Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Setelah sebelumnya
Sailendra cenderung lebih
mendukung Budha aliran
Mahayana.
(Candi Prambanan)
Sejarawan menduga
bahwa aslinya aliran
sungai ini berkelok
melengkung ke arah timur,
dan dianggap terlalu dekat
dengan candi sehingga
erosi sungai dapat
membahayakan konstrusi
candi.
(Candi Prambanan)
“Tentu,” katanya.
“Bagaimanapun Perdikan
Mlangi adalah bagian dari
perjuangan Sultan
Hamengku Buwono I.”
“Suamiku berharap
Ontowiryo menjadi
pemimpin yang lebih besar
darinya,” kata Ratu Ageng
yang Permaisuri Sultan
Hamengku Buwono I itu.
(Novel Pangeran
Diponegoro: Menggagas
Ratu Adil, Remy Sylado)
7. Penggunaan kata sifat. Sultan sendiri terkesima Ajeng Dwi Astuti
melihat cicitnya yang
sulung dari cucunya
Hamengku Buwono III
yang asma dalem timurnya
Raden Mas Suroyo.
(Novel Pangeran
Diponegoro: Menggagas
Ratu Adil, Remy Sylado)
Tugas 2 : Menjelaskan Makna Kias yang Terdapat dalam Teks Cerita (Novel) Sejarah
Jelaskan makna ungkapan dalam kutipan teks berikut!
Kutipan teks 1
“Sudahlah,” kataku menenangkan, “Sekarang sudahlah, toh sudah berjalan dengan baik.”
“Tentu ada ekornya,” kata Kusno kemudian.
“Sudahlah, tak perlu Kus pikirkan,” kataku. Aku membesarkan hatinya, “Kalaupun ada
ekornya, hadapi saja dengan berani.”
Jawab : Membesarkan hati : menenteramkan, mendinginkan, menenangkan,
menyabarkan, menyejukkan, mengamankan,
menggembirakan hati, menyenangkan hati,
merayu, memberanikan
Dikerjakan oleh : Abdurrahman Harits
Kutipan teks 2
Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memakai dasi hitam menerima delegasi yang
membungkuk-bungkuk dan menunjukkan penghargaan kepadanya dan menyerahkan kepada
pertimbangannya suatu petisi? Dan merendah diri memohon pengurangan pajak? Kita
merendah diri memohon, merendah diri memohon ini, memohon itu.
Jawab : Dasi Hitam : aturan berpakaian untuk acara malam resmi, dan dipakai untuk
berbagai jenis fungsi sosial
Dikerjakan oleh : Faja Raini Ezhira Nurhandayani
Kutipan teks 3
Dia tidak pernah menyerah menghadapi masalah. Dia orang panjang akal. Ia selalu
mempunyai cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ada-ada saja cara yang dia
gunakan untuk mengatasi masalah.
Jawab : Panjang akal : dapat berpikir dengan baik, pandai mencari akal, tidak picik
Dikerjakan oleh : Ajeng Dwi Astuti
Kutipan teks 4
Sungguh kasihan nasib Pak Arman. Dia dipecat dari perusahaannya. Penyebabnya adalah dia
dituduh menggelapkan sejumlah uang perusahaan, padahal Pak Arman tidak melakukannya.
Ia dijadikan kambing hitam atas kasus korupsi yang dilakukan koleganya.
Jawab : Kambing hitam : orang yang dalam suatu peristiwa sebenarnya tidak bersalah,
tetapi dipersalahkan atau dijadikan tumpuan kesalahan
Dikerjakan oleh : Wianda Azzahra Audia
Kutipan teks 5
Muhammad Umar Faqih anak orang kaya. Ia rajin ibadah dan pandai. Tak heran kalau dia
selalu menjadi juara kelas. Namun, dia tidak pernah pilih-pilih teman dan rendah hati.
Teman-teman sangat menyayanginya.
Jawab : Rendah hati : tidak sombong atau tidak angkuh
Dikerjakan oleh : Hanifah Dewi Wardani
Tugas 1 : Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah
“Bahwa benar setiap orang adalah sama di hadapan Tuhan dan sesamanya. Adalah tidak
benar orang menjadi berbeda-beda dan bertingkat-tingkat hanya karena kadar kekuasaan
dunia dan rohani”.
(Arok Dedes: Pramoedya Ananta Toer)
Jawab : Nilai agama (kereligiusan) dalam kutipan novel tersebut adalah menunjukkan
bahwa kekuasaan membuat orang lain melakukan apa yang menjadi keinginan
kita. Maka tidak heran banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan posisi tertinggi demi kepuasan pribadi tanpa melihat apa yang
akan terjadi selanjutnya.
Dikerjakan oleh : Hanifah Dewi Wardani
Kutipan novel 2
Apa guna belajar ilmu dan pengetahuan Eropa, bergaul dengan orang Eropa, kalau akhirnya
toh harus merangkak, beringsut seperti keong dan menyembah seorang raja kecil yang
barangkali buta huruf pula? Ya Allah, kau nenek moyang, kau, apa sebab kau ciptakan adat
yang menghina martabat turunanmu begini macam? Mengapa kau sampai hati mewariskan
adat semacam ini?
(Bumi Manusia : Pramoedya Ananta Toer)
Jawab : Nilai kemanusiaan (sosial) dalam kutipan novel tersebut adalah nasionalisme
harus dipertahankan meski budaya barat terus menerjang masuk dan mendarah
daging dalam segala aspek kehidupan bangsa.
Dikerjakan oleh : Abdurrahman Harits
Kutipan novel 3
"Rupanya kesopanan pun telah kau tinggalkan maka tak segera sujud pada Bunda." Pintu
kuketuk pelan. Aku tak tahu kamar siapa, membukanya dan masuk. Bunda sedang duduk
bersisir di depan cermin. Sebuah lampu minyak berkaki tinggi berdiri di atas sebuah kenap di
sampingnya. "Bunda, ampuni sahaya," kataku mengembik, bersujud di hadapannya dan
mencium lututnya. Tak tahulah aku mengapa tiba-tiba hati diserang rindu begini pada Bunda.
(Bumi Manusia : Pramoedya Ananta Toer)
Jawab : Nilai moral dalam kutipan tersebut adalah sikap sopan santun dengan yang
lebih tua. Agar kelak mempunyai rasa hormat yang tinggi kepada yang lebih
tua, apalagi kepada orang tua sendiri.
Dikerjakan oleh : Wianda Azzahra Audia
Kutipan novel 4
"Mbah Kung semalam bertemu dengan nenekmu melalui mimpi." Berkata Ki Padmaguna,
"Di tepi pantai dengan ombak yang mengalir deras, nenekmu mengutarakan butuh bantuan
ayahmu. Itulah karenanya, ayahmu kukirim untuk menemuinya." Ada alasan yang sangat
mendasar bagi Sri Yendra untuk mengetahui lebih banyak bagaimana kehidupan Ki Buyut
Padmaguna, juga bagaimana dengan kabar anak keturunannya. Jika dimungkinkan
menengok, tentu menyenangkan sekali. Namun, hal itu tak mungkin dilakukan. Usianya yang
semakin tua serta kesehatannya yang sering memburuk menyebabkan perempuan itu harus
sering berada di biliknya. Apa yang dilakukan justru seperti menyongsong entah kapan
kematian datang menjemput. Jika Dewa pencabut nyawa itu datang, akan diterima
kehadirannya dengan penuh ikhlas. Tak ada secuil pun isi dunia ini yang menjadi beban
hingga sayang harus ditinggalkan, tak juga kekasih dan permata hati.
(Gajah Mada : Sumpah di Manguntur, Langit Kresna Hariadi)
Jawab : Nilai budaya dalam kutipan novel diatas adalah kepercayaan pada kekuatan
mimpi untuk mengambil tindakan nyata, serta kepercayaan kepada takdir yang
akan dijalani, termasuk kematian.
Dikerjakan oleh : Faja Raini Ezhira Nurhandayani
Kutipan novel 5
Sedari mudaku aku di sini bukan. Tak kuingat punya istri, punya anak punya keluarga seperti
orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin kaya, bikin rumah.
Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Tidak pernah
aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor aku enggan membunuhnya. Tapi kini aku
dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan,
sangkamu? Akan dikutuki-Nya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak
kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih penyayang kepada
umat-Nya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul bedug
membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap
waktu, siang malam, pagi sore. Aku sebut-sebut nama-Nya selalu. Aku puji-puji dia. Aku
baca kitab-Nya.
(Robohnya Surau Kami, A.A. Navis)
Jawab : Nilai estetis dalam kutipan novel tersebut berkaitan dengan teknik penyajian
cerita. Persoalan tubuh yang disajikan adalah mengenai dimensi tubuh, secara
diketahui tidak selalu dipersoalkan dengan menggunakan fisik, akan tetapi
psikologis. Hanya dengan bualan, semua amalan menjadi sirna dalam sekejap.
Dikerjakan oleh : Ajeng Dwi Astuti