Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“Perbandingan Pendidikan”

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ortopedagogik Anak Tunarungu

Dosen pengampu : Drs. Wagino, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Anisha Alif Rachmaniar (18010044033)


2. Johansyah Deva S (18010044083)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


2020

KATA PENGANTAR

Dengan segala rahmat dari Tuhan yang Maha Kuasa kami ucapkan rasa syukur karena
telah tersusunnya makalah dengan judul “Perbandingan Pendidikan” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ortopedagogik Anak Tunarungu.

Kami menyadari apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam pembuatan makalah
ini. Baik dalam pengejaan atau penulisan huruf hingga kurang sempurnanya penyampaian
materi. Oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
memperbaiki kesalahan yang ada kedepannya. Kami juga ucapkan terima kasih terhadap sumber-
sumber terkait yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat kedepannya sebagai
pembalajaran maupun refrensi.

Surabaya, 09 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………..........4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….4
C. Tujuan………………………………………………………………………………...........4

BAB II : PEMBAHASAN

A. Perbandingan Pendidikan………………………………………………………………....5

BAB III : PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………….6

3.2. Saran…………………………………………………….………………………………..6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….………………..7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bagi siswa tunarungu dengan tunaganda pada saat ini merupakan isu
yang hangat dan terus meningkat di bidang pendidikan anak tunarungu. Dalam
memberikan layanan pendidikan pada anak tunarungu maupun tunaganda para
pendamping atau guru harus lebih memperhatikan hambatan maupun potensi yang ada
dalam siswa-siswanya. Hal ini dapat membantu memudahkan guru dalam meberikan
program maupun menentukan potensi yang akan berhasi.
Ada beberapa pilihan penempatan program yang dapat membantu yakni program
pendidikan anak tunarungu, program pendidikan khusus atau ruang kelas pendidikan
umum dengan guru pendamping khusus. Keberhasilan pengembangan potensi siswa juga
dapat dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Guru memiliki
kewajiban untuk menyampaikan informasi kepada siswa dengan cara yang terbaik.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai perbandingan pendidikan antara siswa
tunarungu dengan siswa tunaganda.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan pendidikan antara siswa tunarungu dengan tunaganda?
C. Tujuan Penulisan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas terdepat beberapa tujuan yakni:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Ortopedagofik Anak Tunarugu
2. Membantu pembaca dalam membandingkan pendidikan yang didapatkan oleh anak
tunarungu dengan anak tunadaksa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbandingan Pendidikan Anak Tunarungu


Pada anak disabilitas ganda lebih baik ditempatkan pada ruang kelas yang mandiri
atau pengaturan inklusif dengan guru pendidikan umum. Sedangkan, pada anak
tunarungu sebaiknya berfokus pada penempatan kelas mandiri atau lingkungan yang
khusus. Perbedaan penempatan ini hanya terletak pada kurang fokusnya pendidikan
inklusi terhadap anak tunarungu dengan disabilitas ganda.
Pada dasarnya pendidikan inklusif sangat bermanfaat bagi seluruh anak
berkebutuhan khusus termasuk anak tunarungu dengan disabilitas ganda. Sistem
pendidikan inklusif dapat memberikan kesempatan maupun beberapa keterampilan yang
sama dengan siswa regular lainnya. Keterampilan yang dimaksud dapat berupa
keterampilan sosial, fungsional, dan akademis.
Hal ini lah yang sangat memberi manfaat pada anak tunarungu untuk
mengembangkan potensi yang ada didalam diri anak tersebut. Dalam sistem pendidikan
inklusi terdapat berbagai macam guru yang memiliki latar belakang dan spesialisasi yang
berbeda. Meskipin demikan, guru juga perlu meyamakan strategi maupun metode yang
digunakan untuk membantu siswa dalam mendapatkan informasi.
Terkait dengan hal ini maka, tugas dari Universtas maupun dari berbagai macam
instansi yang berkaitan dengan pendidikan luar biasa perlu menyelenggarakan beberapa
pelatihan supaya para guru memiliki kemampuan yang cukup untuk meberikan pelayanan
yang terbaik dan guru dapat menangani segala macam ketunaan.
Terdapat juga perbedaan yang mencolok pada metode pengajaran yang didapat
oleh anak tunarungu dan tunaganda. Pada anak disabilitas ganda focus metode yang
digunakan yakni instruksi sitematis dan pengajaran fungsional. Namun, pada anak
tunarungu focus metode yang digunakan adalah model transdipiliner dan model
pengajaran person-first.
Selain itu, pada anak disabiltas ganda lebih pada pengajaran yang eksplisit,
sitematis dan pengajaran keterampilan fungsional. Sedangkan, untuk anak tunarungu
lebih kepada pangajaran untuk kebutuhan khusus anak dan pangajaran yang sifatnya
berkolaborasi antar guru.
Meskipun kedua kelompok siswa ini menujukkan beberapa kesamaan dalam
pembelajaran dan perilaku, penempatan siswa dang pengajaram memiliki focus yang
sangat berbeda. Strategi-strategi tersebut amat sangat bermanfaat bagi siswa apabila
dalam pelaksanaan atau implementasinya sudah dilakukan dengan baik dan dilakukan
secara berulang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penempatan dan metode pengajaran bagi siswa tunarungu maupun disabilitas lain sama-
sama memiliki pran penting dalam pengembangan kemampuan siswa. Selain itu,
penempatan dan metode pengajaran siswa dengan disabilitas ganda juga merupakan
faktor penting untuk dipikirkan dan menjadi pertimbangan pendidikan bagi siswa.
Pemempatan siswa tunarungu dengan disabilitas ganda dibatasi pada program pendidikan
khusus mandiri dan program pendidikan tunarungu.

B. Saran
Untuk penelitian di masa mendatang, perlu untuk mengisi kesenjangan yang
disebutkan sebelumnya dan memberikan lebih banyak informasi tentang apa yang
dibutuhkan siswa tunarungu dengan beberapa disabilitas, bagaimana melatih guru, dan
bagaimana menggabungkan pengetahuan ini ke dalam strategi untuk digunakan di kelas.
Penelitian di masa depan perlu menganalisis instruksi pengajaran siswa tunarungu dengan
beberapa disabilitas, bersama dengan siswa penyandang disabilitas ganda, dan
menemukan praktik terbaik untuk siswa tersebut dan praktik apa yang dapat diterapkan
ke dalam bidang pendidikan tunarungu. Ada kebutuhan besar akan penelitian saat ini
untuk memandu pendidikan para siswa ini, dan tanpa penelitian ini, praktik saat ini tidak
akan berubah.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai