Ashila Fitranda Aisyah 21 Pada awal tahun 2020, sebuah virus yang diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) mulai mewabah di hampir seluruh belahan dunia. Fenomena mewabahnya pneumonia baru ini bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir desember 2019 yang kemudian menyebar dengan cepat ke banyak negara dan teritori. World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus yang menginfeksi saluran pernapasan. Virus ini menyebabkan penyakit flu biasa sampai yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Gejala coronavirus muncul dalam 2-14 hari setelah paparan ditandai dengan gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas, pada kasus berat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal bahkan kematian. Penularan virus ini menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang biasanya dihasilkan saat batuk atau bersin. Orang berusia lanjut dan orang yang memiliki kondisi medis lebih rentan terhadap paparan COVID-19. Penyebaran virus Corona ini sangat cepat, sampai saat ini terdapat 188 negara yang mengkonfirmasi terkena virus Corona, termasuk Indonesia. Seluruh dunia kini disibukkan dengan berbagai upaya pencegahan COVID-19 untuk menahan lonjakan pasien positif karena hingga saat ini masih belum ditemukan obat atau vaksin secara pasti. Dampak dari pandemi ini juga sangat luas, tidak hanya di bidang kesehatan, tetapi juga berdampak pada bidang ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan lain-lain. Dengan adanya pandemi ini masyarakat dituntut untuk beradaptasi dengan kondisi baru dengan mengedepankan protokol kesehatan. Salah satu kebijakan penanganan COVID-19, yaitu di sector pendidikan, termasuk hal baru bagi masyarakat khususnya para siswa dari jenjang SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa. Kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah sekarang ditiadakan dan dilaksanakan di rumah masing-masing secara daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Bagi siswa SD, SMP, dan SMA, mereka mungkin belum terbiasa dengan pembelajaran secara daring. Namun, hal ini sebenarnya tidak asing bagi mahasiswa. Dilihat dari usia dan kemampuan dalam berpikir dan mengolah informasi, mahasiswa kini dilatih untuk segera beradaptasi dengan zaman yang semakin canggih. Terutama bagi mahasiswa ilmu adminitrasi, peran mereka kelak akan berbarengan dengan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, hardskill mahasiswa akan terlatih dengan penerapan pembelajaran secara daring. Beberapa mahasiswa juga merasa lebih nyaman dalam mengemukakan gagasan dan pertanyaan dalam pembelajaran daring. Mengikuti pembelajaran dari rumah membuat mereka tidak merasakan tekanan psikologis dari teman sebaya yang biasa mereka alami ketika mengikuti pembelajaran tatap muka. Ketidakhadiran dosen secara langsung atau fisik juga menyebabkan mahasiswa merasa tidak canggung dalam mengutarakan gagasan. Dengan diterapkannya kebijakan ini pemerintah pun mulai menyalurkan bantuan kuota data kepada para pelajar dan pengajar sebagai bentuk pemfasilitasan pada program ini. Dengan adanya kebijakan guna memutus rantai penyebaran COVID-19, khususnya pada bidang pendidikan, program baru ini diharapkan berjalan dengan efektif meskipun masih ada beberapa yang mengalami kendala dikarenakan sarana yang kurang memadai. Selain itu, bagi mahasiswa diharapkan kemampuan dalam bidang IPTEK akan meningkat dengan kebiasaan kegiatan belajar mengajar seperti saat ini karena kemajuan teknologi yang kedepannya akan semakin canggih. Khususnya peran mahasiswa ilmu adminitrasi di masa yang akan datang sebagai calon administrator muda, kemampuan mereka akan terasah dengan menjalankan program pembelajaran secara daring seperti saat ini. Pemerintah sebaiknya memperhatikan kembali kebutuhan para pelajar dalam menjalankan kebijakan ini karena di masa pandemi seperti sekarang sekolah-sekolah ditutup dan penerapan protokol kesehatan yang diutamakan, jangan sampai pendidikan menjadi terputus karena kondisi yang tidak stabil seperti sekarang. Daftar Pustaka 1. Hamidah, A. Sadikin, A. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. 6 (2): 214-224. 2. Fitriyani, Y.,Fauzi, I., Sari, M. Z. 2020. Motivasi Belajar MahasiswaPada Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran. 6 (2): 165-175. 3. Hanoatubun, S. 2020. Dampak COVID-19 Terhadap Perekonomian Indonesia. Journal of Education, Psychology, and Counseling. 2 (1): 2716- 4446. 4. Nurkholis. 2020. Dampak Pandemi Novel-Corona Virus Disiase (Covid- 19) Terhadap Psikologi dan Pendidikan serta Kebijakan Pemerintah. Jurnal PGSD. 6 (1): 2088-8295.