Anda di halaman 1dari 2

satu, dua, tiga

Berawal dari database EC sebelumnya yang memiliki omset tidak sampai 10 juta rupiah.
Tahun adopsi 2017-2018 sekolah ini dipercayakan kepada saya untuk di handle. Berani
menggali kebutuhan sekolah merupakan awal dari pertumbuhan omset sekolah ini. Jika saya
tidak berani untuk menggali kebutuhan sekolah dan sharing program dari Mentari, saya rasa
cukup sulit untuk omset sekolah ini bertumbuh. Ya, karena sudah pasti, jika bukan kita yang
berani menggali kebutuhan sekolah, maka kompetitor punya kesempatan yang lebih besar
untuk mengambil peluang tersebut.
Dari keberanian menggali kebutuhan sekolah tersebut, maka sekolah pun merasa
diperhatikan mengenai rencana dan tujuan sekolah ke depan nya seperti apa. PIC sekolah
mengatakan, bahwa di tahun ajaran baru nanti, sekolah akan membuka level primary 1. Ya,
omset yang tidak sampai 10 juta itu merupakan omset untuk level kindergarden nya saja.
Mendengar hal yang disampaikan PIC, saya melihat ini merupakan peluang besar bagi saya
untuk bisa membuat omset sekolah ini tumbuh. Langkah selanjutnya adalah kemauan untuk
sharing seluruh program primary yang ada di Mentari, mulai dari English, Maths, Science,
Mandarin, dan juga Bahasa Indonesia kepada PIC.
Mau berkali-kali kunjungan ke sekolah dengan membawa sampel yang cukup banyak,
karena jumlah subjek yang akan di sharing tidak hanya satu. Seringkali dibutuhkan tas
tambahan untuk membawa sampel ke sekolah, dengan keamanan cukup ketat terhadap
sampel-sampel tersebut, yaitu berupa plastik berlapis-lapis untuk berjaga-jaga jika dihari
tersebut hujan turun. Walaupun sekolah hanya baru membuka level primary 1, namun saya
rasa ini menjadi keuntungan jika saya berhasil goal ditahun ini, karena otomatis di tahun
selanjutnya omset sekolah bisa dikatakan meningkat, karena ada penambahan level tiap
tahunnya.
Keberanian menggali kebutuhan sekolah, kemauan kunjungan berkali-kali ke sekolah
tersebut dengan membawa sampel yang cukup banyak, dan dipadu dengan kesanggupan
sharing seluruh program primary yang ada di Mentari, pada akhirnya dari lima subjek yang
disharingkan, empat subjek berhasil goal di sekolah ini. Sehingga yang omset awalnya tidak
sampai 10 juta, di tahun adopsi 2017-2018 omset sekolah menjadi Rp 16.786.200.
Kemudian masuklah di tahun adopsi 2018-2019. Tidak hanya sekedar “jualan”, kita juga
harus sanggup untuk maintance sekolah yang kita handle. Meminta feedback penggunaan
program serta selalu menyampaikan update informasi seperti training ke PIC harus dilakukan.
Selain itu, kita juga harus sanggup untuk membangun hubungan baik dengan PIC, sehingga
ketika sekolah memiliki kebutuhan, mereka akan selalu ingat kepada kita. Dan ternyata di tahun
adopsi 2018-2019 PIC meminta sampel dari level 2 – 4. Singkat cerita, saya membawakan
sampel yang lebih banyak lagi dari sebelumnya, karena selain jumlah subjek yang diadopsi ada
empat, dan kali ini di kali tiga, karena akan ada penambahan tiga level. Maka bukan membawa
sampel menggunakan tas lagi, saat itu saya membawa menggunakan kardus, karena begitu
banyak nya sampel yang harus dibawa ke sekolah.
Dan ditahun adopsi 2018-2019, omset sekolah ini mencapai Rp 100.505.600 atau
dengan kata lain pertumbuhan omset mencapai 498.74%. Dimulai dari keberanian menggali
kebutuhan sekolah, kemauan kunjungan berkali-kali ke sekolah, serta membawa sampel yang
cukup banyak, dan sanggup untuk membangun hubungan baik dengan PIC serta sharing
program. Di tahun adopsi 2019-2020 sekolah membuka level secondary, dan insyaallah akan
menggunakan program dari Mentari untuk beberapa subjek nya.
Ya sekolah itu adalah Maitreyawira School Jakarta, dimulai dari omset yang hanya satu
digit, lalu tahun berikutnya dua digit dan pada akhir tahun adopsi kemarin mencapai tiga digit.
Dan semoga tahun adopsi ini serta ke depannya, omset sekolah ini terus meningkat.

Fahmi Baharuddin

Anda mungkin juga menyukai