Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker adalah pertumbuhan atau penyebaran sel yang abnormal dan

tidak terkendali. Keseimbangan tubuh, terlebih apabila sudah usia dewasa,

sebagian besar bergantung pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan

proses kematian sel yang disebut proses apoptosis. Akibatnya, sel kanker

tumbuh atau membelah tak terkendali. Sel kanker ini tumbuh bersama sel

normal di dekatnya. Akibatnya, sel kanker ini akan memengaruhi fungsi

dan pertumbuhan sel normal karena persaingan memperebutkan nutrisi.

Sel yang tak terkendali itu juga bisa bertumbuh menjadi massa atau tumor,

yang bisa menghancurkan jaringan normal di sekitarnya. Inilah yang

menyebabkan kanker bisa mengganggu kesehatan, bahkan membahayakan

manusia (Haryono dalam Tanjung, 2011).

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran

kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara

(Romauli dan Vindari, 2009). Kanker payudara merujuk pada

pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal yang muncul pada

jaringan payudara (Utami, 2012).


2

Kanker merupakan penyakit yang menakutkan bagi kebanyakan

orang. Harus diakui, penyakit ini memang serius dan karenanya bisa

menimbulkan kematian. Kanker dapat menyerang semua lapisan

masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin. Anak-

anak, remaja, dan orang dewasa tak luput dari serangan kanker (Haryono

dalam Tanjung, 2011).

Prevalensi kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik

di negara-negara barat maupun di negara-negara bagian Asia. Saat ini,

kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada

wanita setelah kanker leher rahim, dan merupakan kanker yang paling

banyak ditemui di antara wanita. Berdasarkan data dari American Cancer

Society, sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara,

dan tiap tahunnya di seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal

oleh karena penyakit ini (Ferlay, J. Et al, 2001 dalam Rasjidi, 2009).

The American Cancer Society (2008) memperkirakan setiap tahunnya

sekitar 178.000 wanita Amerika dan 2.000 pria Amerika akan didiagnosis

terkena kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyebab utama

kematian wanita berusia 40-55 tahun, serta penyebab terbesar kedua

kematian wanita setelah kanker paru (Utami, 2012). Sedangkan kanker

payudara menduduki posisi kedua terbanyak sebagai penyebab kematian

di Indonesia. Menurut WHO, sebanyak 8 - 9 % wanita akan mengalami

kanker payudara dalam hidupnya. Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus

baru ditemukan di berbagai negara berkembang dan kurang lebih 372.000


3

pasien meninggal karena penyakit ini. Data WHO menunjukkan bahwa

78% kanker payudara terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Hanya 6%-nya

terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 40 tahun. Meski demikian,

kian hari makin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30-an

(Utami, 2012).

Kanker payudara terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel

di dalam jaringan payudara. Penyebab kanker payudara belum diketahui

secara pasti, namun ada beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko

terjadinya kanker payudara. Faktor-faktor tersebut meliputi riwayat pribadi

tentang kanker payudara, riwayat keluarga dengan kanker payudara,

menstruasi dini, menopause pada usia lanjut, terapi pengganti hormon,

radiasi, masukan alkohol, dan stres (Bobak, 2004).

Pada tahap awal tidak terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan

gejala dapat terlihat pada tahap lanjut yaitu adanya benjolan di payudara,

adanya luka yang tidak sembuh, keluar cairan yang tidak normal dari

puting susu (cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air

susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui), perubahan bentuk dan

besarnya payudara, kulit puting susu dan areolla melekuk ke dalam atau

berkerut, dan nyeri pada payudara (Romauli dan Vindari, 2009).

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian

pengobatan yaitu pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, terapi hormon,

dan terapi psikologis. Masing-masing cara dari pengobatan kanker tersebut

masih memiliki kelemahan, sehingga pengobatan kanker pada umumnya


4

sampai saat ini belum ada yang menunjukkan hasil yang memuaskan.

Salah satu pengobatan yang dilakukan pasien kanker payudara adalah

kemoterapi (Benson dan Pernoll, 2008).

Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk mengobati kanker yang

bekerja dengan menghentikan pertumbuhan atau perbanyakan sel kanker,

dengan cara demikian membunuhnya. Kemoterapi juga mungkin akan

membunuh sel normal. Pengobatan ini menimbulkan beberapa efek

samping (Fahmi, Erna Cipta., Jumantoro, Heri., Syahril, Nurrohman.,

Tjahjadi, Vivi., dan Winarto, W.P., 2007).

Efek samping yang sering terjadi dari kemoterapi adalah kerontokan

rambut atau alopesia, sakit mata, luka mulut, mual dan muntah, diare,

letargi, dan penurunan hitung sel darah (Andrews, 2010). Efek fisik dari

penderita kanker dan terapinya dapat menyebabkan tekanan psikologis

yang serius. Pada konteks kanker, tekanan ini didefinisikan sebagai

pengalaman emosional yang tidak menyenangkan dan bersifat

multifaktoral. Pengalaman ini dapat bersifat psikologis, sosial ataupun

spiritual (Perry dan Potter, 2010).

Jika salah satu anggota keluarga adalah penderita kanker, keluarga

berusaha mempertahankan fungsi intinya. Fungsi inti keluarga adalah

mempertahankan lingkungan emosional dan fisik yang aman, mengurangi

ancaman yang traumatik (termasuk kanker) bagi anggota keluarga, serta

mengasuh dan mendukung perkembangan individual anggota keluarga

(Lewis, 2006 dalam Perry dan Potter, 2010). Mellon, et al. (2006)
5

berdasarkan hasil wawancaranya menemukan bahwa prediktor terkuat

untuk kualitas hidup penderita kanker adalah tekanan dari keluarga dan

dukungan sosial.

Atas dasar alasan yang telah dipaparkan di atas, maka dari itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto yang merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan Provinsi

Jawa Tengah dan merupakan Rumah Sakit pertama sebagai rujukan pasien

penderita kanker payudara di Karesidenan Banyumas. Oleh karena itu,

penulis memilih RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebagai

tempat penelitian penulis.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rosita Saragih (2010) pada

pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi, menemukan bahwa

penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi mengalami kendala

terhadap dirinya sendiri yang merasa putus asa dan merasa pengobatan ini

hanya sia-sia, serta ketidakmauan penderita dalam mengatasi ketakutannya

untuk tidak bisa sembuh. Peran keluarga yang kurang optimal dapat

memengaruhi kondisi pasien penderita kanker payudara. Kondisi yang

demikian dapat mengganggu kelancaran pengobatan dengan kemoterapi.

Kehadiran keluarga dan perannya sangat dibutuhkan oleh pasien kanker

dengan memberikan motivasi agar tetap semangat menjalani kemoterapi.


6

Pernyataan di atas juga sesuai dengan kondisi psikologis pasien

kanker payudara di Ruang Bougenvil RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal

24 Maret 2014 terhadap lima orang pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi di Ruang Bougenvil RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa perlu melakukan

penelitian tentang dukungan keluarga pada pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan

perumusan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran

dukungan keluarga pada pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui bagaimana gambaran dukungan keluarga pada

pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto”.


7

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Instansi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi

rumah sakit untuk menentukan kebijakan melalui peningkatan

pelayanan asuhan keperawatan yang memperhatikan aspek dukungan

sosial keluarga pada pasien sebagai manajemen koping stres pada

pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau masukan yang

positif dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi keluarga yang

mungkin terdapat dari salah satu anggota keluarganya yang mengidap

penyakit kanker, agar dapat lebih memahami tentang pentingnya

dukungan keluarga pada pasien yang mengidap penyakit kanker.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dapat sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk

mempersiapkan mental pasien yang akan menerima kemoterapi,

khususnya pembentukan dan pemberdayaan dukungan-dukungan bagi

pasien kanker.

4. Bagi Institusi Pendidikan

a. Diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah

pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya dukungan keluarga

pada pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi.


8

b. Sebagai bahan bacaan atau sumber data bagi peneliti lain yang

memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian

tentang dukungan keluarga pada pasien kanker.

c. Sebagai sumber informasi pada institusi Jurusan Keperawatan

STIKes Harapan Bangsa untuk dijadikan dokumentasi ilmiah.

5. Bagi Peneliti

Memperoleh pengetahuan baru dalam melakukan penelitian untuk

mengetahui gambaran dukungan keluarga pada pasien kanker payudara

yang menjalani kemoterapi.


9

E. KEASLIAN PENELITIAN

Berdasarkan pengetahuan peneliti, belum pernah dilakukan penelitian

yang serupa atau sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu

tentang gambaran dukungan keluarga pada pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Penelitian lain yang berkaitan yaitu:

Nama Judul Tahun Metode Hasil


Penelitian Penelitian Penelitian
Kardiyudiani Studi 2012 Metode Penelitian ini
Fenomenolog penelitian menitikberatkan
i: Harapan kualitatif. pada harapan
Pasien Strategi pasien kanker
Kanker purpose payudara yang
Payudara sampling. mendapat
yang kemoterapi
Mendapat terhadap
Kemoterapi dukungan
tentang keluarga , dan
Dukungan peneliti
Keluarga di mengidentifikas
Rumah Sakit i 4 tema yaitu:
Kanker 1) melanjutkan
Dharmais aktivitas normal
Jakarta dalam keluarga,
2) peningkatan
pemahaman
keluarga tentang
dampak
penyakit akibat
kemoterapi dan
perawatannya,
3) harapan
untuk dihargai,
didengarkan,
dan ditemani, 4)
bantuan
menyelesaikan
masalah yang
dihadapi akibat
10

sakit yang
selanjutnya
akan dibahas
masing–masing
tema secara
rinci yang telah
diidentifikasi
berdasarkan
masalah
penelitian.
Saragih Peranan 2010 Metode Dari penelitian
Dukungan penelitian diketahui bahwa
Keluarga dan deskriptif. dukungan
Koping keluarga pada
Pasien penderita yang
dengan mengalami
Penyakit kemoterapi
Kanker berdasarkan
Terhadap emosional,
Pengobatan finansial, dan
Kemoterapi spiritual adalah
Di RB 1 baik.
Rumah Sakit Sedangkan
Umum Pusat berdasarkan
Haji Adam supresi koping
Malik Medan pasien, cara
mengalihkan
rasa sakit pada
penderita yang
mengalami
kemoterapi
adalah kurang
baik.
Dari hasil
penelitian ini
dapat
disimpulkan
bahwa
pentingnya
dukungan dari
keadaan
(emosional,
final-
Biel, spiritual)
serta koping
pasien (supresi
11

dan
mengalihkan)
untuk
meningkatkan
dukungan
keluarga.
Siburian Dukungan 2012 Metode Hasil penelitian
Keluarga dan penelitian menunjukkan
Harga Diri deskriptif bahwa semakin
Pasien korelasi. tinggi dukungan
Kanker keluarga maka
Payudara di semakin tinggi
RSUP H. harga diri
Adam Malik pasien kanker
Medan payudara yang
menjalani
kemoterapi.

Persamaan penelitian peneliti dengan penelitian di atas yaitu sama –

sama menggunakan metode penelitian deskriptif, kecuali berbeda dengan

metode penelitian yang digunakan oleh Kardiyudiani, yaitu menggunakan

metode penelitian kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai