Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

ANALISIS NORDIC BODY MAP

PADA PEGAWAI BIDANG P3KLH

DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIY

Oleh:

Gilang Ramadhan P07133217015


Ridwan Hafid Darwanda P07133217029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES


YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan Praktik Mata Kuliah Faal Kerja dan Ergonomi di Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa PKL Program Studi Sarjana Terapan Sanitasi
Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, kami bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan
dan penyusunan laporan ini:

1. Bapak Mohamad Mirza Fauzie, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
2. Bapak H.Sardjito Eko Windarso, SKM, MP selaku Kepala Program Studi Sarjana Terapan
Sanitasi Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
3. Ibu Tti Mulyaningsih, SKM, MPH selaku Dosen Pembimbing PKL,
4. Bapak Yamtana, SKM, MKes selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Faal Kerja dan Ergonomi
5. Bapak Ir. Kuncara Hadi Purwaka, MMA selaku Kepala Seksi Bidang P3KLH Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY,
6. Bapak Muchamad Rifqi Sultoni, S.I.P. selaku Kepala Seksi Pengkajian Lingkungan Hidup,
7. Segenap jajaran pegawai instansi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY dan pihak lain
yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pihak yang bersangkutan. Penyusun menyadari
bahwa di dalam laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan.

Yogyakarta, 28 Oktober 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan pendapatan, yang
nantinya digunakan dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Pekerjaan yang dilakukan
dengan cara yang kurang benar dan di lingkungan yang tidak terkendali akan
menyebabkan banyaknya pajanan yang diterima oleh pekerja. Pajanan, atau yang juga
dikenal dengan hazards, dengan masa pajanan yang panjang akan menimbulkan jumlah
total pajanan yang diterima pekerja menjadi besar dan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Gangguan kesehatan yang paling awal, biasanya berupa rasa tidak nyaman
(baik itu pada aspek perasaan hati ataupun aspek kenyamanan pada saat melakukan
pekerjaan). Bila didiamkan saja akan menimbulkan penyakit, Penyakit tersebut dikenal
dengan Penyakit Akibat Kerja, karena penyakit didapat dari lingkungan kerja ataupun
dari pekerjaan yang dilakukan. Harus diingat, pada saat manusia melakukan pekerjaan
ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu nyaman dalam hati dan saat bekerja serta rasa
aman, bebas dari penyakit akibat kerja yang bisa saja terjadi di lingkunga kerja.
Menurut profil masalah kesehatan karyawan di Indonesia tahun 2005 diketahui
40,5% karyawan mengalami gangguan kesehatan yang berhubungan dengan
pekerjaannya, anatara lain 16% gangguan musculo-skeletal disorder, 8% kardiovaskuler,
^% gangguan syaraf, 3% gangguan saluran pencernaan, 2,5% gangguan THT dan 1,3%
gangguan kulit. Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terjadi peningkatan
prevalensi cidera tahun 2007 sebesar 7,5% meningkat menjadi 8,2% pada tahun 2013.
Sedangkan pada Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 tentang prevalensi cidera karena
kelalaian/ketidaksengajaan pada karyawan sebesar 94,6%. Pada prinsipnya semua kantor
mempunyai faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Pekerja di
kantor beraktifitas selam 8 jam setiap harinya, selain itu gedung tinggi (gedung
perkantoran) sangat rentan terhadap aspek keselamatan saat terjadi gempa bumi dan
kebakaran. Kondisi ini bila tidak dilakukan pengendalian dapat menimbulkan terjadinya
kecelakaan akibat kerja yang menimbulkan korban jiwa.
Adapun penyakit akibat kerja yang sering terjadi pada area perkantoran yaitu
banyak terdapat kelelahan kerja dan keluhan nyeri pada otot dan juga pada masa
pandemic Covid-19 ini risiko penyekit akibat kerja bisa saja meningkat maka dari itu
kepatuhan terhadap protocol kesehatan sangat harus diperhatikan karena bisa saja
menjadi risiko dari penyakit akibat kerja. Dari pembahasan diatas perlu adanya analasis
mengenai Penyakit Akibat Kerja dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY.

B. Rumusan Masalah
1. Apa risiko penyakit akibat kerja terjadi pada pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan DIY?
2.
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Nordic Body Map (NBM)


Nordic Body Map (NBM) yaitu berupa kuesioner yang paling sering digunakan
untuk mengetahui ketidaknyamanan atau kesakitan pada tubuh. Responden yang
mengisi kuesioner dimintai untuk memberikan tanda ada tidaknya gangguan pada
bagian area tubuh tersebeut (Kroemer, 2001). Nordic Body Map ditujukan untuk
mengetahui lebih detail bagia tubuh yang mengalami gangguan atau rasa sakit saat
bekerja. Dengan Nordic Body Map dapat melakukan identifikasi dan memberikan
penilaian terhadap keluhan rasa sakit yang dialami. Kuesioner Nordic Body Map
adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan
pada pekerja karena sudah terstandarisasi dan tersusun rapi.
Nordic Body Map digunakan untuk mengetahui keluhan musculoskeletal disorder
(MSDs) yang dirasakn pekerja. Keluhan MSDs tersebeut akan diketahui dengan
menggunakan kuesioner yang berupa beberapa jenis keluhan MSDs pada peta tubuh
manusia. Melalui kuesioner ini dapat diketahui bagian otot yang mengalami keluhan
dengan tingkat keluhan mulai dari Tidak Sakit, Agak sakit, Sakit dan Sangat Sakit.
Hasil Nordic Body Map dapat mengestimasijenis dan tingkat keluhan, kelelahan,
serta kesakitan pada bagian-bagian otot yang dirasakan pekerja dengan melihat dan
menganalisa peta tubuh yang diambil dari pengisian kuesioner Nordic Body Map
mulai dari rasa yang tidak nyaman sampai sangat sakit.
Menurut Santoso et al (2014), untuk mengetahui lebih detil bagian tubuh yang
mengalami gangguan atau rasa sakit saat bekerja dapat digunakan metode Nordic
body map, meskipun bersifat subjektif, namun kuesioner ini sudah terstandarisasi dan
valid untuk digunakan. Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap
bagian tubuhnya yang dirasakan sakit selama melakukan aktivitas kerja sesuai dengan
skala likert yang telah ditentukan. Kemudian responden mengisi pada formulir
kuesioner Nordic Body Map, responden cukup memberi tanda ceklis ( √ ) pada
bagian tubuh mana saja yang dirasakan sakit oleh responden sesuai dengan tingkat
keluhan yang dirasakan responden.
berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui pengisian kuesioner Nordic
Body Map yang diberikan kepada responden. Kemudian dari hasil yang telah didapat
selanjutnya melakukan scoring terhadap individu dengan skala likert yang telah
ditetapkan. Skala tersebut berupa keterangan yang ada didalam kuesioner yaitu tidak
sakit (tidak merasakan gangguan pada bagian tertenstu) dengan skor 1, agak sakit
(merasakan sedikit gangguan atau rasa nyeri pada bagian tertentu) dengan skor 2,
sakit (merasa ketidaknyamanan pada bagian tubuh tertentu) dengan skor 3, dan
dangat sakit (merasakan ketidaknyamanan pada bagian tertentu dengan skala yang
tinggi) dengan skor 4.
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PBL

A. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) dilaksanakan pada tanggal 14
September – 13 Oktober 2020.

B. Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) mata kuliah Faal Kerja dan Ergonomi
dilaksanakan di dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY khususnya pada bidang
P3KLH yang beralamat di Jalan Argolubang Nomor 19, Baciro, Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, DIY.

C. Metode Pelaksanaan
Analisis Nordic Body Map di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY
dilakukan dengan memberikan kuisioner Nordic Body Map kepada responden yang
merupakan para staff pada bidang P3KLH.
D. Hasil Survei
Pada kegiatan ini dilakukan terhadap 10 responden yang merupakan staff dari DLHK
DIY khususnya pada bidang P3KLH. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner
Nordic Body Map yang diberikan ke 10 responden.

No Jenis Keluhan Tingkat Keluhan


Responden 1 Responden 2
TS AS S SS TS AS S SS
0 Sakit/kaku pada leher atas V 3
1 Sakit pada leher bawah V 3
2 Sakit pada bahu kiri V 4
3 Sakit pada bahu kanan V 4
4 Sakit pada lengan atas kiri V 3
5 Sakit pada punggung V 3
6 Sakit pada lengan atas kanan V 3
7 Sakit pada pinggang V 2
8 Sakit pada pantan (buttock) V 3
9 Sakit pada pantan (bottom) V 3
10 Sakit pada siku kiri V 1
11 Sakit pada siku kanan V 1
12 Sakit pada lengan bawah kiri V 1
13 Sakit pada lengan bawah kanan V 1
14 Sakit pada pergelangan tangan V 1
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan V 1
kanan
16 Sakit pada tangan kiri V 1
17 Sakit pada tangan kanan V 1
18 Sakit pada paha kiri 2 2
19 Sakit pada paha kanan 2 2
20 Sakit pada lutut kiri 1 1
21 Sakit pada lutut kanan 1 1
22 Sakit pada betis kiri 2 2
23 Sakit pada betis kanan 2 2
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 2 3
25 Sakit pada pergelangan kaki 2 3
kanan
26 Sakit pada kaki kiri 2 1
27 Sakit pada kaki kanan 2 1
TOTAL 38 57

No Jenis Keluhan Tingkat Keluhan


Responden 3 Responden 4
TS AS S SS TS AS S SS
0 Sakit/kaku pada leher atas 2 2
1 Sakit pada leher bawah 2 2
2 Sakit pada bahu kiri 2 1
3 Sakit pada bahu kanan 2 3
4 Sakit pada lengan atas kiri 2 1
5 Sakit pada punggung 2 1
6 Sakit pada lengan atas kanan 2 1
7 Sakit pada pinggang 2 1
8 Sakit pada pantan (buttock) 1 1
9 Sakit pada pantan (bottom) 1 1
10 Sakit pada siku kiri 1 1
11 Sakit pada siku kanan 1 1
12 Sakit pada lengan bawah kiri 1 1
13 Sakit pada lengan bawah kanan 1 1
14 Sakit pada pergelangan tangan 1 1
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan 2 1
kanan
16 Sakit pada tangan kiri 1 1
17 Sakit pada tangan kanan 1 1
18 Sakit pada paha kiri 1 1
19 Sakit pada paha kanan 1 1
20 Sakit pada lutut kiri 2 1
21 Sakit pada lutut kanan 2 1
22 Sakit pada betis kiri 2 1
23 Sakit pada betis kanan 2 1
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 2 1
25 Sakit pada pergelangan kaki 2 1
kanan
26 Sakit pada kaki kiri 2 1
27 Sakit pada kaki kanan 2 1
TOTAL 42 31

No Jenis Keluhan Tingkat Keluhan


Responden 5 Responden 6
TS AS S SS TS AS S SS
0 Sakit/kaku pada leher atas 2 1
1 Sakit pada leher bawah 2 1
2 Sakit pada bahu kiri 3 2
3 Sakit pada bahu kanan 1 1
4 Sakit pada lengan atas kiri 2 1
5 Sakit pada punggung 1 2
6 Sakit pada lengan atas kanan 1 1
7 Sakit pada pinggang 1 1
8 Sakit pada pantan (buttock) 1 1
9 Sakit pada pantan (bottom) 1 1
10 Sakit pada siku kiri 1 1
11 Sakit pada siku kanan 1 1
12 Sakit pada lengan bawah kiri 1 1
13 Sakit pada lengan bawah kanan 1 1
14 Sakit pada pergelangan tangan 1 1
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan 1 1
kanan
16 Sakit pada tangan kiri 1 1
17 Sakit pada tangan kanan 1 1
18 Sakit pada paha kiri 1 1
19 Sakit pada paha kanan 1 1
20 Sakit pada lutut kiri 1 1
21 Sakit pada lutut kanan 1 1
22 Sakit pada betis kiri 1 1
23 Sakit pada betis kanan 1 1
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1 1
25 Sakit pada pergelangan kaki 1 1
kanan
26 Sakit pada kaki kiri 1 1
27 Sakit pada kaki kanan 1 1
TOTAL 32 29

No Jenis Keluhan Tingkat Keluhan


Responden 7 Responden 8
TS AS S SS TS AS S SS
0 Sakit/kaku pada leher atas 1 1
1 Sakit pada leher bawah 1 1
2 Sakit pada bahu kiri 2 1
3 Sakit pada bahu kanan 2 1
4 Sakit pada lengan atas kiri 1 1
5 Sakit pada punggung 3 1
6 Sakit pada lengan atas kanan 2 1
7 Sakit pada pinggang 1 1
8 Sakit pada pantan (buttock) 1 1
9 Sakit pada pantan (bottom) 1 1
10 Sakit pada siku kiri 1 1
11 Sakit pada siku kanan 1 1
12 Sakit pada lengan bawah kiri 1 1
13 Sakit pada lengan bawah kanan 1 1
14 Sakit pada pergelangan tangan 2 1
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan 2 1
kanan
16 Sakit pada tangan kiri 1 1
17 Sakit pada tangan kanan 1 1
18 Sakit pada paha kiri 1 1
19 Sakit pada paha kanan 1 1
20 Sakit pada lutut kiri 1 2
21 Sakit pada lutut kanan 1 2
22 Sakit pada betis kiri 1 1
23 Sakit pada betis kanan 1 1
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1 2
25 Sakit pada pergelangan kaki 1 2
kanan
26 Sakit pada kaki kiri 1 1
27 Sakit pada kaki kanan 1 1
TOTAL 35 31

No Jenis Keluhan Tingkat Keluhan


Responden 9 Responden 10
TS AS S SS TS AS S SS
0 Sakit/kaku pada leher atas 3 2
1 Sakit pada leher bawah 3 1
2 Sakit pada bahu kiri 1 1
3 Sakit pada bahu kanan 1 1
4 Sakit pada lengan atas kiri 1 1
5 Sakit pada punggung 2 2
6 Sakit pada lengan atas kanan 1 1
7 Sakit pada pinggang 1 2
8 Sakit pada pantan (buttock) 1 1
9 Sakit pada pantan (bottom) 1 1
10 Sakit pada siku kiri 1 1
11 Sakit pada siku kanan 1 1
12 Sakit pada lengan bawah kiri 1 1
13 Sakit pada lengan bawah kanan 1 1
14 Sakit pada pergelangan tangan 1 1
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan 1 1
kanan
16 Sakit pada tangan kiri 1 1
17 Sakit pada tangan kanan 1 1
18 Sakit pada paha kiri 1 1
19 Sakit pada paha kanan 1 1
20 Sakit pada lutut kiri 1 1
21 Sakit pada lutut kanan 1 1
22 Sakit pada betis kiri 1 1
23 Sakit pada betis kanan 1 1
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1 1
25 Sakit pada pergelangan kaki 1 1
kanan
26 Sakit pada kaki kiri 1 1
27 Sakit pada kaki kanan 1 1
TOTAL 32 30

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui pengisian kuesioner Nordic


Body Map yang diberikan kepada responden, dari hasil yang telah didapat selanjutnya
melakukan scoring terhadap individu dengan skala likert yang telah ditetapkan. Skala
tersebut berupa keterangan yang ada didalm kuesioner yaitu tidak sakit (tidak merasakan
gangguan pada bagian tertenstu) dengan skor 1, agak sakit (merasakan sedikit gangguan
atau rasa nyeri pada bagian tertentu) dengan skor 2, sakit (merasa ketidaknyamanan pada
bagian tubuh tertentu) dengan skor 3, dan dangat sakit (merasakan ketidaknyamanan pada
bagian tertentu dengan skala yang tinggi) dengan skor 4.

Skala Likert Total Skor Individu Tingkat Risiko Tindakan Perbaikan


1 28-49 Rendah Belum diperlukan
adanya tindakan
perbaikan
2 50-70 Sedang Mungkin diperlukan
tindakan dikemudian
hari
3 71-90 Tinggi Diperlukan tindakan
segera
4 92-122 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan
menyeluruh sesegera
mungkin
No Responden ke Jumlah Skor Tingkat Risiko
1 1 38 Rendah
2 2 57 Sedang
3 3 42 Rendah
4 4 31 Rendah
5 5 32 Rendah
6 6 29 Rendah
7 7 35 Rendah
8 8 31 Rendah
9 9 32 Rendah
10 10 30 Rendah

Berdasarkan jumlah skor yang didapatkan dari kuisioner Nordic Body Map diatas,
terdapat 9 responden dengan tingkat risiko rendah dan 1 responden dengan tingkat risiko
sedang. 1 responden dengan tingkat risiko sedang terdapat skor tingkat keluhan sangat
sakit (SS) adalah pada bahu kiri dan kanan, kemudian tingkat keluhan sakit (S) adalah
pada leher atas, leher bawah, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pantan
(buttock) dan pantan (bottom). Analisis penyebab keluhan pada responden ini adalah
faktor usia dan beban kerja yang dilakukan. Kegiatan pegawai pada DLHK DIY
khususnya bidang P3KLH seperti mengangkat dokumen, mengerjakan laporan, ketik
mengetik didepan komputer dan juga melakukan kunjungan lapangan di instansi yang
ditangani. Hal ini yang selanjutnya dimungkinkan menjadi penyebab keluhan responden
mendapatkan total skor dengan tingkat risiko sedang.

Selanjutnya pada 9 responden dengan tingkat risiko ditelaah penyebabnya adalah


kegiatan yang dilakukan yaitu ketik mengetik di depan komputer, mengerjakan pekerjaan
administratif dan juga posisi kerja yang dirasa kurang nyaman. Telaah penyebab keluhan
ini didapatkan dari wawancara dan pengamatan setiap kegiatan yang dilakukan karyawan
di bidang P3KLH. Dari jenis keluhan yang ditanyakan, keluhan yang paling banyak
dirasakan karyawan pada bidang P3KLH DLHK DIY adalah pada punggung. Hal ini
dimungkinkan karena posisi kerja yang monoton dan juga kurang nyaman. Posisi kerja
yang kurang nyaman berkaitan dengan ergonomi kerja karyawan. Posisi kerja yang
kurang ergonomis khususnya pada posisi kerja duduk, dapat menyebabkan keluhan
utamanya pada punggung karena pada saat duduk, tumpuan masa tubuh akan terpusat
pada tulang belakang dan tulang ekor. Sehingga kaku/nyeri pada punggung dan pantat
dalam jangka waktu lama akan semakin terasa.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pegawai di bidang P3KLH DLHK DIY masih terdapat keluhan dalam
pekerjaan. Kegiatan di bidang P3KLH umumnya adalah kegiatan ketik
mengetik didepan komputer, mengangkat dokumen, dan juga pekerjaan
administratif. 1 dari 10 responden mendapatkan tingkat risiko keluhan sedang.
Adapun telaah dari penyebab keluhan responden tersebut adalah faktor usia
dan juga beban pekerjaan yang dilakukan. Keluhan yang paling banyak
didapatkan yaitu jenis keluhan sakit/kaku pada punggung. Telaah penyebab
keluhan tersebut adalah adanya posisi kerja yang monoton dan tidak nyaman.
B. Saran
Untuk mengurangi keluhan yang dirasakan, diharapkan pegawai pada
bidang P3KLH DLHK DIY melakukan peregangan ringan selama 5 menit dan
merubah posisi kerja agar tidak monoton misalnya diselingi dengan berdiri.
Selain itu dikarenakan sebagian besar kegiatan adalah menatap layar,
mahasiswa menyarankan kepada pegawai agar dapat melakukan metode 20 20
20 yaitu setiap bekerja didepan komputer selama 20 menit, diselingi menatap
pemandangan 20 detik sejauh 20 kaki.
Disarankan kepada kepala bidang untuk dapat mengupayakan lingkungan
kerja yang ergonomis misalnya mengganti meja yang tidak ergonomis, atau
menggunakan kursi yang dapat diatur posisinya sesuai dengan kenyamanan
pegawai bidang P3KLH.

Anda mungkin juga menyukai