Bukti inilah yang menunjukkan
pihak  mana yang seharusnya diwaspadai melihat peluang  besar
bocornya informasi data laut Indonesia.Disebutkan sumber, bahwa
kapal-kapal seismik (kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu bersih
informasi dasar laut Indonesia. Datanya pun langsung dikirim via
satelit ke negara di mana perusahaan tersebut  memenangi
tender.Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Indonesia memegang
peranan penting dalam jalur perdagangan dunia. Semakin
meningkatnya ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia
menjadi incaran penguasaan negara asing, terutama negara yang
industrinya sangat tergantung pada minyak bumi dan transportasi
lautMeningkatnya kebutuhan minyak bumi dibuktikan dengan
semakin intensifnya survei seismik asing guna mencari wilayah-
wilayah baru potensi minyak dan gas di dasar laut Indonesia. Wilayah
nusantara  pun menjadi terbuka dari segala arah dan rentan terhadap
perkembangan lingkungan, baik global, regional maupun
nasional.Mengutip apa yang pernah ditulis oseanolog Prof Illahude,
keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia telah menjadi daya
tarik para peneliti asing dari berbagai negara. Hampir semua tipe
dasar topografi ditemukan di Indonesia, seperti continental shelves,
continental , insular slope, basin laut dalam, palung dan relung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Teknologi maritime di Indonesia mempunyai potensi besar
dalam jalur perdangangan di asia maupun di dunia. Tentunya hal ini
membutuhkan strategi dalam menjaga keamanan dan perbatasan 
indonesia melihat potensi besar yang dimiliki indonesia. Diplomasi
Indonesia akan lebih efektif jika didukung dengan kekuatan militer
yang handal dan memadai.
Pada dasarnya potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dan
memberi kontribusi positif bagi pembangunan bangsa sangat luar
biasa besarnya. Hal yang sangat disayangkan adalah ketidakmampuan
Indonesia memahami potensi laut Indonesa yang sangat besar sekali
dan metode serta teknis pengelolaan sumberdaya kelautan yang
berbasis teknologi sangat sulit diimplementasikan karena tingkat
penguasaan teknologi kelautan yang belum berkembang di Indonesia.
Penguasaan teknologi yang belum berkembang itu merupakan peran
masyarakat terdidik yang akan sangat diperlukan guna menemukan
dan memanfaatkan potensi-potensi yang belum dikelola dengan baik.

3.2 Saran
Penulismenyadaribahwadalampenyusunanmakalahinimasihbany
akkekurangan. Olehkarenaitu, Kami sangatmengaharapkankritikdan
saran daridosendanmahasiswauntukperbaikanmakalahini. Dan
semogamakalahinibermanfaatuntukmengetahuidalnmenambahwawasa
n yang lebihluasuntukkearahyanlebihbaik.

DAFTAR PUSTAKA
Anshoriy, Nasruddin. Negara Maritim Nusantara, Jejak Sejarah Yang Terhapus.  Yogyakarta; Tiara
Wacana, 2008.
http://www.perumperindo.co.id/publikasi/artikel/171-potensi-indonesia-sebagai-negara-maritim (22 April 2017)

https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/0202_Pemberantasan_Illegal_Fishing_resize (23 April 2017)


MAKALAH
LINGKUNGAN MARITIM

OLEH :
NAMA : RIMALA TUTI WAHYUNI KINDKASMAN
KELAS : F
NIM : J1A120354

 
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa. Atas berkat danrahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudulkan “LingkunganMaritim”.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap kita sebagai
mahasiswa dapatmengetahui dan memahami konsep
tentang lingkungan maritim serta menyadari perlunya
memanfaatkan serta mempertahankan lingkungan
maritimTerima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantumenyelesaikan makalah ini.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam
penulisanmakalah ini pasti masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik dalam segi isi
maupun penulisannya. Untuk itu, penulis mohon kritik dan sa
rannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kat
a semoga makalah ini dapat bermanfaat bagisemuanya
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan.....................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................


A. Ekosistem laut.........................................................................
B. Pemanfaatan Lingkungan maritim..........................................

BAB III. PENUTUP...............................................................................


A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
 
BAB I
A.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki
luaswilayah laut dan Zona Ekonomi Eksklusif berturut-turut
3,1 dan 2,7 juta km,dikarunia sumber daya pesisir dan lautan
yang sangat beragam dengan jumlah besar. Kondisi ekologis
eilayah laut Indonesia merupakan wilayah yang penuhdaya
tarik dan menantang dari sudut pengkajian berbagai ilmu
pengetahuan.Ekosistem laut Indonesia mengandung sejumlah
fenomena yang menarik untukdikaji dari berbagai dimensi
dan sudut pandang, baik dimensi fisik ekologis,maupun
dimensi yang berkaitan dengan masalah sosiobudaya,
termasukdidalamnya penggunaan teknologi dalam
pengelolaan dan pemanfaatanlingkungan laut.Sumberdaya
potensil bagi ekosistem laut Indonesia, baik sumber dayayang
dapat pulih (renewble resources), seperti perikanan tangkap,
perikanan budidaya pantai (tambak) dan marikultur,
mangrove, terumbu karang, padanglamun, dan rumput laut
pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal.Demikian
pula dengan sumberdaya yang tidak dapat pulih (urenewble
resources),seperti minyak dan gas bumi, dan mineral lainnya
serta jasa-jasa lingkungan(environmental service), yang
meliputi energi, kawasan rekreasi dan pariwisata,masih
banyak yang belum terjamah dan dimanfaatkan secara optimal
(Dahuri,1999 : 2).Belum termanfaatkannya secara optimal
dari segenap potensisumberdaya laut tersebut terkait erat
dengan masalah perkembangan teknologiyang dikuasai, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat maritim
sendiri.Pemanfaatan lingkungan alam laut sesungguhnya
merupakan serangkaian upayayang dilakukan oleh individu
maupun kelompok masyarakat denganmendayagunakan
sejumlah potensi yang terkandung di dalam lingkungan
lauttersebut untuk memenuhi sejumlah kebutuhan manusia.
Dalam upaya pemanfaatan lingkungan laut itu, teknologi
sebagai wujud dan fungsi kebudayaanmemegang peranan
yang sangat penting.
 
B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2.Bagaimanakah pembagian ekosistem laut ?
3.Apa-apa saja yang menyebabkan ekosistem laut menjadi
tercemar?
4.Bagaimana cara pemanfaatan lingkungan maritim?
C.Tujuan
1.Dapat mengetahui pengertian dari ekosistem
2.Dapat mengetahui pembagian dari ekosistem dilaut
3.Dapat mengetahui penyebab dari pencemaran laut
4.Dapat mengetahui cara memanfaatkan lingkungan maritim

BAB II
A.PEMBAHASAN

 
Ekosistem di Laut
Ekosistem adalah suatu sistemekologiyang terbentuk oleh
hubungantimbal balik tak terpisahkan antaramakhluk
hidupdengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruhantara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.Ekosistem merupakan penggabungan dari
setiap unit biosistemyangmelibatkan interaksi timbal balik
antara organismedan lingkungan fisik sehinggaaliran energi
menuju kepada suatu struktur  biotiktertentu dan terjadi
suatu siklusmateriantara organisme
dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semuaenergi
yang ada.Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan
oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama
A.G. Tansley pada tahun 1935, walaupun konsepitu bukan
merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-
an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep ya
ng berkaitan denganekosistem mulai terbit cukup menarik
dalam literatur-literatur  ekologidi Amerika,Eropa, dan Rusia
(Odum, 1993).
1.Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai
berikut :
a.Ekosistem adalah suatu unitekologiyang di dalamnya
terdapathubungan antarastruktur dan fungsi. Struktur yang
dimaksudkandalam definisi ekosistem tersebut adalah
berhubungan dengankeanekaragaman spesies (species
diversity). Ekosistem yangmempunyai struktur yang
kompleks, memilikikeanekaragamanspesiesyang tinggi.
Sedangkan istilah fungsidalam definisi ekosistemmenurut
A.G. Tansley berhubungan dengansiklus
materidanarusenergimelalui komponen komponen ekosistem.
 
 b.Ekosistem atau sistem ekologiadalah merupakan pertukaran
bahan- bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang
tak hidup di dalamsuatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan
berlangsungnya pertukaranmateri dan transformasi energiyang
sepenuhnya berlangsung diantara berbagai komponen dalam
sistem itu sendiri atau dengan sistem laindi luarnya.c.
 
c. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-
unsur  lingkungan hidupdan kehidupan (biotik maupun
abiotik) secara utuh dan menyeluruh,yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan
yanglainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman
jenisdalam suatukomunitas dengan lingkungannya yang
berfungsi sebagai suatu satuaninteraksi kehidupan dalam alam
(Dephut, 1997).d.
 
d.Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di
dalamnyaterdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang
dipertimbangkansebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga
semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklusmateri dan
aliran energi(Woodbury, 1954dalam Setiadi, 1983).e.
 
e.Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalamekologiyang
didalamnya tercakup organisme dan lingkungannya
(lingkungan biotikdan abiotik)dan di antara keduanya saling
memengaruhi (Odum,1993). Ekosistem dikatakan sebagai
suatu unit fungsional dasar dalamekologikarena merupakan
satuan terkecil yang memiliki komponensecara lengkap,
memiliki relung ekologisecara lengkap, serta
terdapat proses ekologisecara lengkap, sehingga di dalam unit
ini siklusmateridan arus energiterjadi sesuai dengan kondisi
ekosistemnya.

  2. Pembagian Zona Ekosistem Dilaut

Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem


laut dibedakan menjadi zona litoral,neritik,dan oseanik.
Secara vertikal kedalaman kedalaman dibedakan menjadi
epipelagik,mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagic, dan
handal pelagik.

 Zona litoral/ekosistem perairan dangkal


Komunitas yang ada hanya konsumen dan pengurai,
tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya
matahari tidak dapat sampai kepermukaan. Makanan
konsumen berasal dari plankton yang melakukan
fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Jadi,didalam laut
ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. Karena gerakan
air dalam pantai ketengah laut pada lapis atas.

 Zona netirik

Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal terletak


disepanjang pantai pada saat air pasang. Luas
wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak
terpengaruh sungai besar atau terletak diantara dinding
batu yang terjal atau curam. Komunitas di dalam
umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan
ganggang dan atau rerumputan.

Jenis ekosistem pantai pasir dangkal ada tiga yaitu:

 Ekosistem terumbu karang


 Ekosistem pantai batu
 Ekosistem pantai lumpur
 Zona oseanik

Zona oseanik merupakan wilayah ekosistem laut


lepas kedalamannya tidak dapat di tembus cahaya
matahari sampai kedasar, sehingga bagian dasarnya
paling gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak
dapat bercampur dengan air di bawahnya, karena ada
perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu
disebut daerh termoklin, daerah yang banyak iklannya.

 Pembagian zona ekosistem laut berdasarkan intensitas


cahaya
1. Zona fotik

Wilayah perairan laut yang dapat ditembus sinar


matahari, kedalamannya hingga mencapai kurang lebih
200 m. Beragam jenis biota hidup di zona ini seperti
terumbu karang, ikan, rumput laut, dan lainnya.

2. Zona twilight(Disphotic zone)


Wilayah titik remang-remang yang minim cahaya
sehingga produsen kurang, sebab mereka tidak bias
melakukan aktifitas fotosintesis. Kedalamannya antara
200 sampai 2000 meter. Contoh hewan laut yang hidup
di zona ini di antaranya ikan paus, hiu, dan gurita.

3. Zona Afotik(aphotic zone)

Wilayah dimana tidak ada sedikit pun cahaya matahari


yang menembus kedalaman lautan. Zonza ini disebut
dalam dan biota yang hidupdisini adalah biota-biota
unik seperti biota yang memiliki kemampuan
menghasilkan cahaya sendiri atau sering disebut
bioluminescene. pendaran cahaya tersebut di hasilkan
dari zat kimia tertentu yang di produksi oleh makhluk
tersebut.

 Pembagian zona ekosistem laut berdasarkan kedalaman

1.Zona Litoral(Wilayah Pasang Surut)

Zona litoral adalah wilayah laut yang dapat tergenang oleh air
apabila kondisi laut sedang mangalami pasang. Namun ketika
air laut surut, maka wilayah atau zonz litoral ini berubah
menjadi pantai. Maka dari itu mengapa wilah ini disebut
sebagai zona pasang surut. Pengaruh suhu udara beserta sinar
matahari yang terdapat pada zona ini sangatlah kuat. Zona
litoral menjadi habitat bagi beberapa spesies laut, yakni
berupa binatang maupun tumbuh-tumbuhan seperti bintang
laut, udang,kepiting ,cacing beserta bentos. Zona litoral ini
juga disebut sebagai jalur pasang, yakni bagian cekungan
lautan yang terletak diantara iar pasang dan juga air surut.
Zona litoral sering disebut juga sebagai pesisir pantai yang
terdiri dari pasir pantai dan pecahan rumah-rumah karang.

2. Zona Neritik( Wilayah Laut Dangkal)

Zona neritik ini disebut juga sebagai wilayah laut dangkal.


Disebut wilayah laut dangkal, karena wilayah ini mempunyai
hanya antara 50 hingga 200 meter. Zona neritik ini adalah
wilayah pearairan dangkal yang letaknya dekat dengan pantai.
Kawasan zona neritik ini merupakan zona tang dapat
ditembus sinar matahari dengan sangat baik . Karena
tertembus oleh sinsr matahari dengan sangat baik,maka zonz
neritik ini dijadikan sebagai habitat yang sangat cocok bagi
berbagai jenis spesies laut, seperti ubur-ubur, fitoplankton,
zooplankton, rumput laut dan sebagainya. Zona neritik ini
juga merupakan tempat dimana banyak jenis ikan yang
ditangkap oleh nelayan. Beberapa faktor yang mennyebabkan
banyak ikan di zona ini antara lain adalah:

 Perairannya banyak mengandung oksigen


 Banyak terdapat plankton-plankton yang mengapung
di permukaan air
 Banyak mendapat sinar matahari.

3. Zona bathial( Wilayah Laut Dalam)

Zona bathial juga biasa disebut zona laut dalam. Disebut


sebagai zona laut dalam karena wilayah zona ini mempunyai
kedalaman antara 200 hingga 2000 meter. Karena
kedalamannya yang semakin dalam,maka wilayah laut ini
tidak dapat ditembus oleh sinar matahari. Oleh karena tidak
dapat ditembus oleh sinar matahari, maka zona bathial ini
tidak banyak dihuni oleh spesies binatang maupun tumbuhan
sehingga tidak seramai zona netirik. Jenis spesies tumbuhan
sudah sangat jarang ditemukan di zona ini, namun spesies
binatang laut(baik ikan maupun non ikan) masih lumayan
banyak.

4. Zona abisal( Wilayah Laut Sangat Dalam)

Zona abisal ini merupakan wilayah yang paling dalam dan


sangat gelap. Oleh karena merupakan wilayah laut yang
paling dalam maka wilayah ini mempunyai kedalaman lebih
dari 200 meter. Karena sangat dalam ,maka wilayah ini tidak
mendapatkan penyinaran matahari sama sekali sehingga
membuat wilayah ini sangat dingin karena mempunyai suhu
yang sangat rendah. Karena letaknya yang sangat dalam maka
sangat sulit ditemui oksigen di zona ini.selain itu, spesies
binatang yang dapat hidup di zona ini antara lain adalah
angler fish. Angler fish merupakan jenis ikan yang dapat
menghasilkan udara sendiri untuk dapat berkomunikasi.
Selain itu, zona ini juga mempunyai tekanan air yang sangat
besar.

D.Pencemaran Laut

Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masuknya


material pencemar seperti partikel kimia,limbah
industri,limbah pertanian dan perumahan,kedalam laut yang
bisa merusak lingkungan laut.Material berbahaya tersebut
memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan.
Salah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal yang dapat
mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara.

Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu


kehidupan organisme perairan,dan air dari ballast tank yang
bisa mempengaruhi suhu air sehingga mengganggu
kenyamanan organisme yang hidup didalam air.

  
3.Komunitas di dalam ekosistem air laut
Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat
dibedakan menjadi 4, yaitu:
Produsen, terdiri dari fitoplankton dan ganggang
lautlainnya
Konsumen, terdiri dari berbagai jenis hewan.Hampirsemua
filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.
Zooplankton, terdiri atas bakteri dan hewan
hewan pemakan bangkai atau sampahPada ekosistem laut
dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakandaerah
gelap sepanjang masa. Di daerah tersebut tidak berlangsung
kegiatanfotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga
yang ditemukan hanya konsumendan dekompos
saja.Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang
tidak lengkap.

B.Pemanfaatan Lingkungan Maritim


Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa pemanfaatan
sumber daya pesisir dan pemanfaatan lingkungan alam
tersebut, memiliki makna yang sangatstrategis karena dengan
itu, masyarakat nelayan memenuhi kebutuhanekonominya, di
samping kebutuhan sosial, budaya dan biologis lainnya.
Haltersebut memang sesuai dengan prinsip alamai
yang dimiliki oleh manusia, yaknidi samping rangsangan dan
dorongan untuk memanfaatkan lingkungan alamsebesar-
besarnya guna memenuhi sejumlah kebutuhan, baik
kebutuhan dasar(biologis) maupun kebutuhan psikologis dan
kebutuhan sosial.Akan tetapi, lebih dari itu, disamping
memanfaatkan lingkungan alam lautuntuk memenuhi
sejumlah kebutuhannya, masyarakat nelayan bagang rambo
diBarru juga memiliki seperangkat tatanan (norma dan
nilai) yang mengarahkan  mereka untuk tetap menjadi bagian
dari lingkungan yang lestari. Fenomenaempirik yang dapat
dijadikan acuan atas pembenaran dari fakta ini
adalahdilakukannya sejumlah kegiatan ritual yang bermakna
mewujudkan hubunganharmonis antara mereka dengan
lingkungannya. Juga telah disepakatinyasejumlah nilai yang
menganggap perbuatan negatif dan pemberian sanksi
sosialsegala hal yang merupakan tindakan destruktif bagi
tindakan yang merusaklingkungan seperti penggunaan bom
dan sejenisnya untuk kegiatan penangkapan.Dengan
demikian, nelayan yang memainkan posisi sebagai
antroposentris bagilingkungan telah memainkan peran ganda,
yakni di smaping sebagai pegnambilmanfaat dari lingkungan,
juga telah memposisikan diri sebagai pemeliharalingkungan,
sehingga tercipta keserasian yang harmonis antara lingkungan
di satu pihak dengan masyarakat nelayan itu sendiri pada
pihak lain.
Dalam rangka memanfaatkan lingkungan laut,
masyarakat nelayanmengembangkan seperangkat kebudayaan
dalam bentuk idea, gagasan, aktivitasatau tindakan, serta
teknologi yang berupa materi dan cara-cara atau
strategitertentu sebagai wujud dari penerapan ilmu
pengetahuan yang mereka miliki (AbuHamid, 1996).
Elaborasi konsep teknologi dalam konteks ini mengacu
pada pemahaman operasional bahwa teknologi, khususnya
teknologi penangkapan danteknologi transfortasi laut harus
dipahami dengan penekanan pada bagaimanaaggota
masyarakat memberi tanggapan dan harapan serta bagaimana
mekanisme pemanfaatannya (Abu Hamid, 1986 : 8).
Secara empirik, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat
nelayanadalah bagian dari kelompok masyarakat yang
memanfaatkan lingkungan alamlaut untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, sejak beberapa dasawarsa
yanglaluhingga saat ini mengalami dinamikanya sendiri
sebagai suatu proses menujuterciptanya sebuah perubahan,
baik perubahan yang bersifat microsopic maupun perubahan
yang bersifat macrosopic.

 
Beberapa masalah pencemaran di laut yaitu:
1)Pencemaran MinyakSaat ini industri minyak dunia telah
berkembang pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang
mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak
bisadielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah
dalam jumlah besar tiap tahun.Apabila terjadi pencemaran
minyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyakmengapung
diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan
terbawa ke pantai.Pencemaran minyak mempunyai pengaruh
luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup
disuatu daerah.Minyak yang mengapung berbahaya
bagikehidupan burung laut yang suka berenang diatas
permukaan air. Tubuh burung akantertutup minyak sehingga
untuk membersihkannya, mereka menjilatinya.
Akibatnyamereka banyak minum minyak dan mencemari diri
sendiri.Selain itu, mangrove dandaerah air payau juga rusak.
Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan
segeramenghancurkan ikatan organik minyak, sehingga
banyak daerah pantai yang terkenaceceran minyak secara
berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.
2)Pencemaran logam berat
Logam-logam berat yang masuk kedalam tubuh hewan
umumnya tidakdikeluarkan lagi dari tubuh mereka.Karena itu
logam-logam cenderung untukmenumpuk di dalam tubuhnya.
Sebagi akibatnya logam-logam tersebut akan terus berada di
sepanjang rantai makan. Hal ini disebabkan oleh karena
predator pada satutrofik level makan mangsa mereka dari
trofik yang lebih rendah yang telah tercemar(ikan dimakan
oleh manusia). Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi
logam berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang
letaknya lebih tinggi didalamtropik level.Jadi predator tingkat
tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyakmenumpuk
logam berat.
Contoh pencemaran logam berat :
“Minamata Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg
(merkuri). Menyebabkan kelemahan otot, kehilangan
penglihatan, ketidakseimbangan fungsiotot dan kelumpuhan.
Selain itu juga meracuni janin dan merusak sistem syaraf
pusat.
 
“Itai-itai Disease” yang disebabkan oleh logam Cd.
Menyebabkan nyeri/ngilu
  pada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi,
ketidakseimbangan internal sekresi, penuaan, dan kekurangan
kalsium. Perkembangan dan reproduksi;
menyebabkanterjadinya perubahan morfologi; merubah
tingkah laku organisme.
3)Sampah
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang
kelaut melalui sistemdaerah aliran sungai (DAS).Sampah-
sampah ini kemungkinan mengandung logam berat
dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya
mereka kaya akan bahan-bahanorganik, sehingga akan
memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu
daerahyang tercemar yang membuat kondisi lingkungan
menjadi lebih baik bagi pertumbuhanmikroorganisme.
Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin
menipisnyakandungan oksigen khususnya pada daerah
estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu.
Pada keadaanyang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada
didaerah itu akan berkurang secara drastisdan dapat
mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen.
Sehinggamikrofauna yang dapat hidup hanya dari golongan
cacing.Jenis-jenis sampahkebanyakan termasuk golongan
yang mudah hancur dengan cepat,
sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan s
uatu masalah besar diperairan terbuka.
4) PestisidaKerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah
bersifat akumulatif. Merekasengaja ditebarkan ke dalam suatu
lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hamatanaman
atau organisme-organisme lain yang tidak diingini. Beberapa
pestisida yangdipakai kebanyakan berasal dari suatu grup
bahan kimia yang disebut Organochloride,misalnya
DDT.Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai
ikatan molekulyang sangat kuat dimana molekul-molekul ini
kemungkinan dapat bertahan di alamsampai beberapa tahun
sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat
berbahayakarena dengan digunakannya golongan ini secara
terus menerus akan membuat merekamenumpuk di
lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak
dapat
 
ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme hidup didaerah
tersebut. Beberapaorganisme air termasuk ikan dan udang
ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.
5)Limbah Industri Dan DomesticLimbah adalah limbah cair
yang berasal dari masyarakat urban, termasuk didalamnya
limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke
sistem
saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestik m
engandung sampah padat(berupa tinja, dan cair yang berasal
dari rumah tangga.

a. Dampak dari limbah industri


Dengan terdapatnya berbagai jenis kegiatan industri berserta
produknya, maka limbah yang terbentuk pun akan bervariasi
sesuai dengan jenis industri dan bahan baku yang digunakan.
Logam Pb(Timbal) dan Hg(Merkuri) yang merupakan jenis
bahan pencemar laut, selain dapat menurunkan kualitas dan
produktivitas perairan laut, juga dapat menimbulkan
keracunan, karena unsur Hg dan Pb merupakan unsur logam
berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia
apabila terakumulasi pada organisme perairan yang dimakan
manusia.

Limbah indusri lainnya yang umumnya terbuang kebadan


sungai dan dialirkan kelaut atau yang lansung terbuang kelaut
akan terakumulasi. Dalam jumlah tertentu yang melebihi
kapasitas daya asimilatif perairan,bahan pencemar ini akan
menjadi sludge yang menimbulkan bau busuk. Kandungan
kimia sludge dapat menurunkan DO dan BOD serta
meningkatkan COD. Disamping itu sludge mengeluarkan pula
bahan beracun berbahaya seperti sulfide, feno,Cr
(Heksavalen), Pb(Timbal), dan Cd(Cadmium) yang dapat
terakumulasi dalam organism perairan tertentu dan secara
tidak lansung merupakan ancaman bagi kehidupan manusia.
Untuk itu limbah industri harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang kebadan sungai.

 b.Dampak dari limbah domestic

Limbah domestik berupa limbah rumah tangga dan kotoran


manusia yang terbuang keperairan apabila melebihi
kemampuan asimilasi perairan sungai dan terbawa kelaut
dapat mencemari perairan dan menimbulkan penyuburan
berlebihan (eutrofikasi). Gejala ini akan menyebabkan
menurunnya kadar okesigen terlarut akibat meledaknya
populasi organism tertentusehingga dapat menimbulakn
kematian beberapa organism perairan. Nybakken(1992)
mengemukakan bahwa pada kondisi perairan yang mengalami
“eutrofikasi”, organisme makro-zoobenthos yang menjadi
indikator lingkungan jarang sekali ditemukan. Sedangkan
kadr NH3 perairan meningkat dan pH-nya menjadi
rendah(asam). Keadaan ini menunjukan kondisi perairan yng
tidak stabildimana terjadi penurunan kualitas perairan
sehingga organism laut akan mati atau tidak dapat
melangsungkan aktifitas hidupnya untuk proses pertumbuhan
dan perkembangbiakan

Anda mungkin juga menyukai