Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANALISIS SWOT

Disusun Oleh :

Nama: Henry March Nugraha B


NIM : 201901137

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN WIDYA NUSANTARA


PALU TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
pertolongan dan pimpinan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Manajemen Keperawatan yang berjudul “Analisis Swot”, tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan
dan saya menerima dengan baik semua saran dan kritikan demi perbaikan
penulisan makalah ini.
Kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan dibidang
pendidikan khususnya di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya
Nusantara Palu.

Palu, 05 Oktober 2020

Henry March Nugraha Baligau

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i


KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................5
C. Tujuan Penulisan..............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis SWOT...............................................................6
B. Ruang Lingkup dan Tujuan..............................................................6
C. Faktor-Faktor Analisis SWOT........................................................11
D. Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT....................................12
E. Metode Survey................................................................................15
F. Langkah-Langkah Penerapan Analisis SWOT...............................17
BAB III Penutup
A. Kesimpulan.....................................................................................19
B. Saran ..............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats) telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai
aplikasi alat Bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-
program baru di lembaga pendidikan kejuruan.
Proses penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki
adanya suatu survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses
(kelemahan) program, serta survei eksternal atas opportunities (ancaman)
dan threats (peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal yang
terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan
pengembangan kurikulum lembaga pendidikan. 
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti
pada sebuah lembaga pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke
duapuluh, lembaga-lembaga ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan
bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-perubahan
baru. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari
ekonomi yang berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah
menimbulkan dampak yang signifikan terhadap permintaan atas program
baru.
Para administrator atau pengelola sekolah kejuruan harus berperan
sebagai penggagas atau inovator dalam merancang masa depan lembaga
yang mereka kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif harus
dikembangkan untuk memastikan bahwa lembaga pendidikan akan
melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
mendatang khusunya pada abad 21 dan setelahnya. Untuk melakukan hal
ini, antara lain dibutuhkan sebuah pengujian mengenai bukan saja
lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri tetapi juga lingkungan
eksternalnya (Brodhead, 1991). 

4
B. Rumusan Masalah
Untuk mencapai suatu kesuksesan tidak begitu mudah tetapi
tentunya melalui proses yang optimal, seperti halnya di dalam mengelola
surat kabar pada suatu bisnis, faktor yang mempengaruhi analisis SWOT,
di antaranya faktor internal dan faktor eksternal. Dari beberapa faktor
tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengetahui tentang Analisis SWOT.
Masalah tersebut cukup menarik untuk di teliti, dengan ilmu pengetahuan
yang dimiliki penulis. Sesuai dengan tugas yang diberikan, maka penulis
akan membatasi pada pokok masalah, yaitu “Analisis SWOT dalam
memanajemen surat kabar”.
C. Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulisan makalah Analisis SWOT dalam
Manajemen surat kabar ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Proses Perencanaan Strategi Mutu.
2. Untuk mengetahui lebih dalam masalah lingkungan eksternal dan
internal
3. Untuk mengetahiu sejauh mana ancaman yang dihadapi oleh suatu
lembaga pers baik ancaman dari lembaga itu sendiri maupun dari luar
lembaga
4. Untuk mengetahui secara detail tentang Analisis SWOT

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan
terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan
sebuah ancaman baru.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek
riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an
dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Demikian seperti yang SerbaSeru.Com kutip dari laman Wikipedia
Indonesia.
B. Ruang Lingkup dan Tujuan
Lingkungan organisasi pendidikan selalu berubah dari tahun ke
tahun. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah alam fisik, tumbuh-
tumbuhan, binatang dan manusia dengan kebudayaannya. Di antara jenis

6
lingkungan yang paling pesat berkembang adalah manusia dengan
kebudayaannya. Perkembangan jenis lingkungan inilah terutama yang
memberi tantangan bagi para manajer lembaga pendidikan dalam
mengubah struktur organisasi. Perubahan lingkungan pendidikan
indonesia yang menonjol ialah :
1) Perubahan ilmu dan teknologi dunia, 
2) perkembangan kehidupan dan cara hidup masyarakat, 
3) penyempurnaan pelaksanaan pendidikan, 
4) peningkatan pendidikan afeksi untuk mengimbangi perkembangan
kognisi dan, 
5) pembinaan generasi penerus agar mampu meneruskan pembangunan. 
Para manajer pendidikan harus responsif terhadap perubahan-
perubahan itu dan berusaha menjawab tantangan-tantangan itu dengan cara
mengubah atau menyesuaikan struktur organisasinya, membentuk struktur
baru yang cocok untuk peningkatan pendidikan yang lebih tepat dengan
tuntutan zaman.
Demikian tak terkecuali bagi pondok pesantren yang merupakan
lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia juga mempunyai tanggung
jawab terhadap perubahan dan rekayasa sosial. Karena memiliki model
pendidikan dan cara belajar santri, pesantren selayaknya menjadi lembaga
tafaqquh fiddin dalam arti luas bukan hanya dimaknai menjadi lembaga
pendidikan fiqih. Dalam kaitannya dengan respon keilmuan pesantren
terhadap dinamika modernitas, terdapat dua hal penting yang harus
diperhatikan. Dimana keduanya merupakan upaya kultural keilmuan
pesantren, sehingga keilmuan pesantren tetap menemukan relevansinya
dengan perkembangan kontemporer. Penentuan arah pengembangan suatu
lembaga sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Lingkungan internal adalah suatu kekuatan yang berada di luar
lembaga dimana lembaga tidak mempunyai pengaruh sama sekali
terhadapnya sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan
ini akan mempengaruhi kinerja lembaga. 

7
Sedangkan lingkungan eksternal adalah lebih pada analisa intern
lembaga dalam rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dari tiap-tiap unit kerja.Ada dua faktor yang membuat analisa
lingkungan menjadi suatu analisa penting dalam pengembangan sebuah
lembaga terutama lembaga pendidikan. Yang pertama organisasi atau
lembaga tidak berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian dari
lingkungannya dan lingkungan itu sendiri selalu berubah setiap saat dan
yang kedua pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan komplek dapat
mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah lembaga.
Dalam melakukan analisa eksternal, perusahaan menggali dan
mengidentifikasikan semua opportunity (peluang) yang berkembang dan
menjadi trend pada saat itu serta treath (ancaman) dari para pesaing.
Sedangkan analisa internal lebih menfokuskan pada identifikasi strength
(kekuatan) dan weakness (kelemahan) dari perusahaan. Telaah lingkungan
internal (PLI) adalah mencermati (scanning) kekuatan dan kelemahan di
lingkungan internal organisasi sendiri yang dapat dikelola manajemen
meliputi antara lain: 
a. Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.
b. Sistem organisasi dalam mencapai efektifitas organisasi termasuk
efektivitas komunikasi internal.
c. Sumber daya manusia, Sumber daya alam, tenaga terampil dalam
tingkat pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas
sumber daya manusianya.
d. Biaya operasional berikut sumber dananya.
e. Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses
kinerja/misi organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial
dapat muncul di lingkungan internal organisasi seperti teknologi yang
telah digunakan sampai saat ini.
Telaah Lingkungan Eksternal (PLE) adalah mencermati (scanning)
peluang dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri

8
(yang tidak dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang
dapat dikelompokkan dalam bidang/aspek.
a. Task Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi
organisasi seperti: Klien, Konsumen, Stakeholder, pesan Pelanggan.
b. Societal Envirnment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen
penting seperti Ekonomi, Teknologi, Sosial Budaya, Politik.
1) Economic Environment, merupakan suatu kerawanan bagi
kebanyakan organisasi, dan analisisnya paling sulit dilakukan,
karena menyangkut ekonomi tingkat nasional. Misalnya, masalah
keuangan negara, tingkat inflasi, suku bunga, dan sebagainya.
2) Technological Environment, merupakan hal yang tidak kalah
pentingnya dibandingkan dengan economic environment.
Kemajuan teknologi yang dapat sangat pesat pada saat ini
menuntut organisasi untuk selalu mengikuti perubahan teknologi
ini agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
3) Social Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan
organisasi karena menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai
budaya (social attitude and values). Transparasi/keterbukaan
merupakan suatu tuntutan baru, terutama terhadap pemerintahan,
sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan adanya
tuntutan akan peningkatan ”quality of life”yang semakin gencar.
4) Political Environment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan bidang kegiatan organisasi, misalnya
kebijakan perpajakan moneter, perizinan, yang mempunyai
dampak jangka panjang pada efektivitas organisasi. Hal ini akan
terasa pada organisasi yang bidang kegiatannya telah diatur oleh
pemerintah (termasuk administrasi dan organisasi publik sebagai
aparat pemerintah), karena organissasi organisasi ini akan
tergantung pada kehidupan politik pemerintah. Dari analisa
lingkungan internal dan eksternal inilah akan menghasilkan isu-isu
strategik dalam suatu organisasi atau lembaga.

9
Disamping itu dari identifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan
dan kendala tersebut akan diambil langkah-langkah strategis yang
diperlukan untuk kemajuan dan berkembangnya organisasi atau lembaga.
Hampir semua lembaga maupun pengamat bisnis dalam
pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Hal tersebut di
lakukan oleh semua lembaga maupun pengamat bisnis, untuk mengkaji
kekuatan dan kelemahannya pada lembaga tersebut, sebelum menentukan
tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan, yang merupakan
konsekuensi logis yang perlu di tempuh perusahaan agar supaya lancar
didalam operasionalnya.
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada
sebuah lembaga pendidikan. Selama dekade terkhir abad ke dua puluh,
lembaga-lembaga ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya
hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Perubahan
masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang
berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak
yang signifikan terhadap permintaan atas program baru pendidikan
kejuruan yang ditawarkan (Martin, 1989).
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats)
telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun
demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi
alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru
di lembaga pendidikan. Proses penggunaan manajemen analisis SWOT
menghendaki adanya suatu survei internal tentang Strengths (kekuatan)
dan Weaknesses (klemahan) program, serta survei eksternal atas
Opportunities (ancaman) dan Thterats (peluang/kesempatan) .Pengujian
eksternal dan internal yang struktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia
perencanaan dan pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.
Para pendidik harus berperan sebagai penggagas atau innovator
dalam merancang masa depan lembaga yang mereka kelola. Strategi-
strategi baru yang inovatif harus dikembangkan harus memastika bahwa

10
lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat mendatang khususnya pada abad 21 dan setelahnya.
Untuk melakukan hal ini, antara lain dibutuhkan sebuah pengujian
mengenai bukan saja lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri tetapi
juga lingkungan eksternalnya (Brodhead,1991). Analisis kekuatan,
kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman atau SWOT (juga di kenal
sebagai analisis TWOS dalam beberapa buku manajemen), menyediakan
sebuah kerangka pemikiran untuk para administrator pendidikan dalam
memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan dalam
masyarakat.
Meskipun sebenarnya analisa ini banyak di tujukan untuk
penerapan dalam bisnis, ide penggunaan perangkat ini dalam bidang
pendidikan bukanlah hal yang sama sekali baru. Sebagai contoh, Gorski
(1991) menyatakan pendekatan ini untuk meningkatkan minat dalam
masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan.
Perangkat manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang industri
sering kali bisa diolah untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, karena
adanya kemiripan yang fundamental dalam tugas-tugas administraitf.
SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga
bisa digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-
kebijakan untuk pengelolaan pegawai administrasi (administrator).
Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai akhir, artinya akan selalu
berubah sesuai dengan tuntutan jaman.
C. Faktor-Faktor Analisis SWOT
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat
dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang

11
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di
masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari
luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya
kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar.
Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis
itu sendiri.
Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel
matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian
dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan
Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa
melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih
merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan
ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk
melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan
(Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat),
maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin
salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau
melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat.
D. Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT
Walaupun terdapat beberapa metode penentuan faktor SWOT,
secara umum terdapat keseragaman bahwa penentuan tersebut akan
tergantung dari faktor lingkungan yang berada di luar institusi. Faktor
lingkungan eksternal mendapatkan prioritas lebih dalam penentuan strategi
karena pada umumnya faktor-faktor ini berada di luar kendali institusi
(exogen) sementara faktor internal merupakan faktor-faktor yang lebih
bisa dikendalikan.

12
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan-kelemahan peluang dan
ancaman :
a. Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan adalah faktor internal yang ada
di dalam institusi yang bisa digunakan untuk menggerakkan institusi
ke depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive competence) hanya
akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila
kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya
apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di
sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang dan
institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan
harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi
dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus
dipaksa untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak
terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas. Hal-hal
yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga
sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus
dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang
tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
b. Peluang dan Ancaman. Peluang adalah faktor yang di dapatkan
denganmembandingkan analisa internal yang dilakukan di suatu
institusi (strenghth danweakness) dengan analisa internal dari
kompetitor lain. Sebagaimana kekuatanpeluang juga harus diranking
berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang harus
dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang dapatdikatagorikan
dalam tiga tingkatan :
1) Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan
peluangpencapaiannya juga kecil.
2) Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar
namunpeluang pencapaian kecil atau sebaliknya.

13
3) Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta
peluangtercapaianya besar.
c. Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend
perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga
bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (serousness) dan
kemungkinan terjadinya (probability of occurance). Sehingga dapat
dikatagorikan :
1) Ancaman utama (major threats), adalah ancaman yang
kemungkinanterjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk
ancaman utama ini,diperlukan beberapa contingency planning yang
harus dilakukan institusiuntuk mengantisipasi.
2) Ancaman tidak utama (minor threats), adalah ancaman yang
dampaknyakecil dan kemungkinan terjadinya kecil.
3) Ancaman moderate, berupa kombinasi tingkat keparahan yang
tingginamun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Sehingga dari kacamata analisa lingkungan eksternal dapat dijelaskan
bahwa :
1) Suatu institusi dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki
majoropportunity yang besar dan major threats yang kecil.
2) Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity
danthreats pada saat yang sama.
3)  Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan
threat.
4) Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity
dan highthreats.
Tujuan penetapan visi antara lain adalah :
1) mencerminkan apa yang akan dicapai
2) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas
3) menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategic
4) memiliki orientasi terhadap masa depan.

14
Meskipun sifatnya adalah impian, visi harus memenuhi kriteria di
antaranya adalah :
a) Dapat dibayangkan oleh seluruh anggota organisasi
b) Mengandung nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi
c) Memungkinkan untuk dicapai
d) Terfokus pada efisiensi, efektivitas dan ekonomis
e) Berwawasan jangka panjang tetapi tidak mengabaikan
perkembangan zaman
f) Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh anggota
organisasi.
Dari visi akan dituangkan cara yang digunakan institusi dalam
mencapai visi. Secara konseptual cara tersebut akan tertuang dalam misi
dan secara aplikatif akan terlihat dalam strategi.
E. Metode Survey
Untuk mendapatkan informasi dari berbagai narasumber melalui
analisis SWOT di atas digunakan metode survey dengan frame sample
pihak-pihak (stakeholders) yang bisa memberikan penilaian aspek internal
dan eksternal yang mempengaruhi kinerja suatu institusi atau lembaga.
Untuk itu, dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan
gambaran awal dari peta permasalahan yang ada di institusi. FGD
harus dilakukan dengankomprehensif artinya melibatkan seluruh
stakeholders sehingga peta yang terbentuk telah mewakili seluruh
kepentingan stakeholders. Karena sifatnya yang bersumber dari
informasi kualitatif pemilihan responden yang
credible sangat mempengaruhi hasil akhir dari analisa SWOT sehingga
hendaknya harus dilakukan dengan beberapa kualifikasi.
2. Pembuatan kuesioner SWOT berdasarkan informasi yang telah
dikumpulkan dalam FGD. Secara umum kuesioner ini memiliki
katagorisasi penilaian sebagai berkut :

15
a. Penilaian faktor internal dan eksternal. Di sini responden
membrikanpreferensi opini terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal dari institusi pada saat ini dan perkiraan di masa mendatang.
b. Penilaian urgensi. Di sini responden diminta untuk menilai tingkat
urgensifaktor tersebut untuk ditangani. Penilaian ini berhubungan
dengan skalaprioritas dalam menyelesaikan persoalan-persoalan
pembangunan yangtercermin melalui faktor-faktor yang dinilai.
Faktor inilah yang kemudian terkatagori sebagai kekuatan atau
kelemahan (dari analisa internal) dan peluang atau ancaman (dari analisa
eksternal) :
a. Setelah kuesioner terisi dan terkumpul semua, penilaian faktor
dilakukan denganmeranking bobot penilaian pada ”penilaian
responden” yang memiliki nilaimaksimal 6 dan minimal 1. Faktor-
faktor yang memiliki nilai di atas median(atau rata-rata dilihat dari
persebaran distribusi probabilitasnya) disebut dengan”kekuatan” pada
analisa internal dan ”peluang” pada analisa eskternal.Sebaliknya
faktor-faktor yang memiliki nilai penilaian di bawah median
disebutdengan ”kelemahan” pada analisa internal dan ”ancaman” pada
analisaeksternal.
b. Membentuk suatu kuadran faktor pembangunan, yaitu suatu blok
yangmenjelaskan posisi dari kombinasi faktor internal dan eksternal
pembangunan,dengan kombinasi : kekuatan-peluang (S-O), kekuatan-
ancaman (S-T),kelemahan-peluang (W-O) dan kelemahan-ancaman
(W-T). Sebelummenentukan kuadran pembangunan, harus dilihat
terlebih dahulu uji konsistensidari pengolahan kuesioner SWOT.
c. Membuat pola strategi pembangunan berdasarkan Indeks Penilaian
Kuadran.Prioritas strategi pembangunan berdasarkan skenario ini
ditetapkan denganmenjalankan kombinasi kebijakan dengan indeks
nilai paling kecil berurutan keyang paling besar. Dengan kata lain,
daerah akan berusaha untuk mengatasiseluruh faktor yang paling
lemah yang dimiliki untuk kemudian beralih padakombinasi strategi

16
yang telah memiliki indeks baik/tinggi. Dari contoh di atasstrategi
pembangunan yang dilakukan institusi akan bergerak dari WT_
ST_WO_ SO.
F. Langkah-Langkah Penerapan Analisis SWOT
Langkah 1: Menyiapkan sesi SWOT
a. SWOT kemungkinan akan menghabiskan waktu 50 - 60 menit. 
b. Peserta dibagi dalam kelompok dengan maksimum 6 orang per
kelompok. 
c. Dengan menggunakan alat curah pendapat memilih pelayanan atau
komponen pelayanan yang akan dianalisa. 
d. Setiap kelompok membuat sebuah matriks SWOT sesuai dengan
contoh. 
e. Siapkan kartu dan kertas flipchart untuk setiap kelompok. 
f. Tentukan seorang Pencatat. Tugas Pencatat adalah mengisi matriks
SWOT.
Langkah 2: Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
a. Dengan menggunakan curah pendapat, tulis pada kartu semua
kekuatan di dalam organisasi (internal). Kekuatan bisa berupa, tenaga
trampil, gaji, sarana. Setelah kartu diisi tempelkan pada kertas
flipchart. 
b. Setelah selesai menyusun kekuatan internal, dengan menggunakan
curah pendapat, daftarkan kelemahan di dalam organisasi (internal)
pada kartu lalu ditempelkan pada flipchart.
Langkah 3: Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman
a. Dengan menggunakan curah pendapat, daftarkan semua kesempatan di
luar organisasi (kesempatan ekstern) yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pelayanan atau atasi sebuah masalah. Ini bisa berupa
latihan, tenaga baru, peraturan baru dan seterusnya. 
b. Dengan menggunakan curah pendapat, buatlah daftar ancaman di luar
organisasi (ancaman ekstern) yang dapat menghalangi pemecahan
masalah. 

17
Langkah 4: Melakukan ranking terhadap kekuatan, kelemahan, ancaman
dan peluang
a. Daftarkan dalam kolom masing-masing: kekuatan, kelemahan,
ancaman dan peluang. 
b. Buatlah ranking setiap kolom. Yang perlu dipikirkan adalah
pentingnya kesempatan / ancaman dan berapa besar kemungkinan
kesempatan / ancaman tersebut memang akan ada. Begitu juga dengan
ancaman dan peluang.
Langkah 5: Menganalisis kekuatan dan kelemahan
a. Masukan kekuatan dan kelemahan masuk matriks SWOT. 
b. Kekuatan diisi sesuai ranking yang telah dikerjakan, kekuatan yang
paling besar di atas, yang kurang besar di bawah. 
c. Setelah kekuatan diisi, disusul dengan kelemahan. 
d. Masukan kesempatan dan ancaman di dalam kolom. 
e. Hubungkan kekuatan dan kelemahan dengan kesempatan dan
ancaman. 
f. Kombinasi di mana kekuatan bertemu dengan kesempatan adalah
keadaan yang paling positif. Keadaan ini harus dipelihara dengan baik
supaya tetap ada. 
g. Kombinasi kelemahan dan ancaman adalah keadaan yang paling
negatif dan harus dihindari. 
h. Setiap kombinasi diperiksa ulang kalau memang merupakan jalan
keluar untuk mengurangi kelemahan atau ancaman. 

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis SWOT sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran), yang kemudian dikelompokkan
menurut kontribusinya masing-masing. sangat penting perannya dalam
meningkatkan mutu pendidikan karena analisis dan gambaran yang
diberikan merupakan tolok ukur dalam mengembangkan lembaga/satuan
pendidikan lebih lanjut.Setelah analisis, perlu dirumuskan visi,misi,
tujuan, dan program kerja yang lebih konkrit. Perkembangan hubungan
atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan
terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam
penelitian analisis kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan
berdasarkan faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa:
1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi). Strategi
yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan
atas peluang yang telah diidentifikasi.
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi).
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan
karena kelemahan perusahaan.
3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min). Dalam analisa
ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini
mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat
mengurangi atau menangkal ancaman tersebut.
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini). Dalam
situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi
yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit
tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya
yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan
mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya
adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih

19
kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan
mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat
mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan
mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata
lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
B. Saran
Dengan kajian SWOT ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tahap-tahap perumusan tujuan di mulai dari visi dan misi yang
menghasilkan nilai-nilai. Visi dan misi dan nilai-nilai tersebut secara
bersamaan dianalisis dengan mempetimbangkan faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi, baik lingkungan internal yaitu lingkungan eksternal.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan kita tentang kajian SWOT dalam membangun perusahaan
agar lebih berkembang dan maju.

20
DAFTAR PUSTAKA

Akdon.2007.   Strategic      Management     For     Educational     


Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen
Pendidikan). Bandung :  Alfabeta.
Education. To Look Good, We’ve got to Be Good. Vocationnal Education Glass, N.M.,
(1991), Pro–active Manajement : How to Improve Your Management
Performance. East Brunswick, NJ: Nichols Publishing.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179835-analisa-swot-dalam-
pengembangan-lembaga/#ixzz1mmn52qu6
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/. Diakses tanggal 31 maret 2010.
Andesit.  http://id.wikipedia.org/wiki/andesit. (diakses tanggal 12 Januari 203 pukul
18.42 WIB).
Arafah dan Sismanto. 20013. Permaslahan perusahaan dalam analisis swot, menganalisis
kekuatan,kelemahan,kesempatan daan ancaman. kalianda : Proceedings
Himpunan ana.
Anonym, 2009. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus
Bisnis, http://id.shvoong.com/writers/papapfarras/, 20-10-2009.
anonym, 2008. Analisis SWOT, http://one.indoskripsi.com/, 20-10-2009.

21

Anda mungkin juga menyukai