Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEKNIK ASEPTIS DAN PENCEGAAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI


RUANG OPERASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perioperatif

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Agung Purwanto

NIM : 34403519047

Kelas : 2A

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN CIANJUR

Jln. Pasir Gede Raya No.19 Cianjur 43216 Tlp/Fax 0263270953

2020
1. Teknik Aseptik di Ruang Operasi
A. Pengertian
Tehnik aseptik kamar operasi adalah tindakan yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada
jaringan atau bahan-bahan dengan cara menghambat atau menghancurkan
tumbuhnya organisme dalam jaringan.
B. Tujuan
Tujuan penerapan teknik aseptik di kamar operasi:
1) Mencegah penyebaran bakteri dalam kamar operasi
2) Membunuh kuman-kuman atau mikroorganisme
3) Mencegah timbulnya infeksi luka operasi
C. Prinsif Aseptik
Prinsip aseptik harus selalu dilaksanakan secara terus menerus oleh
tim kamar operasi, dan segera bertindak jika ada indikasi terjadinya
kontaminasi. Dalam upaya menerapkan tehnik aseptik dan antiseptik di
kamar operasi harus ditaati beberapa ketentuan sebagai berikut:

1) Daerah steril harus tegas batasnya


2) Daerah operasi harus dijaga sterilitasnya
3) Semua kasus pembedahan harus dijaga, dicegah terjadinya
kontaminasi
4) Lingkungan kamar operasi harus selalu dalam keadaan bersih
5) Tim bedah dan pasien yang ada di kamar operasi tidak menjadi sumber
kontaminasi
D. Aspek – aspek Aseptik
Untuk memepertahankan sterilitas kamar operasi harus
diperhatikan 3 aspek yang meliputi:
1) Lingkungan
Lingkungan kamar operasi harus selalu dalam keadaan bersih dan
siap pakai

a. Alas kaki petugas harus dibedakan untuk ruang operasi, kamar


kecil dan kegiatan di luar kamar operasi
b. Pintu kamar operasi harus selalu dalam keadaan tertutup serta
batasi lalu lintas keluar masuknya petugas
c. Membuat jadwal-jadwal pembersihan rutin kamar bedah
dilaksanakan dengan disiplin dan cermat
d. Lakukan uji bakteriologi secara rutin, minimal 3 bulan sekali
terhadap alat-alat, air, dan debu. Sedangkan untuk pegawai
dilakukan uji kesehatan secara periodik minimal 6 bulan sekali.
e. Air yang dipakai harus memenuhi syarat (bebas kuman dan
pertikel)
f. Pengontrolan debu. Untuk mencegah debu berterbangan dan udara
luar tidakmasuk ke dalam operasi maka:
● Tidak boleh meletakkan alat operasi tepat di depan lubang
pembuangan udara
● Memasang filter pada sistem ventilasi untuk membatasi
masuknya debu
● Membersihkan alat dan ruangan secara teratur setiap hari
2) Petugas
Semua petugas yang masuk kamar operasi harus mematuhi hal-hal
sebagai berikut:
a. Dalam penerapan tehnik aseptik hanya tim bedah steril yang boleh
berada di daerah steril
b. Menaati batasan tegas tiga area di kamar operasi
c. Harus memakai baju khusus, topi dan masker
d. Ahli anestesi dan perawat sirkuler tidak boleh melintas di depan
tim bedah yang sudah memakai baju steril
e. Tim bedah steril harus melakukan prosedur pemakaian topi,
masker, cuci tangan, pemakaian jas steril dan topi dengan cara
sebagai berikut:
● Cara memakai topi operasi
- Topi dipasang bersamaan pada waktu mengganti pakaian dengan
baju khusus
- Topi harus menutupi seluruh rambut kepala
- Tali diikat cukup kuat
● Cara memakai masker
Masker harus dipakai baik dan benar, dan selama memakai
masker bicara seperlunya. Cara memasangnya adalah sebagai
berikut:
- Memasang masker harus bercermin sehingga terpasang dengan
tepat di tengah dan menutupi bagian hidung dan mulut. Bila ada
jambang/jenggot harus tertutup bila perlu harus memakai topi
khusus.
- Topi dipasang bersamaan pada waktu mengganti pakaian dengan
baju khusus
- Tali ikatan cukup kuat
- Satu masker untuk satu kali pemakaian
- Bila masker lembab segera diganti
- Setelah dipakai agar direndam dalam larutan deterjen yang
tersedia
3) Cuci Tangan
Yang dimaksud cuci tangan adalah membersihkan tangan dengan
menggunakan sikat dan sabun di bawah air mengalir dengan prosedur
tertentu agar tangan dan lengan bagian bawah bebas dari
mikroorganisme.
Metode cuci tangan bedah:
a. Tangan, lengan dan jari tangan dianggap mempunyai 4 sisi atau
permukaan, dan semuanya harus terkena pencucian mekanik dan
antisepsis kimia.
b. Karena tangan merupakan anggota tubuh yang selalu kontak
langsung dengan daerah operasi yang steril, maka semua langkah
prosedur cuci tangan bedah harus dimulai dari tangan dan berakhir
di siku.
c. Selama melakukan cuci tangan bedah harus menghindari percikan
air pada baju yang sedang dipakai (pakaian kamar bedah), karena
keadaan basah atau lembab dapat memudahkan bakteri menyebar
ke daerah yang steril.
2. Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Operasi
A. Pengertian
Infeksi nosokomial adalah pasien yang masuk rumah sakit dan
menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan
bahwa masa inkubasi penyakit yang telah terjadi sebelum pasien
masuk rumah sakit (Saryono, 2011).
Infeksi nosokmial adalah infeksi yang didapat oleh penderita,
ketika penderita dalam proses asuhan keperawatan di rumah sakit.
B. Pencegahan Infeksi Nosokimia
1) Petugas
Melakukan 6 langkah cuci tangan dengan urutan sebagai
berikut:
- Gosokkan kedua telapak tangan.
- Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dan
sebaliknya.
- Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari saling menyilang
- Gosokkan ruas tangan.
- Gosokkan ibu jari kanan secara melingkar di dalam telapak
tangan kiri yang berbeda dalam posisi mengepal dan sebaliknya.
- Gosokkan ujung jari tangan kiri di telapak tangan kanan dan
sebaliknya.
Melakukan 5 momen cuci tangan dengan urutan sebagai berikut:
- Sebelum menyentuh pasien.
- Sebelum melakukan tindakan aseptic.
- Setelah menyentuh pasien.
- Setelah terpapar cairan tubuh pasien.
- Setelah menyentuh lingkungan di sekitar pasien.
2) Alat
Alat yang digunakan harus bersih, dan kering, alat yang
terkontaminasi segera dibersihkan dengan disinfektan, dan
kemudian disterilkan, alat yang tekontaminasi oleh pasien dengan
penyakit tertentu misal gas gangrene dimusnahkan. Hindari
memasang kembali penutup jarum bekas, hindari membengkokkan,
mamatahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan tangan,
gunakan sarung tangan pada saat melakukan tindakan atau
pemeriksaan pada pasien dengan penyakit-penyakit infeksi,
mengambil atau menyentuh darah, cairan tubuh, atau keringat, tinja,
urin, membrane mukosa dan bahan yang kita anggap telah
terkontaminasi, sarung tangan harus diganti ketika ke pasien yang
lain.
3) Pasien
Isolasi pasien yang diduga menderita penyakit infeksi menular
4) Lingkungan
Lingkungan pasien/kamar harus dijaga keadaan bersih dan
kering, sirkulasi udara dalam kamar harus lancar, penerangan sinar
matahari harus cukup, tempat sampah harus dalam keadaan tertutup,
sampah harus dibedakan untuk sampah infeksius (kantong sampah
warna kuning), sampah non infeksius (kantong sampah warna
hitam), tidak ada serangga didalam kamar mandi.
5) Air
Air Kualitas air yang tersedia memenuhi syarat kesehatan yaitu
bebas kuman, tidak berbau, tidak berwarna, jernih, dan bersih,
jumlah air yang tersedia harus memenuhi kebutuhan pasien, Air
minum harus dimasak sampai mendidih, bak tempat penampungan
air dibersihkan secara rutin minimal 2 mnggu sekali, cegah adanya
genangan air, makan pemberian dari luar rumah harus dicegah,
makanan yang sudah rusak/terkontaminasi harus dibuang, makan
harus dalam keadaan tertutup.
6) Pengunjung
Pengunjung yang sakit tidak diperkenankan mengunjungi
pasien,m menggunakan barrier nursing sewaktu mengunjungi
pasien yang berpenyakit infeksi atau menular, jumlah pengunjung
dibatasi.

Anda mungkin juga menyukai