Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273

E- ISSN 2527 - 3469

Volume 22 NO 1, Januari 2020

Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Dharma Andalas

Dampak Profitabilitas, Leverage dan Biaya Operasional Terhadap


Pajak Penghasilan Badan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia)

Dina Anggraini1, Yunita Valentina Kusufiyah2


D3 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dharma Andalas1,2
e-mail:dnariyna@yahoo.com1
yunitavalentina@unidha.ac.id2

ABSTRACT
Tax is the largest state revenue in Indonesia, amounting to 80 percent of total state revenue.
Corporate income tax is a tax that contributes greatly to total tax revenue, where companies as
taxpayers have great potential. This study aims to empirically examine the impact of
profitability, leverage and operational costs on corporate income tax. This research was
conducted at the Indonesia Stock Exchange with the food and beverage sector during 2014-
2018. The population in this study were 10 companies with 50 observations obtained using the
purposive sampling method. The research methodology used in this study is a regression
analysis that is multiple linear regression analysis. The findings in this study are that there is no
significant effect of Operating Profit Ratio (OPR) as a proxy for profitability on income tax.
While Debt to Equity Ratio (DER) and operational costs have a significant effect on corporate
income tax.
Keywords : Corporate Income Tax, Operating Profit Ratio, Debt to Equity Ratio, Operating
Costs

ABSTRAK
Pajak merupakan pemerimaan negara yang terbesar di Indonesia yaitu sebesar 80 persen dari
total penerimaan negara. Pajak penghasilan badan merupakan salah satu pajak yang
memberikan kontribusi besar terhadap total penerimaan pajak, dimana perusahaan sebagai
wajib pajak yang memiliki potensi yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara
empiris Dampak profitabilitas, leverage dan biaya operasional terhadap pajak penghasilan
badan. Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia dengan pada sektor makanan dan
minuman selama tahun 2014-2018. Populasi dalam penelitian ini terdapat 10 perusahaan
dengan jumlah observasi 50 yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam hal ini penelitian adalah analisis regresi yaitu
analisis regresi linier berganda. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan Operating Profit Ratio (OPR) sebagai proksi profitabilitas terhadap
pajak penghasilan. Sementara Debt to Equity Ratio (DER) dan biaya operasional memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pajak penghasilan badan.
Keywords : pajak penghasilan badan, operating profit ratio, debt to equity ratio, biaya
operasional

32
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

PENDAHULUAN beverage (makanan dan minuman)


Indonesia merupakan salah satu negara sebagai sampel penelitian yang
yang pada saat ini fokus terhadap merupakan salah satu sub sektor
pembangunan diberbagai sektor. perusahaan manufaktur yang memiliki
Pembangunan yang dilakukan laba yang besar dan perusahaan ini
membutuhkan dana yang tidak sedikit memberikan kontribusi besar pada
dan sumber dana yang paling besar pertumbuhan ekonomi nasional.
memberikan kontribusi kepada kas Kementerian perindustrian mencatat
negara adalah penerimaan dari pajak. sepanjang tahun 2018 industri makanan
Hal ini tergambar jelas dari data yang dan minuman mampu tumbuh sebesar
disajikan oleh Badan Pusat Statistik yang 7,91 persen atau melampaui
memperlihatkan bahwa dalam kurun pertumbuhan ekonomi nasional diangka
waktu 3 tahun terakhir pajak 5,17 persen. Hal ini menjadikan sub
memberikan kontribusi lebih dari 80 sektor makanan dan minuman menjadi
persen setiap tahunnya, seperti yang salah satu sektor yang menopang
terlihat pada tabel 1 dibawah ini : peningkatan nilai investasi nasional pada
Tabel 1 tahun 2018 dengan menyumbang hingga
Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rp 56,60 triliyun (Kementrian
Rupiah), 2007-2019 Perindustrian, 2018). Besarnya
Sumber Penerimaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 pertumbuhan sub sektor ini menandakan
I.Penerimaan dalam negeri 1.546.946,60 1.654.746,10 1.897.643,40
bahwa laba yang diperoleh oleh
Penerimaan Perpajakan 1.284.970,10 1.343529,80 1.548.485,00
Pajak dalam negeri 1.249.499,50 1.304.316,30 1.506.436,20 perusahaan pada sub sektor ini juga
Pajak Penghasilan 657.162,70 637.859,30 761.200,30 tinggi. Hal ini dikarenakan laba menjadi
Pajak Pertambahan Nilai 412.213,50 480.724,60 564.862,40 salah satu tolak ukur keberhasilan
Pajak Bumi dan Bangunan 19.443,20 16.770,30 17.433,90
Cukai 143.525,00 153.288,10 155,504,80
perusahaan dalam peningkatan dan
Pajak lainnya 17.154,50 15.672,60 7.614,90 kelangsungan usahanya. Laba yang besar
Pajak perdagangan 35.470,70 39.213,60 42.048,80 akan berpengaruh terhadap pajak yang
internasional
Penerimaan Bukan Pajak 261.976,30 311,216,30 349,158,30 akan dibayarkan ke kas negara. Pajak
II. Hibah 8.987,70 11.629,80 5.383,20 yang dihasilkan oleh perusahaan ini bisa
Jumlah Realisasi 1.555.934,20 1.666.375,90 1.903.026,60 mencapai milyaran atau bahkan
Penerimaan Negara
mencapai triliyunan. Salah satu pajak
Sumber: (BPS,2019)
yang wajib dibayar oleh perusahaan
Data diatas menunjukkan bahwa adalah pajak penghasilan Badan. Berikut
pajak sebagai penerimaan negara adalah data realisasi penerimaan pajak
memiliki peranan yang besar dalam penghasilan yang memperlihatkan data
mendukung kemandirian finansial kontribusi pajak perusahaan atau yang
negara. Tidak hanya berfokus pada dikenal dengan pajak penghasilan badan:
pembangunan infrastruktur, Indonesia
Tabel 2
juga terus melakukan pembangunan
Realisasi Penerimaan Pajak
dibidang ekonomi yang berfokus pada
Penghasilan (dalam miliyar rupiah)
sektor industri. Pembangunan ekonomi Jenis Pajak Tahun 2016 Tahun Tahun
ini akan berhasil dengan adanya 2017 2018
Pajak Penghasilan Pasal 21 109.153,00 117.764,69 134.915,38
dukungan kebijakan dari pihak Pajak Penghasilan Pasal 22 11.234,21 16.172,67 18.010,58
pemerintah berupa kebijakan fiskal dan Pajak Penghasilan Pasal 22 37.980,23 43.156,72 54.723,50
moneter yang berpotensi memberikan impor
Pajak Penghasilan Pasal 23 28.982.91 34.006,49 39.743,73
pengaruh terhadap perusahaan dan hal Pajak Penghasilan Pasal 5.275,17 7.806,58 9.406,75
ini akan tergambar pada kegiatan usaha 25/29 OP
Pajak Penghasilan Pasal 172.011,62 208.253,40 254.024,73
dan laba perusahaan (Salamah, 25/29 Badan
Pamungkas, & Yogi, 2016). Penelitian Pajak Penghasilan Pasal 26 43.262,00 50.921,55 58.856,38
ini mengambil Perusahaan food and Pajak Penghasilan Final 117.455,84 106.310,94 115.458,28

33
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Jenis Pajak Tahun 2016 Tahun Tahun perusahaan (wajib pajak badan). Hal ini
2017 2018
Pajak Penghasilan Non 104.679,89 2.084,34 142,38 sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Migas lainnya
oleh (Salamah et al., 2016) yang
Total 630.124,87 596.477,37 685.281,70
menemukan bahwa operating profit
Sumber : (Direktorat Jenderal Pajak, 2018) ratio memiliki pengaruh yang signifkan
Data diatas menunjukkan realisasi terhadap pajak penghasilan badan. Hal
penerimaan netto PPh Pasal 25/29 Badan ini dikarenakan operating profit ratio
pada tahun anggaran 2018 mencapai berdampak pada perubahan laba. Rasio
Rp254,05 triliun atau tumbuh sebesar ini juga mengukur tingkat efektivitas
21,99% dibandingkan dengan realisasi perusahaan dengan melakukan kontrol
tahun anggaran 2017. Pertumbuhan PPh pengerluaran serta biaya oprasional.
Pasal 25/29 Badan ini sedikit lebih kecil Peningkatan operating profit ratio dapat
dibandingkan pertumbuhan di tahun dilakukan dengan dua cara yaitu biaya
anggaran 2017 sebesar 22,56%. operasional dengan adanya pertumbuhan
Besarnya kontribusi pajak penghasilan volume penjualan dan upaya efesiensi
badan terhadap total penerimaan pajak biaya operasional yang akan berdampak
penghasilan menjadikan perusahaan pada peningkatan perolehan laba yang
sebagai wajib pajak yang memiliki nantinya akan berdampak pada jumlah
potensi yang besar. Pajak penghasilan pajak yang terutang. Hasil penelitian
yang harus dibayar oleh perusahaan yang sama ditemukan juga oleh
dihitung dari laba yang diperoleh penelitian yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut. Kemampuan (Firdiansyah, Sudarmanto, & Fadillah,
perusahaan dalam menghasilkan laba 2018) yang membuktikan bahwa
dapat diukur dengan rasio profitabilitas. operating profit ratio sebagai indikator
Rasio ini mengukur kemampuan profitabilitas memiliki pengaruh positif
perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap pajak penghasilan badan. Hal
dari aktivitas normal perusahaan. Rasio ini dikarenakan operating profit ratio
ini bertujuan mengukur kemampuan telah menunjukkan profitabilitas yang
perusahaan dalam menghasilkan laba optimal sehingga mampu
selama periode tertentu. Rasio ini juga menyeimbangkan antara keuntungan dan
bermanfaat untuk mengukur tingkat tingkat kerugian serta efesiensi biaya
efektifitas manajemen dalam operasi yang dilakukan perusahaan
menjalankan operasional perusahaan. dalam rangka pembayaran pajak yang
Penelitian ini mengukur rasio optimal. Namun, hasil penelitian yang
profitabilitas dengan Operating Profit berbeda ditemukan oleh (Jimmy &
Ratio (OPR). Rasio ini merupakan rasio Pratiwi, 2017) menyimpulkan bahwa
yang bertujuan mengukur bersarnya bahwa profitabilitas memiliki pengaruh
persentase laba operasional terhadap yang negatif dan signifikan terhadap
penjulan bersih. Laba operasional sendiri pajak penghasilan badan, penelitian ini
dihitung sebagai hasil pengurangan menunjukkan bahwa semakin tinggi
antara laba kotor dengan beban profitabilitas maka akan semakin rendah
operasional. Semakin tinggi marjin laba jumlah pajak yang terutang. Hal ini
operasional berarti semakin tinggi pula disebabkan pihak manajemen dapat
laba operasional yang dihasilkan dari melakukan perencanaan pajak yang baik,
penjualan bersih. Laba yang dihasilkan sehingga pajak penghasilan yang dibayar
akan menjadi dasar perhitungan pajak dapat diefesiensikan. Selain profitabilitas
yang harus dibayar oleh perusahaan. variabel lain yang memiliki pengaruh
Semakin besar laba yang diperoleh terhadap pajak penghasilan badan adalah
perusahaan maka akan semakin besar rasio leverage.
pula pajak yang harus ditanggung oleh

34
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Rasio leverage merupakan rasio Biaya operasional merupakan biaya


yang mengukur seberapa besar bersih yang dikeluarkan perusahaan dan
perusahaan dibiayai dengan utang. dilaporkan ke laporan laba rugi. Biaya
Penggunaan utang yang terlalu tinggi operasinal dalam kegiatan usaha
akan membahayakan perusahaan perusahaan sangat berkaitan erat dengan
sehingga perusahaan akan masuk ke Pajak Penghasilan Badan. Hal ini sesuai
dalam kategori perusahaan yang terjebak dengan ayat 1 Pasal 6 (Undang Undang
dan sulit untuk melepaskan beban utang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak
tersebut. Oleh karena itu sebaiknya Penghasilan, 2008) yang menyebutkan
perusahaan harus menyeimbangkan bahwa biaya yang dapat diperkenankan
berapa utang yang layak diambil dan menjadi pengurang dalam menghitung
dari mana sumber-sumber yang dapat penghasilan wajib pajak dalam negeri
dipakai untuk membayar utang tersebut. adalah biaya yang berkaitan dengan
Salah satu jenis rasio leverage adalah kegiatan usaha seperti biaya penjualan,
Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini promosi, serta administrasi. Biaya
mengukur perbandingan jumlah dana promosi atau biaya pemasaran
yang disediakan oleh kreditor dengan merupakan biaya yang terjadi untuk
jumlah dana yang berasal dari pemilik kegiatan pemasaran, dan biaya
perusahaan. Rasio ini berfungsi untuk administrasi yang umum merupakan
mengetahui berapa bagian dari setiap biaya yang mengkoordinasikan kegiatan
rupiah modal yang dijadikan sebagai produksi dan pemasaran produk. Secara
jaminan utang. Semakin tinggi Debt to konseptual biaya operasional memiliki
Equity Ratio maka semakin kecil jumlah pengaruh negatif terhadap jumlah pajak
modal pemilik yang dapat dijadikan penghasilan badan. Hal ini disebabkan
sebagai jaminan utang. Besarnya nilai bahwa biaya operasional memiliki
Debt to Equity Ratio menjadi acuan hubungan terhadap volume penjualan
kreditor untuk meminjamkan dana yang dihasilkan serta penerimaan laba
kepada perusahan. Sumber dana yang pada suatu periode akuntansi. Biaya
berasal dari utang tersebut akan operasional yang besar dapat menjadi
menimbulkan beban bunga, sehingga indikasi besarnya ukuran dari
akan berdampak pada jumlah pajak yang perusahaan dikarenakan dalam biaya ini
akan dibayarkan. Besarnya laba kena terdapat unsur biaya penyusutan atas
pajak akan menurunkan nilai Debt to asset, biaya gaji tenaga kerja, serta
Equity Ratio sehingga dapat dikatakan biaya-biaya lainnya. Argumen ini
bahwa Debt to Equity Ratio memiliki didukung oleh penelitian yang dilakukan
pengaruh negatif terhadap pajak (Salamah et al., 2016) yang
penghasilan badan. Hal ini dikarenakan menyimpulkan bahwa beban operasional
beban bunga yang dihasilkan dari utang memiliki pengaruh negatif terhadap
dapat dibebankan sebagai biaya dan pajak penghasilan badan. Tetapi hasil
menjadi pengurang penghasilan kena yang berbeda ditemukan pada penelitian
pajak. Hasil ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh (Jimmy & Pratiwi,
penelitian yang dilakukan oleh 2017), hal ini dikarenakan perusahaan
(Alfandia, 2019). Namun hasil yang telah menerapkan perencanaan pajak
berbeda ditemukan oleh (Zuardi & yang matang sehingga besar atau
Anam, 2016) bahwa Debt to Equity kecilnya biaya yang dikeluarkan tidak
Ratio memiliki pengaruh positif terhadap akan mempengaruhi tarif pajak
pajak penghasilan. penghasilan. Berdasarkan yang telah
Selanjutnya variabel yang dipaparkan sebelumnya maka tujuan
memiliki pengaruh terhadap pajak penelitian ini adalah untuk menguji
penghasilan adalah biaya operasional. secara empiris pengaruh profitabilitas

35
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

terhadap pajak penghasilan badan, dengan beban operasional. Beban


menguji secara empiris pengaruh operasional di sini terdiri atas beban
leverage terhadap pajak penghasilan penjualan maupun beban umum dan
badan dan menguji pengaruh biaya administrasi. Semakin tinggi marjin laba
operasional terhadap pajak penghasilan operasional berarti semakin tinggi pula
badan. laba operasional yang dihasilkan dari
Pengaruh Profitabilitas terhadap penjualan bersih yang disebabkan
pajak penghasilan badan tingginya laba kotor dan/atau rendahnya
Rasio profitabilitas merupakan beban operasional. Sebaliknya, semakin
rasio untuk menilai kemampuan rendah marjin laba operasional berarti
perusahaan dalam mencari keuntungan. semakin rendah pula laba operasional
Hal ini ditunjukkan oleh laba yang yang dihasilkan dari penjualan bersih.
dihasilkan dari penjualan dan Hal ini dapat disebabkan karena
pendapatan investasi. Pengukuran rasio rendahnya laba kotor dan/atau tingginya
profitabilitas dapat dilakukan dengan beban operasional. Tinggi rendahnya
membandingkan antara berbagai laba operasional akan berdampak pada
komponen yang ada didalam laporan jumlah pajak yang akan dibayarkan. Jika
laba/rugi dan/atau laporan posisi jumlah laba operasional mengalami
keuangan. Pengukuran dapat dilakukan kenaikan maka jumlah pajak yang akan
untuk beberapa periode. Hal ini dibayarkan oleh perusahaan juga akan
bertujuan untuk memonitor dan tinggi. Sebaliknya apabila jumlah laba
mengevaluasi tingkat perkembangan operasional mengalami penurunan maka
profitablitas perusahaan dari waktu ke jumlah pajak yang dibayarkan juga
waktu. Dengan melakukan analisis mengalami penurunan. Rasionalisasi ini
secara berkala memungkinkan pihak didukung oleh penelitian yang dikukan
manajemen untuk melakukan perbaikan oleh (Salamah et al., 2016) dan
dan menetapkan langkah-langkah (Firdiansyah et al., 2018) yang
efesiensi. Penelitian ini mengukur mengemukan bahwa Operating Profit
profitablitas dengan menggunakan Ratio (OPR) memiliki pengaruh yang
Operating Profit Ratio (OPR). Hal ini positif dan signifikan terhadap pajak
dikarenakan Operating Profit Ratio penghasilan badan. Hal ini dikarenakan
(OPR) berdampak langsung pada operating profit ratio berdampak pada
perubahan laba yang menjadi dasar perubahan laba, rasio ini telah
dalam menghitung pajak penghasilan menunjukkan profitabilitas yang optimal
badan. Tingginya Operating Profit Ratio sehingga mampu menyeimbangkan
(OPR) mengindikansikan semakin baik antara keuntungan dan tingkat kerugian
perusahaan tersebut dalam mengelola serta efesiensi biaya operasi yang
kegiatan operasionalnya (Syamsuddin, dilakukan perusahaan dalam rangka
2011). Rasio ini juga mengukur tingkat pembayaran pajak yang optimal. Dari
efektivitas perusahaan dengan pemaparan di atas maka dalam ditarik
melakukan kontrol pengeluaran serta hipotesis pertama yaitu :
biaya oprasional. Margin laba H1 : Operating profit ratio
operasional merupakan rasio yang Berpengaruh Positif Terhadap
digunakan untuk mengukur besarnya Pajak Penghasilan Badan
persentase laba operasional atas Pengaruh leverage terhadap pajak
penjualan bersih. Rasio ini dihitung penghasilan badan
dengan membagi laba operasional Rasio leverage merupakan rasio
terhadap penjualan bersih. Laba yang digunakan untuk mengukur sejauh
operasional sendiri dihitung sebagai mana aset perusahaan dibiayai oleh
hasil pengurangan antara laba kotor
36
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

utang. Hal ini berarti seberapa besar jaminan utang. Semakin tinggi Debt to
beban utang yang akan ditanggung Equity Ratio (DER) maka akan semakin
perusahaan dibandingkan dengan kecil jumlah modal pemilik yang dapat
asetnya. Perusahaan dengan rasio dijadikan sebagai jaminan utang.
leverage yang tinggi (memiliki utang Kreditor akan menyukai rasio utang
yang besar) dapat berdampak pada yang rendah karena makin rendah rasio
timbulnya resiko keuangan yang besar, ini maka akan makin besar perlindungan
tetapi juga memiliki peluang yang besar terhadap kerugian kreditor jika terjadi
pula untuk menghasilkan laba yang likuidasi. Namun, disisi lain pemegang
tinggi. Resiko keuangan yang besar ini saham mungkin menginginkan lebih
timbul karena perusahaan harus tinggi rasio ini karena akan memperbesar
menanggung dengan pembayaran bunga laba yang diharapkan (Hery, 2016). Hal
dalam jumlah yang besar. Namun, jika ini disebebkan dengan adanya utang
dan hasil pinjaman tersebut maka akan menimbulkan bunga yang
dipergunakan secara efesien dan efektif dapat dijadikan pengurang pajak.
dengan membeli aset produktif tertentu, Penggunaan utang akan mengurangi
untuk melakukan ekspansi bisnis kewajiban pajak dan menyisakan laba
perusahaan, hal ini akan memberikan operasi yang lebih besar bagi investor
peluang yang besar bagi perusahaan perusahaan. Rasionalisasi ini didukung
untuk meningkatkan hasil usahanya. oleh penelitian yang dilakukan oleh
Sebaliknya, apabila perusahaan dengan (Alfandia, 2019) dan (Zuardi & Anam,
rasio leverage yang rendah memiliki 2016) yang menemukan bahwa Debt to
resiko keuangan yang kecil, tetapi juga Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh
mungkin memiliki peluang yang kecil negatif dan signifikan terhadap pajak
pula untuk menghasilkan laba yang penghasilan badan, dari memaparan
besar. Rasio leverage dapat menjadi diatas maka dapat ditarik hipotesis
kontrol bagi pemilik perusahaan karena sebagai berikut :
dengan rasio ini pemilik perusahaan H2 : Debt to Equity Ratio (DER)
dapat menilai kemampuan manajemen Berpengaruh negatif Terhadap
dalam mengelola dan yang telah Pajak Penghasilan Badan
dipercayakan. Sementara bagi pihak Pengaruh biaya operasional terhadap
manajemen rasio ini dapat memonitor pajak penghasilan badan
dengan baik struktur modal yang Biaya operasional merupakan
dimiliki oleh perusahaan, yaitu biaya yang digunakan untuk
perbandingan antara jumlah uatang memperoleh barang, menghasilkan
dengan jumlah modal sendiri. Penelitian barang, melakukan pemasaran dan
ini mengukur rasio leverage dengan melakukan penjualan serta biaya-biaya
menggunakan Debt to Equity Ratio untuk operasional lain. Biaya
(DER). Debt to Equity Ratio (DER) operasional juga dapat diartikan sebagai
merupkan rasio yang digunakan untuk pengeluaran uang untuk melaksanakan
menilai utang dengan ekuitas. Untuk kegiatan pokok, yaitu berupa biaya
mencari rasio ini dengan cara penjualan dan administrasi untuk
membandingkan antara seluruh utang, memperoleh pendapatan, tidak termasuk
termasuk utang lancar dengan seluruh pengeluaran yang telah diperhitungkan
ekuitas. Rasio ini berguna untuk dalam harga pokok penjualan dan
mengetahui jumlah dana yang penyusutan. Biaya operasional berkaitan
disediakan peminjam (kreditor) dengan erat dengan pajak penghasilan
pemilik perusahaan. Dengan kata lain dikarenakan yang menjadi pengurang
rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah penghasilan kena pajak adalah biaya
modal sendiri yang dijadikan untuk

37
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

penjualan, promosi serta biaya Operating


H1
Profit Ratio
adminstrasi (Pohan, 2018). Biaya
Pajak
operasional merupakan pengurang Debt to H2
Penghasila
Equity Ratio
penghasilan bruto yang dapat (DER) H3 n Badan
dibebankan pada tahun fiskal berjalan. Biaya
Operasional
Untuk dapat dibebankan sebagai biaya,
pengeluaran-pengeluaran tersebut harus Gambar 2.
memiliki hubungan langsung dengan Model Penelitian
usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, METODE PENELITIAN
menagih dan memelihara penghasilan Jenis penelitian ini merupakan penelitian
yang merupakan objak pajak seperti : kausatif, yaitu penelitian yang didesain
gaji karyawan, sewa kantor, beban untuk untuk mengukur hubungan antara
listrik, dan sebagainya (Sumarsan, variabel riset, atau menganalisis
2013). Biaya–biaya ini merupakan biaya pengaruh suatu variabel terhadap
operasional yang berhubungan dengan variabel lainnya (Sekaran, 2006).
volume penjualan yang dihasilkan dari Penelitian ini menguji secara empiris
laba suatu periode akuntansi. Biaya yang dilakukan untuk membuktikan
operasional yang besar dapat menjadikan adanya Pengaruh Profitabilitas,
indikasi ukuran perusahaan tersebut dan Leverage, dan Biaya Operasional
didalam unsur biaya operasional terdapat Terhadap Pajak Penghasilan Badan.
unsur biaya penyusutan untuk aset, biaya Penelitian ini merupakan pengujian
gaji tenaga kerja, serta biaya-biaya lain hipotesis yang diajukan terkait dengan
yang termasuk dalam tax deductible pengaruh antara variabel independen
(Zuardi & Anam, 2016). Berdasarkan terhadap variabel dependen. Populasi
pemaparan tersebut maka dapat dalam penelitian ini adalah perusahaan
diketahui bahwa biaya operasional food and beverage (makanan dan
memiliki pengaruh yang negatif dan minuman) yang terdaftar di Bursa Efek
signifikan terhadap pajak penghasilan Indonesia (BEI) tahun 2014-2018
badan. Hal ini sesuai dengan penelitian dengan populasi sebanyak 25
yang dilakukan oleh (Zuardi & Anam, perusahaan.Teknik pengambilan sampel
2016) dan (Atina, Harimurti, & penelitian ini dilakukan dengan
Kristianto, 2016), sehingga dapat ditarik menggunakan teknik purposive sampling
hipotesis sebagai berikut : yaitu melalui pengambilan sampel secara
H3 : Biaya Operasional Berpengaruh khusus berdasarkan kriteria-kriteria
Negatif Terhadap Pajak tertentu. Adapun kriteria yang digunakan
Penghasilan Badan untuk memilih sampel adalah sebagai
berikut:
Kerangka Pemikiran Teoritis a. Perusahaan food and beverage
Bersadarkan hipotesis yang telah (makanan dan minuman) yang
diuraikan diatas maka dapat terdaftar di Bursa Efek Indonesia
digambarkan model kerangka pemikiran (BEI) selama 5 tahun berturut-turut
teoritis sebagai berikut : yaitu tahun 2014-2018, yaitu
perusahaan food and beverage
(makanan dan minuman) yang tidak
delisting (keluar) dan new listing di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5
tahun berturut-turut yaitu tahun 2014-
2018.
Gambar 1 b. Perusahaan food and beverage
Kerangka Pemikiran Teoritis (makanan dan minuman) yang

38
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

menyajikan Laporan keuangan selama atas keduanya merupakan laba kena


periode penelitian (tahun 2014-2018) pajak yang menjadi objek pengenaan
secara lengkap. pajak penghasilan. Pajak penghasilan
c. Perusahaan yang tidak mengalami badan merupakan pajak penghasilan
kerugian selama periode penelitian yang dihitung dari laba kena pajak
2014-2018 dikalikan dengan tarif pajak penghasilan
Tabel 3 badan pasal 17 dengan satuan rupiah
Hasil Pemilihan Sampel (menggabungkan pajak kini dan pajak
No Keterangan Jumlah tangguhan perusahaan) (Resmi, 2017).
Perusahaan food and beverage (makanan dan Pajak Penghasilan Badan = pajak kini + pajak
minuman) yang terdaftar di BEI tahun 2014- 26
2018
tangguhan perusahaan
1 Perusahaan yang delisted (1) Variabel independen dalam
2 Perusahaan yang new listing (11)
3 Perusahaan yang tidak menyampaikan (2) penelitian ini adalah profitabilitas yang
laporan keuangannya secara lengkap
4 Perusahaan memiliki laba negatif (2) diproksikan dengan Operating profit
Total perusahaan yanga memenuhi kreteria 10 ratio (OPR) , Leverage yang diproksikan
dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan
Penelitian ini menggunakan jenis data Biaya operasional. Rasio profitabilitas
yang digunakan adalah data dokumenter, merupakan rasio yang digunakan untuk
yang berupa laporan keuangan mengukur kemapuan perusahaan dalam
perusahaan dan ringkasan kinerja menghasilkan laba dari aktivitas normal
perusahaan food and beverage (makanan bisnisnya. Rasio ini bertujuan untuk
dan minuman) yang terdaftar di BEI mengetahui kemampuan perusahaan
pada tahun 2014 - 2018. Sumber data dalam menghasilkan laba selama periode
dalam penelitian ini adalah data tertentu, rasio ii juga bertujuan untuk
sekunder yang merupakan sumber data mengukur tingkat efektivitas manajemen
penelitian yang diperoleh secara tidak dalam menjalankan operasional
langsung melalui media perantara. perusahaan. Pengukuran rasio
Variabel yang diteliti tersedia dengan profitabilitas dalam penelitian ini adalah
lengkap pelaporan keuangan dan Operating profit ratio (OPR) yang
ringkasan kinerja tahun 2014–2018. dihitung dengan membagi laba
Sumber data diperoleh dari website IDX operasional atas penjualan bersih (Hery,
: www.idx.co.id. Untuk memperoleh 2016).
data yang dibutuhkan dalam penelitian
Operating profit ratio (OPR) = Laba Operasional
ini, penulis menggunakan teknik Penjualan bersih
observasi dokumentasi dengan melihat
laporan keuangan, laporan tahunan dan Leverage merupakan suatu rasio
ringkasan kinerja perusahaan. keuangan yang menunjukan hubungan
Variabel dependen dalam antara hutang perusahaan dengan modal
penelitian ini adalah Pajak penghasilan yang dimiliki perusahaan. Pengukuran
Badan. Pajak penghasilan merupakan dalam rasio keuangan leverage ini
pajak yang dihitung berdasarkan adalah dengan menggunakan presentase
peraturan perpajakan dan dikenakan atas terhadap total hutang dengan modal
penghasilan kena pajak perusahaan. perusahaan yang disebut juga dengan
Dalam menetapkan penghasilan kena Debt to Equity Ratio (DER). Semakin
pajak harus dihitung dulu berapa tinggi DER menunjukkan komposisi
penghasilan bruto yang menjadi objek total hutang (jangka pendek dan jangka
pajak, kemudian dikurangi dengan panjang) semakin besar dibanding
pengeluaran-pengeluaran yang boleh dengan total modal sendiri, sehingga
dikurangkan dari penghasilan bruto berdampak semakin besar beban
(deductible expances) tersebut. Selisih perusahaan terhadap pihak luar.

39
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Meningkatnya beban terhadap kreditur dari tiap variabel penelitian. Statistik


menunjukkan sumber modal perusahaan deskriptif yang digunakan antara lain:
sangat tergantung dengan pihak luar. mean, standard deviation, maximal,
Selain itu besarnnya beban hutang yang minimal maupun tabel dan chart.
ditanggung perusahaan dapat Uji Asumsi Klasik
mengurangi jumlah laba yang diterima Dengan menggunakan motode Orinal
perusahaan. DER dapat dirumuskan Least Square (OLS) dalam menghitung
sebagai berikut (Hery, 2016): persamaan regresi, maka dalam analisis
Debt to Equity Ratio (DER)= Total Hutang regresi tersebut ada bebearapa asumsi
Modal Sendiri yang harus dipenuhi agar persamaan
Biaya operasional merupakan regresi tersebut valid untuk digunakan
biaya yang terus dikeluarkan oleh entitas dalam penelitian. Asumsi tersebut
yang tidak berhubungan dengan produk disebut dengan asumsi klasik.
namun berkaitan dengan aktivitas a. Uji Normalitas
operasional sehari-hari. (Jusuf, 2014). Uji normalitas bertujuan untuk
Biaya operasional merupakan menguji model regresi, variabel
penjumlahan antara biaya pemasaran, pengganggu atau residual memiliki
administrasi dan umum. Biaya distribusi normal. Cara untuk
pemasaran merupakan biaya yang mengetahui bahwa data tersebut
dikeluarkan perusahaan untuk terdistribusi secara normal atau tidak
mendistribusikan barang produksi yaitu uji statistik nonparametrik
hingga sampai kepada konsumen. Kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan
Sementara biaya administrasi dan umum pengujian ini dapat diketahui data
menampung keseluruhan aktivitas yang digunakan berdistribusi normal
administrasi berkaitan dengan kantor atau tidak. Apabila sesuai dengan
seperti urusan hukum, merk dagang, kriteria : Asym.sig (2-Tailed)>
pajak, biaya listrik dan telepon, dan lain- kreteria signifikansi (p-value) 0,05
lain (Mulyadi, 2008). maka data tersebut berdistri normal
dan sebaliknya.
Biaya Operasional = Biaya Pemasaran + Biaya
Administrasi dan Umum
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk
Tabel 4 menguji suatu model regresi
Definisi Operasional Variabel ditemukan adanya kolerasi antar
Variabel Pajak PPh Badan = Pajak Kini +
Independen Penghasilan Pajak
variabel bebas. Cara untuk
Badan Tangguhan mengetahui terjadi multikolonieritas
Variabel Operating atau tidak yaitu dengan melihat nilai
Dependen Profit OPR = Laba Operasional
Ratio Penjualan Bersih Tolerance dan variance Inflation
Debt to DER = Total Hutang Factor (VIF). Nilai cut off yang
Equity Modal Sendiri
Ratio
umum dipakai untuk menunjukkan
Biaya B.Opr = Biaya Pemasaran + adanya multikolinearitas adalah nilai
Operasional Biaya Adm & Tolerance <0,10 atau sama dengan
Umum
nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013).
Teknik Analisis Data c. Uji Autokorelasi
Statistik Deskriptif Uji autokorelasi bertujuan untuk
Pengujian statistik desktiptif digunakan menguji sesuatu untuk menguji
untuk memberikan gambaran profil data sesuatu dalm model regresi liner ada
sampel. Statistik deskriptif juga korelasi antara kesalahan pengganggu
bermanfaat untuk mendeskripsikan pada periode t-1 atau periode
variabel-variabel dalam penelitian ini, sebelumnya. Cara untuk mengetahui
yaitu akan memberikan gambaran umum terjadi autokorelasi atau tidak yaitu
40
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

dengan menggunakan Run Test. Run terhadap variabel dependen (variabel


Test digunakan untuk melihat data terikat). Dimana nilai R untuk mengatur
residual terjadi secara random atau kecocokan garis regresi.
tidak (sistematis). Tidak terjadi
Analisa regresi linier berganda
autokorelasi yaitu apabila probilitas
signifikan lebih besar dari ∝ = 0,5 Analisa regresi yang digunakan dalam
(Ghozali, 2013). Model regresi yang penelitian ini yaitu analisa regresi linier
baik, seharusnya tidak terdapat berganda yang meneliti pengaruh
autokorelasi. Uji ini dapat dilakukan Profitabilitas, Leverage, dan Biaya
dengan menghitung nilai Durbin- Operasional Terhadap Pajak Penghasilan
Watson. Beberapa kriteria untuk Badan. Model regresi linier berganda
mendeteksi autokorelasi :
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 5
𝑃𝑃ℎ = ∝ + 𝛽1(𝑂𝑃𝑅) + 𝛽2 (𝐷𝐸𝑅) + 𝛽3(𝐵𝑂) … 𝜀
Tabel Keputusan Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika HASIL DAN PEMBAHASAN
Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < d< dl
positif Deskripsi Data
Tidak ada autokorelasi
positif
No desicion dl < d < du Penelitian ini menggunakan seluruh
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 perusahaan food and beverage (makanan
Tidak ada korelasi negatif No desicion 4- du< d < 4- dl
Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak du < d < 4 - du dan minuman) yang terdaftar di Bursa
positif atau negatif
Efek Indonesia (www.idx.co.id) sebagai
Sumber : Ghozali (2013)
objek penelitian dengan menggunakan
d. Uji Heteroskedastisitas motode purposive sampling sehingga
Uji heteroskedastisitas bertujuan dari 26 populasi penelitian diperoleh 10
untuk menguji model regresi terjadi perusahaan sebagai sampel penelitian.
ketidaksamaan variance dari residual Analisis Data
satu pengamatan ke pengamatan yang Alat analisis yang digunakan dalam
lain. Cara untuk mengetahui apakah penelitian ini adalah analisis regresi
terjadi heteroskedastisitas atau tidak linier berganda dengan program SPSS
yaitu dengan Pengujian 22. Penelitian ini menganalisis tentang
heteroskedastisitas menggunakan “Dampak Profitabilitas, Leverage dan
teknik uji koefisien korelasi Biaya Operasional Terhadap Pajak
Spearman’s rho yaitu mengorelasikan Penghasilan Badan”, dengan melakukan
variabel independen dengan uji analisis sebagai berikut :
residualnya. 1. Statistik Deskriptif
Uji Hipotesa Sebelum melakukan pengujian
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted hipotesis, terlebih dahulu diuraikan
R2) gambaran sebaran nilai dari masing-
masing variabel. Selanjutnya deskripsi
Uji R2 digunakan untuk mengetahui
dari masing-masing variabel
seberapa besar sumbangan pengaruh dijelaskan pada tabel dibawah ini:
variabel independen (variabel bebas)
Tabel 6
Hasil Statistik Deskriptif
Keterangan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PPh Badan 50 Rp5.182.229.992 Rp2.532.747.000.000 Rp471.739.263.375,37 Rp726.617.431.577,17
BO 50 Rp59.719.722.809 Rp6.018.458.000.000 Rp1.197.907.596.587,35 Rp1.715.816.659.571,31
OPR 50 0,17 3,56 0,9484 0,67074
DER 50 0,01 0,83 0,1770 0,16932
Sumber : data diolah SPSS

41
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Hasil tabel 6 menunjukkan statistik Rp1.715.816.659.571,31. Profitabilitas


deskriptif masing-masing variabel merupakan variabel independen
penelitian dengan sampel penelitian selanjutnya yang diukur menggunakan
sebanyak 50. Hasil Statisktik deskriptif Operating Profit Ratio (OPR). PT.
menunjukkan bahwa pajak penghasilan Delta Djakarta Tbk, pada tahun 2017
badan dengan nilai minimum sebesar merupakan perusahaan yang memiliki
Rp 5.182.229.992 dimiliki oleh PT. nilai OPR yang minimum sebesar 0.17,
Sekar Laut pada tahun 2014. Sementara hal ini berarti kemampuan PT. Delta
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Djakarta Tbk dalam menghasilkan laba
pada tahun 2016 merupakan perusahaan selama periode 2014-2018 sebesar 0.17
yang memiliki jumlah pajak dibandingkan perusahaan-perusahaan
penghasilan badan terbesar yang sejenis lainnya. Sementara nilai OPR
dibayar oleh perusahaan food and maximum dimiliki oleh PT. Multi
beverage (makanan dan minuman) Bintang Indonesia, Tbk pada 2015.
periode 2014-2018 yaitu sebesar Rp Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk
2.532.747.000.000. Pembayaran pajak rasio ini sebesar 0,9484 dan 0,67074.
penghasilan badan yang dibayar oleh Penelitian ini juga mengambil leverage
perusahaan food and beverage sebagai variabel independen yang
(makanan dan minuman) yang terdaftar diukur menggunakan Debt to Equity
di BEI dalam tahun 2014-2018 secara Ratio (DER), tabel 7 menunjukkan
rata-rata memiliki nilai sebesar Rp bahwa perusahaan yang memiliki DER
471.739.263.375,37 dengan standar terendah adalah PT. Indofood CBP
deviasi sebesar Rp726.617.431.577,17. Sukses Makmur Tbk pada tahun 2014
Biaya operasional merupakan salah satu dengan nilai sebesar 0,01, sementara
variabel independen dalam penelitian untuk nilai DER tertinggi dimiliki oleh
ini dengan nilai minimum Rp PT. Siantar Top, Tbk pada tahun 2016
59.719.722.809 yang dimiliki oleh PT. dengan nilai sebesar 0.83. Secara rata-
Sekar Bumi, Tbk pada tahun 2014. rata perusahaan food and beverage
Nilai maximum dari biaya operasional (makanan dan minuman) periode 2014-
dimiliki oleh PT. Indofood Sukse 2018 memiliki DER dan standar deviasi
Makmur, Tbk pada tahun 2018. Biaya sebesar 0,1770 dan 0,16932.
operasional dalam penelitian ini 2. Uji Asumsi Klasik
memiliki nilai rata-rata dan standar Hasil uji asumsi klasik pada
deviasi sebesar penelitian ini dapat dilihat sebagai
Rp1.197.907.596.587,35 dan berikut:
Tabel 7
Hasil Uji Asumsi Klasik
Kolmogorov-
Collinearity Statistics Spearman's rho Uji Hipotesis
Adjusted R Durbin- Smirnov Test
Square Watson Unstandardized Unstandardized
Tolerance VIF B t Sig.
Residual Residual
0,903 1,583
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,07
OPR 0,996 1,004 0,937 10.734,450 0,356 0,723
DER 0,962 1,039 0,559 376.730,517 3,102 0,003
BO 0,966 1,035 0,985 0,649 21,406 0,000
Sumber : data diolah SPSS

42
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Uji Normalitas disimpukan bahwa tidak terdapat


Untuk menguji normalitas dalam autokorelasi.
penelitian ini dengan menggunakan Uji Heteroskedastisitas
uji Kolmogorov Smirnov, dengan uji Pengujian heteroskedastisitas
ini dapat diketahui data yang dilakukan dengan menggunakan uji
digunakan terdistribusi normal atau koefisien Spearman’s rho yaitu
tidak. Dasar pengambilan keputusan dengan mengorelasikan variabel
adalah jika nilai signifikansinya diatas independen dengan residualnya.
5% maka model regresi memenuhi Pengujian menggunakan tingkat
asumsi normalitas. Berdasarkan tabel signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.
7 hasil uji normalitas menunjukkan Tabel 7 menunjukkan tingkat
bahwa besarnya nilainya signifikasi untuk pengujian
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat heteroskedastisitas yang dilakukan
signifikansinya adalah 0,07, oleh dengan menggunakan uji koefisien
karena nilai signifikansinya lebih dari Spearman’s memiliki nilai
0,05 maka dapat dikatakan bahwa signifikansi lebih dari 0.05, hal ini
data tersebut berdistribusi normal. menunjukkan bahwa tidak terjadi
Uji Multikolinieritas heteroskedastisitas pada penelitian
Metode untuk menguji adanya ini.
multikolinieritas dilihat dari nilai 3. Uji Hipotesis
toleranve value dan variance inflation Uji Koefisien Determinasi
factor (VIF). Hasil analisis pada tabel (Adjusted R2)
7 menunjukkan bahwa nilai VIF Uji R2 digunakan untuk mengetahui
semua variabel independen dibawah seberapa besar sumbangan pengaruh
nilai 10 dan Tolerance value diatas variabel independen (variabel bebas)
0,10. Dari hasil disimpulkan bahwa terhadap variabel dependen (variabel
tidak ada multikolinearitas antar terikat). Dimana nilai R2 untuk
variabel independen dalam model mengatur kecocokan garis regresi.
regresi. Hasil analisis data pada tabel 7
Uji Autokorelasi menunjukkan diperoleh nilai
Uji autokorelasi bertujuan menguji Adjusted R Square = 0.903 hal ini
apakah dalam model regresi linear menunjukkan perhitungan model
ada korelasi antara kesalahan regresi pertama dengan program
pengganggu pada periode t dengan SPSS for windows versi 22.00, hal
kesalahan pengganggu pada periode ini mengidentifikasikan berarti bahwa
sebelumnya t-1 (Ghozali, 2013). Pajak Penghasilan Badan dapat
Autokorelasi muncul karena dijelaskan oleh variabel independen
observasi yang berurutan sepanjang sebesar 90.3% sedangkan sisanya
tahun yang berkaitan satu dengan sekitar 9.7% dipengaruhi oleh
yang lainnya. Hal ini sering variabel lain yang tidak diteliti.
ditemukan pada time series. Untuk Analisa regresi linier berganda
mengetahui adanya autokorelasi Pengujian terhadap hipotesis
dilakukan dengan uji Durbin Watson. dilakukan dengan menggunakan
Hasil pengujian autokorelasi pada regresi linear berganda. Persamaan
tabel 7 memperlihatkan Nilai DW regresi yang pertama bertujuan untuk
sebesar 1,583 lebih besar dari batas melihat pengaruh Profitabilitas,
atas (du) 1,3779 dan kurang dari (4 – Leverage dan Biaya Operasional
1,3779= 2,417) maka dapat Terhadap Pajak Penghasilan
Badan”, penelitian ini dilakukan pada

43
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Perusahaan food and beverage adanya beban bunga yang harus


(makanan dan minuman) yang dikurangkan dari laba usaha yang juga
Terdaftar Di BEI selama tahun 2014- akan menurunkan jumlah laba sebelum
2018. Pada tabel 7 memperlihatkan pajak. Sehingga tinggi rendahnya
data sekunder tersebut diperoleh Operating Profit Ratio (OPR) dalam
model regresi linier berganda sebagai penelitian ini tidak akan berpengaruh
berikut ini : terhadap jumlah laba yang dihasilkan.
𝑃𝑃ℎ = ∝ + 𝛽1(𝑂𝑃𝑅) + 𝛽2 (𝐷𝐸𝑅) Hasil penelitian ini bertentangan dengan
+ 𝛽3(𝐵𝑂) … … … 𝜀 hasil penelitian yang ditemukan oleh
𝑃𝑃ℎ = 118.343,521 + 376.730,517 (𝑂𝑃𝑅) (Firdiansyah et al., 2018).
+ 10.734,450 (𝐷𝐸𝑅) Pengaruh leverage terhadap pajak
+ 0,649 (𝐵𝑂) … … … 𝜀
penghasilan badan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tabel 7 diatas dapat diketahui hasil uji
pajak penghasilan badan hipotesis yang kedua dimana t hitung> ttabel
Pengujian hipotesis yang pertama yaitu 3,102 > t tabel 0.67943 sehingga
berdasarkan tabel 7 regresi diatas dapat H1 diterima Ho ditolak dengan nilai sig
dilihat besarnya t hitung dari hasil = 003< 0.05 maka hipotesis 3 diterima hal
perhitungan model regresi pada variabel ini berarti secara parsial Debt to Equity
profitablitas yang dikur dengan Ratio berpengaruh terhadap pajak
Operating Profit Ratio (OPR) memiliki penghasilan badan. Hasil uji hipotesis ini
thitung< ttabel (0.356 < t tabel 0.67943) menunjukkan bahwa leverage yang
maka H1 ditolak Ho diterima dengan diukur dengan Debt to Equity Ratio
nilai nilai sig ,723 > 0.05, hal ini berarti (DER) memiliki pengaruh yang
secara parsial ukuran perusahaan tidak signifikan terhadap pajak penghasilan
berpengaruh terhadap pajak penghasilan badan. Penelitian ini
badan. Hasil uji hipotesis ini mengidentifikasikan bahwa Debt to
menunjukkan bahwa profitabilitas yang Equity Ratio (DER) menunjukkan
diukur menggunakan Operating Profit persentase penyediaan dana oleh
Ratio (OPR) tidak memiliki pengaruh pemegang saham terhadap pemberi
yang signifikan terhadap pajak pinjaman. Semakin tinggi rasio DER
penghasilan. Rasionalisasi untuk maka semakin rendah pendanaan
penelitian ini adalah Operating Profit perusahaan yang disediakan oleh
Ratio (OPR) sebagai tolak ukur pemegang saham. Semakin tinggi DER
efektivitas perusahaan pada perusahaan menunjukkan komposisi total hutang
food and beverage (makanan dan (jangka pendek dan jangka panjang)
minuman) periode 2014-2018 gagal semakin besar dibandingkan dengan
melakukan kontrol terhadap pengeluaran total modal sendiri, sehingga berdampak
termasuk biaya operasional. Hasil pada besarnya beban perusahaan
penelitian ini mengindikasikan bahwa terhadap pihak luar (kreditur) dan
perusahaan food and beverage (makanan besarnnya beban hutang yang
dan minuman) pada kurun waktu 2014- ditanggung perusahaan dapat
2018 tidak meminimalkan biaya-biaya mengurangi jumlah laba yang diterima
sehingga perusahaan mampu perusahaan. Laba perusahaan menjadi
menghasilkan penjualan yang sangat dasar perhitungan penghasilan kena
tinggi tetapi beban perusahaan menjadi pajak, dengan rendahnya jumlah
besar hal ini berdampak pada laba penghasilan kena pajak maka jumlah
operasi yang turun saat penjualan bersih pajak yang akan dibayarkan juga akan
meningkat. Penelitian ini juga berkurang. Hal ini sesuai dengan teori
mengindikasikan adanya pengaruhi struktur modal yaitu teori trade off yang
jumlah laba yang dihasilkan dikarenakan dikemukakan oleh Myers pada tahun
44
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

1984 dalam (Atmaja, 2008) dimana jumlah pajak yang akan dibayarkan
perusahaan dapat menggunakan utang dikarenakan biaya promosi dan biaya
sebagai alternatif untuk melakukan administrasi dan umum merupakan
penghematan pajak, dikarenakan utang pengurang jumlah penghasilan kena
akan menimbulkan beban bunga yang pajak dan hal ini juga berkaitan dengan
mengurangi jumlah laba bersih. Hal ini jumlah laba yang akan dihasilkan oleh
sesuai dengan hasil penelitian yang perusahaan. Hasil penelitian ini
dilakukan oleh (Alfandia, 2019). Hasil bertentangan dengan hasil penelitian
penelitian ini tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh (Jimmy & Pratiwi,
penelitian yang dilakukan oleh (Azhari, 2017) yang menemukan bahwa biaya
2015) yang menemukan bahwa DER operasional tidak memiliki pengaruh
tidak berpengaruh terhadap pajak yang signifikan terhadap pajak
penghasilan badan. penghasilan badan disebabkan
Pengaruh biaya operasional terhadap perusahaan yang menerapkan perencaan
pajak penghasilan badan pajak yang baik tidak akan
Dari tabel 7 regresi diatas dapat dilihat mempengaruhi jumlah pajak yang akan
besarnya thitung dari hasil perhitungan dibayarkannya.
model regresi pada variabel Biaya
Operasional sebesar 21,406 > t tabel SIMPULAN
0.67943 dengan tingkat siginifkansi nilai Penelitian ini bertujuan untuk
sig ,000 < 0.05 hal ini berarti H1 memberikan bukti empiris mengenai
diterima Ho ditolak. Penelitian ini Dampak Profitabilitas, Leverage dan
menunjukkan bahwa berarti adanya Biaya Operasional Terhadap Pajak
pengaruh yang signifikan antara biaya Penghasilan Badan sehingga dapat
operasional terhadap pajak penghasilan ditarik kesimpulan bahwa : tidak ada
badan. Biaya operasional berkaitan erat pengaruh yang signifikan antara
dengan pajak penghasilan dikarenakan Operating Profit Ratio (OPR) sebagai
yang menjadi pengurang penghasilan proksi profitabilitas terhadap pajak
kena pajak seperti biaya penjualan, penghasilan, hal ini dikarenakan
promosi serta biaya adminstrasi (Pohan, perusahaan food and beverage (makanan
2018). Biaya operasional merupakan dan minuman) pada kurun waktu 2014-
pengurang penghasilan bruto yang dapat 2018 tidak meminimalkan biaya-biaya
dibebankan pada tahun fiskal berjalan. sehingga perusahaan mampu
Hasil pengujian hipotesis pada penelitian menghasilkan penjualan yang sangat
ini menemukan bahwa biaya tinggi tetapi beban perusahaan menjadi
operasional memiliki pengaruh yang besar hal ini berdampak pada laba
signifikan terhadap pajak penghasilan operasi yang turun saat penjualan bersih
badan. Rasionalisasi untuk penelitian ini meningkat. Hasil penelitian ini
adalah semakin besar biaya operasional menemukan adanya pengaruh yang
suatu perusahaan maka semakin baik signifikan Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan dalam meminimalisir terhadap pajak penghasilan badan. Hal
kerugian. Sehingga semakin tinggi ini sesuai dengan teori struktur modal
keuntungan yang diperoleh perusahaan yaitu teori trade off yang dikemukakan
maka akan semakin tinggi pula biaya oleh Myers pada tahun 1984 dalam
operasional perusahaan dan hal ini juga (Atmaja, 2008) dimana perusahaan dapat
akan berpengaruh terhadap jumlah pajak menggunakan utang sebagai alternatif
yang akan dibayarkan. Hasil penelitian untuk melakukan penghematan pajak,
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dikarenakan utang akan menimbulkan
dilakukan oleh (Firdiansyah et al., 2018). beban bunga yang mengurangi jumlah
Biaya operasional akan mempengaruhi laba bersih. Hasil pengujian hipotesis

45
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

pada penelitian ini menemukan bahwa Jenderal Pajak 2018. Retrieved


biaya operasional memiliki pengaruh from
yang signifikan terhadap pajak https://www.pajak.go.id/sites/defa
penghasilan badan. Rasionalisasi untuk ult/files/2019-05/LAKIN DJP
penelitian ini adalah semakin besar biaya 2018.pdf
operasional suatu perusahaan maka Firdiansyah, M., Sudarmanto, E., &
semakin baik perusahaan dalam Fadillah, H. (2018). Pengaruh
meminimalisir kerugian. Adapun saran Profitabilitas Dan Biaya
yang dapat di berikan kepada peneliti Operasional Terhadap Beban Pajak
selanjutnya adalah memperluas sampel Penghasilan Badan Terutang Pada
penelitian menjadi seluruh sektor Perusahaan Perdagangan Eceran
industri manufaktur yang terdaftar di Yang Terdaftar Di Bei (Periode
BEI sehingga dapat diketahui gambaran 2013-2017).
penghindaran pajak untuk berbagai sub Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
sektor industri. Dan peneliti selanjutnya Multivariate dengan Program IBM
disarankan untuk mempergunakan SPPS 21. (P. P. Harto, Ed.) (7th
profitabilitas yang lain seperti ROA. ed.). Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA Hery. (2016). Analisis Laporan
Alfandia, N. S. (2019). Pajak dan Keuangan-Integrated and
Struktur Modal Perusahaan Comprehensive Edition. Jakarta:
Manufaktur di Indonesia. Berkala Gramedia Widiasarana Indonesia.
Akuntansi Dan Keuangan Jimmy, & Pratiwi, R. (2017). Pengaruh
Indonesia, 3(1), 17. Profitabilitas Dan Biaya
https://doi.org/10.20473/baki.v3i1. Operasional Terhadap Pajak
6822 Penghasilan Badan (Studi empiris
Atina, I., Harimurti, F., & Kristianto, D. pada perusahaan pertambangan
(2016). Pengaruh Profitabilitas yang Terdaftar di bursa efek
Dan Biaya Operasional Terhadap indonesia Periode 2014-2017), 1–
PPh Badan Perusahaan Makanan 12.
Dan Minuman Di BEI (Periode Jusuf, J. (2014). Analisis Kredit untuk
2013 – 2015). World Cotton Credit (Account) Officer. Jakarta:
Research Conference 6, (1), 1–8. Gramedia Pustaka Utama.
https://doi.org/10.2139/ssrn.23367 Kementrian Perindustrian. (2018).
03 Industri Makanan dan Minuman
Atmaja, L. S. (2008). Teori & Praktik Jadi Sektor Kampiun. Retrieved
Manajemen Keuangan. from
Yogyakarta: Andi Offset. http://www.kemenperin.go.id/artik
Azhari, A. (2015). Pengaruh Struktur el/20298/Industri-Makanan-dan-
Modal dan Manajemen Laba Minuman-Jadi-Sektor-Kampiun-
Terhadap Pajak Penghasilan Mulyadi. (2008). Akuntansi Biaya (5th
Badan Terutang. Skripsi ed.). Yogyakarta: Aditya Media.
Universitas Negeri Islam Jakarta. Pohan, C. A. (2018). Optimizing
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Corporate Tax Management :
Retrieved from Kajian Perpajakan dan Tax
http://repository.uinjkt.ac.id/dspac Planning. Jakarta: Sina Grafika
e/handle/123456789/30236 Offset.
Direktorat Jenderal Pajak. (2018). Resmi, S. (2017). Perpajakan : Teori dan
Laporan Kinerja Direktorat Kasus. Salemba Empat.
Salamah, A. A., Pamungkas, M. G. W.

46
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 22 No 1, Januari 2020 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

E. N., & Yogi, K. (2016).


Pengaruh Profitabilitas Dan Biaya
Operasional Terhadap Pajak
Penghasilan Badan (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Fek Indonesia
Periode 2012-2014). Jurnal
Perpajakan, 9(May), 31–48.
Sekaran, U. (2006). Research Methods
For Business (4th ed.). Jakarta:
Salemba Empat.
Sumarsan, T. (2013). Tax Review Dan
Strategi Perencanaan Pajak.pdf
(2nd ed.). Jakarta: PT. Indeks.
Syamsuddin, L. (2011). Manajemen
Keuangan Perusahaan (Jakarta).
Rajawali Pers.
Undang Undang No 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan, Jakarta:
Sekertariat Negara § (2008).
Zuardi, L. R., & Anam, C. (2016).
Analisis Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas, dan Biaya
Operasional terhadap Pajak
Penghasilan Badan Terutang
(Sektor Pertambangan di BEI
Tahun 2011-2016), 1–16.

47

Anda mungkin juga menyukai