Anda di halaman 1dari 5

KUIS PERTEMUAN 7 AUDITING II

NAMA : SITI SOBARIAH

KELAS : C

NPM : 0117101094

1. identifikasikan akun dan golongan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran

Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan ke dalam siklus:

1. Akuisisi barang dan jasa


2. Pengeluaran kas
3. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian

Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam akun T
pada gambar dibawah ini. Akun pengendalian untuk tiga kategori biaya yang paling banyak
digunakan oleh perusahaan. Untuk setiap akun pengendalian, juga diberikan contoh untuk akun
beban anak perusahaannya perlu digarisbawahi bahwa akun dalam jumlah besar dipengaruh
oleh siklus ini. Oleh karenanya tidak mengherankan jika proses audit untuk siklus akuisisi dan
pembayran memakan waktu yang lebih lama daripada siklus lainnya.

Akun-akun laporan keuangan terkait siklus akuisisi antara lain: persediaan, properti, pabrik,
peralatan, beban dibayar dimuka, perbaikan leasehold, utang usaha, beban manufaktur, beban
penjualan, beban administratif.

Akun-akun laporan keuangan terkait siklus penjualan antara lain: kas di bank, utang usaha dan
diskon pembelian

2. Fungsi bisnis dalam siklus akuisisi dan pembayaran antara lain:

Memproses pesanan pembelian: merupakan titik awal bagi siklus akuisisi dan pembayaran.
Dokumen yang digunakan antara lain permintaan dan pesanan pembelian.

Menerima barang dan jasa: penerimaan barang dan jasa dari vendor oleh perusahaan
merupakan titik kritis dari siklus karena merupakan dimana perusahaan mulai mengakui akusisi
dan kewajiban terkait pada catatannya. Dokumen yang digunakan dan terkait dengan transaksi
ini yaitu laporan pengiriman
Mengakui kewajiban: pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa
memerlukan pencatatan yang tepat dan akurat. Dokumen dan catatan umum yang terkait
meliputi: faktur vendor, memo debet, voucher, file transaksi akusisi, jurnal akusisi atau listing,
file induk utang usaha, neraca saldo utang usaha, laporan vendor.

Memproses dan mencatat pengeluaran kas: pembayaran atas pembelian barang dan jasa
merupakan aktivitas yang signifkan bagi semua entitas. Dokumen yang terkait dengan proses
pengeluaran kas yang dipaksa auditor antara lain: cek, file transaksi pengeluaran kas, jurnal atau
listing pengeluaran kas.

3. jelaskan bagaimana dampak e -commerce terhadap perolehan barang dan jasa

Tujuan perusahaan menggunakan internet dan e-commers untuk merampingkan proses


akuisisi barang dan jasa serta proses lainnya seputar manajemen mata rantai suplai. Informasi
mengenai deskripsi produk, penetapan harga, skedul pengiriman dan syarat lainnya telah
tersedia di internet melalui website vendor dan database yang dapat diakses dengan mudah
lainnya. Beberapa perusahaan menggunakan ekstranet yang merupakan jaringan kerja pribadi
yang dibangun atas dasar teknologi internet, yang memungkinkan pemasok dan pelanggan
bisnis mengkomunikasikan serta bisnis secara langsung dalam setting yang aman.

4. jelaskan bagaimana merancang dan melakukan tes kontrol dan substantif tes atas transaksi
siklus akuisisi dan pembayaran

1 Pengujian akusisi meliputi fungsi bisnis: memproses pembelian, menerima barang dan
jasa, serta mengakui kewajiban.
2 Pengujian pembayaran menyangkut fungsi bisnis memproses dan mencatat pengeluaran
kas.

 Tahap-tahap dari metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian


substantif atas transaksi untuk siklus akusisi serta pembayaran adalah sebagai berikut:

(Tahap 1) Memahami pengendalian internal: auditor harus memahami pengendalian


internal untuk siklus akusisi dan pembayaran sebagai bagian dari pelaksanaan prosedur
penilaian risiko dengan mempelajari bagan arus klien, mereview kuisioner pengendalian
internal, pengujian walkthrough untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.

(Tahap 2) Menilai risiko pengendalian yang direncanakan: pengendalian internal kunci fungsi
bisnis merupakan hal yang sangat penting terkait penilaian risiko pengendalian yang
direncanakan, hal yang dilakukan antara lain mencakup:
Otorisasi pembelian: untuk memenuhi tujuan perusahaan, menghindari akusisi item yang
berlebihan atau tidak diperlukan.

Pemisahan penyimpanan aktiva dan fungsi lainnya barang harus dikendalikan secara fisik,
personil antar departemen terkait harus independen dari personil ruang penyimpanan dan
departemen akuntansi.

Pencatatan yang tepat waktu dan review independen atas transaksi: Menandingkakan
dokumen dan memverifikasi keakuratan faktur. Perlu adanya pemisahan tugas, dokumen
catatan yang memadai, prosedur yang tepat untuk menyimpan catatan, pengecekan
independen atas kinerja merupakan hal-hal penting dalam utang usaha. Departemen utang
usaha juga harus memperhitungkan semua laporan penerimaan untuk memastikan bahwa
tujuan kelengkapan dipenuhi.

 (Tahap 3) menentukan luas pengujian pengendalian: luas pengujian pengendalian


ditentukan oleh ketergantungan yang direncanakan pada pengedalian. Untuk perusahaan
publik, pengujian harus cukup untuk menerbitkan opini mengenai pengendalian internal
terhadap pelaporan keuangan.
 (Tahap 3) merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk akuisisi: efesiensi audit yang signifikan dapat dicapai pada banyak audit apabila
pengendalian beroperasi secara efektif. Terdapat empat tujuan audit berkaitan dengan
transaksi yang harus terpenuhi yaitu akuisisi yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang
diterima konsisten dengan kepentingan utama dari klien (keterjadian), akuisisi yang telah
dicatat (keterlengkapan), akuisisi telah dicatat secara akurat (keakuratan), akusisi telah
diklasifikasikan dengan benar.

 (Tahap 3.1) merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk pengeluaran kas: auditor melakukan pengujian akuisisi dan pengeluaran kas pada saat
bersamaan. Sehingga, verifikasi dapat dilakukan secara efisien tanpa mengurangi keefektifan
pengujian.

 (Tahap 3.2) sampling atribut untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi: sebagian besar akun terkait dalam siklus ini termasuk akun pada laba rugi dan
neraca, sehingga dapat meningkatkan pontesi salah saji serta transaksi dalam siklus ini
menuntut petimbangan yang signifikan,. Sehingga auditor sering mengurangi tingkat
pegecualian yang dapat ditoleransi terutama untuk atribut klasifikasi dan keakuratan.
Jumlah uang setiap transaksi mencakup rentang yang luar biasa, sehingga auditor sering
memisahkan item yang bernilai besar dan tidak biasa serta mengujinya atas dasar 100
persen.

5. Berikut metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha.
(Tahap 1) mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi utang usaha: auditor harus
memahami sifat perubahan sistem untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien dan
pengendalian manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji material
dalam utang usaha.

(Tahap 2) menetapkan salah saji yang dapat di toleransi dan menilai risiko inheren: Auditor
umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang relatif tinggi atau sedang untuk
utang usaha.

(Tahap 1 dan 2) menilai risiko pengendalian dan merancang serta melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

(Tahap 3) merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha: berguna untuk
mengungkapkan bidang di mana penyelidikan tambahan memang diperlukan. Auditor dapat
membandingkan total tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkap salah
saji akun usaha serta akun beban, hal ini merupakan prosedur efektif jika beban dari tahun
ke tahun diharapkan relati stabil.

(Tahap 3) merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo utang usaha termasuk
pengujian kewajiban setelah periode: Terdapat hal perlu diperhatikan pengujian atas rincian
saldo utang usaha termasuk pengujian kewajiban sebagai tiga modifikasi kecil antara lain:
tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan dalam kewajiban, aspek hak dalam tujuan hak
dan kewajiban tidak dapat diterapkan pada kewajiban, kewajiban, penekanan diberikan
pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.

6. bagaimana mendesain dan melakukan prosedur analitis untuk hutang.

Tahap 1:Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang memengaruhi utang dagang,


Menetapkan salah saji yang dapat diterima dan mengevaluasi risiko bawaan untuk piutang
dagang, Menilai risiko pengendalian untuk siklus akuisisi dan pembayaran

Tahap 2:Mendesain dan melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif


atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran

Tahap 3:Mendesain dan melakukan prosedur analitis untuk utang dagangMendesain


pengujian perincian utang dagang untuk memenuhi tujuan audit-terkait saldo

Anda mungkin juga menyukai