Anda di halaman 1dari 12

Nama : David Setyawan

NIM : 11180255

Makul : Kmunikasi Bisnis

Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Negara China dengan Indonesia

China ada dimana-mana, kata MADE IN CHINA tersebar luas sama seperti uang. China bergerak
cepat dan cerdas dalam menapaki tangga ekonomi dunia dalam waktu yang singkat, ada sesuatu
yang besar samar-samar mulai tampak. Saat ini sedang berlangsung gelombang aliran modal
industri dunia berkecepatan tinggi yang sangat besar mengalir ke China melampaui banyak
negara-negara industri yang sudah maju, di negara inilah saat ini dunia berinvestasi.

Bangsa ini menghasilkan lebih banyak pakaian, membuat lebih banyak sepatu, merakit beragam
mainan untuk anak-anak diseluruh dunia. Dalam teknologi, China menghasilkan lebih banyak
komputer, kamera, TV, DVD player dan telepon genggam dibandingkan seluruh negara di dunia.
Banyak produk Jepang, Korea, Amerika, Jerman dibuat di pabrik-pabrik China yang sama. Suku
cadang Boeing, pesawat penjelajah ruang angkasa dan roket dibuat di negeri ini, China membeli
baja dan karet, ladang-ladang minyak dan gas di seluruh dunia hingga ke rongsokan besi, kertas
dan plastik bekas untuk di daur ulang, tak ketinggalan latex bekas kondom di daur ulang
dijadikan aksesoris hiasan rambut.

Kebudayaan dan peradaban China adalah salah satu dari lima yang tertua di dunia dalam deretan
dengan Mesir, Babilon, Aztec dan Yunani. Kebudayaan-kebudayaan lain hancur dan lenyap,
tetapi kebudayaan China tetap bertahan hingga hari ini, bangsa kuno ini berhasil mengarungi
zaman yang terus berubah dan mampu menyesuaikan diri. China sudah mengalami empat
periode globalisasi yaitu :

1. Globalisasi Pertama, terjadi ketika hubungan perdagangan sutra dengan kekaisaran Roma
sekitar 2000 tahun yang lalu di era Dinasti Tang yang melahirkan “Pax Sinica” tentang
supremasi kebudayaan dan peradaban China disertai dengan masuknya agama Buddha ke
dunia Barat di awal abad Masehi, bahkan menyebar ke kawasan Asia Timur.
2. Globalisasi Kedua, pada masa kekuasaan Dinasti Ming dan Qing di abad ke-16 dimana
intelektual China berkenalan dengan peta dan konsep “dunia”, melalui missionaris Yesuit
masuknya ilmu astronomi, ilmu matematika, ilmu fisika dan seni lukis Eropa Barat.

3. Globalisasi Ketiga, saat itu Inggris mendobrak pintu China lewat “perang Candu” tahun
1840. Agresifitas kapitalisme Barat tidak dapat dibendung yang memaksa
berlangsungnya proses globalisasi kebudayaan di China. Runtuhnya dinasti Qing hingga
Perang Dunia II adalah masa traumatik bagi bangsa China akibat proses globalisasi
kebudayaan yang sangat menggoncang China bahkan merobohkan sendi dan pilar
kebudayaan China yang sudah ada ribuan tahun yang lalu. Kelompok konservatif
mencapai klimaksnya pada saat arsitektur, seni sastra, teknologi dan kebudayaan
tradisional mengalami kritik, evaluasi dan dieliminasi. Sistem pemikiran Konfusianisme
yang telah baku membeku selama 2500 tahun tiba-tiba dilegitimasi dan harus
disingkirkan. Puncak penolakan Konfusianisme terjadi pada tanggal 4 Mei 1919, Dr. Sun
Yat Sen memilih bentuk pemerintahan republik yang dipengaruhi oleh pemikiran
Darwinisme, Pragmatisme, Sosialisme dan Marxisme, sehingga mulai mendirikan Partai
Komunis China pada tahun 1921.

4. Globalisasi Keempat, berlangsung sejak berkuasanya Partai Komunis China pada tahun
1949 yang resmi dan formal membuang semua warisan kebudayaan leluhur China
digantikan dengan kebudayaan global Eropa Barat yang diwakili Marxisme/Komunisme.
Puncak globalisasi keempat ini pada tahun 1966 yang disebut “Revolusi Kebudayaan
Proletar”, revolusi ini secara konsisten menghancurkan segala macam warisan.

David Held membagi globalisasi dalam empat varian menurut tingkat intensity, extensity dan
velocity. Globalisasi yang terjadi pada saat inilah yang paling dalam, paling luas dan paling
cepat. China yang telah ada sejak 3000 tahun yang lalu merupakan kasus par excellence sebuah
bangsa yang mengalami globalisasi dalam empat varian itu, dan China tetap survive dalam
seluruh proses itu, tidak hilang lenyap ditelan oleh proses yang pada intinya mempunyai potensi
merusak.

Filsafat Enlightenment Eropa Barat di China terjadi abad ke-19 sebagai ukuran untuk mengubah
China menjadi bangsa berbudaya dalam visi sosialisme paling radikal dari Eropa, yang di Eropa
sendiri impian Karl Marx ini tidak pernah muncul. Ideologi yang menguasai China saat ini
adalah neoliberalisme yang menguasai Inggris dan Amerika Serikat saat ini.

Di balik pengaruh ekonomi pesat China selama 25 tahun terakhir, terdapat fakta mendasar
tentang penduduk China yang luar biasa banyak, China adalah tempat kediaman hamper 1,5
miliar orang, perhitungan sensus resmi 1,3 miliar. China adalah tempat kerja dunia karena negara
tersebut terletak di bagian dunia yang relatif stabil dan menawarkan kepada produsen-produsen
dunia, tenaga kerja yang handal, patuh dan mampu, yang dipertahankan melalui disiplin yang
dilaksanakan pemerintah. Saat ini China sungguh mengalami “gaige kaifang” adalah kebijakan
reformasi dan membuka diri di segala bidang kehidupan menuju ke arah yang lebih baik. China
mengetuk pintu semua negara diseluruh dunia dan merayu semua perusahaan multinasional
dunia untuk berinvestasi di China.

Rakyat China bersorak gembira ketika China berhasil terpilih sebagai negara penyelenggara
Olimpiade 2008, China sebagai anggota World Trade Organization (WTO), masuknya Bill Gates
ke China yang sedang mengalami transformasi luar biasa, karya sastra dalam novel-novel Barat
yang gaya berdandan berpikir dan berperilaku seksi yang dulu dinyatakan taboo di masyarakat
lama sekarang dibuka secara terang-terangan, seniman-seniman pelukis China meninggalkan
gaya realis-sosialis memasuki aliran yang berkembang di Barat seperti surealisme,
ekspresionisme, conceptual art, performance art, pop art dan sebagainya, musik pop menjalar
masuk dari Hong Kong dan Taiwan, orang China lebih suka makan hamburger di kios
MacDonald atau Pizza di Pizza Hut.

Westernisasi China tidak ragu-ragu untuk mengadopsi segala unsur kebudayaan Barat saat ini
yang paling maju. Gairah bangsa China untuk mengeruk dan menyerap segala sesuatu yang
berasal dari Barat membuat kota Shanghai dan Beijing menjadi kota paling kosmopolitan di
seluruh China dan Asia sebagai kota perdagangan, kota industri, kota intelektual yang menjadi
symbol keterbukaan China kepada dunia.

Fokus penelitian ini adalah “Bagaimana komunikasi bisnis lintas budaya China dalam
globalisasi?”. Fokus penelitian ini menghasilkan beberapa pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana China menggeser ideologi komunis menuju neoliberalisme?

2. Bagaimana China dapat menciptakan stabilitas politik?


3. Bagaimana China dapat melewati angka pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 9,2%,
mencapai Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 3,0507 miliar trilyun yuan dan
menaklukkan IMF, World Bank dan WTO dalam globalisasi ekonomi?

4. Bagaimana China mengakomodasi perkembangan masyarakat yang semakin menjurus ke


kekebasan?

5. Bagaimana China menyiasati dampak negatif globalisasi?

Ide munculnya konsep atau istilah komunikasi pembangunan dalam masyarakat, lahir pasca
berakhirnya Perang Dunia II, muncul keprihatinan di kalangan ilmuwan dan praktisi
pembangunan terhadap kondisi negara-negara yang menjadi korban perang. Negara korban
perang mengalami keterpurukan, keterbelakangan, kemiskinan dan ketidakberyadaan yang
sangat memprihatinkan akibat perang dunia, mereka berada dalam posisi yang termarjinalkan
dalam lingkungan pergaulan dunia. Para ahli dari negara maju melihat hal ini, kemudian
memprakarsai model pembangunan untuk mengatasi kondisi di negara-negara korban perang.

Pada tahun 1960-an, untuk pertama kalinya istilah komunikasi pembangunan diperkenalkan oleh
para jurnalis untuk yang bertujuan untuk mendukung dan mendorong proses penyusunan
kebijakan dan percepatan pembangunan negara korban perang melalui pola peliputan dan
pemberitaan yang memadai. Semenjak itulah konsep komunikasi pembangunan populer di
negara-negara berkembang.

Teori-teori komunikasi pembangunan bisnis di China yang dapat menembus pasar global adalah:

A. Teori Interdependensi

Teori komunikasi pembangunan lintas budaya yang diterapkan di China adalah Teori
Interdependensi, dimana, semua negara di dunia tergantung dengan negara lainnya
(interdependensi), hanya berbeda dari jenis dan tingkat ketergantungannya. Adanya keterkaitan
antar negara dalam dimensi fisik maupun ekonomi diharapkan mampu menciptakan adanya
kerjasama yang mendorong adanya perdamaian dan pembangunan dunia. Dalam teori
dependensi hubungan yang menciptakan kondisi “zero sum game” (yang satu untung yang lain
rugi), tetapi dalam teori interdependensi menciptakan kondisi “win-win position” (saling
menguntungkan). Kondisi pendukung teori interdependensi:

1. Aliran dana dan pola investasi.

2. Perubahan teknologi dan internasionalisasi produk.

3. Perdagangan dan aturan-aturan internasional lainnya.

B. Teori Neo-Klasik

Teori ini muncul tahun 1980-an, anti terhadap pendekatan revolusioner yang dikemukakan teori
dependensia. Teori ini merekomendasikan:

1. Membebaskan pasar dari campur tangan pemerintah

2. Swastanisasi BUMN

3. Promosi perdagangan bebas

4. Ekspansi ekspor

5. Membuka diri terhadap investasi Penanaman Modal Asing

6. Mengeliminir ketidakefisienan dalam regulasi pemerintah (deregulasi)

Menghilangkan distorsi harga dasar pada input, produk dan pasar uang.

Menurut teori ini, sumber keterbelakangan suatu negara disebabkan campur tangan pemerintah
dalam ekonomi, korupsi, kurangnya intensif ekonomi, kesalahan alokasi sumber daya alam dan
penetapan kebijakan harga yang tidak efektif karena campur tangan pemerintah yang terlalu
besar.

C. Teori Neoliberalisme

Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi
ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari
liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurangi atau
menolak penghambatan oleh pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada
penciptaan distorsi dan high cost economy yang kemudian akan berujung pada tindakan koruptif.
Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas merobohkan hambatan untuk
perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari
meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui
peningkatan perdagangan dan investasi. Revolusi neoliberalisme ini bermakna bergantinya
sebuah manajemen ekonomi yang berbasiskan persediaan menjadi berbasis permintaan.
Sehingga menurut kaum Neoliberal, sebuah perekonomian dengan inflasi rendah dan
pengangguran tinggi, tetap lebih baik dibanding inflasi tinggi dengan pengangguran rendah.
Tugas pemerintah hanya menciptakan lingkungan sehingga modal dapat bergerak bebas. Dalam
titik ini pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan memotong pengeluaran, memotong biaya-
biaya kesejahteraan publik seperti subsidi. Akhirnya, logika pasarlah yang berjaya diatas
kehidupan publik. Ini menjadi pondasi dasar neoliberalism, menundukan kehidupan publik ke
dalam logika pasar. Semua pelayanan publik yang diselenggarakan negara harusnya
menggunakan prinsip untung-rugi bagi penyelenggara bisnis publik tersebut, dalam hal ini
untung rugi ekonomi bagi pemerintah. Subsidi dianggap akan menjadi pemborosan dan
inefisiensi tidak mengistimewakan kesejahteraan umum. Satu kelebihan neoliberalisme adalah
menawarkan pemikiran politik yang sederhana, menawarkan penyederhanaan politik sehingga
pada titik tertentu politik tidak lagi mempunyai makna selain apa yang ditentukan oleh pasar dan
pengusaha. Dalam pemikiran neoliberalisme, politik adalah keputusan-keputusan yang
menawarkan nilai-nilai, sedangkan secara bersamaan neoliberalisme menganggap hanya satu
cara rasional untuk mengukur nilai, yaitu pasar. Semua pemikiran diluar rel pasar dianggap
salah.

Globalisasiadalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi pasar keuangan mengubah pola hubungan
finansial, proses produksi, perdagangan, teknologi informasi dan hubungan ekonomi lainnya
yang pada gilirannya menimbulkan gejala menyatunya ekonomi semua bangsa (dunia tanpa
batas).
Globalisasiadalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga
kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi
yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut
pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-
negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Globalisasi cenderung
berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang
lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah globalisasi pada tahun 1985.

Globalisasi komunikasi pembangunan lintas budaya merupakan suatu proses


kegiatan ekonomi, perdagangan dan budaya, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara.
Globalisasi mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal,
barang dan jasa. Ketika globalisasi terjadi, maka batas-batas suatu negara akan menjadi kabur
dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara
kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar
domestik.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:

1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.


Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing,
namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.

2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara,
misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi
pengalaman seluruh dunia.

4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat
definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki
status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

6. Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu: Perkembangan barang-barang seperti


telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai


akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama,
misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

Kebaikan globalisasi adalah (1) Produksi global dapat ditingkatkan, yang selanjutnya dapat
meningkatkan pembelanjaan dan tabungan negara. (2) Meningkatkan kemakmuran masyarakat
China, konsumen asing dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
(3) Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri, perdagangan luar negeri yang lebih bebas
memungkinkan setiap negara dapat memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam
negeri. (4) Memperoleh lebih banyak modal dari investasi asing dan teknologi yang lebih baik.
(5) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi dari negara maju yang memasuki
pasar uang dan pasar modal dunia.
Keburukan globalisasi adalah (1) Menghambat pertumbuhan sektor industri negara-negara
berkembang. (2) Ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan
multinasional semakin meningkat. (3) Memperburuk neraca pembayaran negara yang tidak bisa
bersaing dalam ekspor dan cenderung mengalami defisit. (4) Investasi asing semakin besar
menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin
meningkat. (5) Sektor keuangan semakin tidak stabil, dana dalam negeri akan mengalir ke luar
negeri dan nilai mata uang domestik negara berkembang merosot. (6) Memperburuk prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang negara berkembang dalam hal pendapatan nasional dan
kesempatan kerja.

Pada tanggal 15 Oktober 2003 China berhasil meluncurkan roket ‘Shenzhou V” dengan astronot
bernama Yang Liwei ke luar angkasa. China tercatat sebagai negera ketiga di dunia yang
mencapai tingkat teknologi super power setelah Amerika Serikat dan Rusia. China telah
meluncurkan satelit-satelit ke luar angkasa, peluncuran rudal antar benua dan pengembangan
teknologi nuklir.

China tidak mempropagandakan kemenangan dan melecehkan Tuhan dan agama seperti yang
yang dilakukan kosmonot Rusia Yuri Gagarin yang mengatakan bahwa ia tidak bertemu Tuhan
di luar angkasa, mengejek kapitalis dan agama. China telah berubah dengan merevisi ideologi
komunis yang menguap begitu saja ditelan udara begitu kelompok reformis memegang
kekuasaan. Komunis tidak dapat dipertahankan di China, maka lahirlah sosialisme tahap awal.

Elite pemimpin China kini lebih cenderung berembug tanpa kekerasan. Inti dari perubahan ada
pada sistem ekonomi yang dimulai dari reformasi pedesaan dan pembubaran komune. Petani
dilepaskan dari kekangan perencanaan dan dibiarkan berproduksi dan berinvestasi. Pemerintah
China melalui privatisasi mencabut subsidi untuk pada buruh. China telah menganut ekonomi
pasar. China bukan lagi rezim militer, rezim militer adalah tradisi warisan masa lalu. China kini
tidak lagi direpotkan oleh gangguan dan ancaman dari militer.

China berhasil menyaingi Jepang menghasilkan barang-barang elektronik seperti TV, DVD
player, Handphone, Komputer, Laptop, Kamera digital, peralatan listrik, dll, namun periksalah
produk elektronik itu lebih dekat dan dalam huruf kecil terdapat kata-kata Made in China.
Perusahaan-perudsahaan Jepang, Amerika, dan Korea di buat di pabrik-pabrik China yang sama.
China menghasilkan banyak tekstil untuk pakaian kaos kaki, membuat lebih banyak sepatu dan
tas, mainan untuk anak-anak dan aksesoris hiasan untuk fashion. Prancis dan Italia mengubah
daftar cabang tokonya di seluruh dunia dengan menyertakan Shanghai.

China menghasilkan suku cadang pesawat Boeing, China membeli ladang-ladang minyak dunia
dan menandatangani perjanjian-perjanjian pengadaan minyak dan gas ekskusif dunia dengan
Arab Saudi dan Rusia. Dunia sedang berinvestasi di China, tengah terjadi gelombang aliran
modal industri dari seluruh penjuru dunia menuju China. Pengusaha Amerika Serikat dan Eropa
banyak memecat ribuan karyawannya karena investasi telah berpaling sumber daya manusia ke
buruh China yang lebih murah. China menyedot lapangan kerja dari negara-negara di seluruh
dunia. China memproduksi mobil, truk, pesawat terbang, kapal, jaringan pengalihan untuk sistem
telepon, pabrik, kapal selam, satelit dan roket.

China membeli rongsokan besi, baja, kertas, plastik dan karet/latex/silikon dari seluruh dunia
dalam jumlah besar untuk dibentuk menjadi produk-produk yang dijual ke seluruh dunia. China
mengekspor komputer dengan merek-merek China, membangun serat optik yang berkecepatan
tinggi menggunakan laser dan klinik ultramodern, mengembangkan software untuk mesin dan
alat-alat kedokteran berteknologi tinggi.

Selain menjadi bangsa yang punya kinerja tinggi, China juga terkenal sebagai bangsa pembajak
dan pemalsu merek. Masyarakat China mempunyai dorongan untuk melakukan kecurangan. Bir
tiruan bermerek Heineken dan Budweiser, Coca Cola dan Haagen-Dazs, Shampo Head &
Shoulders dan Rejoice, ribuan barang tiruan buatan China berupa pakaian merek Tommy
Bahama, Polo, Ralph Lauren, Tommy Hilfiger, Hermes, Lacoste, Hugo Boss, Emporio Armani
melalui e-Bay dan pasar loak ataupun dioplos di toko-toko fashion di negara berkembang. Kaca
mata tiruan seperti Gucci, Versace, Louis Vuitton. Game, software program komputer dan DVD
film bajakan beredar di dunia. China memalsukan suku cadang otomotif dan hardware komputer,
agrokimia dan vaksin rabies palsu, ratusan ribu eksemplar buku dan novel bajakan laris dunia
seperti Harry Potter karya J.K. Rowling.

Rahasia China dapat bangkit dari kemiskinan dan mencapai tingkat kemakmuran ditentukan
oleh productivity culture yang bukan muncul dari dalam kultur China yang sudah berumur 5000
tahun, melainkan productivity culture ini muncul sebagai akibat dari persaingan antar bangsa
yang terjadi setelah globalisasi. China lebih dulu mengambil alih kultur produktifitas negara-
negara maju dunia sebelum digilas bangsa lain. Globalisasi membuat China berputar keseluruh
dunia untuk mencari keunggulan demi memenangkan persiangan antar bangsa.

Munculnya kultur memenangkan persaingan antar bangsa di seperti di Negara China harus
didukung, didorong dan dirangsang oleh negara, cita-cita membangun China ini yang member
inspirasi pemimpin China dari Sun Yat-sen, Deng Xiaoping, Chiang Kai-shek dan Mao Zedong.
Semangat ini muncul akibat persaingan global yang memaksa bangsa untuk harus
mengambil productivity culture. Semangat bersaing bangsa China berasal dari ingatan masa lalu
ketika China dipermalukan dan diinjak-injak oleh bangsa Barat mulai dari kekalahan dalam
Perang Candu (1840) sampai ke berbagai kekalahan lain. Semangat persaingan global secara
historis telah ada sejak ratusan tahun yang lalu.China berjuang keras untuk mengalahkan negara-
negara Barat (terutama Amerika Serikat) dalam segala hal.

Semangat dalam productivity culture ini disebut “zi qiang” (memperkuat diri sendiri) ada merata
di seluruh bangsa China untuk menjadi bangsa yang kuat, makmur dan modern atau “fu qiang”
(menjadi kaya dan perkasa). Sebagai indikator, bangsa China menunggu di depan TV di tengah
malam saat pengumuman apakah China akan akan menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2008,
seakan-akan menunggu pengumuman perang, rakyat China merayakan kemenangan ini sorak
sorai di seluruh kota. Semangat untuk menjadi sejajar dengan bangsa-bangsa Barat sangat
terlihat jelas ketika China secara resmi diterima menjadi anggota WTO. Pada tahun 2002
ASEAN dan China setuju untuk mengadakan ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2003.

China bergerak cepat dan cerdas dalam menapaki tangga ekonomi dunia dalam waktu yang
singkat. Saat ini sedang berlangsung gelombang aliran modal industri dunia berkecepatan tinggi
yang sangat besar mengalir ke China melampaui banyak negara-negara industri yang sudah
maju, di negara inilah saat ini dunia berinvestasi. China membeli baja dan karet, ladang-ladang
minyak dan gas di seluruh dunia hingga ke rongsokan besi, kertas dan plastik bekas untuk di
daur ulang menjadi segala macam produk-produk yang dibutuhkan dunia, mulai dari mobil, truk,
pesawat terbang, kapal, jaringan pengalihan untuk sistem telepon, pabrik, kapal selam, satelit dan
roket, peralatan elektronik, tekstil, mainan anak, makanan dan minuman, software dan hardware
komputer, alat-alat kesehatan dan kedokteran, kimia,

Ideologi yang menguasai China saat ini adalah neoliberalisme yang menguasai Inggris dan
Amerika Serikat saat ini. China berhasil meluncurkan roket ‘Shenzhou V” dengan astronot
bernama Yang Liwei ke luar angkasa. China tercatat sebagai negera ketiga di dunia yang
mencapai tingkat teknologi super power setelah Amerika Serikat dan Rusia. China telah
meluncurkan satelit-satelit ke luar angkasa, peluncuran rudal antar benua dan pengembangan
teknologi laser dan nuklir.

China adalah tempat kerja dunia karena negara tersebut terletak di bagian dunia yang relatif
stabil dan menawarkan kepada produsen-produsen dunia, tenaga kerja yang handal, patuh dan
mampu, yang dipertahankan melalui disiplin yang dilaksanakan pemerintah. Saat ini China
sungguh mengalami “gaige kaifang” adalah kebijakan reformasi dan membuka diri di segala
bidang kehidupan menuju ke arah yang lebih baik. China mengetuk pintu semua negara
diseluruh dunia dan merayu semua perusahaan multinasional dunia untuk berinvestasi di China.

Saran untuk Indonesia, Indonesia pernah menjadi bangsa terjajah selama lebih dari 350 tahun,
tetapi kesadaran “keterjajahan” dan “dipermalukan” tidak menghasilkan semangat pembalasan
atas ketertindasan dan kekalahan untuk menjadi bangsa yang maju. Indonesia pernah menjadi
terkenal pada saat Kerajaan Majapahit yang gemilang, tetapi tidak pernah mengilhami
perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi negara yang terkemuka di dunia padahal Indonesia
memiliki jumlah penduduk terbesar kelima di dunia. Kesadaran nasionalisme Soekarno dalam
pidato-pidato yang menggema terdengar ke seluruh dunia, tidak pernah menjadi inspirasi yang
mengobarkan semangat kebangsaan menjadi bangsa yang maju dan makmur.

Productivity culture tidak pernah tumbuh di Indonesia, tidak ada semangat persaingan global.
Pada masa Reformasi malah memunculkan semangat penjarahan dan penghancuran Indonesia,
ditandai dengan kerusuhan terror bom, perang antaragama, perang antarsuku, korupsi, partai-
partai yang sibuk dan egois tidak peduli penderitaan bangsa ini. Menuju Indonesia maju,
pemerintah harus menegakkan supremasi hukum dalam membasmi korupsi, membangun
pendidikan dan productivity culture untuk dapat mengelola sumber daya alam yang kaya dan
sumber daya manusia yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai