Oleh:
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan Praktik Mata Kuliah Faal Kerja dan Ergonomi di Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa PKL Program Studi Sarjana Terapan Sanitasi
Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, kami bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan
dan penyusunan laporan ini:
1. Bapak Mohamad Mirza Fauzie, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
2. Bapak H.Sardjito Eko Windarso, SKM, MP selaku Kepala Program Studi Sarjana Terapan
Sanitasi Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
3. Ibu Tti Mulyaningsih, SKM, MPH selaku Dosen Pembimbing PKL,
4. Bapak Yamtana, SKM, MKes selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Faal Kerja dan Ergonomi
5. Bapak Ir. Kuncara Hadi Purwaka, MMA selaku Kepala Seksi Bidang P3KLH Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY,
6. Bapak Muchamad Rifqi Sultoni, S.I.P. selaku Kepala Seksi Pengkajian Lingkungan Hidup,
7. Segenap jajaran pegawai instansi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY dan pihak lain
yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pihak yang bersangkutan. Penyusun menyadari
bahwa di dalam laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan pendapatan, yang
nantinya digunakan dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Pekerjaan yang dilakukan
dengan cara yang kurang benar dan di lingkungan yang tidak terkendali akan
menyebabkan banyaknya pajanan yang diterima oleh pekerja. Pajanan, atau yang juga
dikenal dengan hazards, dengan masa pajanan yang panjang akan menimbulkan jumlah
total pajanan yang diterima pekerja menjadi besar dan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Gangguan kesehatan yang paling awal, biasanya berupa rasa tidak nyaman
(baik itu pada aspek perasaan hati ataupun aspek kenyamanan pada saat melakukan
pekerjaan). Bila didiamkan saja akan menimbulkan penyakit, Penyakit tersebut dikenal
dengan Penyakit Akibat Kerja, karena penyakit didapat dari lingkungan kerja ataupun
dari pekerjaan yang dilakukan. Harus diingat, pada saat manusia melakukan pekerjaan
ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu nyaman dalam hati dan saat bekerja serta rasa
aman, bebas dari penyakit akibat kerja yang bisa saja terjadi di lingkunga kerja.
Menurut profil masalah kesehatan karyawan di Indonesia tahun 2005 diketahui
40,5% karyawan mengalami gangguan kesehatan yang berhubungan dengan
pekerjaannya, anatara lain 16% gangguan musculo-skeletal disorder, 8% kardiovaskuler,
^% gangguan syaraf, 3% gangguan saluran pencernaan, 2,5% gangguan THT dan 1,3%
gangguan kulit. Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terjadi peningkatan
prevalensi cidera tahun 2007 sebesar 7,5% meningkat menjadi 8,2% pada tahun 2013.
Sedangkan pada Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 tentang prevalensi cidera karena
kelalaian/ketidaksengajaan pada karyawan sebesar 94,6%. Pada prinsipnya semua kantor
mempunyai faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Pekerja di
kantor beraktifitas selam 8 jam setiap harinya, selain itu gedung tinggi (gedung
perkantoran) sangat rentan terhadap aspek keselamatan saat terjadi gempa bumi dan
kebakaran. Kondisi ini bila tidak dilakukan pengendalian dapat menimbulkan terjadinya
kecelakaan akibat kerja yang menimbulkan korban jiwa.
Adapun penyakit akibat kerja yang sering terjadi pada area perkantoran yaitu
banyak terdapat kelelahan kerja dan keluhan nyeri pada otot dan juga pada masa
pandemic Covid-19 ini risiko penyekit akibat kerja bisa saja meningkat maka dari itu
kepatuhan terhadap protocol kesehatan sangat harus diperhatikan karena bisa saja
menjadi risiko dari penyakit akibat kerja. Dari pembahasan diatas perlu adanya analasis
mengenai Penyakit Akibat Kerja dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY.
B. Rumusan Masalah
1. Apa risiko penyakit akibat kerja terjadi pada pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan DIY?
2.
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) dilaksanakan pada tanggal 14
September – 13 Oktober 2020.
B. Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) mata kuliah Faal Kerja dan Ergonomi
dilaksanakan di dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY khususnya pada bidang
P3KLH yang beralamat di Jalan Argolubang Nomor 19, Baciro, Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, DIY.
C. Metode Pelaksanaan
Analisis Nordic Body Map di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY
dilakukan dengan memberikan kuisioner Nordic Body Map kepada responden yang
merupakan para staff pada bidang P3KLH.
D. Hasil Survei
Pada kegiatan ini dilakukan terhadap 10 responden yang merupakan staff dari DLHK
DIY khususnya pada bidang P3KLH. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner
Nordic Body Map yang diberikan ke 10 responden.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan jumlah skor yang didapatkan dari kuisioner Nordic Body Map diatas,
terdapat 9 responden dengan tingkat risiko rendah dan 1 responden dengan tingkat risiko
sedang. 1 responden dengan tingkat risiko sedang terdapat skor tingkat keluhan sangat
sakit (SS) adalah pada bahu kiri dan kanan, kemudian tingkat keluhan sakit (S) adalah
pada leher atas, leher bawah, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pantan
(buttock) dan pantan (bottom). Analisis penyebab keluhan pada responden ini adalah
faktor usia dan beban kerja yang dilakukan. Kegiatan pegawai pada DLHK DIY
khususnya bidang P3KLH seperti mengangkat dokumen, mengerjakan laporan, ketik
mengetik didepan komputer dan juga melakukan kunjungan lapangan di instansi yang
ditangani. Hal ini yang selanjutnya dimungkinkan menjadi penyebab keluhan responden
mendapatkan total skor dengan tingkat risiko sedang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pegawai di bidang P3KLH DLHK DIY masih terdapat keluhan dalam
pekerjaan. Kegiatan di bidang P3KLH umumnya adalah kegiatan ketik
mengetik didepan komputer, mengangkat dokumen, dan juga pekerjaan
administratif. 1 dari 10 responden mendapatkan tingkat risiko keluhan sedang.
Adapun telaah dari penyebab keluhan responden tersebut adalah faktor usia
dan juga beban pekerjaan yang dilakukan. Keluhan yang paling banyak
didapatkan yaitu jenis keluhan sakit/kaku pada punggung. Telaah penyebab
keluhan tersebut adalah adanya posisi kerja yang monoton dan tidak nyaman.
B. Saran
Untuk mengurangi keluhan yang dirasakan, diharapkan pegawai pada
bidang P3KLH DLHK DIY melakukan peregangan ringan selama 5 menit dan
merubah posisi kerja agar tidak monoton misalnya diselingi dengan berdiri.
Selain itu dikarenakan sebagian besar kegiatan adalah menatap layar,
mahasiswa menyarankan kepada pegawai agar dapat melakukan metode 20 20
20 yaitu setiap bekerja didepan komputer selama 20 menit, diselingi menatap
pemandangan 20 detik sejauh 20 kaki.
Disarankan kepada kepala bidang untuk dapat mengupayakan lingkungan
kerja yang ergonomis misalnya mengganti meja yang tidak ergonomis, atau
menggunakan kursi yang dapat diatur posisinya sesuai dengan kenyamanan
pegawai bidang P3KLH.