Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM II

BOBOT JENIS DAN RAPAT JENIS

KELOMPOK 1 :

BINTI RAHMAWAT I (19484011004) (AKTIF)

FADHILA PUTRI SOFIANITA (19484011009) (AKTIF)

HELDA DWI FITRI (19484011015) (AKTIF)

INDAH APRILIA (19484011016) (AKTIF)

MUTMAINNA TAMRIN (19484011020) (AKTIF)

NINIK LAILATUL ROF’AH (19484011021) (AKTIF)

PATRICIA AMANDA KRISTANTI (19484011023) (AKTIF)

YULIA HIDAYAH (19484011031) (AKTIF)

HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : JUM’AT, 17 APRIL 2020

DOSEN PEMBIMBING : ACHMAD KADRI ANSYORI M.Sc.,Apt

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................ 1

BAB I ................................................................................................ 2

Latar Belakang ................................................................................ 2

Tujuan Praktikum ............................................................................ 3

BAB II ............................................................................................... 3

Dasar Teori ..................................................................................... 3

Uraian Bahan .................................................................................. 7

BAB III .............................................................................................. 8

Alat Dan Bahan ............................................................................... 8

Skema Kerja ................................................................................... 9

Daftar Pustaka .................................................................................... 10

1
BAB I

A. Latar Belakang
Setiap zat yang ada di muka bumi ini memiliki karakteristik
tersendiri. Karakter-karakter tersebut berbeda dari segi fisik maupun segi
kimia.Sifat fisik adalah sifat yang dapat diamati secara langsung, misalnya
cairan, gas,a t a u p a d a t s e r t a s i f a t y a n g d a p a t d i u k u r s e p e r t i
massa, volume, warna, dansebagainya. Sifat kimia meliputi
s i f a t z a t y a n g t i d a k d a p a t d i a m a t i s e c a r a langsung, misalnya
kelarutan zat, kerapatan dan lain-lain. Keadaan bahan secarakeseluruhan
dapat dibagi menjadi zat gas, fluida, dan padat. Zat padat
cendrungmempertahankan bentuknya dan gas mengembang menempati
semua ruangantanpa memperdulikan bentuknya. Fluida termasuk materi
yang mengalir yangdigunakan dalam hubungan antara cair an dan gas.
Teori fluida sangat kompleks,sehingga penelurusannya dimulai dari yang
paling dasar mulai dari yang paling d a s a r ya k n i d a l a m p e n e n t u a n
k e r a p a t a n d a n b o b o t j e n i s . S e p e r t i ya n g t e l a h dijelaskan sebelumnya
bahwa karakteristik suatu zat berbeda sat u dengan yang lain. Demikian
pula dengan kerapatan, yang merupakan suatu sifat zat, berbeda untuk setiap
zat. Sebagai contoh minyak dan air ketika dicampur tercipta dua fasak a r e n a
k e r a p a t a n n ya b e r b e d a . S e l a i n i t u p e r i s t i w a m e n g a p u n g , m e l a ya n g
d a n t e n g g e l a m , m e r u p a k a n k e j a d i a n l a z i m ya n g k i t a l i h a t ya n g
d i p e n g a r u h i o l e h perbandingan bobot jenis zat-zat tersebut.Dibidang farmasi,
selain bobot jenis yang digunakan untuk mengetahui kekentalan suatu zat
cair juga digunakan untuk mengetahui kemurnian suatu z a t d e n g a n
menghitung berat j e n i s n ya kemudian dibandingkan dengan
t e o r i yang ada, jika berat jenisnya mendekati maka dikatakan zat tersebut
memiliki z a t k e m u r n i a n ya n g t i n g g i . O l e h k a r e n a i t u , p e r c o b a a n i n i
d i l a k u k a n u n t u k mengetahui kerapatan dan bobot jenis.
2
B. Tujuan Praktikun

Mahasiswa dapat menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari beberapa zat cair
dengan menggunakan piknometer.

BAB II

A. Dasar Teori

Bobot jenis adalah konstanta atau tetapan yang bergantung pada suhu untuk padat,
cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m)
suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis adalah suatu karakteristik bahan
yang penting yang digunakan untuk pengujian identitas dan kemurnian dari bahan
obat dan bahan pembantu, terutama dari cairan dan zat-zat yang bersifat seperti
malam. ( Rudolf, Voigt, 1994 )

Bobot jenis dinyatakan dalam decimal dengan beberapa angka dibelakang koma
sebanyak akurasi yang diperlukan pada penentuannya. Bobot jenis dapat dihitung,
atau untuk senyawa khusus dapat ditemukan dalam United States
Pharmacopeia ( USP ) atau buku acuan lain. ( Ansel, 2006)

Penentuan bobot jenis selain piknometer, adalah neraca Hidrostatik


untuk menentukan berat jenis zat cair. ( Raharjo, 2008 )

Penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali


dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada
suhu 25⁰C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila
pada suhu 25⁰C zat berbentuk padat, tetapan bobot jenis pada suhu yang
telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air yang
tetap pada suhu 25⁰C. ( Voigt, R. 1994 )

3
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan,
zat padat, dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai
standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. ( Howard, Ansel, 1989 )

Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan : macam bobot jenis yaitu
((Lachman L. 199 ) :

a. Bobot jenis sejati

Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang


terbukadan tertutup.

b. Bobot jenis nyata

Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori atau lubang
terbuka,tetapi termasuk pori yang tertutup

c. Bobot jenis efektif

Massa partikel dibagi volume partikel termasuk pori yang tebuka dan tertutup.
Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias ( Bilangan bias ).

Kerapatan r e l a t i f m e r u p a k a n b e s a r a n s p e s i f i k z a t . B e s a r a n
i n i d a p a t d i g u n a k a n u n t u k pemeriksaan konsentrasi dan kemurnian senyawa
aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi. ( Voigt R. 1994 )
Penting untuk menggunakan satuan bobot yang sama untuk
pembilang dan penyebut, umumnya gram, sehingga satuan akan hilang dan hasilnya
akan berupa bilangan abstrak. Selain itu, penting disadari bahwa karena 1 ml air
dianggap berbobot 1 g, maka bobot sejumlah volume air yang setara pada penyebut
adalah angka numerik yang sama dalam mililiter dan gram. Dengan
demikian , jika 25 ml suatu zat berbobot 30 g, maka volume air yang
setara dengan 25 ml berbobot 25 g dan bobot jenis zat ini dapat dihitung.
(Ansel, 2006)

Dan berikut adalah rumus perhitungan bobot jenis :


BJ = bobot pikno berisi cairan – bobot pikno kosong
Volume piknometer
4
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur
tertentu. S i f a t i n i m e r u p a k a n s a l a h s a t u s i f a t f i s i k a ya n g p a l i n g
s e d e r h a n a d a n s e k a l i g u s m e r u p a k a n s a l a h s a t u s i f a t f i s i k a ya n g
p a l i n g d e f i n i t i f , d e n g a n d e m i k i a n d a p a t digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu zat. ( Martin, 1993 )
Untuk mudahnya, bisa didefinisikan tiga tipe kerapatan, yaitu :
a. Kerapatan sebenarnya dari bahan itu sendiri, tidak termasuk rongga-'rongga dan pori-
pori di dalam partikel yang lebih besar dari dimensi molekuler atau dimensi atomis
dalam kisi-kisi kristal.
b. Kerapatan granul, seperti ditentukan oleh perpindahan tempat dari air raksa,yang tidak
mempenetrasi pada tekanan biasa ke dalam pori-pori yang lebih kecil sekitar 10 ml
micron.
c. Kerapatan bulk, seperti ditentukan dari volume bulk dan berat suatu
serbuk kering dalam sebuah gelas ukur.
Kerapatan sebenarnya adalah kerapatan dari bahan
padat yang n y a t a ( s e b e n a r n ya ) . M e t o d e u n t u k m e n e n t u k a n
kerapatan padatan tidak berpori dengan pemindahan cairan di
m a n a p a d a t a n t e r s e b u t t i d a k l a r u t d i t e m u k a n dalam buku-buku farmasi
umum. Jika bahan berpori seperti halnya kebanyakan serbu-'serbuk, kerapatan
sebenarnya dapat ditentukan dengan menggunakan densitometer helium.
(Alferd, , Martin, 1993)

Kerapatan granul bisa ditentukan dengan suatu metode yang serupa


dengan metode pemindahan cairan. Digunakan air rak sa, karena air raksa
mengisi ruang-r u a n g k o s o n g t e t a p i t i d a k b e r p e n e t r a s i k e d a l a m
p o r i - p o r i d a l a m d a r i p a r t i k e l . Kerapatan bulk didefinisikan sebagai massa
dari suatu serbuk dibagi dengan volume bulk. ( Alfred, Martin 1993 )

H u b u n g a n a n t a r a m a s s a d a n v o l u m e t i d a k h a n ya m e n u n j u k a n
ukuran d a n bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang
mempengaruhi sifat k a r a k t e r i s t i k ( p e m a d a t a n ) ( Packing Characteristic ).
Da l a m sistem matriks kerapatan diukur dengan
gram/millimeter. ( untuk cairan ) atau gram/cm². ( Martin, 1993 )

5
Kerapatan dan berat jenis
Ahli farmasi sering kali mempergunakan besaran pengukuran ini apabila
mengadakan perubahan antara massa dan volume. Kerapatan adalah turunan
besaran karena menyangkut satuan massa dan volume. Batasanny a
adalah massa per satuan volume pada temperatur dan
t e k a n a n t e r t e n t u , d a n dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per
sentimeter kubik ( gram/cm³ ) ( Martin 1993 )

Dan berikut adalah rumus dari kerapatan/rapat jenis :

BJ = BJ SAMPEL
BJ AIR

Metode penentuan untuk cairan :

Metode Piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa


cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini
dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer.
Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai
keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer.
Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.

Metode Neraca Hidrostatik. Metode ini berdasarkan hukum


a r c h i m e d e s ya i t u suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan
kehilangan massa sebesar berat volume cairan yang terdesak.

Metode Neraca Mohr- Westphal. Benda dari kaca dibenam kan


t e r g a n t u n g p a d a balok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan
disetimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan
dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan waktu yang singkat dan mudah
dilaksanakan.

6
Metode areometer. Penentuan kerapatan dengan areometer berskala
timbangan benam, sumbu didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung
gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan
pelelehan.

( Roth, Hermanm J. dan Goddfried Blaschke. 1988 )

B. Uraian Bahan
1. Aquades ( FI edisi III hal 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama lain : Aquades, air suling
RM : H2O
Bobot jenis :-
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut

2. Alkohol ( FI edisi III hal 65 )


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol
RM : C2H6O
Bobot jenis : 0,8119
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah rebakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Penyimpana : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat
sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Pelarut

7
3. Olive oil ( FI edisi III hal 458 )
Nama resmi : OLEUM OLIVAE
Nama lain : Minyak Zaitun
RM :-
Bobot jenis :
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan; bau lemah, tidak
tengik; rasa khas. Pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya
membeku.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, terisi penuh
Kegunaan : Zat tambahan

4. Larutan CMC ( FI edisi IV hal 175 )


Nama resmi : CARBOXYN METHYLCELLULOSUM NATRIUM
Nama lain : Karboksi Metilselulosa Natrium
RM :-
Bobot jenis :-
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampe krem; higroskopik
Penyimpanan : Dalam wadh terutup rapat
Kegunaan :-

BAB III

A. Alat
1.Piktometer
2.Beaker glass
3.Gelas ukur
4.Timbangan digitas
5.Lap kasar
6.Laps halus
7.Baskom
8.Oven
9.Thermometer

8
B. Bahan
1.Air
2.Alkohol 70%
3.Alkohol 95%
4.Olive oil
5.Laruran CMC 0,1% dan 0,5%

C. Cara kerja

Disiapkan alat dan bahan

Piknometer dibersihkan dengan air suling, kemudian di bilas


dengan al kohol.

Piktometer dikeringkan dalam hair dryer pada suhu 100


derajat celsius selama 60 menit, lalu dinginkan pada suhu
kamar.

Dikeluarkan piktometer setelah pengeringan selama 1 jam,


kemudian ditimbang bobotnya dalam keadaan kosong pada
timbanang analitik. Hasilnya dicetak. Penimbangan
dilakukan 3 kali.

Dimasukan dalam baskom berisi es/air dingin piktometer


kosong tadi, sampai 25 derajat celsius dan di timbang
analitik (secara triplo) dan di catat hasilnya.

Aquadest dikeluarkan dari piknometer lalu di bilas dengan


alkohol 70% lalu dikeringkan.

Diisikan piknometer kosong dengan sampel dengan volume


sesuai yang tertera pada piknometer (perlakuan dilakukan
secara triplo) dengan prosedur yang sama.

Dihitung bobot selisih dari penimbangan piknometer berisi


sampel dengan piknometer kosong.

9
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A. 1993. Farmasi Fisika jilid I. Universitas Indonesia Press: Jakarta

Martin, A. 1993. Farmasi Fisika jilid II. Universitas Indonesia Perss: Jakarta

Rogers, TL., 2009, Hypromellose. In: Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan Quinun M.E. (eds.)
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th Edition, Minnepolis, Pharmaceutical press.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. DEPKES RI : Jakarta

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. DEPKES RI : Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai