Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan baik sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi teknis, biaya dan
administrasi bagi bangunan gedung negara
Penyediaan jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
Dalam pembangunan Gudang Logistik BPBD Kabupaten Luwu Timur, agar tidak
mengindahkan analisis mengenai dampak lingkungan, maka perlu diadakan perencanaan
mengacu kepada Rencana Induk tata ruang kota sehingga berorientasi pada standar
bangunan yang potensil.
Oleh karena kegiatan penyusunan ini memerlukan layanan keahlian perencanaan dalam
merumuskan langkah-langkah strategis perencanaan dan pengembangan, kebijakan-
kebijakan, maka pelaksanaannya di pihak ketigakan dengan harapan agar didapatkan
rumusan perencanaan yang lebih akurat dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya dan memperkecil semua dampak lainnya yang tidak menguntungkan.
Proposal ini disusun dengan kronologis logika dan perencanaan atas kondisi
eksisting di lapangan nantinya. Sehingga panitia tender dapat dengan mudah
memahami proposal teknis yang kami ajukan.
A. Pendahuluan
Dijabarkan mengenai gambaran umum, lingkup kegiatan pekerjaan ini, serta
mekanisme proposal teknis ini.
B. Pengalaman
Bab ini memberikan gambaran tentang latar belakang konsultan, data legalitas
perusahaan, struktur organisasi serta pengalaman konsultan dalam menangani
pekerjaan-pekerjaan yang serupa.
F. Rencana Kerja
Dalam hal penanganan pekerjaan ini, konsultan akan memaparkan rencana
kerja konsultan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
J. Organisasi Proyek
Bab ini merupakan penjelasan tentang penyelesaian pekerjaan (yang tertuang
dalam Time Schedule). Secara keseluruhan isi bab ini yaitu: tentang jangka
waktu pelaksanaan; kebutuhan tenaga ahli; fungsi, tugas, dan tanggung jawab
tenaga ahli; penugasan personil; organisasi pelaksanaan proyek.
K. Laporan
Bab ini menggambarkan keluaran yang akan dihasilkan oleh pekerjaan ini
berupa pelaporan.
L. Staf Pendukung
Bab ini memaparkan staf tenaga pendukung yang terlibat secara aktif dalam
pelaksanaan pekerjaan membantu tenaga ahli.
M. Fasilitas Pendukung
Bab ini menggambarkan fasilitas pendukung yang disediakan oleh konsultan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan oleh tim konsultan di lapangan.
Seluruh fasiitas pendukung ini milik perusahaan sendiri sehingga mudah
mobolisasinya kecuali hal yang perlu disewa.
N. Penutup
Merupakan penutup proposal teknis yang berisi harapan konsultan untuk menjadi
konsultan perencana dalam pekerjaan ini.
BAB II
CV. MEGA CIPTA adalah perusahaan swasta Nasional yang memberikan jasa professional
dalam berbagai disiplin dan bidang engineering dan rekayasa. Organisasi dan struktur
perusahaan bersifat multi disipliner. Sejak berdirinya pada tahun 19 Juli 2002 berdasarkan
Akte Notaris FRANS POLIM,SH nomor 93 , CV. Mega Cipta telah berkembang dan telah
memperoleh kepercayaan dari berbagai Lembaga dan Instansi serta Pemerintah Daerah.
CV. MEGA CIPTA memiliki sejumlah staff professional yang terdiri dari tenaga teknik yang
ahli dalam bidangnya masing-masing serta tenaga administrasi. Saat ini CV. Mega Cipta
merupakan suatu organisasi yang siap untuk berpartisipasi dalam berbagai pembangunan
dan konsultasi profesional dalam pembangunan tersebut.
Bentuk organisasi CV. Mega Cipta adalah Perseroan Komanditer yang memiliki Direksi yang
bertanggung jawab atas semua kegiatan Perusahaan.
Saat ini CV. Mega Cipta memiliki tenaga ahli dan pendukung berkebangsaan Indonesia yang
berada di Wilayah Sulawesi Selatan, terdiri dari berbagai disiplin ilmu keteknikan dan sosial
antara lain Sipil, Arsitektur, Geologi, Geodesi, Landscaping, Mekanikal, Elektrikal, economic
dan sosial yang kemampuan profesionalnya dibutuhkan dalam manajemen proyek
tertentu. CV. Mega Cipta telah membuktikan kemampuannya dalam memanfaatkan keahlian
tenaga ahli masing-masing.
CV. MEGA CIPTA memberikan layanan jasa professional dalam bidang Perencanaan dan
Pengawasan yang berhubungan dengan pembangunan gedung, jalan raya, jembatan, dan
Keairan,. Divisi Perencanaan dan Pengawasan CV. Mega Cipta melaksanakan berbagai
proyek yang meliputi perencanaan / desain, dan supervisi proyek-proyek gedung, jalan dan
jembatan dari Kabupaten sampai Provinsi.
Divisi Perencanaan dan Pengawasan kami memiliki pengalaman dan telah mengenal dengan
baik kondisi setiap medan dan tantangan teknis di Wilayah Indonesia Timur, antara lain :
Proyek perencanaan gedung dengan sumber dana APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten
dan lain-lain, sehingga merekomendasikan alternative yang tepat berdasarkan pertimbangan
teknis dan non teknis terhadap paket yang kami tawarkan ini.
Perencanaan gedung
Keairan
Jalan Raya
Jembatan
Survey dan Soil Investigation
Studi Kelayakan
Pengawasan Pelaksanaan (Supervisi)
Dalam analisis dan perencanaan teknis proyek arsitektur dan rekayasa, CV. Mega Cipta
memanfaat teknologi dan prosedur mutakhir termasuk CAD (Computer Aided Design) Dan
CADD (Computer Aided Design and Drafting). Selain menggunakan piranti lunak computer
standar, CV Mega Cipta telah mengembangkan sendiri piranti lunak yang dapat digunakan
untuk keperluan khusus antara lain analisa statis dan dinamis struktur, desain optimum,
desain perkerasan jalan, desain geometric, analisa hidrologi, analisis drainase, GIS dan lain-
lain. Selain itu untuk keperluan khusus, CV. Mega Cipta mempunyai akses pemakaian piranti
lunak rekayasa yang arus dijalankan pada computer mainframe. Pemanfaat teknologi
mutakhir tersebut akan memberikan hasil yang akurat dan cepat yang amat membantu
dalam pengambilan keputusan.
Pelestarian Lingkungan
CV. MEGA CIPTA berpengalaman dan terlibat dalam membuat Analisa Dampak Lingkungan
untuk berbagai proyek. Dari Program pelestarian lingkungan tersebut maka diperlukan
investasi berupa infrastruktur perlindungan lingkungan seperti misalnya yang menyangkut
system pengadaan air, pembuangan air limbah, reklamasi pantai, pengontrol pencemaran
udara, dan lain-lain.
Selain itu ada komponen program lainnya seperti dampak ekonomi, sosial, dan budaya
terhadap penduduk setempat.
REGISTRASI
CV. MEGA CIPTA terdaftar pada Lembaga dan Departemen sebagai berikut;
Untuk menunjang kegiatan yang dilaksankan oleh CV Mega Cipta, maka diperlukan tenaga
-tenaga ahli yang berpengalaman dibidang masing-masing, oleh sebab itu CV Mega Cipta
menyediakan tenaga-tenaga ahli perusahaan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu pada
setiap kegiatan yang dikerjakan. CV. Mega Cipta saat ini juga mempunyai tenaga penunjang
diluar tenaga ahli, yang terdiri dari tenaga administrasi, teknisi, drafter, operator computer,
yang berada di kawasan Indonesia Timur. Kantor Pusat CV. Mega Cipta berkedudukan di
Comp. BTN Makkio Baji Blok B9 No 6 Makassar secara lebih rinci nama-nama dan jabatan
para tenaga ahli dan tenaga penunjang dapat dilihat pada Tabel B.1. Tenaga Ahli dan
Tenaga Penunjang Perusahaan
15 Staff Tetap
16 Staff Tetap
PEMAHAMAN KAK
Konsultan setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja dan mengikuti aanwijzing untuk
pekerjaan tersebut di atas; dengan ini memahami bahwa lingkup pekerjaan ini
meliputi perencanaan teknis yang tepat mutu sehingga kondisinya dapat bertahan
sampai akhir umur rencana dengan biaya yang efisien, maka konsultan sebelum
melaksanakan pekerjaan tersebut diperlukan menerapkan standard persyaratan atau
ketentuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu tahapan pekerjaan
perencanaan yang sistematis untuk pencapaian target perencanaan yang baik.
Dalam memenuhi tuntutan Kerangka Acuan Kerja, Iingkup dan layanan yang
diberikan konsultan akan terbatas dalam hal perencanaan pelaksanaan pekerjaan
sipil, arsitektural, mekanikal dan elektrikal.
2. Sasaran
Beberapa penugasan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah
sebagaimana terpapar dalam bagian H tentang tenaga ahli dan tanggung
jawabnya.
Sesuai sasaran tersebut di atas, maka jenis jasa konsultan yang dibutuhkan
yaitu membuat perencanaan teknis gedung lengkap yang berpedoman pada
berbagai aturan engineering (struktural, arsitektural, ME dan sosiokultural
setempat dan berpedoman pada peraturan terkait seperti Kepmen Kimpraswil
No. 332/KPTS/M/ 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
Lingkup jasa konsultan yang diperlukan dan persyaratan teknis yang tercakup
dalam KAK, secara garis besar terdiri dari bagian pekerjaan berikut:
· Persiapan pelaksanaan
· Penyusunan pra-rencana
· Penyusunan pengembangan perencanaan
· Penyusunan rencana detail
· Penyusunan dokumen lelang dan persiapan .
Uraian detail lingkup layanan di atas dijabarkan lebih jauh pada bagian
berikutnya.
6. substansi pelaporan
7. SUMBER DANA
Sumber dana untuk pekerjaan jasa konsultansi ini berasal dari DIPA Tahun
Anggaran 2009 melalui Dana APBD
Dari hal tersebut di atas, maka kami berkesimpulan bahwa kami selaku
konsultan telah memahami muatan dan harapan pekerjaan ini.
BAB IV
Dengan memperhatikan bahwa pekerjaan tersebut meliputi berbagai lingkup aspek yang
harus diperhatikan, konsultan melihat bahwa waktu yang tersedia untuk pekerjaan tersebut
dipandang sangat terbatas, maka untuk mengoptimalkan pencapaian dalam tenggat waktu
yang terbatas tersebut pihak konsultan merasa perlu mendapatkan dukungan kebijakan penuh
dari pemberi pekerjaan sehubungan dengan ketersediaan data yang valid, aktual dan faktual
untuk menunjang tercapainya tujuan dari pekerjaan ini, baik secara kualitas maupun
ketepatan waktu pelaksanaan
Dalam tahap perencanaan ini dilakukan survey, identifikasi dan penelitian lapangan
secara detail untuk memvalidasi dan mengklarifikasi data eksisting; kesesuaian kondisi
fisik lokasi agar perencanaan dapat dilakukan dengan tepat sesuai yang diharapkan.
Untuk itu konsultan juga akan mengadakan penekanan bahwa penyelesaian
pekerjaan tersebut didasarkan atas target serta rencana kerja program yang ada, dan
masih diperlukan penyempurnaan dan atau beberapa ulasan subtansi sebagai berikut;
Selain yang terpaparkan di atas, ada beberapa hal yang konsultan tegaskan, sebagai
berikut:
Walaupun di dalam Kerangka Acuan Kerja telah disebutkan tentang sumber data untuk
beberapa macam data teknis dan non teknis, namun CV.MEGA CIPTA KONSULTAN
berkeyakinan bahwa pihak proyek dan instansi-instansi terkait akan memberikan bantuan
berupa data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan ini.
Sebagai wakil konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini, adalah seorang Team
Leader yang akan bertugas melaksanakan pekerjaan baik teknis maupun
administratif dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kualitas pekerjaan.
Pada setiap penyerahan laporan, akan diteruskan pada direksi. Pada jadwal
penyerahan termasuk penyerahan dan diskusi dengan pihak direksi.
Tanggapan KAK terhadap proyek, bahwa hal ini merupakan upaya yang
berkelanjutan dari pihak Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam
meningkatkan mutu hasil tanaman pangan di Kab.Sidrap
Tanggapan KAK terhadap pelayanan jasa konsultan, dapat dipahami melalui tujuan
dan lingkup layanan konsultan.
On The Job Training adalah paling efektif jika staff yang ditugaskan untuk melakukan
pekerjaan mereka dikantor konsultan dan ditugasi untuk survey khusus, desain dan
tugas-tugas lainnya (in-house training). Desain sendiri akan lebih disukai untuk
dibuat dikantor konsultan, menggunakkan peralatan yang tersedia dan dengan
nasehat yang tetap tersedia. Konsultan mempertimbangkan bagian yang penting dan
tugas mereka untuk menciptakan lingkungan yang positif untuk bekerjasama yang erat
antar staff counterpart yang ditugaskan dan staff konsultan.
BAB V
Sebagai Apresiasi konsultan terhadap KAK maka konsultan akan memberikan apresiasi
terhadap Pekerjaan Perencanaan Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi
Sarana Prasarana Penyuluhan yang meliputi apresiasi terhadap :
A. Persiapan Perencanaan terdiri atas :
1. Survey Topografi dan Penyelidikan Tanah
a. Analisa Data topografi
- Perhitungan Koordinat BM, dan P1
- Perhitungan beda tinggi/Elevasi lahan
- Perhitungan elevasi titik-titik penting untuk struktur.
b. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dan material yaitu untuk mendapatkan daya dukung tanah dasar
serta kuantitas dan kualitas material yang akan digunakan
d. Analisa Hidrologi
- Pengolahan data curah hujan dan distribusi frequensi
- Perhitungan Curah Hujan rencana
- Perhitungan Debit Rencana
- Perhitungan kapasitas saluran lingkungan, gorong-gorong dan pelat duicker.
- Perhitungan Dimensi saluran tanah dan pasangan batu dalam kompleks
perkantoran.
2. Interpretasi Perencanaan
3. Konsultasi Klien
Salah satu bentuk koordinasi dan apresiasi terhadap kepentingan pemilik proyek,
maka konsultan akan berkonsultasi dengan klien untuk memperoleh masukan dan
pengembangan ide khususnya yang sekaitan dengan nuansa dan muatan lokal
kultural.
B. Penyusunan Pra-Rencana
1. Penggambaran Detail
Penggambaran detail merupakan suatu kegiatan drafting yang mendetailkan pra
rencana sebelumnya, sehingga nampak sebagai sebuah perencanaan yang utuh.
2. RAB dan RKS
Perencanaan di atas selanjutnya akan dibuatkan rencana anggaran biaya dan
rencana kerja dan syarat-syarat.
3. Perhitungan dan Perencanaan Struktur
Secara struktural konsultan akan menghitung dan merencanakan perencanaan
arsitektural sehingga lebih realistis dalam segi struktural konstruksi dimana faktor
utama struktur adalah tingkat keamanan, sementara sisi arsitektur
menitikberatkan pada keindahan dan rona nuansa budaya dan fungsional ruang.
E. Persiapan pelelangan
1. Penyusunan Dokumen Lelang
Konsultan akan menyusun dokumen lelang yang akan digunakan bagi
pengadaan jasa kontraktor. Dokumen lelang tersebut akan menggunakan sistem
pascakualifikasi.
2. Pelaksanaan Lelang
Konsultan akan mendampingi Klien dalam pelaksanaan tender pascakualifikasi
pengadaan jasa kontraktor.
Pada masa lalu kebutuhan ruang dan biaya awal pembangunan ruang Penyuluhan
dinilai terlalu tinggi dibanding pemakaiannya, sehingga ruang Penyuluhan didesain
sedemikian rupa sehingga mampu menampung/berfungsi untuk kegiatan lain. Ruang-
ruang ini dapat digunakan sebagai ruang Penyuluhan, pertemuan dan lain sebagainya.
Ruang Penyuluhan yang luas dapat diubah menjadi ruang pertemuan besar.
Apabila ruang Penyuluhan besar, dapat juga disewakan pada masyarakat luas, maka
gedung Penyuluhan tersebut harus dibangun/diperbaiki sesuai dengan standar yang
berlaku dalam dunia usaha.
Karena isi dan ukuran gedung Penyuluhan semakin meningkat, maka bentuk dasar
gedung Penyuluhan pun menjadi faktor penting dalam perencanaannya. Bentuk segi
empat memang sangat luwes tetapi untuk gedung besar sebaiknya berbentuk kipas
karena bentuk ini sesuai dengan rumus untuk bidang pandangan, terutama untuk
peragaan audio visual
BAB VI
3. Tinjauan Perencanaan
Dalam perencanaan bangunan Gedung Pemerintah hendaknya mengacu pada ;
a. Tinjauan Umum
Berdasarkan tinjauan singkat terhadap lingkup pekerjaan, dengan ini
konsultan memandang rencana bangunan gedung termasuk Bangunan
Tidak Sederhana, karena telah memenuhi sejumlah kriteria klasifikasi
Kepmen Kimpraswil 332/KPTS/M/2002 sebagai berikut:
Gedung kantor yang belum ada desain prototipnya atau gedung kantor
dengan luas di atas dari 500m2 atau gedung kantor bertingkat di atas 2
tingkat.
Bangunan rumah dinas tipe A dan B, atau rumah dinas tipe C, D, dan E
yang bertingkat.
Gedung rumah sakit kelas A, B, dan C.
Gedung pendidikan tinggi universitas/akademi; atau gedung pendidikan
dasar/lanjutan bertingkat di atas 2 lantai.
b. Persyaratan Teknis
Secara umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti
ketentuan dalam:
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 1O/KPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
• Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung, serta
• Standard teknis lainnya yang berlaku.
Bahan dinding
Bahan dinding terdiri dari bahan untuk dinding pengisi atau partisi,
dengan ketentuan sebagai berikut:
• Bahan dinding pengisi: batu-bata, batako, papan kayu, kaca
dengan rangka kayu/aluminium, panil grc, dan atau aluminium.
• Bahan dinding partisi: kayu lapis, kaca, particel board dan atau
gypsum board dengan rangka kayu kelas kuat II atau rangka
lainnya, yang dicat tembok atau bahan finishing lainnya, sesuai
dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya.
• Adukan perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan
teknis dan sesuai dengan jenis bahan dinding yang diinginkan.
• Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, SLM, rumah negara, dan
bangunan gedung lainnya yang telah ada komponen fabrikasinya,
bahan dindingnya dapat menggunakan bahan fabrikasi yang telah
ada.
Bahan Langit-Langit
Bahan langit-langit terdiri atas rangka langit-langit dan penutup
langit-langit:
• Bahan kerangka langit-langit, digunakan bahan yang memenuhi
standard teknis, untuk penutup langit-langit kayu lapis atau yang
setara, digunakan rangka kayu klas kuat II.
• Bahan penutup langit-langit; kayu lapis, aluminium, akustik,
gypsum atau sejenis yang disesuaikan dengan fungsi dan
klasifikasi lainnya.
• Lapisan finishing yang digunakan harus memenuhi persyaratan
teknis dan sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.
Bahan Penutup Atap
• Bahan penutup atap harus memenuhi ketentuan dalam SNI yang
berlaku berupa genteng, sirap, seng, aluminium, maupun asbes
gelombang. Bahan ini harus kedap air. Penggunaannya
disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunan serta kondisi
daerahnya.
• Bahan kerangka penutup atap digunakan bahan yang mmenuhi
SNI. Untuk penutup atap genteng digunakan rangka kayu kelas
kuat II.
Bahan Kosen dan Daun Pintu/Jendela
Bahan kosen mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• Digunakan kayu kelas II dengan ukuran minimal 5,5 cm x 11 cm
dan dicat kayu atau pelitur.
• Rangka daun pintu yang dilapis teakwood digunakan kayu kelas II
ukuran minimal 3,5cm x 10cm.
• Daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas II dicat kayu dan
pelitur.
• Daun jendela kayu, digunakan kayu kelas II dengan ukuran
minimal 3,5cm x 8cm dicat kayu dan dipelitur.
• Penggunaan kaca untuk daun pintu maupun jendela disesuaikan
dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunan.
BahanStruktur
• Bahan struktur bangunan baik untuk struktur beton bertulang,
struktur kayu maupun struktur baja harus mengikuti SNI tentang
bahan bangunan yang berlaku.
Ketentuan penggunaan bahan bangunan untuk bangunan gedung negara
tersebut, dimungkinkan disesuaikan dengan kemajuan teknologi bahan
bangunan, khususnya disesuaikan dengan kemampuan sumber daya
setempat dengan tetap harus mempertimbangkan kekuatan dan keawetan
sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan.
3). Persyaratan Struktur Bangunan
Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan
keselamatan dan kelayanan termasuk standard konstruksi yang berlaku.
Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung negara meliputi ketentuan--
ketentuan:
Struktur pondasi
• Struktur pondasi harus diperhitungkan agar dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup, dan
gaya-gaya luar seperti tekanan angin, dan gempa termasuk
stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi yang berlereng.
• Pondasi bangunan gedung negara disesuaikan dengan kondisi
tanah/lahan, beban yang dipikul, dan klasifikasi bangunannya.
• Untuk pondasi bangunan bertingkat lebih dan 3 lantai atau pada
lokasi dengan kondisi khusus maka perhitungan pondasi harus
didukung dengan penyelidikan kondisi lahan secara teliti.
Struktur Lantai
Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
Struktur lantai kayu
o Dalam hal ini digunakan papan setebal 2cm, maka jarak antara
balok-balok anak tidak boleh lebih dan 75cm.
o Balok lantai kayu yang masuk ke dalam pasangan dinding
harus dilapisi bahan pengawet dulu
o Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI.
Struktur lantai beton
o Lantai beton diletal’zkan langsung di atas tanah, harus diberi
lapisan pasir di bawahnya dengan tebal sekurangnya 5cm.
o Bagi pelat lantai beton bertulang yang mempunyai ketebalan
lebih dari 25cm harus digunakan tulangan rangkap, kecuali
ditentukan lain berdasarkan hasil perhitungan struktur.
o Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI.
Struktur lantai baja
o Tebal plat baja harus diperhitungkan, sehingga bila ada
lendutan masih dalam batas kenyamanan.
o Sambungan harus rapat betul dan bagian yang tertutup harus
dilapisi dengan bahan pelapis untuk mencegah timbulnya
korosi.
o Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI.
Struktur Kolom
Struktur Kolom Kayu
Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI yang berlaku.
Struktur Kolom Pasangan Bata
o Adukan yang digunakan sekurang-kurangnya harus
mempunyai kekuatan yang sama dengan adukan 1PC : 3PS.
o Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan SNI.
Struktur Kolom Beton Bertulang
o Kolom beton bertulang yang dicor ditempat harus mempunyai
tebal minimal 15 cm.
o Selimut beton bertulang minimal setebal 2,5 cm.
o Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan SNI.
Struktur Kolom Baja
o Kolom baja harus memiliki kelangsingan maksimal 150
o Kolom baja yang dibuat dari profil. tunggal maupun bertingkat
tidak boleh dilakukan pada tempat pertemuan antara balok
dengan kolom dan harus memiliki kekuatan minimum sama
dengan kolom.
o Sambungan kolom baja yang menggunakan las harus
menggunakan las listrik sedangkan yang menggunakan baut
harus menggunakan baut mutu tinggi.
o Penggunaan profil baja tipis yang dibentuk dingin, harus
berdasarkan perhitungan yang memenuhi syarat kekuatan,
kekakuan dan stabilitas yang cukup.
o Baban-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan SNI.
Rangka Atap, dan Kemiringan Atap
Umum
o Konstruksi atap harus didasarkan atas perhitungan yang
dilakukan secara keilmuan/keahlian teknis yang sesuai.
o Kemiringan atap harus disesuaikan dengan bahan penutup
atap yang akan digunakan, sehingga tidak akan
mengakibatkan kebocoran.
o Bidang atap harus merupakan bidang rata, kecuali dikehendaki
bentuk khusus.
Struktur rangka atap kayu
o Ukuran kayu yang digunakan harus sesuai dengan ukuran
yang dinormalisir.
o Rangka atap kayu harus dilapis bahan anti rayap.
o Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan SNI / SKSNI / SKBI yang berlaku.
Struktur rangka atap beton bertulang
Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan SNI/ SKSNI/SKBI yang berlaku.
Struktur rangka atap baja
o Sambungan yang digunakan pada rangka atap baja baik
berupa baut, paku keling, atau las listrik harus memenuhi
ketentuan pada Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk
Gedung.
o Rangka atap baja harus dilapis dengan pelapis anti korosi.
o Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku.
o Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekoiah tingkat
lanjutan/menengàh, dan rumah Negara yang telah ada
komponen fabrikasi, struktur rangka atapnya dapat
menggunakan komponen prefabrikasi yang telah ada.
Persyaratan terstruktur bangunan sebagaimana butir 3 huruf a s.d. d
diatas secara lebih rinci mengikuti ketentuan yang diatur dalam
Standar Nasional Indonesia yang berlaku.
4). Persyaratan Utilitas Bangunan
Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara harus
memenuhi standar utilitas bangunan (SNI) yang berlaku. Spesifikasi teknis
utilitas bangunan gedung Negara meliputi ketentuan-ketentuan:
Air Bersih
Setiap pembangunan baru bangunan gedung Negara harus
dilengkapi dengan prasarana air bersih yang memenuhi standar
kualitas, cukup jumlahnya dan disediakan dari saluran air minum
kota (PDAM), atau sumur.
Setiap bangunan gedung negara, selain rumah negara (yang
bukan dalam bentuk rumah susun), harus menyediakan air bersih
untuk keperluan pemadaman kebakaran dengan mengikuti
ketentuan dalam SNI yang berlaku.
Bahan pipa yang digunakan harus mengikuti ketentuan teknis
yang ditetapkan.
Saluran air hujan
Pada dasamya semua air hujan harus dialirkan ke jaringan umum
kota. Apabila belum tersedia jaringan umum kota, maka harus
dialirkan melalui proses peresapan atau cara lain dengan
persetujuan instansi teknis yang terkait.
Ketentuan lebih lanjut mengikuti ketentuan dalam SNI yang
berlaku.
Pembuangan air kotor
Semua air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi, dan
tempat cuci, pembuangannya harus melalui pipa tertutup dan/atau
terbuka sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Pada dasarnya pembuangan air kotor yang berasal dari dapur,
kamar mandi, dan tempat cuci, harus dibuang atau dialirkan ke
saluran umum kota.
Tetapi apabila ketentuan dalam butir 2) tersebut tidak mungkin
dilaksanakan, karena belum terjangkau oleh saluran umum kota
atau sebab-sebab lain yang dapat diterima oleh instansi teknis
yang berwenang, maka pembuangan air kotor harus dilakukan
melalui proses pengolahan dan/atau peresapan.
Pembuangan Limbah
Setiap bangunan gedung negara yang dalam pemanfaatannya
mengeluarkan limbah cair atau padat harus dilengkapi dengan
tempat penampungan dan pengolahan limbah, sesuai ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
Tempat penampungan dan pengolahan limbah dibuat dari bahan
kedap air, dan memenuhi persyaratan teknis yang berlaku
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pembuangan Sampah
Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan tempat
penampungan sampah sementara yang besarnya disesuaikan
dengan volume sampah yang dikeluarkan setiap harinya, sesuai
dengan ketentuan dari peraturan yang berlaku.
Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari
bahan kedap air, mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara
mudah oleh petugas pembuangan sampah dan Dinas Kebersihan
setempat
Sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai fasilitas
pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam:
Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor:
1O/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
Bahaya Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan, dan
Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor:
11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan dan Kebakaran di Perkotaan,
Peraturan Daerah setempat tentang penanggulangan dan
Pencegahan Bahaya Kebakaran. Beserta standar-standar teknis
terkait yang berlaku.
Instalasi Listrik
o Pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dan aman
sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik yang berlaku.
o Setiap bangunan gedung negara yang dipergunakan untuk
kepentingan umum, bangunan khusus, dan gedung kantor
tingkat Departemen / Kementrian / Lembaga Tinggi / Tertinggi
Negara, harus memiliki pembangkit listrik darurat sebagai
cadangan, yang besar dayanya dapat memenuhi
kesinambungan pelayanan.
o Penggunaan pembangkit tenaga listrik harus memenuhi syarat
keamanan terhadap gangguan dan tidak boleh menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
Penerangan alam/ pencahayaan
o Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai
penerangan alam/pencahayaan yang cukup sesuai dengan
fungsi ruang dalam bangunan tersebut, sehingga kesehatan
dan kenyamanan pengguan bangunan dapat terjamin.
o Ketentuan besarnya pencahayaan dan sarana / prasarananya
mengikuti ketentuan standar yang berlaku.
Tata udara
o Setiap bangunan harus mempunyai tata udara yang sehat
agar terjadi sirkulasi udar segar di dalam bangunan untuk
menjaga kesehatan dan kenyamanan penghuni/penggunanya.
o Penggunaan tata udara mekanik (air conditioning) harus
mengikuti ketentuan standar yang berlaku.
o Pemilihan jenis tata udara mekanik harus sesuai dengan
fungsi bangunan dan perletakan instalasinya tidak
mengganggu wujud bangunan.
Sarana transportasi dalam bangunan
o Setiap bangunan bertingkat harus dilengkapi dengan sarana
transportasi vertical yang memadai, baik berupa tangga,
escalator, dan atau elevator (lift).
o Setiap bangunan negara yang bertingkat di atas 5 lantai, harus
dilengkapi dengan lift.
o Penggunaan lift harus diperhitungkan berdasarkan fungsi
bangunan, jumlah pengguna, waktu tunggu, dan jumlah lantai
bangunan.
o Pemilihan jenis lift harus mempertimbangkan jaminan
pelayanan purna jualnya.
o Ruang lift harus merupakan dinding tahan api.
o Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan dan standar lift
yang berlaku.
Sarana Komunikasi
o Pada prinsipnya, setiap bangunan gedung negara harus
dilengkapi dengan sarana komunikasi intern dan ekstern.
o Penentuan jenis dan jumlah sarana komunikasi harus
berdasarkan pada fungsi bangunan dan kewajaran kebutuhan.
o Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan dan standar
sarana komunikasi yang berlaku.
Penangkal petir
o Penentuan jenis dan jumlah sarana penangkal petir untuk
bangunan gedung negara harus berdasarkan pada lokasi
bangunan, fungsi bangunan dan kewajaran kebutuhan
o Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan dan standar
penangkah petir yang berlaku
Instalasi gas
o Instalasi gas yang dimaksud meliputi instalasi gas pembakaran
seperti gas kota /LPG dan Instàlasi medis seperti gas oksigen,
gas nitrogen oksidan (N20), udara tekan, dsb
o Rancangan system instalasi dan ukuran pipa gas mengikuti
ketentuan standar teknis yang belaku
Kebisingan dan getaran
o Bangunan gedung Negara harus memperhitungkan baku
tingkat kebisingan atau getaran sesuai dengan fungsinya,
dengan mempertimbangkan kenyamanan dan kesehatan
sesuai diatur dalam standar teknis yang berlaku
o Untuk bangunan gedung Negara yang karena fungsinya
mensyaratkan baku tingkat kebisingan dan/ atau getaran
tertentu, agar mengacu pada hasil analisis mengenai dampak
lingkungan yang telah dilakukan atau ditetapkan oleh ahli.
Aksebiitas bagi penyandang cacat
o Bangunan gedung Negara yang berfungsi untuk pelayanan
umum atau social harus dilengkapi dengan fasilitas yang
memberikan kemudahan bagi penyandang cacat.
o Ketentuan lebih lanjut mengenai aksebilitas bagi penyandang
cacat mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum NO. 468/KPTS/1999 tentang Persyaratan
Teknis Aksebiitas pada Bangunan Umum dan lingkungan
5). Persyaratan Sarana Penyelamatan
Setiap bangunan gedung Negara harus dilengkapi dengan sarana
penyelamatan dari bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi
persyaratan standar sarana penyelamatan bangunan gedung Negara
meliputi ketentuan -ketentuan:
Tangga Penyelamatan
o Setiap bangunan gedung sarana yang bertingkat lebih dan 3
lantai, harus mempunyai tangga penyelamatan
o Tangga penyelamatan harus dilengkapi dengan pintu tahan
api, minimum 2 jam, dengan arah pembukaan kearah dan
dapat menutup secara otomatis, pintu harus dilengkapi dengan
lampu dan petunjuk keluar atau exit
o Tangga Penyelamatan yang terletak di dalam bangunan harus
dipisahkan dari ruang-ruang lain dengan pintu tahan api dan
bebas asap, serta jarak capai maksimun 25 m
o Lebar tangga penyelamatan minimum adalah 1,20m
o Tangga penyelamatan tidak boleh berbentuk tangga punter.
o Ketentuan lebih lanjut tentang tangga penyelematan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam standar yang berlaku
Penerapan darurat dan tanda petunjuk arah keluar
o Setiap bangunan gedung Negara untuk pelayanan dan
kepentingan umum seperti, kantor, pasar, rumah sakit, rumah
Negara bertingkat (rumah, susun) asrama sekolah, dan tempat
ibadah harus dilengkapi dengan penerapan darurat dan tanda
petunjuk arah Keluar/ exit
o Tanda Keluar/exit atau panah petunjuk arah harus ditempatkan
pada persimpangan koridor, jalan keluar menuju ruang
tangga,baik Balkan atau teras, dan pintu menuju tangga.
o Ketentuan lebih lanjut tentang penerangan darurat dan tanda
penunjuk arah keluar mengikuti ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam standar yang berlaku
Pintu darurat
o Setiap bangunan gedung Negara yang bertingkat lebth dan 3
lantai harus dilengkapi dengan pintu darurat
o Lebar pintu darurat minimum 100 cm, membuka kearah tangga
penyelamatan, kecuali pada lantai dasar membuka kearah luar
(halaman)
o Jarak antara pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung
maksimun 25 m dan segala arah.
o Ketentuan lebih lanjut tentang pintu darurat mengikuti
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam standar yang berlaku
Koridor / Selasar
o Lebar koridor minimum 1,80 m
o Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu kebakaran atau arah
keluar yang terdekat tidak boleh lebih dari 25 m
o Koridor harus dilengkapi dengan tanda-tanda petunjuk yang
menunjukkan arah ke pintu kebakaran atau arah keluar.
Sistem Peringatan Bahaya
o Setiap bangunan gedung Negara untuk pelayanan dan
kepentingan umum seperti kantor, pasar, rumah sakit, rumah
Negara bertingkat (rumah susun) asrama, sekolah/Gedung
kuliah, dan tempat ibadah harus dilengkapi dengan system
komunikasi internal dan system peringatan bahaya
o Sistem peringatan bahaya dan komunikasi internal tersebut
mengacu pada ketentuan/standar teknis yang berlaku.
a. Proporsi Bangunan
Penggunaan sistem proporsional untuk merancang bangunan oleh para arsitek, telah
dilakukan selama berabad-abad. Sehingga kita dapat menjumpai adanya keselarasan
ukuran pada bangunan-bangunan klasik yang dibuat berdasarkan proporsi geometris.
Suatu keteraturan yang dibuat berdasarkan pada pola “ segitiga emas” akan
memperlihatkan hubungan antara M : m, di mana perbandingan bagian m kecil m : M
= M : (M,m)
Hubungan Proporsi dengan Skala Manusia
- Pintu-pintu
Dalam keadaan lalu-lalang yang padat, kecepatan berjalan melalui pintu tergantung
pada jenis pelakunya (misal : apakah orang tua/orang muda, membawa/menjinjing
barang, dan sebagainya) dan pada berdesakannya orang-orang di tiap sisi pintu.
Untuk lalu-lalang, padat tersebut sebaiknya digunakan 2 pintu yang terpisah.
Suhu ruangan yang dibutuhkan untuk ruang yang nyaman sangat tergantung pada
jenis kegiatan penghuninya dan jenis pakaian yang dikenakan. Juga tergantung
pada kecepatan pergerakan udara dan hembusan udara tersebut (biasanya untuk
tempat dengan iklim sedang tidak begitu masalah)
Perlu juga kita bedakan pakaian menurut tingkatan yang disebut “satuan Pakaian”
di mana 1 pkn (pkn = pakaian) = 0,155 m2oC/W
- Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan di dalam suatu bangunan harus memenuhi dua fungsi berikut :
Jika fungsi visual perlu terdapat dimana saja di dalam bangunan, maka sistem
pencahayaan dan penyinaran boleh berasal dari instalasi yang sama. Sedangkan
jika fungsi tersebut harus dilaksanakan pada lokasi yang tetap, energi yang lebih
sedikit bisa digunakan dengan memberikan fungsi penyinaran melalui lampu meja
dengan pencahayaan yang dikombinasikan dengan penyinaran yang lebih rendah
yang berasal dari sistem pencahayaan umum (biasanya tidak kurang dari 200 lux)
sehingga memungkinkan kita melihat sekeliling kita dengan jelas.
Persiapan :
Survey data sekunder
Survey data primer
Standar Perencanaan
Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara
Analisa Data
Gambar Kerja/Detail
A. Persiapan/Pendahuluan
Dalam tahap kegiatan in konsultan akan melakukan hal-hal sebagai
berikut:
Melakukan pengumpulan data-data sekunder yang diperlukan dalam
desain.
Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
Melakukan identifikasi awal terhadap kondisi yang ada yang telah
ditetapkan.
Survey dan Investigasi Lapangan
Tujuan survey dan pengukuran lapangan adalah untuk memperoleh
data dalam kaitannya dengan perencanaan dan volume pekerjaannya
yang menyangkut soal pembiayaan.
B. Analisa Data
Setelah melakukan kegiatan survey dan investigasi lapangan, maka
selanjutnya tim konsultan akan melakukan kegiatan Analisa data. Pada
tahapan ini, tim konsultan akan melakukan kegiatan berupa perhitungan
kebutuhan ruangan yang mengacu kepada daya tampung yang diinginkan
oleh user, dengan tetap mengacu kepada pedoman perencanaan serta
standar teknis pembangunan gedung negara.berikut disajikan Flowchart
perhitungan Luas bangunan:
C. Konsep Desain
Secara umum konsep desain dalam suatu perencanaan terdiri atas :
- Latar Belakang Perencanaan
-Tujuan Perencanaan
- Konsep Site/tapak
- Konsep Bentuk
Penyusunan konsep desain suatu perencanaan sangat diperlukan untuk
mengetahui hirarki dari suatu desain. Konsep desai harus mengacu kepada
pedoman teknis pembangunan gedung negara, Kepmen
No:332/KPTS/M/2002 .
D. Gambar Kerja/Detail
Konsep desain yang mendapat persetujuan dari user maupun Tim
Teknis,merupakan acuan dalam melakukan analisa struktur yang kemudian
akan melahirkan gambar kerja/gambar detail yang lengkap sebagai acuan
dalam pelaksanaan konstruksi.
Metode perencanaan utilitas suatu bangunan dapat dilihat pada bagan dibawah
ini :
Persiapan :
Survey ketersediaan Jaringan Utilitas sekitar bangunan
A. Persiapan
Dalam tahap kegiatan ini konsultan akan melakukan pengumpulan data-data
sekunder yang berkaitan dengan ketersediaan jaringan utilitas di sekitar
bangunan dalam rangka menunjang perencanaan utilitas bangunan itu
sendiri.
B. Analisa Kebutuhan Utilitas Bangunan
Dalam tahap analisa kebutuhan utilitas bangunan sangat diperlukan
kebutuhan data berupa luas lantai dan gambar kerja/denah dengan tetap
mengacu pada pedoman teknis Pembangunan Gedung negara. Data luas
lantai akan menentukan quantitas utilitas bangunan sedangkan gambar
kerja/denah sangat menentukan jalur atau penempatan dari masing-masing
utilitas.
C. Penggambaran Sistem/Jaringan Utilitas Bangunan
Penggambaran sistem/jaringan utilitas bangunan merupakan acuan dalam
pelaksanaan konstruksi.
Hal yang penting untuk dicermati pada aturan ini adalah proses untuk mendapatkan total luas lantai
(TLL). Bagaimana detail proses tersebut dapat dijelaskan dalam uraian berikut :
1. Informasi awal yang harus dihimpun dinas/departemen terkait adalah jumlah penghuni dan lahan
peruntukan bangunan tersebut. Jumlah penghuni dimaksudkan untuk mengetahui luas lantai
peruntukan bangunan gedung, dengan koefisien penghuni ditentukan oleh instansi teknis dari
dinas/departemen yang bersangkutan. Koefisien penghuni merupakan luas lantai rata-rata yang
dibutuhkan setiap penghuni gedung yang menjamin kegiatan penghuni berlangsung dengan
baik.
2. Langkah selanjutnya adalah menentukan total luas lantai gedung yang akan dibangun.
Sementara itu, informasi luas lantai yang bukan peruntukan tidak dibakukan agar
dinas/departemen terkait bisa menyesuaikan dengan kebutuhan yang unik untuk setiap
gedung. Biasanya luas lantai yang bukan peruntukan ini berdasarkan judgement dari instansi
masing-masing.
3. Pemda setempat berperan dalam menentukan harga satuan tertinggi (HST) dan besarnya luas
lantai dasar maksimal (LDM) yang boleh dibangun, biasanya dinyatakan dalam KDB (koefisien
dasar bangunan). KDB marupakan nilai perbandingan antara luas lantai dasar bangunan
terhadap lahan peruntukkan (LP)
4. Komparasi antara lahan yang boleh dibangun dengan total luas lantai menghasilkan kesimpulan
suatu bangunan gedung itu bertingkat atau tidak.
5. Dari dua informasi konsepsi biaya tersebut dapat dihitung estimasi biaya bangunan gedung.
BAB VII
RENCANA KERJA
G.1. Pendekatan Teknis
Di dalam melaksanakan pekerjaan Perencanaan ini disusun suatu pendekatan
teknis yang merupakan dasar dari pelaksanaan pekerjaan ini.
5. Perhitungan hidrologi.
Teknis Penelitian
• Lingkup Pekerjaan
6. Penyelidikan tanah
Pembuatan layout
Penggambaran.
BAB VIII
Alokasi waktu seperti tersebut di atas akan dianggap benar dan akan dipakai
dalam pembuatan penjadwalan secara umum untuk pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana
Prasarana Penyuluhan. Untuk memudahkan pembacaan penjadwalan pekerjaan
akan disajikan dalam bentuk tabel yang disebut jadwal pelaksanaan pekerjaan
(Time Schedule), yang dapat dilihat pada Tabel H.1. Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
BAB IX
1. Team Leader
Tugas dan Tanggung jawab Team Leader meliputi:
a. Mengkoordinir kegiatan dan jadwal seluruh persoriil baik tenaga ahli
maupun tenaga pendukung yang terlibat dalam pekerjaan.
b. Berkoordinir dengan pihak klien.
c. Mempersiapkan petunjuk teknis setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan.
d. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil pekerjaan terhadap
kilen.
4. Ahli Estimator
BAB X
Tim konsultan yang bertugas dalam pekerjaan ini akan bekerja dalam suatu
struktur organisasi yang akan saling terkait baik secara profesional maupun secara
struktural.
BAB XII
LAPORAN
Konsultan membentuk format pelaporan standard berdasarkan pengalaman konsultan
mengerjakan pekerjaan sejenis atas pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung BPP,
Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Penyuluhan. Pelaporan tersebut
sebagai indikator kemajuan proyek sekaligus alat ukur pencapaian atau evaluasi atas
pencapaian terhadap perencanaan.
Pelaporan ini terdiri atas :
Laporan penyusunan konsep.
Laporan penyusunan konsep merupakan laporan yang memuat hasil-hasil
pendataan awal konsultan. Juga memuat tentang konsep awal berdasarkan data
yang dimiliki konsultan. Sesuai rencana laporan ini dimasukkan pada pekan
pertama bulan kedua setelah pekerjaan berlangsung efektif.
Laporan draft final merupakan konsep laporan akhir perencanaan yang memuat
gambar detail atas bangunan utama dinas-dinas rencana terbangun dan bangunan
pendukungnya.
Output pada laporan ini berupa:
Gambar Perspektif
BAB XIII
STAF PENDUKUNG
M.1. UMUM
Pengadaan tenaga pendukung bagi pekerjaan Perencanaan Pembangunan
Gedung BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Penyuluhan
ini merupakan alat bantu bagi tim konsultan tenaga ahli dalam melaksanakan
profesionalisme-annya.
Konsultan akan menugaskan 1 (satu) orang Asisten AhIi Sipil Bangunan dengan
masa tugas tertentu. Dengan tugas dan tanggung jawab asisten ahli sipil bangunan
mengadakan pekerjaan pengukuran, yang terdiri dari sebagai berikut:
• Membantu ahli struktur dalam membuat analisa dan perhitungan tentang
kapasitas bangunan, serta menjamin tingkat keamanan bangunan hingga
minimal 10 tahun.
• Membantu ahli struktur yaitu melakukan koreksi atau pengembangan atas pra
rencana dan detail desain dengan pertimbangan faktor keamanan, selain
faktor keindahan arsitektural dapat terakomodasi.
Membantu pemeriksan dan pelaporan analisanya serta rekomendasi tentang
pemanfaatan bahan/material yang tersedia
A. Sekretaris
Konsultan akan menugaskan sekretaris sejumlah Satu (1) orang dengan masa
tugas 45 (Empat Puluh Lima) Hari. sekretaris diberi wewenang dan tanggung jawab
sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:
• mengatur persuratan pelaksanaan pekerjaan
Menyediakan dukungan Administrasi kegiatan.
C. Operator Komputer
Konsultan akan menugaskan satu (1) orang tenaga pembuat dokumen. Ia diberi
wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:
• membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pekerjaan
E. Sopir/Driver
Konsultan akan menugaskan satu orang sopir. Ia diberi wewenang dan tanggung
jawab sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:
F. Office Boy
Konsultan akan menugaskan office boy. Ia diberi wewenang dan tanggung jawab
sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:
Membantu operasionalisasi kantor dan lapangan.
BAB XIV
FASILITAS PENDUKUNG
N.1 Umum
Selain itu kantor juga akan dilengkapi dengan fasilitas meja-kursi, telepon,
komputer, alat survey dan lain-lain.
N.3. TRANSPORTASI
Secara lebih detail untuk fasilitas penunjang konsultan kami tampilkan dalam bentuk tabel N.1.
Daftar Peralatan Konsultan, yang kami sajikan dalam hal ini adalah peralatan yang dimiliki oleh
konsultan baik milik sendiri maupun sewa panjang.
BAB XV
PENUTUP
Usulan Teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan teknis dalam Pelaksanaan kegiatan
bagi seluruh pelaku yang terkait.
Demikian usulan teknis kami sebagai apresiasi terhadap Kerangka Acuan Kerja pekerjaan
Perencanaan Pembangunan gedung BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana
Prasarana Penyuluhan. Dalam pengerjaan pekerjaan tersebut, kami akan melibatkan
beberapa orang tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman dalam bidangnya agar
dapat memberikan pelayanan jasa yang maksimal.
Kami berharap agar nantinya dapat terjalin suatu kerjasama yang profesional, antara kami
selaku Penyedia Jasa dan pemilik pekerjaan.sehingga tujuan dari pekerjaan ini dapat
terwujud sesuai dengan yang diharapkan bersama.
IR.A.Ratna Kuddus
Direktris