Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017

Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur


___________________________________________________________________________

Pembangunan Karakter Wirausaha Mahasiswa Melalui


Peningkatan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan
Oleh :
Dwi Rorin Mauludin Insana dan Eko Cahyo Mayndarto
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Universitas Tama Jagakarsa Jakarta
dwirorin@gmail.com

ABSTRAK

Karakter wirausaha merupakan salah satu cerminan dari revolusi karakter yang terdapat
dalam nawa cita pemerintahan Jokowi-JK yaitu ditunjukan oleh beberapa ciri yang
mengarah pada jiwa-jiwa kemandirian. Saat ini kita ketahui bersama bahwa beberapa
perguruan tinggi sudah menjadikan kewirausahaan sebagai mata kuliah yang wajib diikuti
oleh mahasiswanya. Tapi dalam praktiknya kondisi karakter wirausaha yang dimiliki oleh
mahasiswa secara umum masih rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya minat dan aplikasi
mahasiswa untuk berwirausaha. Sebagian besar dari mereka yang masih memiliki
ketergantungan ekonomi kepada orang tua, dan orientasi yang dituju setelah lulus hanya
menjadi seorang pegawai. Sehingga kami tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara kualitas pendidikan kewirausahaan terhadap
pembangunan karakter wirausaha mahasiswa. Penelitian dilakukan menggunakan metode
survei korelasional dengan sampel sebanyak 60 orang mahasiswa yang dipilih dengan acak.
Data diperoleh dari angket untuk melihat karakter wirausaha mahasiswa dan kualitas
pendidikan kewirausahaan. Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi = 0,9856,
nilai koefisien determinasi = 97,14%. Hasil uji signifikansi uji t diperoleh nilai thitung= 44,38
dan ttabel = 2,002, karena thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas pendidikan
kewirausahaan dengan pembangunan karakter wirausaha mahasiswa.

Kata kunci: kualitas pendidikan, pendidikan kewirausahaan, karakter, karakter wirausaha

PENDAHULUAN yang sangat berkaitan dengan pendidikan


Nawa cita merupakan program yang karakter ada di point ke depalan yakni,
digagas oleh pemerintah saat ini untuk melakukan revolusi karakter bangsa melalui
menunjukkan jalan perubahan menuju kebijakan kembali kurikulum pendidikan
Indonesia yang berdaulat secara politik, serta nasional dengan mengedepankan aspek
mandiri dalam bidang ekonomi dan pendidikan kewarganegaraan, yang
berkepribadian dalam kebudayaan. Program menempatkan secara proporsional aspek
tersebut lahir berdasarkan tiga pokok pendidikan seperti pengajaran sejarah
permasalahan yang dihadapi oleh bangsa pembentukan bangsa , nilai-nilai patriotisme
Indonesia saat ini. Tiga pokok permasalahan dan cinta tanah air, semangat bela Negara dan
bangsa tersebut antara lain pertama, budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan
merosotnya kewibawaan Negara. Kedua, Indonesia.
melemahnya sendi-sendi perekonomian Karakter wirausaha merupakan salah
nasional. Ketiga, merebaknya intoleransi dan satu ceriman dari revolusi karakter yang
krisis kepribadian bangsa. terdapat dalam nawa cita. Hal ini disebabkan
Berdasarkan beberapa pokok karena dalam karakter atau jiwa wirausaha
permasalahan tersebut muncullah program tertanam beberapa ciri yang mengarah pada
nawa cita sebagai agenda prioritas yang jiwa-jiwa kemandirian. Ciri tersebut antara
diwujudkan sebagai solusi dari permasalahan lain, memiliki rasa percaya diri, berorientasi
yang ada. Salah satu isi program nawa cita pada tugas dan hasil, berani menanggung

348
Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017
Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

resiko, memiliki jiwa kepemimpinan, jujur dan Dalam kamus besar bahasa Indonesia
tekun, memiliki kreatifitas tinggi dan mandiri pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta
tidak ketergantungan pada orang lain. Dalam yaitu orang yang pandai atau berbakat
praktiknya kondisi karakter wirausaha yang mengenali produk baru, menentukan cara
dimiliki oleh mahasiswa masih rendah. Hal ini produksi baru, menyusun operasi untuk
terlihat dari rendahnya minat dan aplikasi pengadaan produk baru, memasarkannya serta
mahasiswa tentang semangat berwirausaha. mengatur permodalan operasinya. Pengertian
Sebagian besar dari mereka yang masih kewirausahaan secara umum adalah suatu
memiliki ketergantungan ekonomi kepada proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
orang tua, dan orientasi yang dituju setelah atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang
lulus hanya menjadi seorang pegawai. bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti Menurut Drs. Djoko Untoro bahwa
memiliki ketertarikan untuk melakukan sebuah kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk
penelitian tentang hubungan kualitas melakukan upaya – upaya memenuhi
pendidikan kewirausahaan dengan kebutuhan hidup yang dilakukan oleh
pembangunan karakter wirausaha mahasiswa. seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara
Hal ini terbilang penting karena akan menjadi memanfaatkan segala potensi yang dimiliki
sebuah bahan evaluasi bagi mata kuliah untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
kewirausahaan itu sendiri apakah mata kuliah bagi dirinya dan orang lain.
yang diajarkan selama ini dapat dipahami dan Dari beberapa pengertian tentang
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. wirausaha dapat disimpulkan beberapa ciri
tentang wirausaha. Beberapa ciri tersebut
BAHAN DAN METODE antara lain :
Hakikat Kewirausahaan 1. Memiliki keberanian dan daya kreasi
Kewirausahaan berasal dari kata wira Seorang wirausaha harus memiliki
dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, keberanian dalam daya kreasi atau tidak
manusia yang unggul, teladan, berbudi luhur, takut untuk bermimpi dan merencanakan.
gagah berani dan berwatak agung. Sedangkan 2. Berani mengambil resiko
usaha adalah perbuatan amal, bekerja dan Seorang wirausaha harus berani dalam
berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang mengambil suatu resiko. Hal ini tentunya
atau pahlawan yang berbuat sesuatu. harus sejalan dengan perencanaan yang
Wirausaha secara historis sudah diperkenalkan matang melalui pengamatan yang jelas.
oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di 3. Memiliki semangat dan kemauan keras
luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal Semangat merupakan modal dasar yang
sejak abad ke 16 sedangkan di Indonesia baru harus dimiliki oleh seorang wirausaha agar
dikenal pada abad ke 20. mampu mengembangkan rencana dan
Pendidikan kewirausahaan mulai mimpi yang ingin diwujudkan. Semangat
dirintis sejak 1950an di beberapa Negara ini juga harus didukung oleh kemauan yang
Eropa, Amerika dan Kanada. Bahkan sejak keras agar tercipta jiwa pantang menyerah
tahun 1970-an banyak universitas yang ketika terjadi kegagalan dalam perjalanan
mengajarkan kewirausahaan atau manajemen suatu usaha.
usaha kecil. Pada tahun 1980-an hampir 500 4. Memiliki analisis yang tepat
sekolah di Amerika Serikat memberikan Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang
pendidikan kewirausahaan. Kondisi tersebut wirausaha apabila pengetahuan yang tepat
sedikit berbeda dengan Indonesia. untuk membuat analisis yang tepat
Kewirausahaan dipelajari dengan cara yang mendekati 100% benar.
terbatas di beberapa sekolah atau perguruan 5. Tidak konsumtif
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan Bagi seorang wirausaha perilaku konsumtif
perkembangan dan tantangan seperti adanya harus diminimalisir. Hal ini karena perilaku
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan konsumtif bertentangan dengan daya
baik melalui pendidikan formal maupun kreatifitas yang harusnya dimiliki oleh
pelatihan-pelatihan di segala lapisan seorang wirausaha.
masyarakat kewirausahaan menjadi 6. Memiliki jiwa pemimpin
berkembang.

349
Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017
Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Jiwa pemimpin harus dimiliki oleh seorang 6. Berorientasi ke masa depan


wirausaha. Dengan ini mereka mampu Seorang wirausahan harus mempunyai visi
mengembangkan usaha mereka menjadi ke depan untuk merencanakan hal apa yang
lebih maju. akan dia lakukan dan apa yang ingin
7. Berorientasi pada masa depan dicapai. Hal ini perlukan karena sebuah
Seorang wirausaha yang inovatif dan kreatif usaha didirikan bukan hanya untuk
harus berorientasi ke masa depan. Hal ini sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh
sejalan dengan prinsip seorang wirausaha karena itu seorang wirausaha akan
yang selalu ingin mengembangkan menyusun planning dan strategi yang
usahanya jauh ke depan. matang agar langkah-langkah yang
dilaksanakan terlihat dengan jelas.
Hakikat Karakter Wirausaha 7. Jujur dan tekun
Karakteristik adalah sifat atau tingkah Untuk menjadi seorang wirusaha juga
laku dari seseorang. Oleh sebab itu dibutuhkan sikap jujur dan tekun. Jujur
karakteristik wirausaha dapat diartikan sebagai tehadap diri sendiri, keluarga dan
sifat atau tingkah laku yang khas dari seorang masyarakat serta kepada pegawai-
wirausahawan yang membedakannya dari pegawainya. Tekun dalam mencari ide-ide
orang lain. Di bawah ini terdapat beberapa baru yang lebih kreatif dari ide-ide yang
karakter yang dimilki oleh seorang sudah ada dan tekun dalam dalam merintis
wirausahawan. Karakter tersebut antara lain : usahanya yang baru akan mulai
1. Memiliki rasa percaya diri berkembang.
Memiliki kepercayaan diri yang sangat 8. Memiliki kreatifitas tinggi
kuat, tidak bergantung kepada orang lain Kreatifitas adalah menciptakan sesuatu dari
merupakan salah karakter yang dimiliki yang asalnya tidak ada. Rahasia
oleh seorang wirausaha. kewirausahaan dalam menciptakan nilai
2. Berorientasi pada tugas dan hasil tambah barang dan jasa terletak pada
Seorang wirausaha hanya mempunyai sikap penerapan kreatifitas dan inovasi dalam
tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang memecahkan masalah dan meraih peluang
dibebankan kepadanya. Ia juga harus pada yang dihadapi setiap hari.
hasil dari tugas yang dibebankannya. 9. Selalu memiliki komitmen dalam pekerjaan,
3. Berani menanggung resiko etos kerja dan tanggung jawab
Berani menanggung resiko berhubungan Seorang wirausaha harus memiliki jiwa
dengan sikap keinginan untuk bertanggung komitmen dalam usahanya dan tekad yang
jawab. Para wirausahawan siap bulat dalam mencurahkan perhatiannya
menanggung resiko atas segala tindakan pada usaha yang digelutinya. Dalam
yang diambilnya. Dalam melakukan sebuah menjalankan usahanya tersebut seorang
tindakan seorang wirausahawan akan wirausaha yang sukses terus memiliki tekad
memikirkan tindakannya seorang secara yang menggebu-gebu dan memilki
matang. Sehingga resiko yang akan muncul semangat yang tinggi dalam
akibat tindakannya dapat diperkirakan. mengembangkan usahanya.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan 10. Selalu mencari peluang
Kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang
seorang wirausaha untuk memimpin anak positif terhadap peluang untuk memperoleh
buah atau pegawainya. Seseorang tidak keuntungan diri sendiri dan atau pelayanan
akan bisa menjadi seorang wirausaha yang lebih baik pada pelanggan dan
apabila ia tidak bisa memimpin, baik masyarakat, cara yang etis dan produktif
memimpin diri sendiri maupun memimpin untuk mencapai tujuan, serta sikap mental
orang lain. untuk merealisasikan tanggapan positif
5. Keorisinalan tersebut.
Sifat orisinal tentu tidak selalu ada pada diri
seseorang. Orisinal berarti tidak hanya Hakikat Pendidikan Karakter
mengekor pada orang lain, tetapi memiliki Wirausaha
pendapat sendiri, ada ide yang orisinal dan
ada kemampuan untuk melakukan sesuatu.

350
Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017
Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Pencetus pendidikan karakter yang maksimal tercapai. Hal itu disebabkan karena
menekankan dimensi etis-spiritual dalam pendidikan di Indoinesia terlalu
proses pembentukan pribadi ialah pedagog mengedepankan penilaian pencapaian individu
Jerman FW Foerster (1869-1966). Pendidikan dengan tolak ukur tertentu terutama logik-
karakter merupakan sebuah usaha untuk matematik sebagai ukuran utama dalam
menghidupkan kembali pedagogi ideal- menentukan prestasi siswa. Dalam prosesnya
spiritual yang sempat hilang diterjang pendidikan karakter yang berorientasi pada
gelombang positivisme august comte. Tujuan moral masih di kesampingkan sehingga
pendidikan adalah untuk pembentukan berakibat pada banyaknya kegagalan nyata
karakter yang terwujud dalam kesatuan dimensi pembentukan karakter individu.
esensial si subjek dengan perilaku dan sikap
hidup yang dimilikinya. Hakikat Kualitas Pendidikan
Menurut forester ada empat ciri dasar Di dalam konteks pendidikan,
dalam pendidikan karakter. Pertama, pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini
keteraturan interior dimana setiap tindakan mengacu pada proses pendidikan dan hasil
diukur berdasarkan hierarki nilai. Nilai
pendidikan. Dari konteks “proses”
menjadi pedoman normatif setiap tindakan.
Kedua, koherensi yang memberi keberanian, pendidikan yang berkualitas terlibat
membuat seseorang teguh pada prinsip tidak berbagai input (seperti bahan ajar: kognitif,
mudah terombang – ambing pada situasi baru afektif dan, psikomotorik), metodologi
atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar (yang bervariasi sesuai dengan
yang membangun rasa percaya satu dengan kemampuan guru), sarana sekolah,
yang lain. Tidak adanya koherensi dukungan administrasi dan sarana
meruntuhkan kredibilitras seseorang. prasarana dan sumber daya lainnya serta
Ketiga, otonomi. Otonomi penciptaan suasana yang kondusif. Dengan
diterjemahkan ketika seseorang adanya manajemen sekolah, dukungan
menginternalisasikan aturan dari luar sampai kelas berfungsi mensingkronkan berbagai
menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Hal ini dapat
input tersebut atau mensinergikan semua
dilihat dari penilaian atas keputusan pribadi
tanpa terpengaruh oleh desakan orang lain. komponen dalam interaksi (proses) belajar
Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan mengajar, baik antara guru, siswa dan
merupakan daya tahan seseorang dalam rangka sarana pendukung di kelas atau di luar
memperjuangkan apa yang dipandang baik. kelas, baik dalam konteks kurikuler
Sedangkan kesetiaan merupakan dasar bagi maupun ekstra-kurikuler, baik dalam
penghormatan atas komitmen yang dipillih. lingkungan substansi yang akademis
Kematangan keempat karakter ini menurut maupun yang non akademis dalam suasana
Foerster memungkinkan manusia melewati yang mendukung proses belajar
tahap individualistis menuju personalitas. pembelajaran. Selain itu kualitas
Pendidikan karakter di Indonesia
pendidikan merupakan kemampuan sistem
sejauh ini menyangkut pesan moral pendidikan
pendidikan dasar, baik dari segi
moral dan dalam aplikasinya terlalu
membentuk satu arah pembelajaran khusus pengelolaan maupun dari segi proses
sehingga melupakan mata pelajaran lainnya. pendidikan, yang diarahkan secara efektif
Dalam praktik pembelajaran terlalu untuk meningkatkan nilai tambah dan
membentuk satu sudut kurikulum yang factor-faktor input agar menghasilkan
diringkas ke dalam formula menu siap saji output yang setinggi-tingginya.
tanpa melihat hasil dari proses yang dijalani. Standar kualitas pendidikan menurut
Begitu pula yang dilakukan oleh para pendidik DIKTI yang terdiri dari 10 indikator antara
yang cenderung mengarahkan prinsip moral lain proses pembelajaran, kurikulum
umum secara satu arah, tanpa melibatkan program studi, sumber daya manusia,
partisipasi siswa untuk bertanya dan kemahasiswaan, prasarana dan sarana,
mengajukan pengalaman empiriknya.
suasana akademik, keuangan, penelitian
Sejauh ini penerapan pendidikan
karakter yang terjadi di Indonesia dirasa belum

351
Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017
Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

dan publikasi, pengabdian pada program studi akuntansi Universitas Tama


masyarakat dan tata kelola. Jagakarsa Jakarta.

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data


Metode penelitian yang digunakan Sumber data untuk kualitas pendidikan
adalah penelitian survey korelasional. Alwi kewirausahaan dan karakter wirausaha
(2012:22) menjelaskan penelitian mahasiswa diperoleh melalui angket atau
koreasional sebagai berikut: “Penelitian questionnaire.
korelasional bertujuan mendeteksi sejauh
mana variasi-variasi suatu faktor berkaitan Instrumen Kualitas Pendidikan
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih Kewirausahaan dan Karakter
faktor lain berdasarkan koefisien korelasi”. Wirausaha Mahasiswa
Model analisis korelasional digunakan Instrumen kualitas pendidikan berisi
untuk menjawab indikator hubungan antara pernyataan-pernyataan standar kualitas
kemandirian belajar dengan prestasi belajar pendidikan menurut DIKTI yang terdiri
berbicara bahasa Inggris. dari 10 indikator antara lain proses
Ada dua variable yang diteliti yaitu pembelajaran, kurikulum program studi,
variable bebas (X), kualitas pendidikan sumber daya manusia, kemahasiswaan,
kewirausahaan dan variable terikat (Y), prasarana dan sarana, suasana akademik,
karakter wirausaha mahasiswa. keuangan, penelitian dan publikasi,
pengabdian pada masyarakat dan tata
Hipotesis Penelitian kelola. Sedangkan instrumen karakter
Terdapat hubungan antara kualitas wirausaha berisi pernyataan atau
pendidikan kewirausahaan dengan karakter pertanyaan tentang karakter wirausaha
wirausaha mahasiswa. antara lain rasa percaya diri, orientasi pada
hasil, berani menanggung resiko, jiwa
Populasi dan Sampel kepemimpinan, keorisinalan, berorientasi ke
Populasi adalah wilayah generalisasi masa depan, Jujur dan tekun, memiliki
yang terdiri atas obyek atau subyek yang kreatifitas tinggi, selalu memiliki komitmen
mempunyai kualitas dan karakteristik dalam pekerjaan, etos kerja dan tanggung
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti jawab, selalu mencari peluang.
untuk dipelajari dan kemudian ditarik Kisi-kisi instrumen adalah soal berupa
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). angket atau questionnaire yang berisikan
Populasi dalam penelitian ini adalah 20 pertanyaan atau pernyataan tentang
mahasiswa program studi pendidikan kualitas pendidikan dan karakter wirausaha
bahasa Inggris Universitas Indraprasta dengan indikator tersebut di atas berbentuk
PGRI semester 5 sebanyak 160 orang dan skala Likert dengan rentangan angka 1
mahasiswa program studi akuntansi sampai angka 5 untuk pernyataan negatif
Universitas Tama Jagakarsa Jakarta dan angka 5 sampai angka 1 untuk
semester 5 sebanyak 88 orang. pernyataan positif. Dari hasil perhitungan
Dalam proses pemilihan sampel, reliabilitas menggunakan koefisien
peneliti menggunakan teknik random Cronbach Alpha maka dapat dikatakan
sampling yaitu pengambilan sampel secara bahwa instrumen kualitas pendidikan
acak dengan memberikan hak yang sama kewirausahaan (0,95>0,7) dan instrument
kepada subjek agar setiap populasi dapat karakter wirausah (0,91>0,7) ini valid dan
terwakili. Sampel yang diambil peneliti reliable.
adalah 30 orang mahasiswa program studi
pendidikan bahasa Inggris Universitas Teknik Analisis Data
Indraprasta PGRI dan 30 orang mahasiswa Teknik analisis data merupakan
rancangan untuk menganalisis data yang
352
Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017
Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

telah dikumpulkan dari sumber-sumber Dalam rangka menganalisis data yang


baik secara kualitatif maupun kuantitatif. berkaitan dengan variabel X (kualitas
Adapun tahapan-tahapan untuk pendidikan kewirausahaan) dan variabel Y
menganalisis data adalah sebagai berikut: (karakter wirausaha) maka peneliti
melakukan uji koefisien korelasi
Teknik Analisa Deskriptif menggunakan rumus korelasi Product
Data yang diperoleh akan disajikan Moment Pearson, kemudian untuk
dalam bentuk table distribusi frekuensi mengetahui besarnya perubahan variabel
untuk masing-masing variable penelitian. terikat yang disebabkan oleh variabel
Kemudian data akan diolah dan dianalisis bebas dilakukan uji koefisien determinasi
ukuran pemusatan dan letak seperti mean, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan
modus, median dan simpangan baku, melakukan “uji-t” dengan taraf signifikan
setelah itu dibuat grafik histogram. sebesar 0,05 dengan rumus sebagai
berikut:
Teknik Analisa Persyaratan Data jika < , maka hipotesis
Uji yang dilakukan antara lain, uji nol (Ho) diterima atau korelasinya tidak
normalitas dan uji linearitas yang signifikan, jika > , maka
dilakukan dengan mencari persamaan garis
regresi variabel bebas x terhadap variabel hipotesis nol (Ho) ditolak atau korelasinya
terikat y. Uji Normalitas dengan signifikan.
mengunakan uji Chi Kuadrat bertujuan
untuk menguji, dependent variable dan HASIL DAN PEMBAHASAN
independent variable keduanya
mempunyai hubungan distribusi normal Analisis Deskriptif Data
atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan
mencari persamaan garis regresi variabel Dari hasil penelitian yang diperoleh
bebas x terhadap variabel terikat y. bahwa skor terendah untuk penilaian
kualitas pendidikan kewirausahaan adalah
Teknik Uji Hipotesis Penelitian 60, skor tertinggi adalah 95, dan skor rata-
rata adalah 80,4.

Gambar 1. Histogram Variabel X (Kualitas Pendidikan Kewirausahaan)

353
Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017
Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Sedangkan karakter wirausaha wirausaha adalah 60, skor tertinggi adalah


diperoleh skor terendah untuk karakter 95 dan skor rata-rata adalah 82,8.

Histogram Hasil Karakter Wirausaha Mahasiswa


20

15 60-65
Frekuensi

66-71
10 72-77
78-83
5
84-89
90-95
0
Kelas Interval

Gambar 2. Histogram Variabel Y (Karakter Tuna


24 49,56 2,06
Wirausaha Mahasiswa) Uji Normalitas Cocok
1,055
Kesalahan
Uji Normalitas dengan 34 66,50 1,96
(Error)
mengunakan uji Chi Kuadrat bertujuan
untuk menguji, dependent variable dan Pengujian Hipotesis Penelitian
independent variable keduanya Setelah dilakukan perhitungan
mempunyai hubungan distribusi normal dengan Teknik Korelasi Sederhana Product
atau tidak. Berdasarkan hasil perhitungan Moment maka diperoleh nilai Koefisien
normalitas maka diperoleh data untuk Korelasi rxy = 0,986 , sedangkan Koefisien
variabel X yaitu kualitas pendidikan Determinasi = 97,14 . Dalam pengujian
kewirausahaan, X2hitung = 15,62, sedangkan signifikansi korelasi diperoleh =
X2 tabel = 16,7. Sedangkan hasil perhitungan
normalitas karakter wirausaha diperoleh 44,38. Dengan dk = n – 2 = 60-2 = 58 dan
data, X2hitung = 10,74, sedangkan X2 tabel = α = 0,05 didapat sebesar 2,002.
11,07. Kesimpulannya, karena > ,
maka Ho ditolak atau korelasinya
Uji Linearitas Data signifikan.

Tabel 1.Tabel ringkasan ANAVA untuk menguji Interpretasi Hasil Penelitian


keberartian dan linearitas regresi
Dari hasil penelitian yang diperoleh
Sumber bahwa skor terendah untuk penilaian
Dk JK RJK Fhitung Ftabel
Varians kualitas pendidikan kewirausahaan adalah
Total 1 412104 - 60, skor tertinggi adalah 95, dan skor rata-
Regresi rata adalah 80,4. Hal ini menunjukan rata-
1 408045,07 408045,07
(a) rata penilaian mahasiswa terhadap kualitas
Regresi pendidikan kewirausahaan di kampus
1 3942,87 3942,87 cukup baik. Sedangkan karakter wirausaha
(b/a)
Residu 58 116,06 2,00 diperoleh skor terendah untuk karakter
wirausaha adalah 60, skor tertinggi adalah

354
Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017
Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

95 dan skor rata-rata adalah 82,8. Hal ini kewirausahaan secara tidak langsung
menunjukan rata-rata mahasiswa memiliki membentuk karakter wirausaha
karakter wirausaha cukup baik. mahasiswa. Dengan demikian penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan ini berhasil menguji kebenaran hipotesis
normalitas maka diperoleh data untuk yaitu terdapatnya hubungan antara kualitas
variabel X yaitu kualitas pendidikan pendidikan kewirausahaan dengan karakter
kewirausahaan, X2hitung = 15,62, sedangkan wirausaha mahasiswa.
X2 tabel = 16,7 karena <
maka Ho diterima, berarti dapat SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi
normal. Sedangkan hasil perhitungan Berdasarkan pada hasil penelitian dan
normalitas karakter wirausaha mahasiswa, pengujian persyaratan hipotesis maka
diperoleh data yaitu X2hitung = 10,74, dapat disimpulkan beberapa hal dari
sedangkan X2 tabel = 11,07 karena penelitian ini, yaitu diantaranya 1) kualitas
< maka Ho diterima, berarti dapat pendidikan kewirausahaan tergolong
dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi cukup baik, 2) karakter wirausaha
normal. mahasiswa tergolong cukup baik, 3)
Hasil perhitungan linieritas terdapat hubungan positif dan signifikan
diperoleh nilai (regresi) = 1,06, antara kualitas pendidikan kewirausahaan
dengan karakter wirausaha mahasiswa.
sedangkan = 1,83. Hal ini berarti
< harga , ini berarti, hipotes Saran
nol (Ho) diterima, sehingga harga F tuna Perlu adanya upaya-upaya untuk
cocok adalah tidak signifikan. Dengan terus meningkatkan kualitas pendidikan
demikian hubungan antara variabel kewirausahaan baik melalui perbaikan
kualitas pendidikan kewirausahaan dengan kurikulum maupun metode pembelajaran
karakter kewirausahaan mahasiswa adalah kewirausahaan, antara lain melalui
linier. kegiatan-kegiatan praktek wirausaha dan
Berdasarkan hasil analisis data kunjungan lapang, sehingga akan
diperoleh rxy = 0,986 , sedangkan menumbuhkan dan memperkuat karakter
Koefisien Determinasi = 97,14%. wirausaha mahasiswa.
Kemudian dalam pengujian signifikansi
korelasi diperoleh = 44,38. DAFTAR PUSTAKA
Dengan dk = n – 2 = 60-2 = 58 dan α =
0,05 didapat sebesar 2,002. Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan.
Bandung. Alfabeta.
Kesimpulannya, karena > , Alwi, Idrus. 2012. Statistika untuk
maka Ho ditolak atau korelasinya Penelitian Pendidikan. Jakarta :
signifikan. Hal ini menunjukkan terdapat Saraz.
hubungan yang positif antara kualitas Fattah, Nanang. 2004. Landasan
pendidikan kewirausahaan dengan karakter Manajemen Pendidikan, , (Bandung:
wirausaha mahasiswa. PT Remaja Rosda Karya.
Berdasarkan hasil penelitian yang Hendro. 2011. Dasar-dasar
diperoleh, mengindikasikan bahwa positif Kewirausahaan. Jakarta. Penerbit
atau negatifnya kualitas pendidikan Erlangga.
kewirausahaan memiliki hubungan kuat Kasmir. 2013. Kewirausahaan. Jakarta:
terhadap karakter wirausaha. Hal ini Rajawali Pers.
dikarenakan oleh kualitas pendidikan

355
Jurnal Ekonomi, Volume 19 Nomor 3, Oktober 2017
Copyright @ 2017, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Mudjiarto dan Wahid, Aliaras. 2008. Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan


KEWIRAUSAHAAN: Motivasi dan Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Prestasi dalam karier Wirausaha. Wordprees. 2011. Konsep Kewirausahaan
Jakarta. Penerbit UIEU-University Dan Pendidikan Kewirausahaan.
Press. (Online),
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian (http://khmadsudrajat.wordpress.com/20
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. 11/06/29/konsep-kewirausahaan-dan-
Bandung : Alfabeta. pendidikan-kewirausahaan/), diakses 11
Januari 2018.

356

Anda mungkin juga menyukai