Anda di halaman 1dari 11

Bioteknologi

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur, virus,
dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari
pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang
ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh,
di bidang teknologi panganadalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-
19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain
dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat
proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah
penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat
dilakukan secara massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini
ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan,
rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita
untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga
memungkinkan para penderita strokeataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau
kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan
menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan
tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan
tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai
contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang
bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan
teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan
mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

Kemajuan bioteknologi di dunia sangat pesat sehingga dipercaya sebagai gelombang baru ekonomi
dunia setelah teknologi informasi. Bioteknologi modern lahir tahun 1970 dan mengalami revolusi karena
perubahan paradigma pemanfaatan materi hayati dari tingkat seluler ke tingkat molekuler.
Perkembangan mulai dari rekayasa genetika, rekayasa protein sampai rekayasa jaringan semua didasari
oleh teknologi yang berdasar pada pengetahuan biologi molekuler tadi. Indonesia memulai
pengembangan bioteknologi tahun 1985 dan terus berkembang sampai sekarang dengan penguasaan
utama bidang pertanian. Dengan semakin banyaknya sektor industri di Indonesia yang ikut masuk ke
bioteknologi selain yang sudah ada yaitu pertanian dan ditambah sekarang dengan farmasi, kosmetika
dan pangan, maka peluang bioteknologi di Indonesia semakin besar di masa datang. Penyediaan SDM
bioteknologi Indonesia menjadi lebih penting dirasakan oleh karena itu.

1. Pendahuluan

Bioteknologi, sering didengar tapi mungkin jarang dirasakan manfaatnya di Indonesia. Bila pun pernah
diketahui, produk bioteknologi modern seperti kapas transgenik tahan hama yang ditanam secara
terbatas di Sulawesi Selatan beberapa tahun lalu, justru mendatangkan protes akan keselamatan
lingkungannya oleh sebagian masyarakat. Sementara berita yang didengar di luar negeri, bioteknologi
adalah teknologi masa depan [1]. Gelombang kedua ekonomi dunia setelah teknologi informasi.
Bagaimana bisa?
2. Memahami Bioteknologi

Bioteknologi adalah ilmu tua yang menjadi muda berkat sebuah revolusi ilmu pengetahuan. Sudah sejak
8000 tahun yang lalu, bangsa Mesir kuno menggunakan sejenis mikroba yeast Saccharomyces atau ragi
untuk pembuatan roti dan minuman anggur [2]. Ragi itu merubah gula dalam cairan anggur menjadi
alkohol. Dalam adonan roti, gelembung gas yang dihasilkan dalam proses fermentasi, membuat roti jadi
empuk sehingga enak dimakan. Penggunaan mikroba lainnya dikenal dalam pembuatan keju seperti
jenis Roquefort, Gorgonzala, Brie dan yang mungkin lebih terkenal, jenis Camembert di pusat
pembuatan keju dunia yaitu Swiss. Di sini mikroba mold Penicillum roqueforti atau kapang berperan
merubah komposisi susu menjadi berbagai aroma dan warna. Lebih dekat kepada kita, nenek moyang
bangsa Indonesia telah menggunakan kapang yang lain yaitu Rhizopus untuk membuat tempe dari
kedelai. Semua ini adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk tujuan
pangan. Sehingga ilmu tua bioteknologi adalah penggunaan jasad renik atau makhluk hidup secara
umum pada tingkat sel atau disebut seluler [3].

Bioteknologi modern lahir pada tahun 1970-an dengan munculnya teknologi DNA rekombinan. Istilah
DNA rekombinan mungkin sudah pernah didengar tapi samar-samar maknanya. Ilmuwan dari
Universitas Kalifornia di San Fransisco (UCSF) bernama Herbert Boyer berhasil mengembangkan
teknologi canggih untuk dapat memotong rantai DNA lalu menyambungnya lagi. Tetapi karena materi
DNA berukuran sangat kecil, hal ini tidak dapat dibuktikan dengan melihat langsung karena jumlahnya
juga sangat sedikit. Masih dari daerah yang sama yaitu propinsi Kalifornia-AS, seorang ilmuwan lain dari
Universitas Stanford bernama Stanley Cohen menemukan cara bagaimana memasukkan materi DNA
berbentuk lingkaran atau plasmid ke dalam sel. Walau tinggal berjarak hanya 60 km saja, keduanya tidak
pernah bisa bertemu sehingga dapat menyatukan teknologi yang dimilikinya itu. Sampai akhirnya pada
tahun 1972, keduanya bertemu di sebuah pertemuan ilmiah, ribuan kilometer dari tempat mereka
tinggal dan bekerja di Kalifornia, yaitu di Hawaii. DNA yang sudah disambung lagi dengan teknologi
Boyer dapat diperbanyak dengan memasukkan ke dalam sel bakteri dengan teknologi Cohen. Karena
bakteri berkembang biak sangat cepat, DNA yang telah dimasukkan pun jadi banyak dalam waktu
singkat, sehingga dapat dicek keberadaannya dengan mudah [4]. Inilah inti dari teknologi DNA
rekombinan.

Teknologi saja tidak bermakna ekonomi tanpa ada satu kegunaan. Biasanya bukan ilmuwan yang punya
gagasan ekonomi tapi usahawan [5]. Untungnya seorang pebisnis yang juga tinggal di Kalifornia bernama
Robert Swanson mendengar keberhasilan dua ilmuwan itu yang tidak pernah dipublikasikan di koran
tapi hanya di jurnal ilmiah saja dan melihat peluang bisnis yang besar. Peluang bisnis apa sebenarnya
yang ada? Insulin adalah hormon berbentuk protein yang sangat dibutuhkan manusia untuk mengatur
kadar gula/glukosa dalam darah. Sistem pengaturan yang rusak, menyebabkan manusia menderita
penyakit Diabetes Mellitus (DM). Penderita DM harus secara rutin menyuntikkan insulin ke dalam
tubuhnya karena sudah tidak bisa memproduksi sendiri. Dari mana datangnya insulin itu? Dari pankreas
sapi. Untuk itu perusahaan farmasi dunia selama ini harus mengumpulkan ribuan sapi hanya untuk
mendapatkan sekian mg insulin bagi penderita DM. Karena insulin adalah protein dan protein dibuat
dengan informasi dari DNA, maka pengusaha Swanson melihat kemungkinan membuat insulin
rekombinan dengan bakteri yang telah direkayasa genetika menggunakan teknologi temuan Cohen dan
Boyer itu. Maka lahirlah pada tahun 1976, masih juga di Kalifornia, perusahaan bioteknologi modern
pertama di dunia yaitu Genentech (singkatan dari Genetich Engineering Technology) yang memproduksi
protein-protein rekombinan seperti insulin, hormon pertumbuhan, dll [6].

DNA dan protein yang kita dengar di atas adalah dua dari empat molekul biologi penyusun sel. Dua
lainnya adalah karbohidrat dengan contoh yang sudah disebutkan adalah glukosa, selain itu juga sukrosa
yang menjadi komponen utama gula manis dan satu lagi adalah lipid atau minyak. Pengunaan molekul-
molekul biologi itu, bahkan sampai kepada kemampuan memanipulasi atau merekayasa adalah revolusi
teknologi yang menyebabkan lahirnya bioteknologi modern. Jadi ada perubahaan dalam bioteknologi
tua menjadi bioteknologi modern yaitu perubahan penggunaan materi hayati dari tingkat sel atau
seluler ke tingkat molekul atau molekuler.

Teknologi DNA rekombinan bukanlah satu-satunya tetapi memang adalah tonggak utama dari lahirnya
bioteknologi modern. Beberapa tonggak penting lainnya dimulai dari penemuan fenomena pewarisan
sifat oleh Gregor Mendel (tahun 1866), keyakinan bahwa materi genetik adalah DNA oleh Oswald Avery
(1944), dugaan struktur double helix DNA oleh Watson dan Crick (1953), penemuan mRNA oleh Monod
dan Jacob (1961), pengungkapan kode genetik oleh Khorana dan Nirernberg (1966), inovasi teknologi
hibridoma oleh Milstein dan Kohler (1974), pengembangan teknologi pembacaan sekuen DNA oleh
Maxam dan Gilbert (1977) sampai penemuan teknologi penggandaan DNA, PCR oleh Karry Mullis (1983).
Semua ini biasanya tercakup dalam kuliah biologi molekuler yang memang menjadi fondasi dari
bioteknologi modern [7].

3. Perkembangan Bioteknologi

Perkembangan bioteknologi setelah lebih dari 30 tahun diawali dengan teknologi rekayasa genetika ini
menjadi semakin cepat. Dalam dogma sentral atau pemahaman dasar ilmu biologi diketahui bahwa
cetak biru kehidupan DNA menyimpan informasi yang pemanfaatannya dilakukan melalui perubahan
informasi itu ke materi baru yaitu RNA. Proses ini disebut transformasi. Selanjutnya RNA juga dirubah
informasinya ke dalam materi akhir yaitu protein dalam proses translasi. Dari alur informasi dalam
dogma sentral itu bisa dipahami bahwa rekayasa DNA/genetika membawa implikasi pada perubahan
RNA sebagai materi pertengahan maupun kepada protein sebagai produk akhir. Hanya sepuluh tahun
dari lahirnya rekayasa genetika/teknologi DNA rekombinan, lahirlah teknologi baru dalam kancah
bioteknologi yaitu rekayasa protein [8]. Rekayasa protein saat ini menjadi andalah bioteknologi modern
karena produk-produk bioteknologi yang beredar luas di masyarakat umumnya berbentuk protein
seperti obat-obat dari jenis hormon, antibodi sampai alat-alat diagnosa penyakit untuk aplikasi
kedokteran/kesehatan maupun untuk aplikasi pangan seperti protein BMP/bone morphological
proteindalam susu bubuk bahkan ke kosmetika seperti collagen dalam shampoo dan protease dalam
pasta gigi.

Penemuan bahwa RNA juga dapat memiliki aktivitas enzimatik seperti enzim yaitu ribozyme melahirkan
teknologi baru dalam bioteknologi yaitu rekayasa RNA. Walaupun belum semaju teknologi rekayasa
genetika dan rekayasa protein karena materi RNA umumnya mudah hancur dan berumur pendek,
perkembangan teknologi rekayasa RNA semakin jadi perhatian. Misalnya penggunaan teknologi
RNA interference untuk mematikan fungsi gen tertentu terbukti lebih efektif daripada pematian gen
pada tingkat DNA menggunakan teknologi knock-out gen misalnya.

Yang lebih menghebohkan sekarang adalah lahirnya teknologi kloning. Teknologi kloning dapat dibagi
menjadi dua yaitu teknologi kloning terapi dan teknologi kloning reproduksi . Teknologi kloning terapi
yang legal dan didukung semua negara karena manfaatnya untuk membuat jaringan dan organ sebagai
ganti dalam pencangkokan jaringan atau organ yang rusak. Sementara teknologi kloning reproduksi
ditentang dunia termasuk PBB karena bertujuan membuat individu baru serupa yang berakibat sosial
luas. Teknologi kloning terapi semakin menjadi kenyataan setelah ilmuwan Korea Selatan baru-baru ini
berhasil membuat sel syaraf, sel pembuluh darah dan sel kulit yang dapat menggantikan sel-sel rusak
seperti pada penderita Parkinson contohnya Muhammad Ali petinju dan Michael J. Fox artis film Back to
the Future yang sel syaraf otaknya mati sehingga menjadi pikun dan tidak dapat beraktifitas normal [10].
Untuk kedepannya, sel-sel itu perlu dibentuk menjadi jaringan atau kumpulan sel dengan fungsi sama
seperti jaringan kulit, jaringan tulang rawan dll. Cangkok jaringan ini yang sebenarnya lebih banyak
diperlukan karena umumnya bagian tubuh yang berada di luar, lebih peka terhadap penolakan dalam
pencangkokan. Misalnya penderita luka bakar hanya dapat menerima kulit dari tubuhnya sendiri tidak
dapat dari donor lain. Rekayasa jaringan adalah teknologi dalam bioteknologi yang dimulai tahun 1987
oleh ilmuwan MIT yaitu Langer dan Vacanti untuk membuat jaringan-jaringan baru dengan tujuan
transplantasi/pencangkokan [6]. Menggunakan polimer biodegradable dalam media pembiakkan
khusus, dibuat cetakan yang mirip dengan jaringan baru yang akan dibentuk. Selanjutnya ditanamkan ke
dalam cetakan itu sel-sel yang menjadi tunas lalu dibiakkan sampai menjadi jaringan yang sempurna.
Menggunakan teknologi rekayasa jaringan, jaringan manusia yang paling rumit yaitu jaringan tulang
rawan pembentuk telinga telah berhasil dibuat dan ditanamkan di atas punggung tikus telanjang/nude
mouse yang telah dimatikan sistem kekebalannya. Telinga tersebut sama sekali tidak ditolak oleh tubuh
tikus dan menempel dengan sempurna. Inilah kemenangan teknologi jaringan yang banyak dinanti
pasien transplantasi, bukan untuk menyakiti hewan.

4. Perkembangan Bioteknologi sebagai Ilmu di Indonesia

Kurang lebih 15 tahun yaitu tahun 1985, pemerintah Indonesia telah menjadikan bioteknologi sebagai
prioritas pengembangan iptek yang dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (RISTEK)
[11]. Selanjutnya sejak tahun 1988, bioteknologi sudah masuk dalam REPELITA juga sebagai prioritas
pembangunan khususnya bidang iptek. Perkembangan terbaru dari sisi kebijakan/aturan pemerintah
yaitu pada tahun 2000 lalu, bioteknologi juga muncul sebagai bidang prioritas dalam Jakstra Ipteknas
yang dilanjutkan dengan Renstra Ipteknas.

Dalam implementasi/penerapan dari kebijakan itu, pada tahun 1990 mulai dipikirkan pembentukan SDM
bioteknologi yaitu dengan pembentukan PAU atau Pusat Antar Universitas bidang bioteknologi di UGM
bidang bioteknologi kedokteran, ITB bidang bioteknologi industri dan IPB bidang bioteknologi pertanian.
Kerjasama antar lembaga pendidikan dan penelitian pemerintah juga mulai digesa dengan penunjukan
pusat pengembangan atau center of excellence dengan tiga bidang utama yaitu bioteknologi pertanian
dengan anggota PAU Bioteknologi IPB, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, bioteknologi kedokteran
dengan anggota UI/Lembaga Biologi Molekul Eijkman dengan PAU Bioteknologi UGM dan bioteknologi
industri dengan anggota PAU Bioteknologi ITB dan BPPT. PAU-PAU di universitas juga ditugaskan untuk
mencetak SDM bioteknologi dengan pembentukan program studi pasca sarjana S-2 dan S-3
bioteknologi. Riset tanpa dana, menjadi tak bermakna. Maka sejak tahun 1992 dana riset kompetitif
terbesar di Indonesia yaitu RUT/Riset Unggulan Terpadu yang dikoordinasi oleh RISTEK dan diemban
pelaksanaan administrasinya oleh LIPI, memasukkan bioteknologi sebagai salah satu program tersendiri
yang dibiayai. Selain RUT ada pula skema dana kompetitif serupa yaitu RUTI/untuk tingkat internasional
dan RUK/kemitraaan untuk kerjasama lembaga riset dengan swasta. Usaha-usaha antara pemerintah
menggandeng swasta ini membuahkan hasil antara lain berdirinya Konsorsium Bioteknologi
Indonesia/KBI dengan anggota lembaga pemerintah, penelitian, pendidikan dan swasta industri farmasi
dan pangan khususnya. Selain beberapa lembaga yang telah disebut di atas, lembaga pemerintah yang
aktif mengembangkan bioteknologi lainnya adalah departemen teknis yaitu Departemen Pertanian
lewat Badan Penelitian dan Pengembangannya seperti Badan Litbang Bioteknologi Pertanian dan
Sumber Daya Genetik Pertanian (Balitbiogen) yang berkantor di Bogor.

Himpunan bioteknologi juga mulai bermunculan baik yang formal atau non-formal misalnya
Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia, Jaringan Peneliti Bioteknologi Indonesia, dsb. Tak
kurang pula jurnal-jurnal baik yang spesifik maupun yang lebih luas seperti Indonesian Journal of
Biotechnology yang berkantor di PAU Bioteknologi-UGM, sekarang berganti nama menjadi Pusat Studi
Bioteknologi-UGM, dsb.
Upaya terakhir pemerintah untuk mendorong kemajuan bioteknologi Indonesia adalah rencana
pembentukan lokasi khusus di pulau Rempang, berdekatang dengan pulau Batam, sebagai wilayah
khusus pengembangan dan komersialiasasi bioteknologi farmasi dan pertanian [12,13]. Usaha ini dikenal
dengan istilah bio-island.

5. Perkembangan Bioteknologi Industri/Bioindustri di Indonesia

Apabila perkembangan bioteknologi secara keilmuwan di Indonesia kuat khususnya di bidang pertanian,
perkembangan industri/bioindustri Indonesia justru sebaliknya. Seperti contoh di pendahuluan,
bioteknologi pertanian dengan pemanfaatan tanaman transgenik oleh perusahaan seperti
Monsanto/Monagro Kimia, banyak mendapat tantangan. Sehingga pemanfaatan bioteknologi pertanian
kita masih bersandar pada bioteknologi tingkat tua yaitu pemanfaatan pada tingkat seluler bukan
molekuler. Contohnya adalah industri kultur jaringan yang berkembang baik dalam industri kehutanan
dengan kebutuhan penyediaan bibit tanaman untuk reboisasi maupun untuk estetika seperti bunga-
buga untuk pajangan seperti anggrek, dsb. Kultur jaringan adalah pembuatan bibit dan perbanyakannya
menggunakan permainan komposisi media. Yang digunakan bisa segala sumber organ tumbuhan mulai
dari biji, daun, tunas, dsb jadi lebih luas dari teknologi pembibitan konvensial dengan stek. Yang
dimanipulasi adalah sel penyusun organ itu untuk berubah menjadi tanaman sempurna melalui hormon-
hormon dalam media yang digunakan. Jadi ini adalah bioteknologi tingkat tua, bukan bioteknologi
modern.

Bioteknologi pangan, cukup berkembang dengan baik walau belum tereksploitasi secara optimal.
Misalnya komposisi kecap yang membedakan rasa, warna dan bau/flavor sangat dipengaruhi oleh jenis
kedelai sebagai bahan baku dan juga mikroba yang digunakan. Sementara ini semua masih dilakukan
secara tradisional walau secara penelitian sudah ada yang mulai mengarah pada pemanfaatan flavor-
nya. Demikian pula berbagai buah dan produk pertanian untuk pangan baik sebagai perasa seperti vanili
maupun pewarna dan bau yang banyak dieksploitasi oleh industri flavor Eropa dan Amerika di Indonesia,
juga makin merasakan pentingnya bioteknologi modern. Selain flavor, kebutuhan yang besar adalah
enzim dan protein yang banyak digunakan dalam proses pembuatan produk pangan seperti enzim
protease, enzim lipase, dsb. Tak terkecuali dengan pemanfaatan baru di kosmetik dan kebersihan
seperti munculnya pasta gigi yang mengurangi detergen dengan mengganti protease, shampoo dengan
komposisi protein collagen, dll.

Sektor industri yang semakin besar cakupan penggunaan bioteknologinya di Indonesia adalah industri
farmasi. Mungkin hal ini tidak terlalu didengar karena sebagian besar komponen industri farmasi masih
impor dan produk-produk obat untuk bioteknologi masih dinikmati oleh kalangan berpunya di kota
besar saja. Obat-obat untuk pengobatan dan pendukung terapi kanker misalnya, seperti hormon
eritropoietin, hormon growth colony, stimulting factor, antibodi spesifik, dsb adalah contoh-contoh obat
yang sekali suntik sekian juta rupiah harganya. Kalau obat resep seperti disebutkan, tidak pernah
diiklankan di media massa, tapi alat kedokteran untuk diagnosa bisa diamati. Misalnya alat diagnosa
penyakit DM yang harus mengukur kadar gula darahnya secara teratur menggunakan alat pengukur gula
darah, sudah mulai diiklankan di media massa cetak nasional sejak beberapa tahun terakhir [14].
Komponen utama dalam perangkat elektronik ini adalah enzim yang mengubah molekul glukosa
menjadi sinyal elektronik.

Perusahaan farmasi nasional baik yang BUMN seperti PT Kimia Farma, Tbk dan PT Kalbe Farma juga
mulai melirik kebutuhan produk obat bioteknologi. PT Kimia Farma menggandeng LIPI dan lembaga riset
Jerman, Fraunhofer untuk mengembangkan teknologi produksi obat-obat berbasis protein yang labih
murah dengan teknologi molecular farming [15]. PT Kalbe Farma menggandeng lembaga riset Kuba dan
Eropa dengan membentuk anak perusahaan bernama Innogen yang berkantor di Singapura.

6. Prospek dan Tantangan

Dengan uraian di atas, prospek perkembangan bioteknologi di Indonesia terlihat semakin jelas. Pertama,
untuk pendidikan S-1, bioteknologi tidak harus berarti memiliki pengalaman eksperimen rekayasa
genetika. Karena fondasi bioteknologi adalah pemanfaatan molekul biologi baik DNA, protein, dst. Maka
pengalaman eksperimen biokimia mulai dari isolasi protein/enzim dan karakterisasinya juga penting.
Termasuk juga tingkatan bioteknologi tua seperti pemanfaatan sel untuk bioreaktor, kultur jaringan dsb
juga penting. Pengalaman di tingkat S-1 bisa ditingkatkan dengan ke tingkat S-2 dan S-3 untuk
penguasaan materi bioteknologi yang lebih dalam dan luas. Penelitian bioteknologi bisa dilakukan pada
umumnya di lembaga penelitian Indonesia sendiri yang sudah mengarah ke bioteknologi modern seperti
LIPI, Eijkman, Balitbiogen, dan sebagainya.

Dengan mulai masuknya industri farmasi ke ranah bioteknologi, maka peluang memasuki lapangan kerja
dengan keahlian bioteknologi semakin besar selain yang sudah ada selama ini untuk industri pangan dan
pertanian. Termasuk yang baru adalah industri kosmetika yang juga maju pesat. Lembaga pemerintah
terkait produk obat dan pangan yaitu Badan POM dalam penerimaan pegawai tahun 2005 juga mulai
mencari alumni bioteknologi yang menunjukkan semakin banyaknya produk obat, termasuk vaksin dan
pangan yang berbasis bioteknologi.

Tantangan terbesar adalah penyediaan SDM terampil dan berwawasan bioteknologi luas. Umumnya
bioteknologi di Indonesia berlandaskan bidang keilmuwan pertanian atau ilmu alam baik biologi atau
kimia. Sedikit seperti di UI ada yang berbasis kedokteran. Di luar negeri, negara maju seperti Jepang,
bioteknologi bisa saja berbasis keteknikan. Bahkan negara berkembang sekalipun seperti Malaysia,
beberapa universitasnya juga memiliki departemen bioteknologi berbasis pertanian dan teknik
sekaligus. Semakin besarnya kebutuhan di Indonesia belum diikuti dengan penyediaan SDM bioteknologi
yang mumpuni tersebut. Saat ini tidak dipungkiri, para ilmuwan peneliti dan doktor bioteknologi
Indonesia masih sebagian besar almuni LN. Jadi merupakan tantangan besar melahirkan SDM produk DN
yang lebih tahu kondisi dan permasalah lokal.

Keuntungan dan Kerugian Bioteknologi Konvensional dan Modern A.    Bioteknologi Konvensional       1.  
Keuntungan Bioteknologi Konvensional a.       Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan
minuman, seperti air susu menjadi yoghurt, mentega, keju. b.      Teknologinya relatif sederhana, c.      
Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat dibuat Nata de coco d.      Secara
tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi konvensional tidak
banyak membutuhkan biaya karena biaya yang digunakan relatif murah e.       Pengaruh jangka panjang
umumnya sudah diketahui karena sistemnya sudah mapan   2. Kerugian Bioteknologi Konvensional     
a.       Tidak dapat mengatasi masalah ketidaksesuaian (inkompatibilitas) genetic      b.      Perbaikan sifat
genetik tidak terarah      c.       Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya      d.      Memerlukan waktu
yang relatif lama untuk menghasilkan galur baru      e.       Tidak dapat mengatasi kendala alam dalam
sistem budidaya tanaman, misalnya hama B.     Bioteknologi Modern          1.      Manfaat Bioteknologi
Modern a.       Di bidang pertanian dan peternakan yaitu mampu menciptakan bibit-bibit unggul yang
akan memberikan produk bermutu tinggi secara kualitas dan kuantitas , meningkatnya sifat resistensi
tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya tanaman transgenik kebal hama, Mengatasi
terbatasnya lahan pertanian , Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu singkat ,
Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya b.      Di bidang Lingkungan dan pelestarian yaitu
mengatasi masalah pelestarian species langka dan hampir punah. Dengan teknologi transplantasi
nukleus, hewan / tumbuhan langka bisa dilestarikan, membantu manusia mengatasi masalah-masalah
pencemaran lingkungan, Seperti : bacteri pemakan plastik dan parafin, bacteri penghasil bahan plastik
biodegradable, c.       Di bidang kesehatan, mampu menciptakan produk obat untuk penyakit. Misalnya :
penyakit kelainan genetis dg terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi monoklonal, vaksin. d.      Di
bidang industri, mampu menciptakan pemberantas hama secara biologis (Bacillus thuringensis) dan
tanaman tahan hama dalam tubuhnya disisipi gen bakteri (tanaman transgenik) e.       Di bidang
pertambangan, mampu melakukan pengolahan biji besi (Thiobacillus ferrooxidans), membantu manusia
mengatasi masalah sumber daya energi. Misalnya : bioethanol, biogas,membantu proses pemurnian
logam dari bijihnya pada pertambangan logam ( biohidrometalurgi ) 2.              2.Kerugian Bioteknologi
Modern 1)      Di bidang Etika/ Moral a.       Ada masyarakat yang menganggap bahwa menyisipkan gen
suatu MH ke MH berten-tangan dengan nilai budaya dan melanggar hukum alam b.      Penyisipan gen
babi ke dalam buah semangka dapat membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. c.      
Pemberian hak paten atas organisme transgenik bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang
menghargai nilai intrinsik makhluk hidup karena pemberian hak paten pada organisme hasil rekayasa
menyebabkan pemberian hak pribadi atas organisme yang bisa disalahgunakan. d.      Kloning manusia
saat ini masih dipertentangkan dan dianggap merusak nilai etika dan moral karena merusak
embrio/janin manusia untuk alasan apapun dianggap tidak manusiawi 2)      Di bidang sosial ekonomi
a.       Menimbulkan kesenjangan antara negara/ perusahaan yang memanfaatkan biotekno-logi dengan
yang belum memanfaatkan bioteknologi (negara dunia ke tiga). b.      Hak paten hasil rekayasa,
swastanisasi dan konsentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu membuat petani tradisional tidak
dapat mengadakan bibit sendiri dan para peneliti harus mendapatkan ijin terlebih dahulu sebelum
melakukan penelitian menggunakan bibit-bibit hasil rekayasa tersebut. c.       Merugikan petani kecil dan
menimbulkan kesenjangan ekonomi karena produk bioteknologi yang pada umumnya dimiliki oleh
pemilik modal dapat meningkatkan produksi hingga 50 %. d.      Produk bioteknologi hasil modifikasi
genetika suatu organisme dapat menyingkirkan plasma nutfah, yaitu suatu jenis makhluk hidup yang
masih memiliki sifat asli. 3)      Dampak di bidang kesehatan a.       Ada produk hasil rekayasa genetik yang
disinyalir menimbulkan masalah serius, misalnya kematian akibat penggunaan insulin, sapi penghasil
susu yang disuntik dengan Hormon BGH mengandung bahan kimia yang berbahaya, tomat Flavr Savr
diketahui membawa gen resisten terhadap antibiotik. b.      Penggunaan insulin hasil rekayasa telah
menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. c.       Tomat Flavr Savr hasil rekayasa diketahui
mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik. d.      Susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine
growth hormone) atau hormon pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.. e.       Jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas
menjadikan unggas tersebut mengandung genetic modified organism (GMO) yang dikhawatirkan
membahayakan manusia. f.       Ada dugaan bahwa SARS yang menghebohkan dunia, diduga disebabkan
oleh rekayasa genetika virus Corona. 4)      Dampak terhadap lingkungan a.       Pelepasan organisme
transgenik ke alam dapat keseimbangan alam dan kelestarian organisme. b.      Pencemaran biologi,
karena apabila makhluk hidup transgenik lepas ke alam bebas dan kawin dengan makhluk normal dapat
menghasilkan keturunan yang mutan. c.       Penyalahgunaan hak pribadi, karena dengan rekayasa
genetika perubahan genotip tidak dirancang secara alami sesuai dengan kebutuhan, melainkan menurut
kebutuhan pelaku bioteknologi itu sendiri. Hal ini dapat menimbulkan peluang bahaya bagi kelestarian
lingkungan hidup.

Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto

Bioteknologi (XII)
BIOTEKNOLOGI

STANDAR KOMPETENSI :
Siswa mampu Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas
KOMPETENSI DASAR :
Siswa mampu menjelaskan arti , prinsip dasar, dan jenis-jenis bioteknologi.
Apa yang akan dipelajari ?
1.     Arti dan Prinsip dasar Bioteknologi. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai
tambah bahan mentah dengan memanfaatkan mikroorganisme atau bagian-bagiannya. Sehingga
dihasilkan produk dan jasa. Bioteknologi melibatkan mikrobiologi, biokimia dan rekayasa genetika.
2.     Jenis-jenis Bioteknologi. Bioteknologi dapat dikembangkan melalui pemanfaatan
mikroorganisme dalam kondisi steril dan non steril, kultur jaringan, transplantasi gen dan rekayasa
genetika.
3.     Rekayasa gaenetika.Teknik manipulasi  atau perakitan materi genetik, sehingga dihasilkan
rekombinasi ADN baru yang sesuai dengan maksud yang direncanakan
4.     Peran dan implikasi hasil Bioteknologi.Hasil-hasil bioteknologi di berbagai
bidang.Mikroorganisme yang dikembangkan dalam bioteknologi mampu mengubah bahan mentah
menjadi memiliki nilai tambah lebih tinggi, seperi pada  pembuatan makanan dan mengubah bahan
pangan, pembuatan obat-obatan, membasmi hama tanaman, menanggulangi masalah pencemaran,
pemisahan bijih logam dll.
5.     Dampak pemanfaatan bioteknologi Produk bioteknologi bermanfaat meningkatkan
kesejahteraan manusia, dilain pihak diragukan keamanannya, seperti produk transgenik, irradiasi dsb.
Pendahuluan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu
terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,
matematika, dan lain sebagainya.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian,
serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam
jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi
setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dalam tahun 1981 Perhimpunan Bioteknologi Eropa mendefinisikan Bioteknologi sebagai
penggunaan biokimia mikrobiologi dan rekayasa kimia secara terpadu dengan tujuan untuk mencapai
penerapan teknologi dari kapasitas mikroba dan sel-sel jaringan yang dibiakkan.sesuai dengan
definisi ini bioteknologi melibatkan mikrobiologi, biokimia/kimia, rekayasa genetika, biologi
molekuler dan rekayasa proses dan teknik kimia untuk menghasilkan produk dan jasa.
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi 2
A. bioteknologi konvensional/ tradisional dan
B. bioteknologi modern.
A.    bioteknologi konvensional/ tradisional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, Mikroorganisme dapat mengubah
bahan pangan. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan
makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim
Contoh pengolahan bahan makanan :  pembuatan tempe, tape, Asinan Sayuran,Roti, oncom, dan
kecap. termasuk mentega, keju dan yoghurt.
1. Tempe
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan
kumpulan spora mikroorganisme, berupa kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit
diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus
stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat
keping-keping biji kedelai dan memfermentasikan
2. tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan
enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. Jamur yang
digunakan adalah Saccharomyces cereviceae.
Gambar 9.2. Tape singkong
3. Pembuatan Asinan Sayuran
Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi asam.Bakteri yang
digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan Pediococcus. Mikroorganisme tersebut
mengubah zat gula yang terdapat dalam sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk
dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang
difermentasi atau sering dikenal dengan nama ‘acar’.
Gambar 9.3. Asinan Sayuran
4. Pembuatan Roti
Proses fermentas pada pembuatan rotii ini dengan bantuan dari yeast atau khamir yaitu sejenis jamur.
Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung akan menjadikan proses fermentasi, yaitu akan
menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida tersebut dapat berguna untuk
mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan
tersebut dioven akan tampak lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas
akan mengembang jika temperatur tinggi.
Gambar 9.4. Roti
5. kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu.
Jamur Aspergillus wentii bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang
telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung
cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
Gambar 9.5. Kecap
6. Mentega dan keju
Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 C atau dipasteurisasi,
o

kemudian didinginkan sampai 30 C. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari
o

kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat,
kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim
renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk
selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32 C – 420 C dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk
o o
membuang air dan disimpan agar matang. Menggunakan mikroorganisme Streptococcus
lactis bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa
tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan
mentega yang siap dimakan

Gambar 9.6. Mentega dan Keju


7. Yoghurt
Susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang
berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan
selama ± 5 jam pada temperatur 45 C. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0
o

sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita
rasa
Gambar 9.7. Yoghurt
Pada bidang bioteknologi konvensional, sebagian besar didominasi oleh produk makanan. Daftar
berikut merupakan campuran berbagai jenis mikroorganisme jamur dan bakteri. Kolom bahan yang
kosong itu berarti saya belum memperoleh informasi. Kalau ada masukan boleh kasih komentar di
sini.
8. Nata de Coco
Nata de coco berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim kelapa.Proses pembuatan nata de
coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum
Berikut ini langkah-langkah pembuatannya :

1.    Pertama-tama, persiapkan bahan-bahan berikut:


–    Air kelapa
–    Gula pasir
–    Asam cuka (asam asetat)
–    Wadah fermentasi
–    Starter atau biakan bakteri Acetobacter xylinum
–    Panci untuk memasak
2.    Saringlah air kelapa untuk memisahkan kotoran dan serat. Pastikan kandungan air kelapa benar-
benar bersih dari serat-serat kelapa.
3.    Masukkan air kelapa ke dalam panci. Didihkan air kelapa tersebut. setelah mendidih, tuangkan
gula pasir.
4.    Matikan api dan dinginkan. Taruhlah air kelapa tersebut ke dalam wadah untuk proses
fermentasi yang telah steril. Setelah dingin, tambahkan asam asetat (asam cuka).
5.    Tahap selanjutnya adalah tahap inokulasi yaitu suatu proses pemindahan bibit atau biakan
bakteri dari medium lama ke medium baru. Pindahkan starter atau biakan bakteri Acetobacter
xylinum dari media biakan ke wadah fermentasi berisi air kelapa yang telah didihkan, diberi gula dan
asam cuka.
6.    Tutuplah wadah fermentasi dan peram selama 7 sampai 14 hari. Pastikan media peram tertutup
dan tidak mengalami goncangan. Pastikan kesterilan wadah peram dan penutupnya.
7.    Ketika masa panen nata tiba, nata harus dicuci, direbus atau direndam terlebih dahulu untuk
menghilangkan asam. Jika dilakukan dengan cara direndam, rendamlah dalam air selama 3 hari dan
pastikan untuk mengganti air rendaman setiap hari.
8.    Setelah itu, nata dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Kemudian lakukan perebusan nata
kembali.
9.    Tahap akhhir pembuatan nata de coco yaitu dengan merendam nata yang telah direbus ke dalam
larutan gula dengan presentase 40% selama 30 menit sampai 45 menit. Nata siap disantap.
Gambar 9.8. Nata de coco
Mikroorganisme
Bakteri Bahan Produk

Lactobacillus bulgaricus
Lactobacillus subtilis yoghurt
susu

Penicillium requorti
Penicillium camemberti menghasilkan aroma khas
Propiobacterium keju dan menambah
Streptococcus thermophilus keasaman
susu
Lactobacillus keju
susu

Leuconostoc cremoris   mentega

Acetobacter xylinum nata de cocco


air kelapa

Acetobacter aceti   cuka/asam asetat

Streptomyces griceus   streptomycin

Bacillus thuringiensis   pestisida alami/biologi

Assbya gossipii   vitamin B1

Propionibacterium
Pseudomonas (jamur)   vitamin B12

Jamur / Fungi    

Aspergillus wentii kecap


kedelai

Sacharomyces cereviceae tape


ketela

Sacharomyces sake   sake

Rhizopus oryzae tempe


kedelai

Penicillium notatum
Penicillium chrysogenum   antibiotik penisilin

Aspergillus niger   asam sitrat

Gambar 9.8. berbagai jenis mikroorganisme jamur dan bakteri. Bahan dan Produk
 
2. Bioteknologi Bidang Pertanian
a. Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos yang berarti bekerja.
Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya hidroponik
dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan.Adapun metode yang
digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur air (menggunakan media air), metode kultur
pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus (menggunakan media kerikil, pecahan batu bata,
dan lain-lain). Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir. Pada
umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam hidroponik tidak lagi
digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai sumber makanan bagi
tanaman. Apakah cukup dengan air dan nutrien? Bahan dasar yang dibutuhkan tanaman adalah air,
mineral, cahaya, dan CO2.  Cahaya telah terpenuhi oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2 sudah
cukup melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral dapat diberikan dengan sistem
hidroponik, artinya keberadaan tanah sebenarnya bukanlah hal yang utama.
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik :
1). Tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat;
2). Resiko kerusakan tanaman karena banjir, kurang air, dan erosi tidak ada;
3). Tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebih cepat;
4). Bebas dari hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi;
5). Hemat biaya perawatan.
Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan :
(a). Tanaman hias antara lain Philodendron, Dracaena, Aglonema, dan Spatyphilum.
(b). sayuran yang dapat dihidroponikkan, antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi,
kangkung, dan bayam.
(c). Buah yang dapat dihidroponikkan, antara lain jambu air, melon, kedondong bangkok, dan
belimbing.
b. Penanaman secara aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi, aeroponik
adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik (memberdayakan
air), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan
dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan
menyerap larutan hara tersebut. Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian styrofoam
diberi lubang-lubang tanam dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool,
anak semai sayuran ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah.
Di bawah helaian styrofoam terdapat sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara ke
atas hingga mengenai akar.
B. Bioteknologi modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli teknlogi mulai mengembangkan
bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip ilmiah melalui penelitian dan berupaya menghasilkan
produk secara efektif dan efisien. Bioteknologi tidak hanya di manfaatkan dalam industri makanan,
tetapi telah mencakup berbagai bidang seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan
sumber energi dan lainnya. Dengan adanya penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa yang akan datang.Rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Berikut ini adalah daftar kemajuan bidang bioteknologi yang telah diaplikasikan. Mayoritas
didominasi oleh bidang peternakan, perikanan, dan kesehatan:
1. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan mahluk hidup
baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencakokan gen atau rekombinasi
DNA. 

Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat mahluk hidup. Hal itu karena
DNA dari setiap mahluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan.
Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat mahluk hidup secara turun temurun. Untuk mengubah
DNA sel dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel,
teknologi plasmid dan rekomendasi DNA. Berikut penjelasannya :
 

Anda mungkin juga menyukai