Anda di halaman 1dari 13

MODUL SOSIOLOGI

OLEH :
TIM PENGAJAR SOSIOLOGI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2019
PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

D ES KR IPS I S IN GKA T

Assalamualaikum.Wr.Wb, Semangat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Selamat


berjumpa dengan modul Sosiologi. Dalam modul ini akan dibahas tentang proses sosial dan
interaksi sosial dan sosial budaya masyarakat, manusia & keluarga, sebagai sub system dalam
sosial budaya masyarakat, nilai budaya dalam masyarakat Indonesia, kepercayaan/agama sebagai
kekuatan dalam kehidupan bermasyarakat serta penerapan di masyarakat. Modul ini terdiri dari 2
kegiatan Belajar. Kegiatan belajar tersebut adalah:
1. Konsep proses sosial dan interaksi sosial
2. Konsep penerapan religi dalam kehidupan bermasyarakat
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan Anda mampu memahami konsep sosiologi dan
mampu mempraktikan didalam proses keperawatan. Penguasaan Anda tentang teori keperawatan,
akan sangat bermanfaat dalam proses pengembangan keperawatan secara maksimal.
Dalam modul ini Anda diminta untuk banyak membaca dan berlatih secara mandiri atau
bersama teman-teman sejawat untuk mendapatkan gambaran dan penguasaan yang lebih
mendalam dan luas tentang sosiologi dan teori keperawatan, serta penerapannya dalam praktek
keperawatan yang biasa Anda lakukan.
Materi dalam modul ini telah disesuaikan dengan pengalaman praktek Anda sehari-hari,
sehingga dengan rajin membaca dan berlatih sungguh-sungguh, mudah – mudahan Anda akan
dapat menguasai dan menyelesaikan modul ini tepat waktu dan mendapatkan hasil yang maksimal.
RELEV ANSI

Di dalam mempelajari modul sosiologi anda terlebih dahulu mempelajari :


1. Teori keperawatan
2. Teori kebutuhan dasar manusia

TUJUAN INSTRUKSIONAL

Setelah mempelajari modul pembelajaran ini peserta memahami tentang konsep


penerapan teori sosiologi dalam praktik keperawatan dan konsep teoritis antropologi kesehatan
dalam pemberian asuhan keperawatan yang peka budaya pada pasien oleh pembaca.
Kegiatan Belajar: 8

LAPISAN-LAPISAN MASYARAKAT
KONSEP KEBUTUHAN AKTIFITAS DAN ISTIRAHAT

PENDAHULUAN

Saudara mahasiswa, tanpa kita sadari proses sosial dan interaksi sosial selalu kita lakukan
dalam kehidupan sehari. Adanya perkembangan tehnologi membuat jarak antar manusia tidak
berpengaruh terhadap penurunan interaksi sosial. Proses sosial ataupun interaksis sosial
merupakan aspek dari kehidupan masyarakat, dimana terdapat suatu proses hubungan antara
manusia satu dengan yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus, dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang
merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan inilah yang merupakan
dinamika yang tumbuh dari pola-pola perilaku manusia yang berbeda menurut situasi dan
kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial.

Kegagalan dalam mengatasi masalah sosial dan interaksi sosial pasien baik dalam
perawatan komunitas maupun intra rumah sakit bisa berdampak pada semakin memburuknya
keadaan pasien, karena pasien akan mengalami kecemasan, merasa sendiri dan pada akhirnya akan
menolak pengobatan. Sebagai langkah awal maka perawat harus mengatasi dulu masalahnya
sendiri. Perawat atau mahasiswa yang ketus, mudah marah, suka membentak, dan menyakiti hati
pasien harus segera berubah. Perawat ataupun mahasiswa harus pintar dalam bersosialisasi, dan
berinterakasi dengan pasien. Perawat dan mahasiswa hendaknya dapat merawat pasien dengan
memperhatikan aspek sosial dengan baik. Semoga kegiatan belajar 1 tentang proses sosial dan
interaksi sosial dapat terselesaikan dengan baik, dan Anda mampu mempraktikkannya dalam
melayani masyarakat.
TUJUAN

1. Terjadinya lapisan masyarakat


2. Sifat sistem lapisan masyarakat
3. Kelas-kelas dalam masyarakat
4. Dasar lapisan masyarakat
5. Unsur lapisan masyarakat
6. Lapisan yang sengaja disusun
7. Mobilitas sosial
8. Perlunya sistem lapisan masyarakat
URAIAN MATERI

TERJADINYA LAPISAN MASYARAKAT

Seorang filsuf bangsa Yunani (Aristoteles) mengatakan, bahwa di dalam tiap-tiap negara
terdapat 3 unsur lapisan masyaakat, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang berada ditengah-
tengahnya dan mereka yang melarat. Pitrim A.Sorokin dalam karangannya “Social Strastification”
menyatakan bahwa system lapisan dalam masyarakat itu, adalah merupakan ciri yang tetap dan
umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Lapisan-lapisan masyarakat atau sosial
strastification menurut Drs. Robert. M.Z. Lawang, Social Stratification adalah penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu system sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki
menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise. Lapisan masyarakat disadari telah ada sejak
manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam satu organisasi sosial.
Selama di dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap
masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi
bibit yang dapat menumbuhkan adanya system berlapis-lapis dalam masyarakat itu. Mungkin
berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, mungkin juga berupa keturunan dari keluarga
terhormat. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah banyak, dianggap
oleh masyarakat berkedudukan dalam lapisan atas, mereka yang hanya memiliki sedikit sekali atau
sama sekali tidak memiliki sesuatu yang sangat berharga dalam pandangan masyarakat
mempunyai kedudukan yang rendah. Konsep-konsep dari stratifikasi sosial yaitu : penggolongan,
system sosial, lapisan hirarki, kekuasaan, privilese, prestise.
Penggolongan dilihat sebagai suatu proses dan sebagai hasil dari proses kegiatan. Sebagai
proses berarti setiap orang (individu) menggolongkan dirinya sebagai orang yang termasuk dalam
suatu lapisan tertentu atau menganggap dirinya berada pada lapisan atas, karena merasa
mempunyai sesuatu yang banyak, apakah itu kekayaan, kekuasaan, atau kehormatan ataupun ilmu
pengetahuan, atau menganggap dirinya lebih rendah dari orang lain karena merasa bahwa dirinya
tidak memiliki sesuatu yang berharga misalnya seperti yang disebutkan diatas. Oleh sebab itu
sosial stratifikasi harus dilihat sebagai proses menempatkan diri dalam suatau lapisan tertentu.
Hasil proses adalah pembagian orang yang terdapat dalam suatu system sosial kedalam beberapa
lapisan, misalnya : ada orang bodoh, setengah bodoh, dan yang pintar. Hasil yang kita lihat dalam
bentuk seperti tersebut, sesungguhnya sudah terlepas dari pada individu iitu sendiri. Oleh karena
itu penggolongan manusia masuk dalam lapisan yang kita lihat sebagai hasil, yang sifatnya adalah
objektif. Suatu kesimpulan bahwa sosial stratifikasi dapat dilihat sebagai kenyataan yang memiliki
dua segi yakni subjektif dan objektif.

SIFAT SISTEM LAPISAN MASYARAKAT

System berlapis-lapis dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social) stratification)
dan ada yang bersifat terbuka (open social stratification). Sistem tertutup yaitu setiap anggota tidak
mempunyai kesempatan untuk naik strata maupun turun strata. System yang terbuka terjadi
sebaliknya, yaitu setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan
kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisann
yang atas ke lapisan di bawahnya.

KELAS-KELAS DALAM MASYARAKAT

Pada stratifikasi sosial yang membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas berdasarkan sudut pandang
ekonomi maka stratifikasi semacam ini bisa dikatakan stratifikasi sosial system terbuka. Setiap
anggota masyarakat yang berada pada kelas ekonomi rendah bisa naik ke kelas ekonomi yang lebih
tinggi jika berhasil meningkatkan kualitas hidupnya. Begitu juga sebaliknya, setiap anggota
masyarakat yang berada pada kelas ekonomi tinggi bisa turun ke kelas ekonomi rendah jika tidak
bisa mempertahankan status ekonominya. Stratifikasi sosial yang bersifat tertutup terjadi kepada
stratifikasi sosial yang berdasar kepada status, atau stratifikasi yang terjadi pada masyarakat
praindustri yang membagi manusia ke dalam perbudakan, estate, dan kasta.
DASAR LAPISAN MASYARAKAT

Dasar dan inti lapisan-lapisan masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian
hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab, nilai-nilai sosial dan
pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.

UNSUR LAPISAN MASYARAKAT

Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam system pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status)
dan peranan (role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat.
Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu system sosial.
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah :
a. Ascribed status adalah kedudukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
sudah diperoleh sejak lahir.
Contoh : jenis kelamin, gelar kebangsawanaan, keturunan, sbb
b. Achieved status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh : kedudukan yang diperoleh melalui Pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,
camat, ketua osisi, dsb.
c. Assigned status, merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status
melalui usaha. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain,
atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat.
Contoh : gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan kalpataru, dsb.
LAPISAN MASYARAKAT YANG DISENGAJA DISUSUN

Adanya system berlapis-lapis di dalam masyarakat, dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat, tetapi adapula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
Bersama. Yang biasanya menjadi alas an terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat yang terjadi
dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (senioritas), sifat keaslian-keanggotaan
kerabat seseorang kepada masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.

MOBILITAS SOSIAL

Pendidikan sebagai sistem terencana yang memanusiakan manusia agar dapat eksis dalam
masyarakat, dan dapat mendorong mobilitas sosial dan perjuangan kelas. Pendidikan berfungsi
untuk menyiapkan peserta didik untuk beradaptasi dalam konteks sosial, dan generasi ini akan
membawa pada stratifikasi dan mobilitas sosial di dalam masyarakat. Pendidikan merupakan satu
aset yang dihargai dalam masyarakat modern, biasanya dinilai aspek tinggi. Para keluarga dan
golongan-golongan sosial lainya yang disusun secara hirarkis memilik akses yang berbeda-beda
ke proses pendidikan dan hadiah-hadiah yang dihasilkanya, dan mereka meneruskan
keistimewaankeistimewaan ini pada batas tertentu kepada anak-anak mereka. Pendidikan sebagai
sistem terencana yang memanusiakan manusia agar dapat eksis dalam masyarakat. Pendidikan
dapat diperkokoh dengan startifikasi sosial dalam masyarakat. Pendidikan berfungsi untuk
menyiapkan peserta didik untuk beradaptasi dalam konteks sosial, dan generasi ini akan membawa
pada stratifikasi dan mobilitas sosial di dalam masyarakat.
PERLUNYA SISTEM LAPISAN MASYARAKAT

Apabila kekuasaan dan wewenang tidak dibagi secara teratur, maka kemungkinan besar akan
terjadi pertentangan-pertentangan yang dapat membahayakan keutuhan-keutuhan masyarakat.
Dengan demikian mau tidak mau ada system lapisan masyarakat, karena dengan adanya lapisan
tersebut maka permasalahan dalam masyarakat dapat diselesaikan, seperti halnya penempatan
individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorong agar masyarakat
bergerak susuai dengan fungsinya.
Karena tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat. Jelas bahwa
kedudukan dan peranan yang dianggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan dan
peranan yang dianggap terpenting serta memerlukan kemampuan dan latihan-latihanyang
maksimal.
Dengan demikian masyarakat menghadapi dua persoalan, pertama menempatkan individu-
individu tersebut dan kedua mendorong agar mereka melaksanakan kewajibannya. Apabila semua
kewajiban selalu usai dengan keinginan si individu, dan sesuai pula dengan kemampuan-
kemampuannya dan seterusnya, maka persoalan tidak akan terlalu sulit untuk dilaksanakan. Tetapi
kemampuan dan latihan-latihan.
Beberapa kriteria umum penentuan status dalam stratifikasi sosial, yaitu sebagai berikut:
a. kekayaan dalam berbagai bentuk yang diketahui oleh masyarakat diukur dalam kuantitas
atau dinyatakan secara kualitatif. Standar kehidupan yang diperlihatkan serta sumber-
sumber kekayaan secara kualitatif. Standar kehidupan yang diperlihatkan serta sumber
kekayaan secara sosial bermakna untuk menentukan status dalam stratifikasi yang ada.
b. daya guna fungsional orang-perorangan dalam hal pekerjaan, misal sebagai eksekutif,
guru, ilmuan, buruh biasa atau yang terampil sangat menentukan dan memengaruhi status.
c. keturunan menunjukkan reputasi keluarga, lamanya berdiam di suatu tempat, latar
belakang rasial atau etnis dan kebangsaan.
d. agama menunjukkan tingkat kesalehan seseorang dalam menjalankan ajaran agamanya.

Dari berbagai hal di atas apabila suatu masyarkat hendak hidup dengan teratur, maka kekuasaan
dan wewenang yang ada harus dibagi dengan teratur pula. Sehingga jelas bagi setiap orang di
tempat mana lentaknya kekuasaan dan wewenang dalam organisasi, secara vertikal dan horisontal.
Sehingga perihal dalam berbagai aspek mengenai pelapisan masyarakat itu harus mencangkup
berbagai aspek terutama yang telah tertera di atas.

LATIHAN

1. Untuk melihat pemahaman anda tentang materi konsep kebudayaan dan masyarakat,
maka lakukan langkah berikut :
a. Metode yang digunakan adalah metode shoping. Metode shoping adalah suatu metode
pembelajaran dimana terdapat penjual dan pembeli yang diperankan oleh mahasiswa.
Penjual adalah orang yang bertugas menjelaskan materi tertentu, sedangkan pembeli
adalah orang yang bertugas menerima informasi dan mencatat dalam buku catatan.
b. Langkah pertama yaitu membagi kelas menjadi 4 kelompok.
c. Langkah kedua pilih tema
d. Langkah ketiga kelompok mendiskusikan tema dan membuat poster berisi informasi
tentang tema. Langkah keempat Kelompok membagi diri menjadi 2 penjual dan
sisanya menjadi pembeli. Penjual pada kegiatan belajar 6 tidak boleh menjadi penjual
pada KB 7.
e. Langkah kelima penjual menjelaskan kepada pembeli dari kelompok lain dan tugas
pembeli mencari informasi tema pada kelompok lain. Waktu rotasi atau memberi
penjelasan adalah 7 menit.
2. Setelah pembeli mendapatkan semua informasi, maka dilakukan evaluasi.

RANGKUMAN

1. Social Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
Lapisan masyarakat disadari telah ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di
dalam satu organisasi sosial.
2. System berlapis-lapis dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social)
stratification) dan ada yang bersifat terbuka (open social stratification).
3. Pada stratifikasi sosial yang membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas berdasarkan sudut
pandang.
4. Dasar dan inti lapisan-lapisan masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam
pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab, nilai-nilai
sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat
5. unsur-unsur dalam system pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan
(role).
6. Lapisan masyarakat sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan Bersama. Yang biasanya menjadi
alas an terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah
kepandaian, tingkat umur (senioritas), sifat keaslian-keanggotaan kerabat seseorang kepada
masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.
7. Pendidikan berfungsi untuk menyiapkan peserta didik untuk beradaptasi dalam konteks
sosial, dan generasi ini akan membawa pada stratifikasi dan mobilitas sosial di dalam
masyarakat.
8. Adanya pertentangan-pertentangan yang dapat membahayakan keutuhan-keutuhan
masyarakat, mau tidak mau ada system lapisan masyarakat, karena dengan adanya lapisan
tersebut maka permasalahan dalam masyarakat dapat diselesaikan
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadi. (2011). Konsep Keperawatan Transkultural. Jogjakarta : Universitas Gajah Mada.


2. Denny and Earle. (2016). Sociology for Nurses, 3rd Edition. St Martins : Macmillan
International Higher Education.
3. Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M., & Ostendorf, W.R. (2016).
Fundamental of nursing (Ed. 9th). St. Louis, Missouri: Elsevier.
4. Ratna, Wahyu. (2010). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Jogyakarta : Pustaka
Rihama.
5. Scott and Kosslyn.(2015). Emerging Trends in The Social and Behavioral Sciences an
Interdisciplinary, Searchable, and linkable Resource. New York : Brown University Press
6. Sudarma, Momon. (2009). Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
7. Wahit Iqbal Mubarok. (2009). Sosiologi Untuk Keperawatan Pengantar dan Teor. Jakarta
: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai