KELOMPOK 1 :
2020
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................ 2
BAB II ............................................................................................... 3
1
BAB I
A. Latar Belakang
Setiap zat yang ada di muka bumi ini memiliki karakteristik
tersendiri. Karakter-karakter tersebut berbeda dari segi fisik maupun segi
kimia.Sifat fisik adalah sifat yang dapat diamati secara langsung, misalnya
cairan, gas,a t a u p a d a t s e r t a s i f a t y a n g d a p a t d i u k u r s e p e r t i
massa, volume, warna, dansebagainya. Sifat kimia meliputi
s i f a t z a t y a n g t i d a k d a p a t d i a m a t i s e c a r a langsung, misalnya
kelarutan zat, kerapatan dan lain-lain. Keadaan bahan secarakeseluruhan
dapat dibagi menjadi zat gas, fluida, dan padat. Zat padat
cendrungmempertahankan bentuknya dan gas mengembang menempati
semua ruangantanpa memperdulikan bentuknya. Fluida termasuk materi
yang mengalir yangdigunakan dalam hubungan antara cair an dan gas.
Teori fluida sangat kompleks,sehingga penelurusannya dimulai dari yang
paling dasar mulai dari yang paling d a s a r ya k n i d a l a m p e n e n t u a n
k e r a p a t a n d a n b o b o t j e n i s . S e p e r t i ya n g t e l a h dijelaskan sebelumnya
bahwa karakteristik suatu zat berbeda sat u dengan yang lain. Demikian
pula dengan kerapatan, yang merupakan suatu sifat zat, berbeda untuk setiap
zat. Sebagai contoh minyak dan air ketika dicampur tercipta dua fasak a r e n a
k e r a p a t a n n ya b e r b e d a . S e l a i n i t u p e r i s t i w a m e n g a p u n g , m e l a ya n g
d a n t e n g g e l a m , m e r u p a k a n k e j a d i a n l a z i m ya n g k i t a l i h a t ya n g
d i p e n g a r u h i o l e h perbandingan bobot jenis zat-zat tersebut.Dibidang farmasi,
selain bobot jenis yang digunakan untuk mengetahui kekentalan suatu zat
cair juga digunakan untuk mengetahui kemurnian suatu z a t d e n g a n
menghitung berat j e n i s n ya kemudian dibandingkan dengan
t e o r i yang ada, jika berat jenisnya mendekati maka dikatakan zat tersebut
memiliki z a t k e m u r n i a n ya n g t i n g g i . O l e h k a r e n a i t u , p e r c o b a a n i n i
d i l a k u k a n u n t u k mengetahui kerapatan dan bobot jenis.
2
B. Tujuan Praktikun
Mahasiswa dapat menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari beberapa zat cair
dengan menggunakan piknometer.
BAB II
A. Dasar Teori
Bobot jenis adalah konstanta atau tetapan yang bergantung pada suhu untuk padat,
cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m)
suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis adalah suatu karakteristik bahan
yang penting yang digunakan untuk pengujian identitas dan kemurnian dari bahan
obat dan bahan pembantu, terutama dari cairan dan zat-zat yang bersifat seperti
malam. ( Rudolf, Voigt, 1994 )
Bobot jenis dinyatakan dalam decimal dengan beberapa angka dibelakang koma
sebanyak akurasi yang diperlukan pada penentuannya. Bobot jenis dapat dihitung,
atau untuk senyawa khusus dapat ditemukan dalam United States
Pharmacopeia ( USP ) atau buku acuan lain. ( Ansel, 2006)
3
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan,
zat padat, dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai
standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. ( Howard, Ansel, 1989 )
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan : macam bobot jenis yaitu
((Lachman L. 199 ) :
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori atau lubang
terbuka,tetapi termasuk pori yang tertutup
Massa partikel dibagi volume partikel termasuk pori yang tebuka dan tertutup.
Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias ( Bilangan bias ).
Kerapatan r e l a t i f m e r u p a k a n b e s a r a n s p e s i f i k z a t . B e s a r a n
i n i d a p a t d i g u n a k a n u n t u k pemeriksaan konsentrasi dan kemurnian senyawa
aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi. ( Voigt R. 1994 )
Penting untuk menggunakan satuan bobot yang sama untuk
pembilang dan penyebut, umumnya gram, sehingga satuan akan hilang dan hasilnya
akan berupa bilangan abstrak. Selain itu, penting disadari bahwa karena 1 ml air
dianggap berbobot 1 g, maka bobot sejumlah volume air yang setara pada penyebut
adalah angka numerik yang sama dalam mililiter dan gram. Dengan
demikian , jika 25 ml suatu zat berbobot 30 g, maka volume air yang
setara dengan 25 ml berbobot 25 g dan bobot jenis zat ini dapat dihitung.
(Ansel, 2006)
H u b u n g a n a n t a r a m a s s a d a n v o l u m e t i d a k h a n ya m e n u n j u k a n
ukuran d a n bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang
mempengaruhi sifat k a r a k t e r i s t i k ( p e m a d a t a n ) ( Packing Characteristic ).
Da l a m sistem matriks kerapatan diukur dengan
gram/millimeter. ( untuk cairan ) atau gram/cm². ( Martin, 1993 )
5
Kerapatan dan berat jenis
Ahli farmasi sering kali mempergunakan besaran pengukuran ini apabila
mengadakan perubahan antara massa dan volume. Kerapatan adalah turunan
besaran karena menyangkut satuan massa dan volume. Batasanny a
adalah massa per satuan volume pada temperatur dan
t e k a n a n t e r t e n t u , d a n dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per
sentimeter kubik ( gram/cm³ ) ( Martin 1993 )
BJ = BJ SAMPEL
BJ AIR
6
Metode areometer. Penentuan kerapatan dengan areometer berskala
timbangan benam, sumbu didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung
gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan
pelelehan.
B. Uraian Bahan
1. Aquades ( FI edisi III hal 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama lain : Aquades, air suling
RM : H2O
Bobot jenis :-
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut
7
3. Olive oil ( FI edisi III hal 458 )
Nama resmi : OLEUM OLIVAE
Nama lain : Minyak Zaitun
RM :-
Bobot jenis :
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan; bau lemah, tidak
tengik; rasa khas. Pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya
membeku.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, terisi penuh
Kegunaan : Zat tambahan
BAB III
A. Alat
1.Piktometer
2.Beaker glass
3.Gelas ukur
4.Timbangan digitas
5.Lap kasar
6.Laps halus
7.Baskom
8.Oven
9.Thermometer
8
B. Bahan
1.Air
2.Alkohol 70%
3.Alkohol 95%
4.Olive oil
5.Laruran CMC 0,1% dan 0,5%
C. Cara kerja
9
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A. 1993. Farmasi Fisika jilid I. Universitas Indonesia Press: Jakarta
Martin, A. 1993. Farmasi Fisika jilid II. Universitas Indonesia Perss: Jakarta
Rogers, TL., 2009, Hypromellose. In: Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan Quinun M.E. (eds.)
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th Edition, Minnepolis, Pharmaceutical press.
10