1) Judul laporan, dalam menulis judul laporan audit, harus mengandung kata independen, untuk
menunjukkan bahwa audit tersebut didalam segala aspeknya tidak memihak.
Ø Menyatakan laporan keuangan yang telah di audit serta periode dari laporan yang di audit.
Ø Menyatakan bahwa tanggung jawab laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen, dan
tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit.
4) Paragraf ruang lingkup, adalah merupakan pernyataan faktual tentang apa saja yang dilakukan oleh
auditor selama proses audit, namun sebelumnya harus menyatakan bahwa proses audit yang dilakukan
sudah memenuhi standar auditing.
5) Paragraf pendapat, dalam paragraf akhir maka di buatlah kesimpulan dari pendapat auditor
tentang kewajaran atas laporan keuangan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
6) Nama KAP, adalah kantor akuntan publik yang melaksanakan audit, untuk menunjukkan tanggung
jawa dari KAP yang melakukan proses audit, dan juga tanggung jawab atas pendapat atas kesimpulan
nya.
7) Tanggal laporan audit, tanggal yang tepat adalah ketika auditor telah selesai melaksanakan proses
audit di lapangan, menunjukkan tanggal terakhir tanggung jawab dari auditor.
http://keuanganlsm.com/finance/wp-content/uploads/Standar-Pelaporan-Ketiga-Audit-Laporan-
Keuangan
Laporan Audit Standar tanpa Pengecualian hanya bisa terjadi jika memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Semua laporan neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas sudah
termasuk dalam laporan keuangan.
b) Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan.
c) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah melaksanakan penugasan
audit ini sesuai dengan prosedur audit.
d) Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
e) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu menambahkan sebuah paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
Menurut SPAP (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5 jenis pendapat akuntan, yaitu:
- Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqulified Opinion with
explanatory language)
Opini ini akan diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
standar auditing yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional Akuntan Publik), dan telah
mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak
menemukan adanya kesalahan material atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
(SAK).
b) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqulified Opinion with
explanatory language)
Akan diberikan oleh akuntan publik jika terdpt keadaan ttt yg mengharuskan auditor menambahkan
paragraf penjelasan dlm lap audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian
yg dinyatakan oleh auditor.
Misal :
- Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip
akuntansi atau dalam metode penerapannya.
- Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan komparatif.
- Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh BAPEPAM, namun tidak disajikan atau
tidak review.
Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.
- Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit, dan ia
berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian, dan ia
berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
- Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari SAK, yang
berdampak material, dan ia berkesimpulan utk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
Laporan keuangan menyajikan secara tidak wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Pendapat ini diberikan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
- Auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragram pendapat dlm laporannya
- dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar, terhadap posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas.
- Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan
pendapat atas laporan keuangan.
- Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak
merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
berlaku umum di Indonesia.
- Jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya
memberikan pendapat atas laporan keuangan.
Terdapat dua kategori yang menyebabkan laporan keuangan tidak mendapatkan unqualified opinion /
WTP yaitu :
1. Laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian yang disebabkan tiga kondisi :
- Ruang lingkup audit dibatasi (pembatasan ruang lingkup), apabila auditor tidak dapat
mengumpulkan bukti audit yang mencukupi untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan GAAP/ PSAK, maka terjadi pembatasan atas ruang lingkup audit. Ada dua
penyebab utama pembatasan ruang lingkup audit yaitu pembatasan ruang lingkup pemeriksaan auditor
yang disebabkan oleh klien dan oleh kendala lain di luar kekuasaan auditor maupun klien.
- Laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Penyimpangan
GAAP).
- Auditor tidak independen, independensi umumnya ditentukan oleh Peraturan 101 dari aturan Kode
Perilaku Profesional.
Laporan Gabungan Tentang Laporan Keuangan Dan Pengendalian Internal Atas Pelaporan Keuangan
Menurut Section 404 Dari Sarbanes-Oxley Act
Laporan gabungan tentang laporan keuangan dan pengendalian internal atas pelaporan keuangan
menyajikan baik laporan keuangan maupun laporan manajemen tentang pengendalian internal atas
pelaporan keuangan :
· Paragraf pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat dimodifikasi untuk menyertakan referensi
pada laporan manajemen tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan dan ruang lingkup
pekerjaan auditor serta pendapat tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
· Paragraf pendahuluan dan pendapat juga mengacu pada kerangka kerja yang digunakan untuk
mengevaluasi pengendalian internal.
· Laporan itu menyertakan paragraf sesudah paragraf ruang lingkup yang menetapkan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan.
· Laporan itu menyertakan paragraf tambahan sebelum paragraf pendapat yang menyatakan
keterbatasan yang melekat dari penegndalian internal.
· Meskipun pendapat audit atas laporan keuangan mencakup banyak periode pelaporan, asersi
manajemen tentang efektivitas pengendalian internal adalah untuk akhir tahun fiskal yang paling baru.
Materialitas
Materialitas adalah suatu pertimbangan penting dalam menentukan jenis laporan yang tepat untuk
diterbitkan dalam situasi tertentu. Suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika
pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan secara
rasional. Hubungan antara materialitas dengan berbagai jenis pendapat :
Tingkat Materialitas
Jenis Pendapat
Tidak Material
Material
Keputusan pemakai cenderung diengaruhi hanya jika informasi yang dipertanyakan penting untuk
keputusan spesifik yang akan diambil.
Sangat Material
Sebagian besar atau seluruh keputusan pemakai yang didasarkan pada laporan keuangan kemungkinan
besar akan terpengaruhi.
1. Jumlah rupiah dibandingkan terhadap tolok ukur tertentu, yaitu berupa persentasi.
2. Daya ukur, kalau tidak dapat diukur dengan uang maka tingkat materialitas bergantung pada
pengaruh atau tidaknya terhadap keputusan.
3. Hakekat kesalahan, kekeliruan dapat mempengaruhi laporan keuangan dan juga akan
mempengaruhi pendapat auditor seperti transaksi melanggar hukum, kontinjensi, sesuatu yang
menimbulkan akibat “psikis“, sesuatu yang dapat menimbulkan konsekuensi penting dari segi kewajiban
kontrak.
Keputusan materialitas yang berasal dari pembatasan ruang lingkup harus diukur secara subyektif untuk
melihat timbulnya kekeliruan.
https://perahudjogja.blogspot.com/2017/09/laporan-audit.html?m=1