Anda di halaman 1dari 3

GHIBAH DAN FITNAH DALAM POLITIK

Oct12

PILITIK KOTOR KITA

Kita telah saksikan bagaimana akrobat politik Indonesia pada dan pasca Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden 2014. Bahkan baru saja kita pun menyaksikan pula bagaimana riuh-rendahnya
proses pemilihan Ketua DPD, DPR RI dan Ketua MPR RI. Namun yang tidak kalah hebohnya
adalah pemberitaan media yang luar biasa bebas dan sangat provikatif. Sesungguhnya semua ini
hanya permainan dunia yang sangat menipu. Allah berfirman:

‫ا ْعلَ ُموا أَنَّ َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا لَ ِعبٌ َولَ ْه ٌو‬

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

َ َّ‫ب ْال ُكف‬


ُ‫ َراه‬J َ‫ار نَبَاتُهُ ثُ َّم يَ ِه ْي ُج فَت‬ َ ‫ث أَ ْع َج‬
ٍ ‫ا ْعلَ ُموا أَنَّ َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا لَ ِعبٌ َولَ ْه ٌو َو ِزينَةٌ َوتَفَا ُخ ٌر بَ ْينَ ُك ْم َوتَ َكاثُ ٌر فِي ْاألَ ْم َوا ِل َو ْاألَوْ الَ ِد َك َمثَ ِل َغ ْي‬
ُ
‫ع الغرُوْ ِر‬ْ َّ ْ ُ ْ
ُ ‫ان َو َما ال َحيَاة ال ُّدنيَا إِال َمتَا‬ ٌ ‫ُمصْ فَ ًّرا ثُ َّم يَ ُكوْ نُ ُحطَا ًما َوفِي ْاآل ِخ َر ِة َع َذابٌ َش ِد ْي ٌد َو َم ْغفِ َرةٌ ِمنَ هللاِ َو ِرضْ َو‬

“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-
banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-
tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan
ampunan dari Allah serta keridhaan- Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.” (Al- Hadid: 20)

GHIBAH DAN FITNAH MERAJALELA

Ternyata Politik Indonesia adalah sarang dan sumber malapetaka. Ghibah dan fitnah adalah dua
ikon besar yang bermain di areal ini. Tapi tahukan kita kalau kedua ikon ini adalah dosa besar
yang membuat kita masuk neraka?

Ghibah adalah dosa besar sesuai firman Allah dalam Al Qur’an:


َ ‫ ُد ُك ْم أَ ْن يَأْ ُك‬J‫ا أَيُ ِحبُّ أَ َح‬J‫ْض‬
‫ل لَحْ َم‬J ً ‫ ُك ْم بَع‬J‫ْض‬ ُ ‫ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم َوال تَ َجس‬
ُ ‫وا َوال يَ ْغتَبْ بَع‬J‫َّس‬ َ ‫يرًا ِمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع‬Jِ‫وا َكث‬Jُ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِب‬
‫وَّابٌ َر ِحي ٌم‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJَ‫وا َ إِ َّن َ ت‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ‫وهُ َواتق‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ‫ا فَ َك ِر ْهتُ ُم‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJً‫ ِه َم ْيت‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ‫أَ ِخي‬
‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬ ُ َّ
“Janganlah sebagian kalian menggunjing (ghibah) sebagian yang lain. Sukakah salah seorang
kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang.” (QS Al Hujurat 12). .

Dari ayat Allah diatas dengan tegas dinyatakan bahwa membicarakan perihal orang lain dimana
yang dibicarakan itu “benar” maka itulah yang dinamakan menggunjing atau ghibah.

Nabi Muhammad SAW kemudian mendefinisi ghibah itu dalam hadits riwayat Muslim :

‫ إِ ْن َكانَ فِي ِه َما‬:‫ أَفَ َرأَيْتَ إِ ْن َكانَ فِ ْي أَ ِخ ْي َما أَقُوْ لُ؟ قَا َل‬:‫ قِي َل‬،ُ‫ك بِ َما يَ ْك َره‬
َ ‫ك أَ َخا‬
َ ‫ ِذ ْك ُر‬:‫ قَا َل‬،‫ هللَا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْعلَ ُم‬:‫أَتَ ْدرُونَ َما ْال ِغيبَةُ قَالُوْ ا‬
ُ‫تَقُو ُل فَقَ ْد ا ْغتَ ْبتَهُ َوإِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِي ِه فَقَ ْد بَهَتَّه‬

Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)?” Para sahabat
menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Kemudian beliau bersabda: “Ghibah adalah
engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci”. Ada yang bertanya: “Wahai
Rasulullah, bagaimana kalau yang kami katakan itu betul-betul ada pada dirinya?” Beliau
menjawab: “Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian telah berbuat ghibah. Dan jika
yang kalian katakan tidak betul, berarti kalian telah memfitnahnya!”

.
Kemudian Imam Nawawi mendefinisikan ghibah sebagai mana dikutip Ibnu Hajar Al-Asqalani
dalam Fathul Bari Syarah Bukhari halaman 10/391:

‫ه أو‬JJ‫وقال النووي في االذكار تبعا للغزالي ذكر المرء بما يكرهه سواء كان ذلك في بدن الشخص أو دينه أو دنياه أو نفسه أو خلق‬
‫ه‬JJ‫خلقه أو ماله أو والده أو ولده أو زوجه أو خادمه أو ثوبه أو حركته أو طالقته أو عبوسته أو غير ذلك مما يتعلق به سواء ذكرت‬
‫باللفظ أو باإلشارة والرمز‬

Imam Nawawi berkata dalam kitab Al-Adzkar mengikuti pandangan Al-Ghazali bahwa ghibah
adalah menceritakan tentang seseorang dengan sesuatu yang dibencinya baik badannya,
agamanya, dirinya (fisik), perilakunya, hartanya, orang tuanya, anaknya, istrinya, pembantunya,
raut mukanya yang berseri atau masam, atau hal lain yang berkaitan dengan penyebutan
seseorang baik dengan lafadz (ucapan), tanda ataupun isyarat.
. Ibnu Abbas dalam menafsiri ayat di atas (QS Al Hujurat 12) menyatakan: (‫إنما ضرب هللا هذا المثل‬
‫وس‬JJJ‫بيح فى النف‬JJJ‫دين و ق‬JJJ‫رام فى ال‬JJJ‫ه ح‬JJJ‫ذا الغيب‬JJJ‫تقذر و ك‬JJJ‫رام مس‬JJJ‫ل لحم الميت ح‬JJJ‫ه ألن أك‬JJJ‫“ )للغيب‬Allah membuat
perumpamaan ini untuk ghibah karena memakan daging bangkai itu haram dan menjijikkan.
Begitu juga ghibah itu haram dalam agama dan buruk di dalam jiwa”. (Tafsir Al-Qurtubi hlm
16/346).
.
Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan tentang Isra Mi’raj Nabi SAW:

‫ذين‬J‫ؤالء ال‬J‫ ه‬:‫ال‬J‫ل؟ ق‬J‫ا جبري‬J‫ؤالء ي‬J‫من ه‬: ‫دورهم فقلت‬J‫لما ٌعرج بى مررت بقوم لهم اظفار من نحاس يخمشون وجوههم و ص‬
‫يأكلون لحوم الناس و يقعون فى أعراضهم‬.
“Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari
tembaga, mereka melukai (mencakari) wajah-wajah mereka dan dada-dada mereka. Maka aku
bertanya: ”Siapakah mereka ya Jibril?” Jibril berkata: ”Mereka adalah orang-orang yang
memakan daging-daging manusia dan mereka mencela kehormatan-kehormatan manusia”.
.
Kemudian dalam hadits riwayat Ahmad dari Jabir bin Abdullah dikatakan :

‫ ِذ ِه‬Jَ‫رِّي ُح ه‬JJ‫ ِذ ِه ال‬Jَ‫ا ه‬JJ‫ أَتَ ْدرُونَ َم‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫ت ِري ُح ِجيفَ ٍة ُم ْنتِنَ ٍة فَق‬
ْ ‫ فَارْ تَفَ َع‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ُكنَّا َم َع النَّبِ ِّى‬
ْ َّ
َ‫ِري ُح ال ِذينَ يَ ْغتَابُونَ ال ُم ْؤ ِمنِين‬

Kami pernah bersama Nabi SAW tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakan. Kemudian
Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang
mengghibah (menggosip) kaum mukminin!”.

Anda mungkin juga menyukai