Materi Ke-7 - 023&067 - 2018J ATR
Materi Ke-7 - 023&067 - 2018J ATR
Oleh : Kelompok 07
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya, sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah mengenai “Model Layanan bagi Tuna Ganda Dengan Hambatan
Komunikasi (Tunarungu).”
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari
beberapa pihak sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Untuk itu kami
ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
proses pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami bahwa makalah ini dapat meberikan manfaat bagi pembacanya,
terlepas dari itu semua kami mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dalam penyusunan
kata-katanya. Untuk itu kami memohon kritik dan saran dari pembaca untuk membantu kami
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
para pembaca dan khususnya kami sendiri sebagai penulis.
Penulis.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Tunarungu, Tunaganda.........................................................................................3
2.2 Karakteristik Tunaganda dengan hambatan Komunikasi (Tunarungu)..............................3
2.3 Metode Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu................................................................4
2.4 Strategi Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa bagi Tunaganda dengan hambatan
Tunarungu.............................................................................................................................................5
2.5 Pendidikan dasar Tunaganda dengan hambatan Tunarungu................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................9
3.2 SARAN.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gruendler, komunikasi pribadi, 17 Februari 2012). Oleh karena itu, kedua pengaturan
menghasilkan batasan layanan dan tidak menyediakan individu dengan layanan di tempat
yang tersedia pada waktu tertentu, jika perlu. Ini berarti tingkat kolaborasi tertentu di antara
penyedia layanan sangat penting bagi individu penyandang tuna rungu dengan berbagai
disabilitas agar berhasil di semua bidang fungsi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Tunarungu dan Tunaganda.
1.3.2 Mengetahui karakteristik Tunaganda dengan hambatan Tunarungu.
1.3.3 Mengetahui metode pembelajaran bagi Tunaganda dengan hambatan Tunarungu.
1.3.4 Mengetahui strategi pendekatan bagi Tunaganda dengan hambatan Tunarungu.
1.3.5 Mengetahui pendidikan dasar bagi Tunaganda dengan hambatan Tunarungu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tunarungu seringkali juga mengalami gangguan pada keseimbangan tubuhnya.
Membungkuk adalah salah satu yang digunakan untuk menjaga keseimbangannya.
3. Karakteristik berdasarkan akademis
Karakteristik berdasarkan akademik sama dengan anak lain pada umumnya. Intelegensi
pada anak tunarungu juga terbagi menjadi 3 bagian tinggi, sedang dan rendah. Anak
tunarungu sering mengalami hambatan pada mapel verbal karena keterbatasannya dalam
berbahasa.
4. Karakteristik dalam aspek sosial dan emosinya
Anak tunarungu dalam banyak hal juga sering dijauhi oleh teman-temannya bahkan juga
oleh sesama penyandang disabilitas yang lain. Hal ini disebabkan oleh sulitnya
komunikasi dengan mereka. Hal ini mengakibatkan besarnya ketergantungan pada orang
lain dan adanya kekuatan untuk memasuki lingkungan yang lebih luas.
2.3 Metode Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu
Terdapat tiga metode utama individu tunaganda dengan hambatan tunarungu belajar bahasa,
yaitu dengan membaca ujaran, melalui pendengaran, dan dengan komunikasi manual, atau
dengan kombinasi ketiga cara tersebut.
4
bahwa komunikasi manual dengan bahasa isyarat yang baku memberikan gambaran
lengkap tentang bahasa kepada tunarungu, sehingga mereka perlu mempelajarinya
dengan baik. Kerugian penggunaan bahasa isyarat ini adalah bahwa para penggunanya
cenderung membentuk masyarakat yang eksklusif.
2.4 Strategi Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa bagi Tunaganda dengan hambatan
Tunarungu
1. Pendekatan Auditori Verbal
Opsi auditori verbal merupakan strategi intervensi dini, bukan prinsip-prinsip yang harus
dijalankan dalam pengajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk mengajarkan prinsip-
prinsip auditori verbal kepada orang tua yang mempunyai bayi tunarungu (Goldberg,
1997).
Prinsip-prinsip praktek auditori verbal itu adalah sebagai berikut:
5
- Membantu anak tunarungu berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan maupun sosial
bersama-sama dengan anak-anak yang berpendengaran normal dengan memberikan
dukungan kepadanya di kelas reguler.
2. Pendekatan Auditori Oral
Pendekatan auditori oral didasarkan atas premis mendasar bahwa memperoleh
kompetensi dalam bahasa lisan, baik secara reseptif maupun ekspresif, merupakan tujuan
yang realistis bagi anak tunarungu. Kemampuan ini akan berkembang dengan sebaik-
baiknya dalam lingkungan di mana bahasa lisan dipergunakan secara eksklusif.
Lingkungan tersebut mencakup lingkungan rumah dan sekolah (Stone, 1997).
- Keterlibatan orang tua. Untuk memperoleh bahasa dan ujaran yang efektif menuntut
peran aktif orang tua dalam pendidikan bagi anaknya.
- Upaya intervensi dini yang berfokus pada pendidikan bagi orang tua untuk menjadi
partner komunikasi yang efektif.
- Upaya-upaya di dalam kelas untuk mendukung keterlibatan anak tunarungu dalam
kegiatan kelas.
- Amplifikasi yang tepat. Alat bantu dengar merupakan pilihan utama, tetapi bila tidak
efektif, penggunaan cochlear implant merupakan opsi yang memungkinkan.
Anak tunaganda memiliki kemampuan kurang komunikasi atau sama sekali tidak
dapat berkomunikasi. Hampir semua anak yang tergolong tunaganda memiliki
kemampuan yang sangat terbatas dalam mengekspresikan atau mengerti orang lain.
Banyak diantara mereka yang tidak dapat berbicara atau apabila ada komunikasi mereka
tidak dapat memberikan respon. Ini menyebabkan pelayanan penididikan atau interaksi
sosial menjadi sulit sekali.
6
Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya secara konstruktif. Anak yang
tergolong tunaganda tampaknya sangat jauh dari dunia kenyataan dan tidak
meperlihatkan emosi manusia yang normal. Sangat sukar menimbulkan perhatian kepada
anak yang tergolong tunaganda atau menimbulkan respon terhadap sesuatu yang dapat
diobservasi (Heward dan Orlansky,1988,p:388). Dibalik keterbatasan diatsa,sebenarnya
anka tunaganda mempunyai ciri-ciri positif yang cukup banyak,seperti kondisi yang
ramah dan hangat,keras hati,ketetapan hati,rasa humor,dan suka bergaul. Oleh karena itu
diperlukannya pelayanan yang utama bagi anak tunaganda yaitu:
a. Terapi wicara
Hal ini dikarenakan berfungsi untuk melatih kemampuan komunikasi anak tunaganda.
Disamping itu melatih kemampuan interaksi dengan orang lainnya.
Adapun aspek yang perlu diperhatikan dalam pendidikan dasar dalam aspek
komunikasi,yaitu:
a. Kemandirian
b. Kejelasan vokal dan konsonan
c. Motivasi
d. Percaya diri
Berkomunikasi dengan seorang tunarungu sebenarnya tidak sulit, Anda hanya perlu
mempelajari caranya dan sedikit bersabar. Berikut ini adalah cara yang dapat Anda lakukan
untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu:
1. Cari perhatian
Penting untuk mendapatkan perhatiannya jika Anda berniat untuk berkomunikasi
dengannya. Sentuh atau tepuk pundaknya untuk memberi isyarat.
2. Cari tempat yang tenang
Jika memungkinkan, pindah ke tempat yang sunyi atau kecilkan sumber suara yang ada
di dekat Anda.
7
3. Sejajarkan posisi wajah
Saat akan mulai berkomunikasi, sejajarkan letak mata Anda dengan dirinya. Pastikan
Anda tidak berada terlalu dekat dengannya agar dia dapat melihat semua bahasa tubuh
Anda. Pastikan juga agar lokasi pembicaraan cukup terang.
4. Kontak mata
Selama berbicara dengan penyandang tunarungu, jangan lepaskan kontak mata dan fokus
Anda dari dirinya. Lepaskan media penghalang apa pun yang bisa mengganggu jalinan
komunikasi, seperti masker atau kacamata hitam. Tidak ada salahnya untuk
menggunakan ekspresi wajah agar dia lebih mudah memahami arah pembicaraan.
5. Bicaralah dengan normal dan jelas
Hindari berbicara dengan cara berbisik atau mengeraskan suara karena dapat menyulitkan
penyandang tunarungu dalam membaca gerakan bibir Anda. Sebaliknya, berbicaralah
dengan suara dan kecepatan normal. Hindari pula berbicara sambil mengunyah atau
menutupi mulut Anda.
6. Nyatakan topik pembicaraan
Beri tahu topik pembicaraan yang ingin dibahas dan beri tanda jika ingin mengubah
topik.
7. Tanya apakah sudah mengerti
Mintalah umpan balik untuk memeriksa apakah dia sudah mengerti apa yang Anda
katakan.
8. Ulangi
Ulangi apa yang Anda sampaikan, atau tulis apa yang ingin Anda sampaikan di kertas.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Diharapkan penulisan makalh ini mampu memberikan sedikit pengetahuan kepada para
pembaca terkait Tunarungu, Tunaganda dan Tunaganda dengan hambatan Tunarungu.
Disamping itu mampu memberikan inovasi kepada tenaga pendidik agar pembelajaran bagi
Tunaganda dengan hambatan Tunarungu lebih mnyenangkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Alodokter. 2019. Teknik Dasar Berbicara Dengan Penyandang Tunarungu. Tersedia di:
https://www.alodokter.com/teknik-dasar-berkomunikasi-dengan-penyandang-
tunarungu#:~:text=Tunarungu%20adalah%20seseorang%20yang%20memiliki
%20hambatan%20dalam%20fungsi%20pendengarannya.&text=Terdapat%20dua
%20jenis%20gangguan%20pendengaran,dan%20yang%20terjadi%20setelah
%20dilahirkan.. Diakses tanggal 11 Oktober 2020
PsibKusd. 2011. Metode Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu. Dikutip dari
https://psibkusd.wordpress.com/about/b-tunarungu/metode-pengajaran-bahasa-bagi-
anak-tunarung/. Pada tanggal 11 Oktober 2020
10