JUDUL PERCOBAAN
Kromatografi Penukar Ion
B. TUJUAN PERCOBAAN
Memisahkan kapasitas dari penukar ion dan memisahkan campuran Ni 2+
dan Fe2+ dengan resin penukar ion/
C. LATAR BELAKANG
Kimia analitik merupakan analisis cuplikan bahan untuk mengetahui
susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik ini berhubungan dengan teori dan
praktek dari metode-metode yang dipakai untuk menetapkan komposisi bahan.
Kimia analitik bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia, mengenali unsur atau senyawa yang ada didalam suatu sampel. Sedangkan
analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan jumlah suatu zat tertentu yang
terkandung dalam suatu sa.mpel.
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena
kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh
materi murni dari suatu campuran, harus dilakukan pemisahan. Berbagai teknik
pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Kromatografi kolom
merupakan salah satu metode pemisahan kromatografi konvensional yang
bersejarah karena dari sinilah bermula metode kromatografi.
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah
banyak digunakan, dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti detilasi,
kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan dalam
pelaksanaan yang lebih sederhana, penggunaan waktu yang sangat singkat
terutama mempunyai kepekaan yang tinggi serta mempunyai kemampuan
memisahkan yang tinggi, Metode ini digunakan, jika dengan metode lain tidak
dapat di lakukan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit atau
campurannya kompleks.
Resin penukar ion adalah suatu senyawa polimer tinggi organik dimana
terdapat gugusan fungsional yang mengandung ion-ion yang dapat ditukar.
Berdasarkan ion yang dapat ditukar inilah maka resin dibagi menjadi dua, yaitu
resin penukar kation dan resin penukar anion.
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi
pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran;
tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik
akhir titbrasi. Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi.
Berdasarkan latar belakang dari percobaan ini adalah menghadirkan materi
dasar yang akan memperkenalkan praktikan dengan berbagai aspek dari proses
kromatografi penukar ion, menjelaskan dalam istilah yang sederhana bagaimana
prinsip kerja kromatogradi penukar ion, dan menunjukan beberapa penerapan
yang telah membuat kromatografi tidak dapat diabaikan dalam berbagai bidang
kehidupan sebagaimana dalam percobaan ini akan dipisahkan N2+ dan Fe2+ dalam
suatu campuran.
D. METODE PERCOBAAN
Sesuai dengan manual penuntun dan MSDS
E. HASIL PERCOBAAN
1. HasilPengamatan
a. Kapasitas Resin Penukar Kation
No
Aktivitas Hasil
.
1. Resin kation ditimbang 0,500 gram
Kapas + Resin penukar kation
2. Resin berada di dalam buret
dimasukkan kedalam buret
Ditambahkan 250 mL Na2SO4 0,25 M
di masukkan kedalam corong pisah
Efluen yang ditampung tidak
3. dan di biarkan masuk kedalam buret
berwarna
dengan kecepatan tetes demi tetes dan
ditampung dalam erlenmeyer
Efluen dititrasi dengan NaOH 0,1 M + Volume titrasi = 2,20 mL
4.
3 tetes indikator PP Warna larutan = ungu muda
b. Kapasitas Resin Penukar Anion
No. Aktivitas Hasil
1. Resin anion ditimbang 0,196 gram
Kapas + Resin penukar anion
2. Resin berada di dalam buret
dimasukkan kedalam buret
Ditambahkan 250 mL NaNO3 0,25
M di masukkan kedalam corong
pisah dan di biarkan masuk kedalam Efluen yang ditampung tidak
3.
buret dengan kecepatan tetes demi berwarna
tetes dan ditampung dalam
erlenmeyer
Efluen dititrasi dengan AgNO3 0,1 M Volume titrasi = 2 mL
4. + 5 tetes K2CrO4 Warna larutan = bening
kecoklatan
2. Analisis data
a. Kapasitats resin penukar kation
Diketahui : a NaOH = 0,1 M = 0,1 meq/mL
V NaOH = 2,20 mL
W resin kation = 0,500 gram
Ditanyakan : C =…?
Penyelesaian :
V buret
Fp =
V larutan
25 ,00 mL
= 2,20 mL
= 11,36
aV
C = Fp
W
meq
0,1 x 2,20 mL
= 11,36 mL
0,500 gram
0,22 meq
= 11,36
0,500 gram
= 11,36 x 0,440 meq/gram
= 4,9984 meq/gram
b. Kapastitas resin penukar anion
Diketahui : a NaNO3 = 0,1 M = 0,1 meq/mL
V NaNO3 = 6,50 mL
W resin anion = 0,196 gram
Ditanyakan : C =…?
Penyelesaian :
V buret
Fp =
V larutan
25 mL
= 6,50 mL
= 3,85
aV
C = Fp
W
meq
0,1 x 6,50 mL
= 3,85 mL
0,1 96 gram
0 ,65 meq
= 3,85
0,196 gram
= 3,85 x 3,32 meq/gram
= 12,782 meq/gram
F. PEMBAHASAN
Kromatografi penukar ion adalah salah satu teknik pemurnian senyawa
spesifik di dalam larutan campuran.Fasa gerak dalam kromatografi penukar ion
adalah larutan dalam air yang dapat mengandung sedikit metanol atau pelarut
organik lain yang bercampur dengan air. Pelarut ini juga mengandung senyawa-
senyawa ionis dalam bentuk buffer. Umumnya ion dari fasa gerak bersaing
dengan ion analit untuk memperebutkan tempat paking penukar ion (Hendayana,
2006:105). Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kapasitas dari penukar ion
dan memisahkan campuran Ni2+ dan Fe2+ dengan resin penukar ion. Prinsip dasar
dalam percobaan ini adalah interaksi muatan positif dan negatif antara molekul
spesifik dengan matriks yang barada di dalam kolom kromatografi. Sedangkan
prinsip kerja dari percobaan ini yaitu penimbangan, pereaksian, penetesan, dan
penitrasian. Percobaan ini terdiri dari 3 percobaan yaitu :
1. Menentukan kapasitas resin penukar kation
Resin penukar kation mengandung gugus fungsional yang memiliki ion
positif atau kation yang nantinya akan bertukar dengan bertukar dengan kation
dari senyawa yang akan direaksikan. Percobaan ini diawali dengan memasukkan
kapas ke dalam kolom yang dalam hal ini adalah buret yang bertujuan untuk
menyaring efluen yang akan menuruni kolom sehingga efluen yang diperoleh
merupakan efluen murn. Kemudian memasukkan resin ke dalam buret yang
dimana resin yang digunakan adalah resin yang memiliki gugus H + yang bersifat
basa kuat. Selanjutnya memasukkan air ke dalam buret yang bertujuan untuk
mengeluarkan udara dari kapas dan membasahi resin agar lebih mudah bereaksi
dengan natrium sulfat (NaSO4) 0,25 M yang akan diteteskan melalui corong pisah.
Penambahan natrium sulfat (NaSO4) 0,25 M dilakukan melalui corong
pisah yang diteteskan sedikit demi sedikit yang bertujuan untuk membentuk asam
sulfat (H2SO4). Hal ini terjadi karena pertukaran ion H+ yang berasal dari resin dan
Na+ yang berasal dari natrium sulfat (Na2SO4) secara teratur dan lebih banyak
hasil yang diperoleh. Reaksi yang terjadi antara resin dan natrium sulfat (NaSO 4)
adalah sebagai berikut:
CH3
CH3
CH3
CH3 H3C
H3C
O
O
S
+ Na 2 SO 4 S
Na
+ H2 SO 4
OH O
O
H3C
H3C
CH3
CH3
O
O
S
S Na
O
OH
O
n
n
+
CH2 N(CH 3)3 Cl
-
+ NaNO 3 CH2 N(CH 3)3 NO 3 + NaCl
H3C H3C
CH3 CH3
+ -
CH2 N(CH 3) 3 Cl CH2 N(CH 3)3 NO 3
n n