Lap - Semester 1
Lap - Semester 1
Oleh:
Yulia Ulfa, A.Md.Keb
NIP. 19960511 202002 2 008
1
100
91
83
75
66
58 160.00 100.00
50 80.00 79.63
42
33
44.44
25
28.57
17
8
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT MPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
Grafik 3.1 Cakupan K.1 Ibu Hamil di Poskesdes Kayangan 2Tahun 2020
2
pelayanan antenatal sesuai standar minimal 4 kali selama masa kehamilan.
Indikator K4 menggambarkan kualitas pelayanan yang seharusnya
diperoleh ibu hamil sesuai standar, indikator ini juga dapat
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil. Data cakupan K4 Tahun
2020dapat dilihat pada grafik 3.2 berikut.
Grafik 3.2 Cakupan K.4 Ibu Hamil di Poskesdes Kayangan 2 Tahun 2020 (98%)
98
90
82
73
65
57 111.11 140.00
49
41 62.50 62.96
33
42.86
24
16
10.00
8
BAGEK KEMBAR SEJONGGA TANAK MUAT MPAK LENGKUKUN DESA
MAYONG
3
90
83
75
68
60
53 137.50 150.00
45 73.33 76.00
38 57.14
30
23
22.22
15
8
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
85
78
71
64
57
50 137.50 150.00
73.33 76.00
42
35 57.14
28
21 22.22
14
7
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
5
kesehatan. Kegiatan ini dilakukan untuk mendeteksi dini komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu nifas.
Grafik 3.6 Cakupan Pelayanan Nifas di Poskesdes Kayangan 2
Tahun 2020 (95%)
95
87
79
71
63
55 137.50 150.00
47 76.00
73.33
40
57.14
32
24
22.22
16
8
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
6
dan bayi. Grafik berikut menggambarkan pencapaian cakupan peserta KB
aktif pada bulan Juni Tahun 2020
Grafik 3.7 Cakupan Peserta KB Aktif di di Poskesdes Kayangan 2 Bulan
Juni Tahun 2020
2020
70
64
58
52
47
41 72.3 90.3
35
48.7 51.2
29 46.8
23 34.5
17
12
6
BAGEK KE... SEJO... TANAK ... EMPAK MA... LENGK...
7
Kebanyakan dari komplikasi obstetrik tersebut tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, sehingga penanganan kasus komplikasi maternal harus
dilakukan secara adekuat. Untuk itu diperlukan tenaga kesehatan yang
berkompeten dengan ditunjang oleh ketersediaan sarana, peralatan, obat
serta berjalannya sistem rujukan di setiap jenjang pelayanan.
Indikator ini menggambarkan kemampuan dalam manajemen program
KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil,
bersalin dan nifas dengan komplikasi.
90
83
75
68
60
53 250.0 400.0 133.3 136.4
45
38
30 50.0
33.3
23
15
8
8 BAGEK KEMBAR SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
MAYONG
Dari data pada grafik diatas terlihat secara umum cakupan komplikasi
Maternal sudah mencapai target.
8
3. Hasil Cakupan Indikator Kesehatan Anak
a. Hasil Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama di Poskesdes Kayangan 2
Tahun 2020
Pelayanan kesehatan standar pertama (KN1) harus segera diberikan
kepada semua bayi baru lahir (neonatal) dalam waktu 6 – 48 jam setelah
lahir. Gambaran pelayanan KN 1 dapat dilihat pada grafik 3.8 berikut
125 150
96
88 75
80 71.43
72 61.54
64
56
48
40
32 22.22
24
16
8
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
Dari data pada grafik diatas terlihat secara umum cakupan kunjungan neonatal
petama sudah mencapai target bulan juni yaitu 75,0%.
b. Hasil Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap di Poskesdes Kayangan 2
Tahun 2020
Kasus kematian bayi sebagian besar terjadi pada masa neonatal (0 – 28
hari), sehingga pada usia tersebut perlu mendapatkan perhatian yang
9
intensif. Untuk menjamin keselamatan bayi baru lahir harus mendapatkan
pelayanan sesuai standar minimal 3 kali setelah lahir sampai dengan umur
28 hari, dengan pola kunjungan : 1 x pada usia 6 – 48 jam, 1 x pada usia 3
– 7 hari, 1 x pada usia 8 – 28 hari.
125 150
96
88
75
80 71.43
72 61.54
64
56
48
40
32 22.22
24
16
8
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
10
Dari data pada grafik diatas terlihat secara umum cakupan kunjungan neonatal
lengkap sudah mencapai target yaitu 75,0%.
c. Hasil Cakupan Komplikasi Neonatal Tertangani di Poskesdes Kayangan 2
Bulan Juni Tahun 2020
Grafik dibawah ini menunjukkan cakupan Komplikasi Neonatal yang
dapat tertangani di Poskesdes Kayangan 2 Tahun 2020
Grafik 3.11 Cakupan Komplikasi Neonatal Tertangani di Poskesdes
Kayangan 2 Tahun 2020 (84%)
84
77
70
63
56
49 83.33 166.67
42
35
28 41.67
21
14
7
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
11
96
88
80
72
64
56 100 150
48 78.57 76.92 75
40
32
24
16 11.11
8
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
12
96
88
80
72
64
56 111.11 150 100
48 85.42
40 64.29
32 46.15
24
16
8
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
85
78
71
64
57
50 126.32
42 70
60.53 61.33 65.27
35
28 44.68
21
14
7
BAGEK SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
KEMBAR MAYONG
14
85
78
71
64
57
50
42 68.42 73.68
65 61.09
35 55.32 54.67
28
21
14
7
BAGEK KEMBAR SEJONGGA TANAK MUAT EMPAK LENGKUKUN DESA
MAYONG
15
Total kematian bayi (0-28 hari) pada tahun 2020 Bulan Juni sebanyak 1
orang, sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Data Penyebab Kematian Neonatal (0 – 28 hari) Tahun 2014
Dusun BBLR TN Asfiksia Infeksi Cacat Lain2 Total
Bagek
0 0 0 0 0 0 0
kembar
Sejongga 0 0 0 0 1 0 0
Tanak Muat 0 0 0 0 0 0 0
Empak
0 0 0 0 0 0 0
Mayong
Lengkukun 0 0 0 0 0 0 0
Poskesdes 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan : Sumber data dari PWS KIA
16
17
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
18
Masyarakat tentang pentingnya melahirkan di Petugas kesehatan sudah
meningkat, serta akses terhadap faskes yang semakin mudah dengan tersebarnya
Poskesdes serta Bidan Desa yang bahkan sudah mencapai 2 orang Bidan desa
dalam satu Desa.
19
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa data tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
permasalahan yang masih kita hadapi dalam program kesehatan ibu dan anak
hingga saat ini adalah sebagai berikut :
1. Pencapaian beberapa indikator program KIA pada Juni tahun 2020 sudah
mencapai target. Diharapkan pencapaian program yang sudah baik dapat
dipertahankan danintervensi program selanjutnya lebih fokuspada
permasalahan yang dijumpai dengan memperhatian kualitas pelayanan.
2. Penempatan dan penyebaran bidan sudah merata, namun pemberdayaan
bidan oleh masyarakat belum dilakukan secara optimal disebagian wilayah
Kabupaten Lombok Utara, baik untuk bidan puskesmas maupun bidan di
desa. Dikarenakan belum adanya bangunan tetap ataupun sementara untuk
bidan desa sehingga pelayanan kesehatan KIA(terutama kontak dengan
bidan desa) hanya melalui pemanfaatan sarana posyandu atau saat posyandu
saja.
3. Dari segi kompetensi baik bidan puskesmas maupun bidan di desa masih
perlu ditingkatkan terutama dalam APN, PPGDON, kelas ibu hamil,
SDIDTK, MTBM/S. Demikian juga untuk jenis pelatihan standar lain untuk
kompetensinya yang harus dimiliki oleh bidan, masih banyak bidan yang
belum dilatih.
4. Keberadaan puskesmas PONED belum standar karenabeberapa tim PONED
tidak utuh karena beberapa tenaga yang sudah dilatih sebelumnya sudah
dimutasi ke unit kerja lain atau kondisi sarana/prasarana maupun peralatan
yang tidak memenuhi standar.
5. Pemanfaatan buku PWS KIA dan pencatatan kohort oleh bidan belum
maksimal.
6. Pemanfaatan Buku KIA sebagai sarana yang strategis dalam meningkatkan
pengetahuan ibu hamil dan ibu balitadi tingkat keluarga maupun institusi
pelayanan kesehatan terutama swasta dirasakan masih kurang. Sosialisasi
perlu terus dilakukan tidak hanya di kalangan instansi kesehatan saja akan
tetapi juga secara lintas sektor.
20
7. Pengelola dan pelaksana program kesehatan keluarga belum mempunyai
pemahaman yang sama terhadap definisi operasional indikator program
kesehatan keluarga sehingga dalam pelaporan hasil kegiatan program
kesehatan keluarga masih sering terjadi kerancuan dan keterlambatan.
B. Rekomendasi
Dari permasalahan tersebut, maka beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
peningkatan kualitas program kesehatan keluarga pada tahun berikutnya adalah
sebagaiberikut :
1. Peningkatan kompetensi bidan di puskesmas dan bidan di desa perlu
diprioritaskan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan masyarakat sehingga pertolongan persalinan oleh tenaga
non kesehatan/dukun dapat diturunkan dengan harapan dapat menekan
terjadinya risiko yang dapat berakibat pada kematian ibu dan bayi.
2. Monitoring dan evaluasi maupun bimbingan teknis berkala terhadap
pelaksanaan program maupun kemampuan tenaga kesehatan dilakukan
secara berjenjang untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan masyarakat.
3. Diharapkan ada dukungan dari pemerintah daerah (di tingkat
desa/kecamatan) dalam pengadaan sarana dan prasarana poskesdes
sehingga bidan desa dapat melaksanakan tugas pokoknya di desa
(melakukan pertolongan persalinan dan pelayanan KIA) sesuai standar.
4. Dalam rangka meningkatkan penguatan pencatatan kohort perlu sosialisasi
persamaan persepsi terkait definisi operasinal program keluarga (kesehatan
ibu dan anak)
5. Dalamrangka perbaikan kualitas kesehatan ibu dan anak maka upaya
peningkatan pemanfaatan Buku KIA perlu terus ditingkatkan terutama pada
sasaran ibu hamil dan ibu balita. Sosialisasi perlu terus dilakukan tidak
hanya di kalangan instansi kesehatan saja akan tetapi juga secara lintas
sector dan swasta.
6. Dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan perlu dilanjutkan seperti :
- P4K
- Kelas Ibu Hamil
21
- Kemitraan bidan dan dukun
- Peningkatan Fungsi Puskesmas PONED
- Diskusi refleksi Kasus
- K1 – K9
- SMS Gate way
- PP-Test gratis
- Penyediaan ambulan desa
Siti Ramdhani
22
Sukamto,S.Kep.Ns NIP. 19900421 201403 2 003
NIP. 19790821 200003 1 003
23