Materi Ke-3 - 004&063&090 - 2018 J ATR
Materi Ke-3 - 004&063&090 - 2018 J ATR
Disusun Oleh :
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.
kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memeberikan tugas
makalah ini sehingga kami dapat memahami bagaimana (MODEL PEMBERIAN LAYANAN
UNTUK ANAK DENGAN DISABILITAS GANDA) dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran khususnya bagi pembaca dan dosen pengampu.
semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca.
Judul………………………………………………………………......................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...
C. Tujuan………………………………………………………………………………………..
D. Manfaat………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian…………………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting, baik itu pendidikan bagi anak normal maupun pendidikan bagi anak
dengan berkebutuhan khusus. Khususnya dalam pembahasan makalah ini kelompok akan membahas
materi mengenai Model Pemberian Pelayanan Pendidikan Anak Disabilitas Ganda yaitu Model layanan
Disabiltas ganda, Pendekatan Layanan, dan Layanan Pendidikan Anak Berkelainan Fisik. Oleh karena itu
setiap orang wajib mendapatkan layanan pendidikan tanpa terkecuali seperti yang telah diatur dalam
UUPasal 32 tentang pendidikan dan pelayanan khusus Ayat (1) Pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karenakelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini dalah agar kita sebagai calon pendidik nantinya dapat mengetahui bagaimana
layanan yang harus kita berikan bagi anak berkebutuhan khusus ganda khususnya anak dengan
Manfaat yang bisa diperoleh dari makalah ini adalah :Sebagai bahan peningkatan dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model adalah rencana, representasi, atai deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau
konsep yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Jenis dan jumlah layanan yang
diterima siswa bergantung pada tingkat kebutuhan siswa. Untuk siswa penyandang disabilitas
ganda, layanan ini termasuk dalam Rencana Pendidikan Individual (IEP). Layanan ini dapat
mencakup terapi fisik, terapi okupasi, terapi perilaku, terapi wicara, atau terapi dengan pekerjaan
sosial.
Tidak peduli tipe apa dari program tempat siswa ditempatkan, layanan ini harus ditangani jika
ada kebutuhan. Namun, layanan ini mungkin terlihat berbeda diantara program siswa yang ada di
sekolah. Siswa di sekolah swasta atau ruang kelas mandiri dapat menerima layanan
menggunakan model tarik. Model tarik-keluar terdiri dari terapis atau professional yang menarik
siswa keluar dari kelas untuk jangka waktu tertentu untuk intruksi satu-satu. Dalam pengaturan
inklusif, di mana siswa di integrasikan ke dalam kelas pendidikan umum sepanjang hari, siswa
dapat menerima layanan ini menggunakan model tarik-keluar atau model push-in. Model push-in
terdiri dari penyedia layanan yang bekerja dengan siswa ketika di kelas selama instruksi
pendidikan umum. Karena itu, guru duduk di sebelah siswa untuk memberikan dukungan selama
pengajaran atau guru bekerja dengan siswa secara individu atau dalam kelompok kecil di suatu
area kelas sementara guru pendidikan umum mengajar siswa lainnya. Ini dapat terjadi dalam
berbagai bentuk tergantung pada apa yang sesuai untuk guru dan siswa.
Jadi, model untuk pembelajaran siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu model tarik-keluar dan model push-in. Dibawah ini merupakan penjelasan
1. Model Tarik-Keluar, yaitu model yang dilakukan oleh guru dan diterapkan untuk siswa
berkebutuhan khsusu di sekolah inklusi, yaitu menginstruksikan siswa untuk keluar dari
kelas dan masuk ke dalam ruang sumberuntuk lebih diberikan paparan materi yang telah
dijelaskan oleh guru pendidikan umum agar siswa berkebutuhan khusus benar-benar
memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Tarik-keluar ini dilakukan
2. Model Push-In, yaitu model yang dilakukan oleh guru dan diterapkan untuk siswa
berkebutuhan khusus di sekolah inklusi yaitu dengan cara guru duduk disebelah siswa
ketika di kelas dalam waktu pembelajaran sedang berlangsung. Guru pendidikan umum
mengajar siswa yang lainnya, tetapi guru pendidikan khusus ini memantau keadaan siswa
berkebutuhan khusus selama pembelajaran berlangsung. Tetapi, tidak hanya itu, guru
pendengarannya diantaranya Terapi Wicara. Pada terapi ini juga memiliki banyak sekali metode
diantaranya;
Metode ini penekanannya terdapat pada kemampuan anak yang diharuskan bisa
menangkap suara atau bunyi bahkan ungkapan dari seseorang melalui pengelihatannya.
Dengan kata lain, anak tunarungu harus bisa membaca gerakan bibir dari lawan
bicaranya.
2. Metode oral
Cara atau metode ini adalah untuk melatih anak tunarungu agar bisa berkomunikasi
secara lisan dengan lingkungan atau orang-orang yang bisa mendengar. Caranya yaitu
dengan melibatkan anak tunarungu untuk berbicara secara lisan dihadapan orang atau
3. Metode manual
Terapi wicara dengan metode manual ini adalah cara melatih atau mengajar anak
tunarungu untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat yaitu dengan ejaan
jari.
Metode Auditori Verbal Therapy ini adalah perpaduan antara penerapan suara, bahasa
bibir, dan mimik muka. Tujuannya adalah dengan suara yang kita diharapkan bisa
mengoptimalkan sisa pendengaran anak, dan dengan membaca mimik muka serta bahasa
bibir diharapkan anak dapat dengan mudah memahami atau lebih mengerti setiap kata
a) Alat artikulasi anak untuk mengetahui apakah terdapat kecacatan atau tidak
c) Mengetahui tingkat kekurangan pendengaran anak. Yaitu ringan, sedang, berat, atau
Model adalah rencana, representasi, atai deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau
konsep yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Jenis dan jumlah layanan yang
diterima siswa bergantung pada tingkat kebutuhan siswa. Siswa di sekolah swasta atau ruang
kelas mandiri dapat menerima layanan menggunakan model tarik.model untuk pembelajaran
siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu model
tarik-keluar dan model push-in. Model Tarik-Keluar, yaitu model yang dilakukan oleh guru dan
diterapkan untuk siswa berkebutuhan khsusu di sekolah inklusi, yaitu menginstruksikan siswa
untuk keluar dari kelas dan masuk ke dalam ruang sumber untuk mendapatkan materi yang lebih
paham. Model Push-In, yaitu model yang dilakukan oleh guru dan diterapkan untuk siswa
berkebutuhan khusus di sekolah inklusi yaitu dengan cara guru duduk disebelah siswa ketika di
kelas dalam waktu pembelajaran sedang berlangsung. Dalam pelayanannya bagi anak tuna rungu
B. SARAN
Model pembelajaran/pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus seperti yang penulis sampaikan dapat
diterapkan oleh guru untuk mempermudah pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Dan dengan
adanya model ini semoga pembelajaran bagi anak berkebutuhan dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bisa Mandiri. 2014. Metode Terapi Wicara Bagi Anak Tunarungu. Online. Dapat diakses pada
Anne, Adrienne Rudelic. 2012. An Analysis Teaching Methods For Children Who Are Deaf With