Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A.1. Latar Belakang


Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan
bagi lingkungannya serta berkonstribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia
umumnya dan daerah lain khususnya

Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan baik sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi teknis, biaya dan
administrasi bagi bangunan gedung negara

Penyediaan jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.

Dalam pembangunan Gudang Logistik BPBD Kabupaten Luwu Timur, agar tidak
mengindahkan analisis mengenai dampak lingkungan, maka perlu diadakan perencanaan
mengacu kepada Rencana Induk tata ruang kota sehingga berorientasi pada standar
bangunan yang potensil.

Oleh karena kegiatan penyusunan ini memerlukan layanan keahlian perencanaan dalam
merumuskan langkah-langkah strategis perencanaan dan pengembangan, kebijakan-
kebijakan, maka pelaksanaannya di pihak ketigakan dengan harapan agar didapatkan
rumusan perencanaan yang lebih akurat dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya dan memperkecil semua dampak lainnya yang tidak menguntungkan.

A.2. Lingkup Kegiatan Konsultan


Jenis dan lingkup jasa konsultan berdasarkan KAK adalah :

a. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat


interpretasi secara garis besar terhadap KAK
b. Penyusunan pengembangan rencana yaitu membuat rencana arsitektur, struktur, utilitas
dan perkiraan biaya
c. Penyusunan rencana detail yaitu membuat gambar detail, RKS, RAB serta laporan akhir
perencanaan
d. Mengadakan persiapan seleksi umum
e. Membantu panitia seleksi umum pada waktu penjelasan pekerjaan, menyusun berita
acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran dan menyususn kembali dokumen
pelelangan/penunjukan langsung
f. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknik pelaksanaan bila ada perubahan
serta memberikan penjelasan terhadap persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan kostruksi

A.3. Sistematika Proposal Teknis

Proposal ini disusun dengan kronologis logika dan perencanaan atas kondisi
eksisting di lapangan nantinya. Sehingga panitia tender dapat dengan mudah
memahami proposal teknis yang kami ajukan.

A. Pendahuluan
Dijabarkan mengenai gambaran umum, lingkup kegiatan pekerjaan ini, serta
mekanisme proposal teknis ini.

B. Pengalaman
Bab ini memberikan gambaran tentang latar belakang konsultan, data legalitas
perusahaan, struktur organisasi serta pengalaman konsultan dalam menangani
pekerjaan-pekerjaan yang serupa.

C. Pemahaman terhadap KAK


Dalam bab ini konsultan akan menyampaikan pemahaman terhadap Kerangka
Acuan Kerja yang telah di analisa.

D. Tanggapan terhadap KAK


Dalam bab ini konsultan akan menyampaikan tanggapan terhadap Kerangka
Acuan Kerja yang telah di analisa.

E. Pendekatan dan Metodologi


Bab ini memaparkan pola pendekatan dan metodologi pelaksanaan atas
pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung BPP, Penyempurnaan dan
Rehabilitasi Sarana dan Prasarana penyuluhan Kab.Sidrap Tahun Anggaran
2009.

F. Rencana Kerja
Dalam hal penanganan pekerjaan ini, konsultan akan memaparkan rencana
kerja konsultan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

G. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Bab ini memaparkan schedule kerja konsultan dalam tabel dan barchart.

H. Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya


Bab ini memaparkan kebutuhan tenaga ahli serta tugas dan tanggung jawab
masing-masing tenaga ahli.
I. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Bab ini memaparkan jadwal penugasan personil sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan dalam bentuk tabel dan barchart.

J. Organisasi Proyek
Bab ini merupakan penjelasan tentang penyelesaian pekerjaan (yang tertuang
dalam Time Schedule). Secara keseluruhan isi bab ini yaitu: tentang jangka
waktu pelaksanaan; kebutuhan tenaga ahli; fungsi, tugas, dan tanggung jawab
tenaga ahli; penugasan personil; organisasi pelaksanaan proyek.

K. Laporan
Bab ini menggambarkan keluaran yang akan dihasilkan oleh pekerjaan ini
berupa pelaporan.

L. Staf Pendukung
Bab ini memaparkan staf tenaga pendukung yang terlibat secara aktif dalam
pelaksanaan pekerjaan membantu tenaga ahli.

M. Fasilitas Pendukung
Bab ini menggambarkan fasilitas pendukung yang disediakan oleh konsultan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan oleh tim konsultan di lapangan.
Seluruh fasiitas pendukung ini milik perusahaan sendiri sehingga mudah
mobolisasinya kecuali hal yang perlu disewa.

N. Penutup
Merupakan penutup proposal teknis yang berisi harapan konsultan untuk menjadi
konsultan perencana dalam pekerjaan ini.

BAB II

LATAR BELAKANG DAN PENGALAMAN

B.1. LATAR BELAKANG

CV. MEGA CIPTA adalah perusahaan swasta Nasional yang memberikan jasa professional
dalam berbagai disiplin dan bidang engineering dan rekayasa. Organisasi dan struktur
perusahaan bersifat multi disipliner. Sejak berdirinya pada tahun 19 Juli 2002 berdasarkan
Akte Notaris FRANS POLIM,SH nomor 93 , CV. Mega Cipta telah berkembang dan telah
memperoleh kepercayaan dari berbagai Lembaga dan Instansi serta Pemerintah Daerah.
CV. MEGA CIPTA memiliki sejumlah staff professional yang terdiri dari tenaga teknik yang
ahli dalam bidangnya masing-masing serta tenaga administrasi. Saat ini CV. Mega Cipta
merupakan suatu organisasi yang siap untuk berpartisipasi dalam berbagai pembangunan
dan konsultasi profesional dalam pembangunan tersebut.

Bentuk organisasi CV. Mega Cipta adalah Perseroan Komanditer yang memiliki Direksi yang
bertanggung jawab atas semua kegiatan Perusahaan.

Saat ini CV. Mega Cipta memiliki tenaga ahli dan pendukung berkebangsaan Indonesia yang
berada di Wilayah Sulawesi Selatan, terdiri dari berbagai disiplin ilmu keteknikan dan sosial
antara lain Sipil, Arsitektur, Geologi, Geodesi, Landscaping, Mekanikal, Elektrikal, economic
dan sosial yang kemampuan profesionalnya dibutuhkan dalam manajemen proyek
tertentu. CV. Mega Cipta telah membuktikan kemampuannya dalam memanfaatkan keahlian
tenaga ahli masing-masing.

DIREKSI CV.MEGA CIPTA

1. Direktris : Ir. A.Ratna Kuddus

JENIS LAYANAN KONSULTAN

Perencanaan dan Pengawasan

CV. MEGA CIPTA memberikan layanan jasa professional dalam bidang Perencanaan dan
Pengawasan yang berhubungan dengan pembangunan gedung, jalan raya, jembatan, dan
Keairan,. Divisi Perencanaan dan Pengawasan CV. Mega Cipta melaksanakan berbagai
proyek yang meliputi perencanaan / desain, dan supervisi proyek-proyek gedung, jalan dan
jembatan dari Kabupaten sampai Provinsi.

Divisi Perencanaan dan Pengawasan kami memiliki pengalaman dan telah mengenal dengan
baik kondisi setiap medan dan tantangan teknis di Wilayah Indonesia Timur, antara lain :
Proyek perencanaan gedung dengan sumber dana APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten
dan lain-lain, sehingga merekomendasikan alternative yang tepat berdasarkan pertimbangan
teknis dan non teknis terhadap paket yang kami tawarkan ini.

Layanan bidang perencanaan dan pengawasan ini meliputi antara lain :

Perencanaan gedung
Keairan
Jalan Raya
Jembatan
Survey dan Soil Investigation
Studi Kelayakan
Pengawasan Pelaksanaan (Supervisi)

Arsitektur dan Rekayasa


CV. MEGA CIPTA memberikan jasa professional dalam bidang arsitektur dan rekayasa, yaitu
dalam bidang rekayasa sipil, struktur, geoteknik, geodesi, listrik, mesin, pipa dan
perencanaan arsitektur. Jenis jasa yang diberikan meliputi perencanaan konsep, survey
lapangan, perencanaan teknis, dokumen lelang, supervise pelaksanaan dan manajemen
operasi.

Dalam analisis dan perencanaan teknis proyek arsitektur dan rekayasa, CV. Mega Cipta
memanfaat teknologi dan prosedur mutakhir termasuk CAD (Computer Aided Design) Dan
CADD (Computer Aided Design and Drafting). Selain menggunakan piranti lunak computer
standar, CV Mega Cipta telah mengembangkan sendiri piranti lunak yang dapat digunakan
untuk keperluan khusus antara lain analisa statis dan dinamis struktur, desain optimum,
desain perkerasan jalan, desain geometric, analisa hidrologi, analisis drainase, GIS dan lain-
lain. Selain itu untuk keperluan khusus, CV. Mega Cipta mempunyai akses pemakaian piranti
lunak rekayasa yang arus dijalankan pada computer mainframe. Pemanfaat teknologi
mutakhir tersebut akan memberikan hasil yang akurat dan cepat yang amat membantu
dalam pengambilan keputusan.

Layanan bidang Arsitektur dan Rekayasa ini meliputi antara lain :

Arsitektur Bangunan Gedung


Perencanaan Rencana Induk
Rekayasa Struktur
Rekayasa Pabrik/Industri
Perumahan
Survey dan Soil Investigation
Analisa dan Studi
Perencanaan Pondasi
Pengawasan Pelaksanaan (Supervisi)
Manajemen Konstruksi

Pelestarian Lingkungan

CV. MEGA CIPTA berpengalaman dan terlibat dalam membuat Analisa Dampak Lingkungan
untuk berbagai proyek. Dari Program pelestarian lingkungan tersebut maka diperlukan
investasi berupa infrastruktur perlindungan lingkungan seperti misalnya yang menyangkut
system pengadaan air, pembuangan air limbah, reklamasi pantai, pengontrol pencemaran
udara, dan lain-lain.

Selain itu ada komponen program lainnya seperti dampak ekonomi, sosial, dan budaya
terhadap penduduk setempat.

Layanan bidang Lingkungan Hidup

Analisa Dampak Lingkungan


Pelestarian Sumber Daya Alamiah
Survey dan Pemetaan
Analisa dan Studi Kelayakan
Perencanaan Irigasi
Bendung/Bendungan – Tenaga Air
Perencanaan Penanggulangan Banjir/Cek Dam
Perencanaan Air Bersih, Air Baku

DAFTAR RELASI / REKANAN

Direktorat Jendral Prasarana Wilayah


Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan
Departemen Pertanian
Departemen Perhubungan
Departemen Kesehatan
Dst

REGISTRASI

CV. MEGA CIPTA terdaftar pada Lembaga dan Departemen sebagai berikut;

Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO)


Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Daerah Sul-Sel
Pemerintah Kota Makassar
Kamar Dagang dan Industri

B.2. TENAGA AHLI DAN TENAGA PENUNJANG PERUSAHAAN

Untuk menunjang kegiatan yang dilaksankan oleh CV Mega Cipta, maka diperlukan tenaga
-tenaga ahli yang berpengalaman dibidang masing-masing, oleh sebab itu CV Mega Cipta
menyediakan tenaga-tenaga ahli perusahaan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu pada
setiap kegiatan yang dikerjakan. CV. Mega Cipta saat ini juga mempunyai tenaga penunjang
diluar tenaga ahli, yang terdiri dari tenaga administrasi, teknisi, drafter, operator computer,
yang berada di kawasan Indonesia Timur. Kantor Pusat CV. Mega Cipta berkedudukan di
Comp. BTN Makkio Baji Blok B9 No 6 Makassar secara lebih rinci nama-nama dan jabatan
para tenaga ahli dan tenaga penunjang dapat dilihat pada Tabel B.1. Tenaga Ahli dan
Tenaga Penunjang Perusahaan

Tabel B.1. Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang Perusahaan


NO. NAMA JABATAN STATUS

1 Ir. A.Ratna Kuddus Direktris/PJO Tetap


Ir. Amir Daming
2 Tenaga Ahli Tetap
Ir. Nirwadi
3 A.Marsuki,ST Tenaga Ahli Tetap

4 Idha Badrun,ST Tenaga Ahli Tetap


Haris,ST
5 Tenaga Ahli Tetap
Muh.Jamil,A.Md
6 AAn Konery A.Md Tenaga Ahli Tetap

7 Ir.Patiroy Tenaga Ahli Tetap

8 Ir.Saldy Ass.Ahli Tetap

9 Ir.Ibrahim Ass.Ahli Tetap

10 Syamsuriadi,ST Ass.Ahli Tetap

11 A.Arifah Pasri,ST.MT Ass. Ahli Tetap

12 Ir.A.Arniati Ass. Ahli Tetap

13 Ahmadi Ass. Ahli Tetap

14 Irwan Abdullah Staff Tetap

15 Staff Tetap

16 Staff Tetap

B.3. PENGALAMAN PERUSAHAAN

CV. Mega Cipta telah berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan pendampingan,


perencanaan dan supervisi. Pengalaman perusahaan dapat dilihat sesuai daftar pengalaman
perusahaan 7 tahun terakhir sebagai berikut :
BAB III.

PEMAHAMAN KAK

C.1. Latar Belakang

Konsultan setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja dan mengikuti aanwijzing untuk
pekerjaan tersebut di atas; dengan ini memahami bahwa lingkup pekerjaan ini
meliputi perencanaan teknis yang tepat mutu sehingga kondisinya dapat bertahan
sampai akhir umur rencana dengan biaya yang efisien, maka konsultan sebelum
melaksanakan pekerjaan tersebut diperlukan menerapkan standard persyaratan atau
ketentuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu tahapan pekerjaan
perencanaan yang sistematis untuk pencapaian target perencanaan yang baik.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam kaitannya dengan perencanaan gedung


yang termasuk dalam kegiatan Perencanaan Teknis Gedung, pihak proyek akan
memanfaatkan jasa konsultan CV.MEGA CIPTA

Pihak Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kab.Sidrap bermaksud melaksanakan


pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi
Sarana dan Prasaranana Penyuluhan dalam upaya untuk meningkatkan penyuluhan
pertanian kepada Masyarakat dan meningkatkan kualitas tanaman pangan

Dalam memenuhi tuntutan Kerangka Acuan Kerja, Iingkup dan layanan yang
diberikan konsultan akan terbatas dalam hal perencanaan pelaksanaan pekerjaan
sipil, arsitektural, mekanikal dan elektrikal.

Lingkup Jasa Konsultan mencakup pekerjaan-pekerjaan antara lain tergambarkan


secara detail dalam bagian E tentang Pendekatan dan Metodologi yang selanjutnya
diterjemahkan ke dalam rencana kerja yang sistematis agar tercapai output kegiatan
sebagaimana terpaparkan dalam bagian K tentang pelaporan.

C.2. Pemahaman Umum

1. Maksud Dan Tujuan


Maksud mengadakan pekerjaan Perencanaan Pembangunan
BPP,Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Penyuluhan adalah:
a. Dapat memberikan pelayanan kepada Masyarakat secara lebih efektif dan
efisien khususnya dalam Proses penyuluhan
b. Sebagai wadah pemersatu bagi warga masyarakat ataupun mahasiswa
sidrap dengan masyarakat sekitar, sehingga kehidupan social
kemasyarakatan selalu terjalin dengan baik dan terkendali.

2. Sasaran

Sasaran pekerjaan ini adalah:


a. Konsultan memberikan jasa pelayanan teknisnya semaksimal mungkin
pada setiap tahapan proses pelaksanaan pekerjaan, dengan maksud agar
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan guna melaksanakan pekerjaan
konstruksi pada bangunan yang bersangkutan, serta mengusahakan
sekecil mungkin adanya perbaikan atau perencanaan tambahan di
kemudian hari.
b. Secara garis besamya, proses perencanaan dan pembuatan dokumen
lelang tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap utama:
• Pengumpulan data lapangan
• Analisa data lapangan, perencanaan dan penggambaran
• Penyusunan dokumen lelang.

3. Kebutuhan Tenaga Ahli

Dalam pelaksanaan Perencanaan Pembangunan BPP,Penyempurnaan dan


Rehabilitasi Sarana Prasarana Penyuluhan ini konsultan akan melibatkan
sejumlah tenaga ahli perusahaan yang berkompeten di bidangnya, dan
berkomitmen memberikan kontribusi yang positif dalam pekerjaan ini.

Beberapa penugasan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah
sebagaimana terpapar dalam bagian H tentang tenaga ahli dan tanggung
jawabnya.

4. Jadwal Jasa Konsultan

Jangka waktu yang disediakan untuk melaksanakan kegiatan ini selama 45


(Empat Puluh Lima) hari kalender.

5. Jenis Dan Lingkup Jasa Konsultan


a. Jenis Jasa Konsultan:

Sesuai sasaran tersebut di atas, maka jenis jasa konsultan yang dibutuhkan
yaitu membuat perencanaan teknis gedung lengkap yang berpedoman pada
berbagai aturan engineering (struktural, arsitektural, ME dan sosiokultural
setempat dan berpedoman pada peraturan terkait seperti Kepmen Kimpraswil
No. 332/KPTS/M/ 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.

b. Lingkup Jasa Konsultan:

Lingkup jasa konsultan yang diperlukan dan persyaratan teknis yang tercakup
dalam KAK, secara garis besar terdiri dari bagian pekerjaan berikut:

· Persiapan pelaksanaan
· Penyusunan pra-rencana
· Penyusunan pengembangan perencanaan
· Penyusunan rencana detail
· Penyusunan dokumen lelang dan persiapan .
Uraian detail lingkup layanan di atas dijabarkan lebih jauh pada bagian
berikutnya.

6. substansi pelaporan

Pelaporan sebagai salah satu indikator kemajuan dan pencapaian pekerjaan


dalam setiap tahapannya. Sehingga pelaporan penting untuk diperhatikan.

Laporan yang akan dibuat oleh konsultan adalah:

1. Laporan Konsep Rencana


2. Draft laporan akhir
3. Laporan akhir
4. Dokumen pelelangan/perencanaan
Selama kegiatan berlangsung, konsultan akan membuat pelaporan
sebagaimana terpapar dalam bagian K tentang pelaporan.

7. SUMBER DANA

Sumber dana untuk pekerjaan jasa konsultansi ini berasal dari DIPA Tahun
Anggaran 2009 melalui Dana APBD

B.3. PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Secara garis besar pemahaman konsultan terhadap pekerjaan ini adalah


Perencanaan Pembangunan Gedung BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi
Sarana Prsarana Penyuluhan yang berpedoman pada aturan-aturan
engineering dan peraturan yang terkait.

Konsultan memahami bahwa kegiatan ini sebagaimana tersebut di atas,


merupakan sebuah bangunan gedung negara, di mana menurut lampiran
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
32/KPTS/M/2002, bahwa Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung
untuk keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara dan
diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dan APBN, dan atau
APBD, dan/atau sumber pembiayaan lain, antara lain seperti gedung kantor,
gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang, dan rumah negara, yang dapat
dibedakan atas:

a. Bangunan Gedung Negara Pusat, yaitu bangunan gedung untuk keperluan


dinas pelaksanaan tugas pusat/nasional.
b. Bangunan Gedung Negara Provinsi, yaitu bangunan gedung untuk
keperluan dinas pelaksanaan tugas otonomi provinsi.
c. Bangunan Gedung Negara Kabupaten/Kota, yaitu bangunan gedung untuk
keperluan dinas pelaksanaan tugas otonomi kabupaten/ kota.
d. Bangunan Gedung Negara BUMN/BUMD, yaitu bangunan gedung untuk
keperluan dinas pelaksanaan tugas BUMN/ BUMD.

Secara umum pemahaman terhadap penugasan ini terdiri dari:

1. Pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK) terhadap proyek, pekerjaan ini


merupakan upaya untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
Masyarakat Petani.
2. Pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK) terhadap pelayanan jasa
konsultan, ini dapat dipahami melalui tujuan dan jenis lingkup jasa
konsultan.
3. Pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK) terhadap organisasi
pelaksanaan merupakan alat untuk meningkatkan koordinasi dan efektifitas
kerja tim konsultan dengan proyek.
4. Pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK) terhadap pelaporan yang sangat
dibutuhkan oleh proyek sebagai alat monitoring dan evaluasi atas kemajuan
pekerjaan sekaligus sebagai alat kendali proyek atas hambatan dan
tantangan yang diprediksi akan dihadapi.

Dari hal tersebut di atas, maka kami berkesimpulan bahwa kami selaku
konsultan telah memahami muatan dan harapan pekerjaan ini.

BAB IV

TANGGAPAN TERHADAP KAK


Konsultan telah mempelajari secara seksama Term of Reference (TOR) atas
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi
Sarana Prasarana Penyuluhan, dan informasi ditambahkan pada rapat penjelasan
(Aanwijzing), selain dengan telah melakukan survey rapid-assessment terhadap
situasi dan kondisi wilayah, dengan ini konsultan menyampaikan bahwa Term of
Reference tersebut sudah cukup jelas menggambarkan proyek dan mencakup segala
sesuatu yang diperlukan untuk pekerjaan yang diberikan.

Dengan memperhatikan bahwa pekerjaan tersebut meliputi berbagai lingkup aspek yang
harus diperhatikan, konsultan melihat bahwa waktu yang tersedia untuk pekerjaan tersebut
dipandang sangat terbatas, maka untuk mengoptimalkan pencapaian dalam tenggat waktu
yang terbatas tersebut pihak konsultan merasa perlu mendapatkan dukungan kebijakan penuh
dari pemberi pekerjaan sehubungan dengan ketersediaan data yang valid, aktual dan faktual
untuk menunjang tercapainya tujuan dari pekerjaan ini, baik secara kualitas maupun
ketepatan waktu pelaksanaan

Pada prinsipnya Pekerjaan Perencanaan Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan


Rehabilitasi Sarana Prasarana Penyuluhan sebagai kegiatan yang memiliki inti kegiatan
meliputi survey dan identifikasi kebutuhan ruang dan fungsi, analisis data dan
perencanaan teknis dan penggambaran/ drafting.

Dalam tahap perencanaan ini dilakukan survey, identifikasi dan penelitian lapangan
secara detail untuk memvalidasi dan mengklarifikasi data eksisting; kesesuaian kondisi
fisik lokasi agar perencanaan dapat dilakukan dengan tepat sesuai yang diharapkan.
Untuk itu konsultan juga akan mengadakan penekanan bahwa penyelesaian
pekerjaan tersebut didasarkan atas target serta rencana kerja program yang ada, dan
masih diperlukan penyempurnaan dan atau beberapa ulasan subtansi sebagai berikut;

Selain yang terpaparkan di atas, ada beberapa hal yang konsultan tegaskan, sebagai
berikut:
Walaupun di dalam Kerangka Acuan Kerja telah disebutkan tentang sumber data untuk
beberapa macam data teknis dan non teknis, namun CV.MEGA CIPTA KONSULTAN
berkeyakinan bahwa pihak proyek dan instansi-instansi terkait akan memberikan bantuan
berupa data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan ini.

Di dalam pelaksanaan kegiatan lapangan akan dimanfaatkan tenaga-tenaga


penunjang lokal, terutama untuk penyelidikan lapangan maupun pengukuran. Hal ini
selain terkait dengan sistem manajemen yang efektif dan efisien, juga sebagai upaya
konsultan memberdayakan tenaga dan kapasitas lokal untuk proses pembelajaran
dan pengelolaan secara mandiri. Adapun jumlah tenaga penunjang bergantung
pada jenis kegiatan, lama kegiatan dan peralatan yang digunakan .

Sebagai wakil konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini, adalah seorang Team
Leader yang akan bertugas melaksanakan pekerjaan baik teknis maupun
administratif dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kualitas pekerjaan.

Pada setiap penyerahan laporan, akan diteruskan pada direksi. Pada jadwal
penyerahan termasuk penyerahan dan diskusi dengan pihak direksi.

Secara umum tanggapan terhadap penugasan ini adalah:

Tanggapan KAK terhadap proyek, bahwa hal ini merupakan upaya yang
berkelanjutan dari pihak Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam
meningkatkan mutu hasil tanaman pangan di Kab.Sidrap

Tanggapan KAK terhadap pelayanan jasa konsultan, dapat dipahami melalui tujuan
dan lingkup layanan konsultan.

Tanggapan KAK terhadap organisasi pelaksanaan, merupakan alat untuk meningkatkan


koordinasi dan efektiIvitas kerja antar tim konsultan dengan pihak proyek.
Tanggapan KAK terhadap laporan, bahwa hal ini sangat dibutuhkan agar semua
aktiIvitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh konsultan dapat dimonitor secara
langsung oleh proyek.

Sehubungan dengan Pekerjaan Jasa Konsultansi ini, Konsultan mempertimbangkan


perlunya staff Counter Part dari pihak proyek yang relevan ditugaskan untuk
bekerjasama (learning by doing) dengan konsultan di kantor konsultan. Alih
pengetahuan (transfer of knowledge) harus memperhatikan semua aspek tugas :
Survey, menggunakan CAD desain.

On The Job Training adalah paling efektif jika staff yang ditugaskan untuk melakukan
pekerjaan mereka dikantor konsultan dan ditugasi untuk survey khusus, desain dan
tugas-tugas lainnya (in-house training). Desain sendiri akan lebih disukai untuk
dibuat dikantor konsultan, menggunakkan peralatan yang tersedia dan dengan
nasehat yang tetap tersedia. Konsultan mempertimbangkan bagian yang penting dan
tugas mereka untuk menciptakan lingkungan yang positif untuk bekerjasama yang erat
antar staff counterpart yang ditugaskan dan staff konsultan.

BAB V

APRESIASI DAN INOVASI

Sebagai Apresiasi konsultan terhadap KAK maka konsultan akan memberikan apresiasi
terhadap Pekerjaan Perencanaan Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi
Sarana Prasarana Penyuluhan yang meliputi apresiasi terhadap :
A. Persiapan Perencanaan terdiri atas :
1. Survey Topografi dan Penyelidikan Tanah
a. Analisa Data topografi
- Perhitungan Koordinat BM, dan P1
- Perhitungan beda tinggi/Elevasi lahan
- Perhitungan elevasi titik-titik penting untuk struktur.

- Penggambaran situasi dan titik poligon dan data-data hasil pengukuran

b. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dan material yaitu untuk mendapatkan daya dukung tanah dasar
serta kuantitas dan kualitas material yang akan digunakan

c. Analisa Lokasi Sumber material

- Pemeriksaan kualitas bahan sesuai persyaratan untuk bahan bangunan


- Perkiraan deposit bahan setiap quarry
- Perkiraan jarak angkut dengan prediksi lokasi Base Camp.
- Estimasi harga satuan bahan di lokasi Base Camp.
- Pembuatan Peta lokasi sumber material.

d. Analisa Hidrologi
- Pengolahan data curah hujan dan distribusi frequensi
- Perhitungan Curah Hujan rencana
- Perhitungan Debit Rencana
- Perhitungan kapasitas saluran lingkungan, gorong-gorong dan pelat duicker.
- Perhitungan Dimensi saluran tanah dan pasangan batu dalam kompleks
perkantoran.

2. Interpretasi Perencanaan

Konsultan selanjutnya melakukan interpretasi terhadap pra rencana yang dibuat


sekaitan dengan spesifikasi teknis gedung yang standard bangunan negara.

3. Konsultasi Klien

Salah satu bentuk koordinasi dan apresiasi terhadap kepentingan pemilik proyek,
maka konsultan akan berkonsultasi dengan klien untuk memperoleh masukan dan
pengembangan ide khususnya yang sekaitan dengan nuansa dan muatan lokal
kultural.

B. Penyusunan Pra-Rencana

1. Pembuatan Rencana Tapak


2. Pembuatan Pra Rencana Bangunan
3. Estimasi Pembiayaan dan spesifikasi teknis

Dalam kegiatan penyusunan pra rencana konsultan akan menggunakan aplikasi


AutoCAD untuk menggambarkan/ drafting perencanaan dengan memperhatikan
hal-hal sebelumnya dan kaidah-kaidah perencanaan pada umumnya. Output
kegiatan ini adalah sebuah pra rencana sebagai outline atau garis besar
perencanaan detail nantinya.
C. Penyusunan Pengembangan Perencanaan
1. Rencana Arsitektur
Perencanaan arsitektur melibatkan ahli arsitektur yang akan mencoba
menginterpretasikan konsep perencanaan yang bernuansa lokal dan memiliki nilai
artistik yang tinggi.
2. Rencana Struktur
Perencanaan struktur melibatkan ahli struktur/sipil yang akan melakukan
perhitungan struktural dan konstruksi yang selanjutnya digabungkan dengan
perencanaan arsitektur di atas dan dicarikan solusinya jika ditemui cross-concept.
3. Rencana Utilitas
Sebagai sebuah bangunan negara yang lengkap, maka bangunan tersebut akan
dilengkapi dengan utilitas yang mendukung fungsi ruang dan fungsi Iayanan
secara umum.
4. Perkiraan Anggaran Biaya
Konsultan selanjutnya menyusun suatu rancangan perkiraan anggaran biaya
yang akan dijadikan dasar acuan dalam pembuatan final Rencana Anggaran
Biaya.
5. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Sebagai panduan kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan, maka
konsultan akan membantu klien menyusun Rencana Kerja dan Syarat-Syarat.

D. Penyusunan Rencana Detail

1. Penggambaran Detail
Penggambaran detail merupakan suatu kegiatan drafting yang mendetailkan pra
rencana sebelumnya, sehingga nampak sebagai sebuah perencanaan yang utuh.
2. RAB dan RKS
Perencanaan di atas selanjutnya akan dibuatkan rencana anggaran biaya dan
rencana kerja dan syarat-syarat.
3. Perhitungan dan Perencanaan Struktur
Secara struktural konsultan akan menghitung dan merencanakan perencanaan
arsitektural sehingga lebih realistis dalam segi struktural konstruksi dimana faktor
utama struktur adalah tingkat keamanan, sementara sisi arsitektur
menitikberatkan pada keindahan dan rona nuansa budaya dan fungsional ruang.

E. Persiapan pelelangan
1. Penyusunan Dokumen Lelang
Konsultan akan menyusun dokumen lelang yang akan digunakan bagi
pengadaan jasa kontraktor. Dokumen lelang tersebut akan menggunakan sistem
pascakualifikasi.
2. Pelaksanaan Lelang
Konsultan akan mendampingi Klien dalam pelaksanaan tender pascakualifikasi
pengadaan jasa kontraktor.

Dalam hal inovasi konsultan terhadap Pekerjaan Perencanaan Pembangunan BPP,


Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Penyuluhan konsultan
mencoba melakukan Tinjauan Perencanaan Terhadap Suatu Ruang Penyuluhan
sebagai berikut :

Pada masa lalu kebutuhan ruang dan biaya awal pembangunan ruang Penyuluhan
dinilai terlalu tinggi dibanding pemakaiannya, sehingga ruang Penyuluhan didesain
sedemikian rupa sehingga mampu menampung/berfungsi untuk kegiatan lain. Ruang-
ruang ini dapat digunakan sebagai ruang Penyuluhan, pertemuan dan lain sebagainya.
Ruang Penyuluhan yang luas dapat diubah menjadi ruang pertemuan besar.
Apabila ruang Penyuluhan besar, dapat juga disewakan pada masyarakat luas, maka
gedung Penyuluhan tersebut harus dibangun/diperbaiki sesuai dengan standar yang
berlaku dalam dunia usaha.

- Bentuk dasar ruang Penyuluhan

Karena isi dan ukuran gedung Penyuluhan semakin meningkat, maka bentuk dasar
gedung Penyuluhan pun menjadi faktor penting dalam perencanaannya. Bentuk segi
empat memang sangat luwes tetapi untuk gedung besar sebaiknya berbentuk kipas
karena bentuk ini sesuai dengan rumus untuk bidang pandangan, terutama untuk
peragaan audio visual

BAB VI

PENDEKATAN DAN METHODOLOGI

F.1. PENDEKATAN PERENCANAAN

1. Pendekatan Terhadap Azas-Azas Perencanaan


Dalam perencanaan bangunan Gedung Pemerintah/Negara hendaknya mengacu
pada azas-azas berikut ini;
a) Bangunan Gedung Pemerintah hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan pada performance serta kewibawaan hendaknya ditampilkan.
b) Kreativitas desain hendaknya mengadaptasi Arsitektur setempat/tradisional
dengan memanfaatkan material/bahan khas daerah tanpa menghilangkan fungsi
teknik dan fungsi sosial bangunan.
c) Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investigasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya hendaknya diusahakan serendah
mungkin
d) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan bisa dimanfaatkan secepatnya
e) Bangunan tersebut hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya

2. Pendekatan Terhadap Kriteria Perencanaan


Konsultan akan memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan
fungsi dan kompleksitas bangunan dalam Perencanaan Pembangunan
BPP,Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana yaitu;

a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :


 Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan
bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan
 Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
 Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan

b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan


 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial
dan budaya)
 Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya
 Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

c. Persyaratan Struktur Bangunan;


 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia
 Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan
 Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh prilaku struktur
 Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran;
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga cukup
waktu bagi penghuni evaluasi secara aman dan bagi pemadam kebakaran
memasuki lokasi serta menghindari kerusakan property lainnya.

e. Persyaratan Instalasi Listrik


Menjamin terpasang instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya

f. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan


 Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya
 Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik

g. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara


Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.

Konsultan juga tidak akan mengabaikan kriteria-kriteria khusus bangunan yang


berlaku;
a) Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan khusus bangunan yang akan
disusun harus diusahakan penggunaan potensi alami (pencahayaan dan tata
udara) sesuai dengan perencanaan untuk daerah tropis
b) Pengelompokan fungsi dalam bangunan hendaknya dilakukan sesuai dengan
sifat dan hirarkinya, namun masih merupakan satu kesatuan yang utuh
c) Jaringan sirkulasi manusia atau barang baik vertikal maupun horizontal
hendaknya disusun seefisien mungkin dan tidak mengganggu fungsi dalam
bangunan.
d) Sistem pengamanan pada ruang-ruang tertentu hendaknya direncanakan
sedemikian rupa baik akses ke dalam maupun keluar bangunan.

3. Tinjauan Perencanaan
Dalam perencanaan bangunan Gedung Pemerintah hendaknya mengacu pada ;
a. Tinjauan Umum
Berdasarkan tinjauan singkat terhadap lingkup pekerjaan, dengan ini
konsultan memandang rencana bangunan gedung termasuk Bangunan
Tidak Sederhana, karena telah memenuhi sejumlah kriteria klasifikasi
Kepmen Kimpraswil 332/KPTS/M/2002 sebagai berikut:
 Gedung kantor yang belum ada desain prototipnya atau gedung kantor
dengan luas di atas dari 500m2 atau gedung kantor bertingkat di atas 2
tingkat.
 Bangunan rumah dinas tipe A dan B, atau rumah dinas tipe C, D, dan E
yang bertingkat.
 Gedung rumah sakit kelas A, B, dan C.
 Gedung pendidikan tinggi universitas/akademi; atau gedung pendidikan
dasar/lanjutan bertingkat di atas 2 lantai.
b. Persyaratan Teknis
Secara umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti
ketentuan dalam:
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 1O/KPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
• Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung, serta
• Standard teknis lainnya yang berlaku.

1). Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan


Persyaratan tata bangunan dan lingkungan bangunan gedung negara
meliputi ketentuan yang harus dipenuhi dalam pembangunan bangunan
gedung negara dan segi tata bangunan dan lingkungannya, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
yang bersangkutan, yaitu:
Peruntukan Lokasi
Setiap bangunan gedung negara harus diselenggarakan sesuai
dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW Kabupaten /kota
Jarak Antar Blok/Massa Bangunan
Sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah setempat
tentang Bangunan Gedung, maka jarak antar blok/masa bangunan
harus mempertimbangkan hal berikut :
• Keselamatan terhadap bahaya kebakaran.
• Kesehatan, termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan.
• Kenyamanan,
• Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.
Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan negara, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan daerah Kabupaten/kota tentang ketinggian maksimum
bangunan pada lokasi, maksimum adalah 8 lantai. Lebih dari itu
harus memperoleh persetujuan Menteri Keuangan dan Menteri
BAPPENAS.
Ketinggian Langit-Langit
Ketinggian langit-langit bangunan gedung negara, minimal adalah
2,80 meter dihitung dari permukaan lantai. Untuk bangunan gedung
olahraga, ruang pertemuan, dan bangunan lainnya dengan fungsi
yang memerlukan ketinggian langit-langit khusus, agar mengikuti
Standard Nasional Indonesia.
Koefisien Dasar Bangunan
Ketentuan besamya Koefisien Dasar Bangunan mengikuti ketentuan
yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan
gedung untuk lokasi yang bersangkutan.
Koefisien Lantai Bangunan
Ketentuan besarnya Koefisien Lantai Bangunan mengikuti ketentuan
yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan
gedung untuk lokasi yang bersangkutan.
Koefisien Daerah Hijau
Perbandingan antara luas seluruh daerah hijau dengan luas persil
bangunan gedung negara, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan daerah setempat tentang bangunan, harus
dipertimbangkan daerah resapan air dan ruang terbuka hijau. Untuk
bangunan gedung yang KDB kurang dan 40% harus mempunyai
KDH minimal sebesar 15%.
Garis Sempadan Bangunan
Ketentuan besarnya ganis sempadan pagar maupun garis
sempadan bangunan harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam
peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk lokasi
yang bersangkutan.
Wujud Arsitektur
Wujud arsitektur bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
• Mencerminkan fungsi sebagai bangunan negara.
• Seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan.
• Indah namun tidak berlebihan.
• Efisien dalam penggunaan sumber daya dalam pemanfaatan dan
pemeliharaannya.
• Memenuhi tuntutannya sosial budaya setempat.
• Pelestarian bangunan bersejarah.
Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan Bangunan
Bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan prasarana dan
sarana bangunan yang memadai dengan biaya pembangunannya
diperhitungkan sebagai pekerjaan non-standard. Prasarana dan
sarana bangunan yang harus ada pada bangunan gedung negara
seperti:
• Sarana parkir kendaraan.
• Arena untuk penyandang cacat.
• Sarana penyediaan air bersih.
• Sarana drainase.
• Sarana ruang terbuka hijau.
• Sarana hidran kebakaran halaman.
• Sarana penerangan halaman.
• Sarana jalan masuk dan keluar.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dan Asuransi


Setiap pembangunan bangunan gedung negara harus memenuhi
persyaratan K3, sesuai yang ditetapkan dalam SKB Menteri Tenaga
Kerja Nomor 174/MEN/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Tempat Kegiatan Konstruksi dan atau peraturan penggantinya.

Ketentuan asuransi selama pelaksanaan pembangunan bangunan


negara mengikuti ketentuan yang berlaku.

2). Persyaratan Bahan Bangunan


Bahan bangunan untuk bangunan gedung negara diupayakan
menggunakan bahan bangunan setempat/produksi dalam negeri termasuk
bahan bangunan sebagai bahan dan sistem fabrikasi komponen bangunan.
Spesifikasi teknis bahan bangunan gedung negara meliputi ketentuan-
ketentuan:
Bahan penutup lantai
Bahan penutup lantai menggunakan bahan ubin PC, terraso,
keramik, papan kayu, vinyl, marmer, granit, granito, maupun karpet
yang disesuaikan dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya.
Adukan yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan sesuai
dengan jenis bahan penutup yang digunakan.

Bahan dinding
Bahan dinding terdiri dari bahan untuk dinding pengisi atau partisi,
dengan ketentuan sebagai berikut:
• Bahan dinding pengisi: batu-bata, batako, papan kayu, kaca
dengan rangka kayu/aluminium, panil grc, dan atau aluminium.
• Bahan dinding partisi: kayu lapis, kaca, particel board dan atau
gypsum board dengan rangka kayu kelas kuat II atau rangka
lainnya, yang dicat tembok atau bahan finishing lainnya, sesuai
dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya.
• Adukan perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan
teknis dan sesuai dengan jenis bahan dinding yang diinginkan.
• Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, SLM, rumah negara, dan
bangunan gedung lainnya yang telah ada komponen fabrikasinya,
bahan dindingnya dapat menggunakan bahan fabrikasi yang telah
ada.
Bahan Langit-Langit
Bahan langit-langit terdiri atas rangka langit-langit dan penutup
langit-langit:
• Bahan kerangka langit-langit, digunakan bahan yang memenuhi
standard teknis, untuk penutup langit-langit kayu lapis atau yang
setara, digunakan rangka kayu klas kuat II.
• Bahan penutup langit-langit; kayu lapis, aluminium, akustik,
gypsum atau sejenis yang disesuaikan dengan fungsi dan
klasifikasi lainnya.
• Lapisan finishing yang digunakan harus memenuhi persyaratan
teknis dan sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.
Bahan Penutup Atap
• Bahan penutup atap harus memenuhi ketentuan dalam SNI yang
berlaku berupa genteng, sirap, seng, aluminium, maupun asbes
gelombang. Bahan ini harus kedap air. Penggunaannya
disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunan serta kondisi
daerahnya.
• Bahan kerangka penutup atap digunakan bahan yang mmenuhi
SNI. Untuk penutup atap genteng digunakan rangka kayu kelas
kuat II.
Bahan Kosen dan Daun Pintu/Jendela
Bahan kosen mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• Digunakan kayu kelas II dengan ukuran minimal 5,5 cm x 11 cm
dan dicat kayu atau pelitur.
• Rangka daun pintu yang dilapis teakwood digunakan kayu kelas II
ukuran minimal 3,5cm x 10cm.
• Daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas II dicat kayu dan
pelitur.
• Daun jendela kayu, digunakan kayu kelas II dengan ukuran
minimal 3,5cm x 8cm dicat kayu dan dipelitur.
• Penggunaan kaca untuk daun pintu maupun jendela disesuaikan
dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunan.
BahanStruktur
• Bahan struktur bangunan baik untuk struktur beton bertulang,
struktur kayu maupun struktur baja harus mengikuti SNI tentang
bahan bangunan yang berlaku.
Ketentuan penggunaan bahan bangunan untuk bangunan gedung negara
tersebut, dimungkinkan disesuaikan dengan kemajuan teknologi bahan
bangunan, khususnya disesuaikan dengan kemampuan sumber daya
setempat dengan tetap harus mempertimbangkan kekuatan dan keawetan
sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan.
3). Persyaratan Struktur Bangunan
Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan
keselamatan dan kelayanan termasuk standard konstruksi yang berlaku.
Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung negara meliputi ketentuan--
ketentuan:
Struktur pondasi
• Struktur pondasi harus diperhitungkan agar dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup, dan
gaya-gaya luar seperti tekanan angin, dan gempa termasuk
stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi yang berlereng.
• Pondasi bangunan gedung negara disesuaikan dengan kondisi
tanah/lahan, beban yang dipikul, dan klasifikasi bangunannya.
• Untuk pondasi bangunan bertingkat lebih dan 3 lantai atau pada
lokasi dengan kondisi khusus maka perhitungan pondasi harus
didukung dengan penyelidikan kondisi lahan secara teliti.
Struktur Lantai
Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Struktur lantai kayu
o Dalam hal ini digunakan papan setebal 2cm, maka jarak antara
balok-balok anak tidak boleh lebih dan 75cm.
o Balok lantai kayu yang masuk ke dalam pasangan dinding
harus dilapisi bahan pengawet dulu
o Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI.
 Struktur lantai beton
o Lantai beton diletal’zkan langsung di atas tanah, harus diberi
lapisan pasir di bawahnya dengan tebal sekurangnya 5cm.
o Bagi pelat lantai beton bertulang yang mempunyai ketebalan
lebih dari 25cm harus digunakan tulangan rangkap, kecuali
ditentukan lain berdasarkan hasil perhitungan struktur.
o Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI.
 Struktur lantai baja
o Tebal plat baja harus diperhitungkan, sehingga bila ada
lendutan masih dalam batas kenyamanan.
o Sambungan harus rapat betul dan bagian yang tertutup harus
dilapisi dengan bahan pelapis untuk mencegah timbulnya
korosi.
o Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI.
Struktur Kolom
 Struktur Kolom Kayu
Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI yang berlaku.
 Struktur Kolom Pasangan Bata
o Adukan yang digunakan sekurang-kurangnya harus
mempunyai kekuatan yang sama dengan adukan 1PC : 3PS.
o Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan SNI.
 Struktur Kolom Beton Bertulang
o Kolom beton bertulang yang dicor ditempat harus mempunyai
tebal minimal 15 cm.
o Selimut beton bertulang minimal setebal 2,5 cm.
o Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan SNI.
 Struktur Kolom Baja
o Kolom baja harus memiliki kelangsingan maksimal 150
o Kolom baja yang dibuat dari profil. tunggal maupun bertingkat
tidak boleh dilakukan pada tempat pertemuan antara balok
dengan kolom dan harus memiliki kekuatan minimum sama
dengan kolom.
o Sambungan kolom baja yang menggunakan las harus
menggunakan las listrik sedangkan yang menggunakan baut
harus menggunakan baut mutu tinggi.
o Penggunaan profil baja tipis yang dibentuk dingin, harus
berdasarkan perhitungan yang memenuhi syarat kekuatan,
kekakuan dan stabilitas yang cukup.
o Baban-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan SNI.
Rangka Atap, dan Kemiringan Atap
 Umum
o Konstruksi atap harus didasarkan atas perhitungan yang
dilakukan secara keilmuan/keahlian teknis yang sesuai.
o Kemiringan atap harus disesuaikan dengan bahan penutup
atap yang akan digunakan, sehingga tidak akan
mengakibatkan kebocoran.
o Bidang atap harus merupakan bidang rata, kecuali dikehendaki
bentuk khusus.
 Struktur rangka atap kayu
o Ukuran kayu yang digunakan harus sesuai dengan ukuran
yang dinormalisir.
o Rangka atap kayu harus dilapis bahan anti rayap.
o Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan SNI / SKSNI / SKBI yang berlaku.
 Struktur rangka atap beton bertulang
Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan SNI/ SKSNI/SKBI yang berlaku.
 Struktur rangka atap baja
o Sambungan yang digunakan pada rangka atap baja baik
berupa baut, paku keling, atau las listrik harus memenuhi
ketentuan pada Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk
Gedung.
o Rangka atap baja harus dilapis dengan pelapis anti korosi.
o Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku.
o Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekoiah tingkat
lanjutan/menengàh, dan rumah Negara yang telah ada
komponen fabrikasi, struktur rangka atapnya dapat
menggunakan komponen prefabrikasi yang telah ada.
Persyaratan terstruktur bangunan sebagaimana butir 3 huruf a s.d. d
diatas secara lebih rinci mengikuti ketentuan yang diatur dalam
Standar Nasional Indonesia yang berlaku.
4). Persyaratan Utilitas Bangunan
Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara harus
memenuhi standar utilitas bangunan (SNI) yang berlaku. Spesifikasi teknis
utilitas bangunan gedung Negara meliputi ketentuan-ketentuan:
Air Bersih
 Setiap pembangunan baru bangunan gedung Negara harus
dilengkapi dengan prasarana air bersih yang memenuhi standar
kualitas, cukup jumlahnya dan disediakan dari saluran air minum
kota (PDAM), atau sumur.
 Setiap bangunan gedung negara, selain rumah negara (yang
bukan dalam bentuk rumah susun), harus menyediakan air bersih
untuk keperluan pemadaman kebakaran dengan mengikuti
ketentuan dalam SNI yang berlaku.
 Bahan pipa yang digunakan harus mengikuti ketentuan teknis
yang ditetapkan.
Saluran air hujan
 Pada dasamya semua air hujan harus dialirkan ke jaringan umum
kota. Apabila belum tersedia jaringan umum kota, maka harus
dialirkan melalui proses peresapan atau cara lain dengan
persetujuan instansi teknis yang terkait.
 Ketentuan lebih lanjut mengikuti ketentuan dalam SNI yang
berlaku.
Pembuangan air kotor
 Semua air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi, dan
tempat cuci, pembuangannya harus melalui pipa tertutup dan/atau
terbuka sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
 Pada dasarnya pembuangan air kotor yang berasal dari dapur,
kamar mandi, dan tempat cuci, harus dibuang atau dialirkan ke
saluran umum kota.
 Tetapi apabila ketentuan dalam butir 2) tersebut tidak mungkin
dilaksanakan, karena belum terjangkau oleh saluran umum kota
atau sebab-sebab lain yang dapat diterima oleh instansi teknis
yang berwenang, maka pembuangan air kotor harus dilakukan
melalui proses pengolahan dan/atau peresapan.
Pembuangan Limbah
 Setiap bangunan gedung negara yang dalam pemanfaatannya
mengeluarkan limbah cair atau padat harus dilengkapi dengan
tempat penampungan dan pengolahan limbah, sesuai ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
 Tempat penampungan dan pengolahan limbah dibuat dari bahan
kedap air, dan memenuhi persyaratan teknis yang berlaku
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pembuangan Sampah
 Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan tempat
penampungan sampah sementara yang besarnya disesuaikan
dengan volume sampah yang dikeluarkan setiap harinya, sesuai
dengan ketentuan dari peraturan yang berlaku.
 Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari
bahan kedap air, mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara
mudah oleh petugas pembuangan sampah dan Dinas Kebersihan
setempat
Sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai fasilitas
pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam:
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor:
1O/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
Bahaya Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan, dan
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor:
11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan dan Kebakaran di Perkotaan,
 Peraturan Daerah setempat tentang penanggulangan dan
Pencegahan Bahaya Kebakaran. Beserta standar-standar teknis
terkait yang berlaku.
 Instalasi Listrik
o Pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dan aman
sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik yang berlaku.
o Setiap bangunan gedung negara yang dipergunakan untuk
kepentingan umum, bangunan khusus, dan gedung kantor
tingkat Departemen / Kementrian / Lembaga Tinggi / Tertinggi
Negara, harus memiliki pembangkit listrik darurat sebagai
cadangan, yang besar dayanya dapat memenuhi
kesinambungan pelayanan.
o Penggunaan pembangkit tenaga listrik harus memenuhi syarat
keamanan terhadap gangguan dan tidak boleh menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
 Penerangan alam/ pencahayaan
o Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai
penerangan alam/pencahayaan yang cukup sesuai dengan
fungsi ruang dalam bangunan tersebut, sehingga kesehatan
dan kenyamanan pengguan bangunan dapat terjamin.
o Ketentuan besarnya pencahayaan dan sarana / prasarananya
mengikuti ketentuan standar yang berlaku.
 Tata udara
o Setiap bangunan harus mempunyai tata udara yang sehat
agar terjadi sirkulasi udar segar di dalam bangunan untuk
menjaga kesehatan dan kenyamanan penghuni/penggunanya.
o Penggunaan tata udara mekanik (air conditioning) harus
mengikuti ketentuan standar yang berlaku.
o Pemilihan jenis tata udara mekanik harus sesuai dengan
fungsi bangunan dan perletakan instalasinya tidak
mengganggu wujud bangunan.
 Sarana transportasi dalam bangunan
o Setiap bangunan bertingkat harus dilengkapi dengan sarana
transportasi vertical yang memadai, baik berupa tangga,
escalator, dan atau elevator (lift).
o Setiap bangunan negara yang bertingkat di atas 5 lantai, harus
dilengkapi dengan lift.
o Penggunaan lift harus diperhitungkan berdasarkan fungsi
bangunan, jumlah pengguna, waktu tunggu, dan jumlah lantai
bangunan.
o Pemilihan jenis lift harus mempertimbangkan jaminan
pelayanan purna jualnya.
o Ruang lift harus merupakan dinding tahan api.
o Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan dan standar lift
yang berlaku.
 Sarana Komunikasi
o Pada prinsipnya, setiap bangunan gedung negara harus
dilengkapi dengan sarana komunikasi intern dan ekstern.
o Penentuan jenis dan jumlah sarana komunikasi harus
berdasarkan pada fungsi bangunan dan kewajaran kebutuhan.
o Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan dan standar
sarana komunikasi yang berlaku.
 Penangkal petir
o Penentuan jenis dan jumlah sarana penangkal petir untuk
bangunan gedung negara harus berdasarkan pada lokasi
bangunan, fungsi bangunan dan kewajaran kebutuhan
o Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan dan standar
penangkah petir yang berlaku
 Instalasi gas
o Instalasi gas yang dimaksud meliputi instalasi gas pembakaran
seperti gas kota /LPG dan Instàlasi medis seperti gas oksigen,
gas nitrogen oksidan (N20), udara tekan, dsb
o Rancangan system instalasi dan ukuran pipa gas mengikuti
ketentuan standar teknis yang belaku
 Kebisingan dan getaran
o Bangunan gedung Negara harus memperhitungkan baku
tingkat kebisingan atau getaran sesuai dengan fungsinya,
dengan mempertimbangkan kenyamanan dan kesehatan
sesuai diatur dalam standar teknis yang berlaku
o Untuk bangunan gedung Negara yang karena fungsinya
mensyaratkan baku tingkat kebisingan dan/ atau getaran
tertentu, agar mengacu pada hasil analisis mengenai dampak
lingkungan yang telah dilakukan atau ditetapkan oleh ahli.
 Aksebiitas bagi penyandang cacat
o Bangunan gedung Negara yang berfungsi untuk pelayanan
umum atau social harus dilengkapi dengan fasilitas yang
memberikan kemudahan bagi penyandang cacat.
o Ketentuan lebih lanjut mengenai aksebilitas bagi penyandang
cacat mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum NO. 468/KPTS/1999 tentang Persyaratan
Teknis Aksebiitas pada Bangunan Umum dan lingkungan
5). Persyaratan Sarana Penyelamatan
Setiap bangunan gedung Negara harus dilengkapi dengan sarana
penyelamatan dari bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi
persyaratan standar sarana penyelamatan bangunan gedung Negara
meliputi ketentuan -ketentuan:
 Tangga Penyelamatan
o Setiap bangunan gedung sarana yang bertingkat lebih dan 3
lantai, harus mempunyai tangga penyelamatan
o Tangga penyelamatan harus dilengkapi dengan pintu tahan
api, minimum 2 jam, dengan arah pembukaan kearah dan
dapat menutup secara otomatis, pintu harus dilengkapi dengan
lampu dan petunjuk keluar atau exit
o Tangga Penyelamatan yang terletak di dalam bangunan harus
dipisahkan dari ruang-ruang lain dengan pintu tahan api dan
bebas asap, serta jarak capai maksimun 25 m
o Lebar tangga penyelamatan minimum adalah 1,20m
o Tangga penyelamatan tidak boleh berbentuk tangga punter.
o Ketentuan lebih lanjut tentang tangga penyelematan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam standar yang berlaku
 Penerapan darurat dan tanda petunjuk arah keluar
o Setiap bangunan gedung Negara untuk pelayanan dan
kepentingan umum seperti, kantor, pasar, rumah sakit, rumah
Negara bertingkat (rumah, susun) asrama sekolah, dan tempat
ibadah harus dilengkapi dengan penerapan darurat dan tanda
petunjuk arah Keluar/ exit
o Tanda Keluar/exit atau panah petunjuk arah harus ditempatkan
pada persimpangan koridor, jalan keluar menuju ruang
tangga,baik Balkan atau teras, dan pintu menuju tangga.
o Ketentuan lebih lanjut tentang penerangan darurat dan tanda
penunjuk arah keluar mengikuti ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam standar yang berlaku
 Pintu darurat
o Setiap bangunan gedung Negara yang bertingkat lebth dan 3
lantai harus dilengkapi dengan pintu darurat
o Lebar pintu darurat minimum 100 cm, membuka kearah tangga
penyelamatan, kecuali pada lantai dasar membuka kearah luar
(halaman)
o Jarak antara pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung
maksimun 25 m dan segala arah.
o Ketentuan lebih lanjut tentang pintu darurat mengikuti
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam standar yang berlaku
 Koridor / Selasar
o Lebar koridor minimum 1,80 m
o Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu kebakaran atau arah
keluar yang terdekat tidak boleh lebih dari 25 m
o Koridor harus dilengkapi dengan tanda-tanda petunjuk yang
menunjukkan arah ke pintu kebakaran atau arah keluar.
 Sistem Peringatan Bahaya
o Setiap bangunan gedung Negara untuk pelayanan dan
kepentingan umum seperti kantor, pasar, rumah sakit, rumah
Negara bertingkat (rumah susun) asrama, sekolah/Gedung
kuliah, dan tempat ibadah harus dilengkapi dengan system
komunikasi internal dan system peringatan bahaya
o Sistem peringatan bahaya dan komunikasi internal tersebut
mengacu pada ketentuan/standar teknis yang berlaku.

F.2. METODOLOGI PERENCANAAN


Metodologi Perencanaan Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi
Sarana Prasarana terdiri atas :

F.2.1. Metode Arsitektur

Perhatian awal dari metode arsitektur untuk suatu perencanaan adalah:

a. Proporsi Bangunan

Penggunaan sistem proporsional untuk merancang bangunan oleh para arsitek, telah
dilakukan selama berabad-abad. Sehingga kita dapat menjumpai adanya keselarasan
ukuran pada bangunan-bangunan klasik yang dibuat berdasarkan proporsi geometris.

Suatu keteraturan yang dibuat berdasarkan pada pola “ segitiga emas” akan
memperlihatkan hubungan antara M : m, di mana perbandingan bagian m kecil m : M
= M : (M,m)
Hubungan Proporsi dengan Skala Manusia

Salah seorang arsitek yang mengembangkan sistem proporsi digunakan dalam


merancang dikenal dengan konsep “le modulor”, sistem ini memanfaatkan pola “
segitiga emas untuk memberikan batasa-batas pembagian ukuran tubuh manusia,
pertama kalinya tinggi manusia diperhitungkan setinggi 1.720 mm

- Pintu-pintu

Dalam keadaan lalu-lalang yang padat, kecepatan berjalan melalui pintu tergantung
pada jenis pelakunya (misal : apakah orang tua/orang muda, membawa/menjinjing
barang, dan sebagainya) dan pada berdesakannya orang-orang di tiap sisi pintu.
Untuk lalu-lalang, padat tersebut sebaiknya digunakan 2 pintu yang terpisah.

- Kenyamanan Suhu Udara

Suhu ruangan yang dibutuhkan untuk ruang yang nyaman sangat tergantung pada
jenis kegiatan penghuninya dan jenis pakaian yang dikenakan. Juga tergantung
pada kecepatan pergerakan udara dan hembusan udara tersebut (biasanya untuk
tempat dengan iklim sedang tidak begitu masalah)

Guna mendapatkan keadaan ruang dengan suhu yang nyaman, perlu


dikelompokkan atas 4 tingkatan aktivitas di dalam ruangan tersebut (lihat tabel).

Perlu juga kita bedakan pakaian menurut tingkatan yang disebut “satuan Pakaian”
di mana 1 pkn (pkn = pakaian) = 0,155 m2oC/W

- Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan di dalam suatu bangunan harus memenuhi dua fungsi berikut :

a. untuk dapat menerangi ruang-ruang dalam (interior) dan seluruh isinya


b. untuk dapat menerangi hal-hal khusus, seperti pencahayaan untuk membaca,
untuk dapat melihat dengan jelas benda-benda halus, pencahayaan yang jelas
pada saat turun /naik tangga
karenanya pencahayaan untuk hal-hal tersebut hendaknya cukup terang dan
dengan jangkauan yang cukup luas sehingga mekanisme visual kita dapat bekerja
dengan efisiensi yang tinggi.

Jika fungsi visual perlu terdapat dimana saja di dalam bangunan, maka sistem
pencahayaan dan penyinaran boleh berasal dari instalasi yang sama. Sedangkan
jika fungsi tersebut harus dilaksanakan pada lokasi yang tetap, energi yang lebih
sedikit bisa digunakan dengan memberikan fungsi penyinaran melalui lampu meja
dengan pencahayaan yang dikombinasikan dengan penyinaran yang lebih rendah
yang berasal dari sistem pencahayaan umum (biasanya tidak kurang dari 200 lux)
sehingga memungkinkan kita melihat sekeliling kita dengan jelas.

berikut disajikan bagan metode rencana arsitektur dalam suatu perencanaan :

Persiapan :
Survey data sekunder
Survey data primer

Standar Perencanaan
Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara
Analisa Data

Jadwal Penugasan Tenaga Ahli


Konsep Desain:
Latar Belakang
Tujuan
Analisa Struktur
Konsep Site/Tapak
Konsep Denah
Konsep Bentuk

Gambar Kerja/Detail

Gambar F.1. Metode Rencana Arsitektur

A. Persiapan/Pendahuluan
Dalam tahap kegiatan in konsultan akan melakukan hal-hal sebagai
berikut:
 Melakukan pengumpulan data-data sekunder yang diperlukan dalam
desain.
 Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
 Melakukan identifikasi awal terhadap kondisi yang ada yang telah
ditetapkan.
 Survey dan Investigasi Lapangan
Tujuan survey dan pengukuran lapangan adalah untuk memperoleh
data dalam kaitannya dengan perencanaan dan volume pekerjaannya
yang menyangkut soal pembiayaan.

Data yang diperoleh dan pemeriksaan ini adalah:


 Kondisi site eksisting
 Pengukuran Lokasi Pembangunan Gedung
 Pengukuran dimensi bahan atau komponen pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
 Alat pengukuran yang digunakan adalah meter roll/Theodolit
Hasil pengukuran tersebut kemudian dituangkan ke dalam gambar
sketsa yang akan digunakan dalam perencanaan selanjutnya.

B. Analisa Data
Setelah melakukan kegiatan survey dan investigasi lapangan, maka
selanjutnya tim konsultan akan melakukan kegiatan Analisa data. Pada
tahapan ini, tim konsultan akan melakukan kegiatan berupa perhitungan
kebutuhan ruangan yang mengacu kepada daya tampung yang diinginkan
oleh user, dengan tetap mengacu kepada pedoman perencanaan serta
standar teknis pembangunan gedung negara.berikut disajikan Flowchart
perhitungan Luas bangunan:

C. Konsep Desain
Secara umum konsep desain dalam suatu perencanaan terdiri atas :
- Latar Belakang Perencanaan
-Tujuan Perencanaan
- Konsep Site/tapak
- Konsep Bentuk
Penyusunan konsep desain suatu perencanaan sangat diperlukan untuk
mengetahui hirarki dari suatu desain. Konsep desai harus mengacu kepada
pedoman teknis pembangunan gedung negara, Kepmen
No:332/KPTS/M/2002 .

D. Gambar Kerja/Detail
Konsep desain yang mendapat persetujuan dari user maupun Tim
Teknis,merupakan acuan dalam melakukan analisa struktur yang kemudian
akan melahirkan gambar kerja/gambar detail yang lengkap sebagai acuan
dalam pelaksanaan konstruksi.

F.2.2. Metode Perencanaan Utilitas

Tingkat kenyamanan suatu bangunan sangat tergantung dari utilitas bangunan


itu sendiri. Untuk itu diperlukan perencanaan yang sangat matang dalam hal
utilitas bangunan. Secara umum utilitas suatu bangunan khususnya bangunan
negara sebagaimana yang tertuang dalam pedoman teknis pembangunan
gedung negara terdiri atas :
 sistem jaringan air bersih
 sistem jaringan saluran air hujan
 sistem jaringan pembuangan air kotor
 pembuangan sampah
 sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
 Instalasi listrik
 Penerangan alam/pencahayaan
 Tata udara
 Sarana transportasi dalam bangunan
 Sarana komunikasi
 Penangkal petir
 Instalasi gas
 Kebisingan dan getaran
 Aksesibilitas bagi penyandang cacat

Metode perencanaan utilitas suatu bangunan dapat dilihat pada bagan dibawah
ini :

Persiapan :
Survey ketersediaan Jaringan Utilitas sekitar bangunan

Kebutuha Data Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara


Luas lantai Analisa Kebutuhan Utilitas Bangunan
Denah/Gambar Kerja

Penggambaran Sistem /Jaringan Utilitas Bangunan


Gambar F.3. Metode Perencanaan Utilitas

A. Persiapan
Dalam tahap kegiatan ini konsultan akan melakukan pengumpulan data-data
sekunder yang berkaitan dengan ketersediaan jaringan utilitas di sekitar
bangunan dalam rangka menunjang perencanaan utilitas bangunan itu
sendiri.
B. Analisa Kebutuhan Utilitas Bangunan
Dalam tahap analisa kebutuhan utilitas bangunan sangat diperlukan
kebutuhan data berupa luas lantai dan gambar kerja/denah dengan tetap
mengacu pada pedoman teknis Pembangunan Gedung negara. Data luas
lantai akan menentukan quantitas utilitas bangunan sedangkan gambar
kerja/denah sangat menentukan jalur atau penempatan dari masing-masing
utilitas.
C. Penggambaran Sistem/Jaringan Utilitas Bangunan
Penggambaran sistem/jaringan utilitas bangunan merupakan acuan dalam
pelaksanaan konstruksi.

F.2.3. Metode Estimasi/Perkiraan Biaya

1. Estimasi Awal suatu rencana bangunan


Gambar di bawah ini menginformasikan, bahwa diperlukan harga satuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah daerah setempat dimana estimasi dilakukan. Harga satuan
ini ditetapkan secara periodik oleh setiap pemerintah daerah.
Gambar F.4. Proses Estimasi Biaya sesuai Kepmen Kimpraswil

Hal yang penting untuk dicermati pada aturan ini adalah proses untuk mendapatkan total luas lantai
(TLL). Bagaimana detail proses tersebut dapat dijelaskan dalam uraian berikut :

1. Informasi awal yang harus dihimpun dinas/departemen terkait adalah jumlah penghuni dan lahan
peruntukan bangunan tersebut. Jumlah penghuni dimaksudkan untuk mengetahui luas lantai
peruntukan bangunan gedung, dengan koefisien penghuni ditentukan oleh instansi teknis dari
dinas/departemen yang bersangkutan. Koefisien penghuni merupakan luas lantai rata-rata yang
dibutuhkan setiap penghuni gedung yang menjamin kegiatan penghuni berlangsung dengan
baik.

2. Langkah selanjutnya adalah menentukan total luas lantai gedung yang akan dibangun.
Sementara itu, informasi luas lantai yang bukan peruntukan tidak dibakukan agar
dinas/departemen terkait bisa menyesuaikan dengan kebutuhan yang unik untuk setiap
gedung. Biasanya luas lantai yang bukan peruntukan ini berdasarkan judgement dari instansi
masing-masing.

3. Pemda setempat berperan dalam menentukan harga satuan tertinggi (HST) dan besarnya luas
lantai dasar maksimal (LDM) yang boleh dibangun, biasanya dinyatakan dalam KDB (koefisien
dasar bangunan). KDB marupakan nilai perbandingan antara luas lantai dasar bangunan
terhadap lahan peruntukkan (LP)

4. Komparasi antara lahan yang boleh dibangun dengan total luas lantai menghasilkan kesimpulan
suatu bangunan gedung itu bertingkat atau tidak.

5. Dari dua informasi konsepsi biaya tersebut dapat dihitung estimasi biaya bangunan gedung.

2. Estimasi Biaya berdasarkan Gambar Desain (BOQ dan RAB)


Setelah hasil akhir desain diperoleh, maka dilakukan perhitungan volume
pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar rencana pekerjaan.
Setelah perhitungan volume pekerjaan selesai dilakukan, tahapan berikutnya
adalah menentukan analisa rencana anggaran biaya.
Dalam melakukan perhitungan kebutuhan biaya untuk pelaksanaan proyek yang
dibuat oleh perencana. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
• Standar harga satuan pekerjaan yang diterbitkan oleh Pemda Kab Sidrap.
• Harga satuan bahan dan satuan upah yang diterbitkan oleh Pemda Kab
Sidrap.
• Harga satuan bahan dan satuan upah berdasarkan hasil survey
lapangan.
• Jenis pekerjaan dan volume pekerjaan hasil perhitungan volume
pekerjaan.

Tahap analisa dilaksanakan sebagai berikut:


Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan untuk setiap jenis kegiatan
menggunakan analisa SNI.
Perhitungan anggaran biaya pekerjaan yaitu volume pekerjaan dengan harga
satuan pekerjaan yang ditampilkan dalam bentuk daftar kuantitas dan harga.
Penyajian dalam laporan disusun:
• Rencana Anggaran Biaya
• Daftar Kuantitas dan Harga
• Analisa Biaya Satuan Pekerjaan
• Daftar Harga Satuan dan Upah

3. Penyiapan Dokumen Lelang


Konsultan akan menyiapkan dokumen pelelangan untuk digunakan pada saat
pelelangan pekerjaan yang terdiri dari:
 Instruksi kepada peserta lelang
 Surat undangan pelelangan
 Spesifikasi teknis
 Daftar volume pekerjaan
 Perhitungan biaya (cost estimate)

Dalam pembuatan dokumen lelang ini konsultan akan mengakomodir dokumen


standar pelelangan yang ada.

BAB VII

RENCANA KERJA
G.1. Pendekatan Teknis
Di dalam melaksanakan pekerjaan Perencanaan ini disusun suatu pendekatan
teknis yang merupakan dasar dari pelaksanaan pekerjaan ini.

Pendekatan Teknis yang dilakukan secara umum dapat dikemukakan sebagai


berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pengumpulan Data
3. Pembuatan Pra-Desain
4. Pembuatan Detail Desain
5. Pembuatan Dokumen Tender

G.1.1 Pekerjaan Persiapan

Kegiatan persiapan meliputi beberapa kegiatan utama antara Lain:


 Persiapan administrasi
 Penyusunan rencana kerja
 Mobilisasi Personil, Penyiapan Kantor Proyek dan Peralatan
Dalam tahap ini dilakukan suatu penyusunan langkah kerja yang
akan digunakan serta penentuan jenis data-data yang dibutuhkan,
instansi-instansi yang terkait. Khusus untuk tahap persiapan ini,
intinya adalah kesiapan tim pelaksana yang akan dimobiisasi dan
yang akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
 Pengumpulan Data Sekunder

Konsultan akan mengumpulkan data-data sekunder yang akan


mendukung konsultan dalam melaksanakan tugas. Data-data
sekunder tersebut meliputi data demografis, geografis, data
kependudukan dan kinerja pemerinthan dalam lima tahun terakhir.
 Koordinasi
Koordinasi anggota tim dengan pihak klien untuk menjaring
kebutuhan ruang dan fungsional

G.1.2. Tahapan Pengumpulan Data

Dokumen Usulan Teknis mengenai ruang lingkup layanan Jasa


Konsultan, telah dikemukakan jenis-jenis kegiatan yang akan dikerjakan.
Pada dasarnya pengelompokan kegiatan tersebut juga sudah
menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan sesuai dengan urutan
kerjanya.
Konsultan juga akan berusaha memperoleh informasi dan data lain yang
berkaitan dengan perencanaan teknis gedung.

Semua data dan dokumen yang berkaitan dengan pekerjaan


perencanaan teknis bangunan, hasil survei/studi terdahulu yang
relevan, peta-peta diinventarisir kemudian dievaluasi. Termasuk
diantaranya pengumpulan referensi dan standar prosedur atau gambar-
gambar standar mengenai perencanaan teknis bangunan.

Tahapan kegiatan pengumpulan data dapat dikemukakan sebagai


berikut:
1. Pengumpulan data instansional di instansi
2. Pengumpulan Data Observasi Lapangan
3. Pendekatan teknik dan penyusunan laporan pendahuluan
4. Pengukuran topografi.
Kegiatan pengukuran topografi ini meliputi pengukuran kontur tanah
dan sifat geologis lahan yang akan dibanguni oleh gedung dimaksud.
Hasil pengukuran selanjutnya dihitung berdasarkan analisis topografi
dan geologis sehingga menghasilkan suatu rekomendasi tingkat
kelayakan site.

5. Perhitungan hidrologi.

Pengukuran hidrologi meliputi kegiatan penyelidikan history hidrologi seperti


curah hujan, klimatologi, potensi dan resiko bencana hidrologi dan yang terkait.

Penelitian Hidrologi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data


yang diperlukan dalam analisa Hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai untuk
perencanaan drainase di sekeliling bangunan. Sedangkan perencanaan
drainase sangat diperlukan untuk penentuan jenis dan dimensi dari bangunan-
bangunan camping, serta bentuk potongan jalan lingkungan yang
direncanakan.

 Teknis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan bantuan data statistik yang ada di daerah


setempat serta rnengenditifikasi curah hujan yang paling berpengaruh
terhadap daerah tangkapan sehingga akan mendapatkan data yang
paling optimal.

• Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan kegiatan penelitian Hidrologi ini, secara umum


meliputi kegiatan-kegiatan :
1. Mengambil peta topografi pada daerah sekitar yang ada.

2. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber-sumber


yang bersangkutan (data dalam 10 tahun terakhir).

3. Menginvetarisir gorong-gorong dan saluran samping existing.

6. Penyelidikan tanah

Kegiatan penyelidikan tanah meliputi pengambilan sampel kondisi


dan struktur tanah dan beberapa titik secara acak dan terhitung.
Pengambilan sampel tersebut umunmya dengan cara sondir.
Pengeboran dengan bor yang hampa inti bornya untuk
pengambilan sampel tanah dan kedalaman tertentu.
Setiap pengambilan sampel pada beberapa titik dapat
mengindikasikan kekuatan fisis dan konstruksi tanah jika
memperoleh beban bangunan tertentu.

G.1.3 Pembuatan Pra-Desain

Konsultan akan membuat pra desain yang merupakan gambar usulan


konsultan atas apresiasi terhadap hasil survey dan identifikasi kebutuhan
ruang fungsional dan atmosfer kultural lokal.
Kegiatan pra desain ini meliputi, antara lain:
 Verifikasi dan evaluasi terhadap seluruh hasil survey yang telah
dilakukan sebelumnya. Verifikasi ini dimaksudkan sebagai sarana
cross-check dan validasi data survey. Seluruh staf terlibat dalam
tahapan mi.

 Setelah verifikasi dilaksanakan, selanjutnya seluruh tenaga ahli


menyusun kritenia perencanaan. Kriteria ini ditetapkan sebagai
landasan perencanaan seluruh bagian dan item perencanaan,
baik struktural, arsitektural, juga mekanikal dan elektrikalnya.

 Konsultan akan membuat pra-desain sebagai sketch atas ide


perencanaannya. Sketch tersebut selanjutnya dipresentasikan kepada
klien untuk dimintakan saran, koreksi ataupun pengembangannya.

Namun presentasi tersebut juga akan memperhatikan batasan-batasan


yang rasional, seperti ketersediaan dana, keterbatasan waktu
pelaksanaan, ketersediaan material, ketersediaan sumber daya tenaga
dan kapasitas lokal. Selain keterbatasan tersebut di atas, masukan yang
tidak sesuai dengan kaidah perencanaan bangunan gedung pemerintah
yang telah ditentukan dalam Kepmen Kimpraswil Nomor 332
KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara, harus diabaikan.

G.1.4. Pembuatan Detail Desain

Pembuatan detail desain merupakan pekerjaan studio, di mana


kegiatan mi merupakan inti kegiatan perencanaan ini. Kegiatan studio
ini meliputi kegiatan antara lain:

 Pembuatan detail design

Detail desain merupakan penuangan ide dan tahapan pra desain


di atas, menjadi sebuah konsep perencanaan yang lebih
mendetail mengungkapkan/ menggambarkan, struktur ruang,
kebutuhan ruang, optimasi lahan dan pengaturan peruntukannya.

 Pembuatan layout

Layout adalah sebuah rancangan sketsa di atas kertas berupa


desain final atas konsep bangunan yang akan dirancang dan
direncanakan.

 Pembuatan desain bangunan pelengkap.

Selain bangunan induk, yaitu gedung dinas pemerintahan, juga


akan dirancang bangunan pelengkap sebagai penunjang
fungsional bangunan utama.

 Penggambaran.

Selanjutnya dengan aplikasi AutoCad, konsultan akan


mendigitasi konsep di atas dari kartal menjadi digital. Aplikasi ini
memungkinkan engineering drafting lebih mudah dan lebih baik.

Tahapan berikutnya setelah digambar, adalah dibuat


perspektifnya dan animasi digitalnya.
Konsultan akan mengoptimasi aplikasi AutoCAD dan 2Dmax
sebagai aplikasi utama pendigitasian dan rendering 2D

G.1.4. Pembuatan Dokumen Tender


Dokumen tender akan dibuat oleh konsultan sebagai bahan
bahan bagi klien dalam melaksanakan pelelangan jasa kontraktor konstruksi dengan sistem pasca
kualifikasi. Dokumen tender ini akan memuat Term Of Reference (TOR) dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) kegiatan pekerjaan Perencanaan Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan
Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Penyuluhan.

BAB VIII

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Seluruh tahapan pekerjaan tersebut di atas selanjutnya ditampilkan secara grafis
yang menunjukkan pemanfaatan waktu pekerjaan secara optimal untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja

Untuk melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi pekerjaan Perencanaan


Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana
Penyuluhan konsultan menyususn jadual pelaksanaan pekerjaan yang berlaku
umum. Jadual ini berlaku untuk team konsultan. Jadwal yang kami susun
disesuaikan dengan lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan. Untuk pekerjaan
pekerjaan Perencanaan Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi
Sarana Prasarana Penyuluhan dalam penyusunan jadwal diawali dengan
pekerjaan persiapan yang terdiri dari persiapan administrasi dan mobilisasi
personil kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data, penyusunan pra
desain, detail desain dan pembuatan dokumen tender.

Selama pekerjaan berlangsung, konsultan setiap saat melakukan koordinasi


dengan pihak user dan Tim Teknis serta pihak-pihak terkait lainnya untuk
menyatukan persepsi dan mencari solusi dari masalah-masalah yang
kemungkinan terjadi di lapangan.

Alokasi waktu seperti tersebut di atas akan dianggap benar dan akan dipakai
dalam pembuatan penjadwalan secara umum untuk pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan Pembangunan BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana
Prasarana Penyuluhan. Untuk memudahkan pembacaan penjadwalan pekerjaan
akan disajikan dalam bentuk tabel yang disebut jadwal pelaksanaan pekerjaan
(Time Schedule), yang dapat dilihat pada Tabel H.1. Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
BAB IX

TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA

I.1. Kebutuhan Tenaga Ahli

Dengan mempelajari Kerangka Acuan Kerja (TOR/Term Of Reference) pekerjaan


Perencanaan Renovasi Gedung Laboratorium Gizi Kuliner Dasar Fakultas Kesehaan
Masyarakat Unhas dan melihat dari dekat lokasi dan kondisi lapangan maka Konsultan
mencoba menyusun tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam perencanaan seperti tabel
I.1. di bawah ini :

Tabel I.1. Tenaga Ahli Konsultan


No Nama Jabatan yang diusulkan
.
1. Ir. Amir Daming Team Leader
2. Ir. Patiroy Tenaga Ahli Arsitektur
3. Ir. Nirwadi Tenaga Ahli Sipil Bangunan
4. A.Arifah pasri,ST Tenaga Ahli Estimator

I.2. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli

1. Team Leader
Tugas dan Tanggung jawab Team Leader meliputi:
a. Mengkoordinir kegiatan dan jadwal seluruh persoriil baik tenaga ahli
maupun tenaga pendukung yang terlibat dalam pekerjaan.
b. Berkoordinir dengan pihak klien.
c. Mempersiapkan petunjuk teknis setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan.
d. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil pekerjaan terhadap
kilen.

2. Ahli Teknik Arsitektur


Tugas dan Tanggung jawab Ahli Arsitektur meliputi:
a. Melakukan survey dan penelitian tentang nuansa arsitektural
setempat, sebagai salah satu pertimbangan perancangan dan
perencanaan bangunan.
b. Membuat perancangan site plan bangunan dan utilitas pendukungnya.
c. Membuat pra rencana dan detail design.

3. Ahli Sipil Bangunan

Tugas dan Tanggung jawab AhIi Sipil meliputi:


a. Membuat analisa dan perhitungan tentang kapasitas bangunan, serta
menjamin tingkat keamanan bangunan hingga minimal 10 tahun.
b. Melakukan koreksi atau pengembangan atas pra rencana dan detail
desain dengan pertimbangan faktor keamanan, selain faktor
keindahan arsitektural dapat terakomodasi.
c. Memeriksa dan membuat laporan analisanya serta rekomendasi
tentang pernamfaatan bahan/material yang tersedia.
d. Mengkoodinir pelaksanaan survey topografis dan hidrologis.
e. Melakukan sampling (pengambilan sampel) abs peralatan sondir.
f. Membuat analisis atas sampling dan membuat perhitungan kekuatan
material serta lainnya
g. Bertanggungjawab atas semua hasil pengukuran topografi,
perhitungan gambar dan gambar topografi serta hal-hal lainnya yang
terkait.

4. Ahli Estimator

Tugas dan Tanggung jawab Ahli Estimator meliputi:

a. Melakukan survey pasar atas harga bahan bangunan dan


perangkat/perkakas kerja. Data hasil survey mi selanjutnya
dikomparasikan dengan harga berlaku setempat.
b. Melakukan analisa dan perhitungan rencana anggaran biaya
konstruksi.
c. Bertanggung jawab atas semua perhitungan harga dan biaya
konstruksi berdasarkan perencanaan.
d. Menyusun draft dokumen lelang.
Untuk lebih memberi gambaran yang benar dan setiap personil, setiap biodata
dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tenaga Ahli dan Foto Copy Ijazah dari
personil yang bersangkutan serta sertifikat pengalaman pekerjaan .

BAB X

JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Penyusunan jadwal penugasan tenaga ahli ini diperlukan dalam rangka


pengarahan personil ahli dan pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan. Hal
ini dimaksudkan agar tidak terjadi penggunaan personil yang tidak efisien

Jadwal rencana penugasan tenaga ahli untuk pekerjaan Perencanaan


Pembangunan Gedung BPP,Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana
konsultan akan mempersiapkan personil yang qualified untuk menangani
pekerjaan ini. Pengalaman dan keadaan masing-masing personil ahli dapat dilihat
pada uraian curriculum vitae setiap tenaga ahli. Penyusunan jadwal rencana
penugasan personil yang memuat tenaga ahli dan tenaga pendukungnya
didasarkan atas jadwal pelaksanaan pekerjaan, sehingga yang dibebankan pada
konsultan akan dapat ditangani dengan baik.

Pada pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung BPP, Penyempurnaan dan


Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Penyuluhan jumlah tenaga ahli yang ditugaskan
adalah 3 (Tiga) orang termasuk team leader dengan rincian sebagai berikut :
Team konsultan akan dipimpin oleh 1 (satu) orang Team leader yang bertugas
mengkoordinir team baik lapangan maupun dikantor dengan masa layanan 45
(Empat Puluh Lima) hari kalender. Team leader dibantu dengan 2 (dua) orang
tenaga ahli,yang terdiri dari 1(dua) orang ahli arsitektur, 1(dua) ahli sipil
bangunan
Secara lengkap jadwal penugasan tenaga ali, asisten tenaga ahli dan tenaga
pendukung akan disajikan pada tabel J.1. Jadwal Penugasan Pesonil.
BAB XI

ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN

Konsultan membentuk tim pelaksana lapangan atas Pekerjaan Perencanaan ini.


Tim operasional konsultan tersebut terdiri dari orang-orang yang berkompeten di
bidangnya masing-masing, dan mereka memiliki pengalaman mengerjakan
berbagai pekerjaan sejenis sehingga mereka terbiasa dengannya. Mereka dapat
bekerja bersama-sama sebagai sebuah tim, sebaik yang dapat mereka kerjakan
bilamana melakukannya sendiri-sendiri.

Tim konsultan yang bertugas dalam pekerjaan ini akan bekerja dalam suatu
struktur organisasi yang akan saling terkait baik secara profesional maupun secara
struktural.

Berikut tergambarkan struktur organisasi tim konsultan di lapangan.

BAB XII

LAPORAN
Konsultan membentuk format pelaporan standard berdasarkan pengalaman konsultan
mengerjakan pekerjaan sejenis atas pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung BPP,
Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Penyuluhan. Pelaporan tersebut
sebagai indikator kemajuan proyek sekaligus alat ukur pencapaian atau evaluasi atas
pencapaian terhadap perencanaan.
Pelaporan ini terdiri atas :
 Laporan penyusunan konsep.
Laporan penyusunan konsep merupakan laporan yang memuat hasil-hasil
pendataan awal konsultan. Juga memuat tentang konsep awal berdasarkan data
yang dimiliki konsultan. Sesuai rencana laporan ini dimasukkan pada pekan
pertama bulan kedua setelah pekerjaan berlangsung efektif.

Output pada laporan ini berupa:


• Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah
dan kualifikasi perencana, metode pelaksanaan, dan tanggung jawab
waktu perencanaan.
• Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang, dan lainnya.
• Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah
sederhana, keterangan rencana kota, dan lain-lain.

 Laporan Pra Rencana Teknis


Laporan yang memuat perencanaan awal konsultan untuk dikonsultasikan dengan
pihak klien, dalam hal ini pihak proyek.

Output pada laporan ini berupa:

• Gambar rencana tapak,


• Gambar pra rencana bangunan
• Perkiraan biaya bangunan
• Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat.

 Laporan Draft Final

Laporan draft final merupakan konsep laporan akhir perencanaan yang memuat
gambar detail atas bangunan utama dinas-dinas rencana terbangun dan bangunan
pendukungnya.
Output pada laporan ini berupa:

• Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur utilitas,


• Uraian konsep rencana dan perhitungan yang diperlukan,
• Draft rencana anggaran biaya,
• Draft rencana kerja dan syarat-syarat.

 Dokumen Pelaksanaan (RKS & RAB)

Konsultan akan menyusun dokumen lelang berupa Term of Reference dan


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat bagi klien dalam menentukan pelaksana
konstruksi (kontraktor) melalui sistem pengadaan pascakualifikasi.

Output pada laporan ini berupa:

• Gambar rencana teknis bangunan Iengkap,


• Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
• Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)
• Rencana Anggaran Biaya (RAB)
• Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan yang diperlukan.

 Gambar Perspektif

Gambar perspektif merupakan suatu preview gambar melalui aplikasi AutoCAD.


Dengan aplikasi ini sebuah rancangan bangunan dapat dengan mudah diubah-ubah
penampakannya, potongan bangunannya,

BAB XIII
STAF PENDUKUNG

M.1. UMUM
Pengadaan tenaga pendukung bagi pekerjaan Perencanaan Pembangunan
Gedung BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Penyuluhan
ini merupakan alat bantu bagi tim konsultan tenaga ahli dalam melaksanakan
profesionalisme-annya.

Tenaga pendukung terdiri dari dua, yaitu:


a) Asisten Tenaga Ahli
b) Staf Pendukung

Seluruh tenaga pendukung saat penawaran berupaya telah ditentukan, namun


konsultan akan berupaya agar tidak terjadi perubahan konfigurasi personil.

M.2 ASISTEN TENAGA AHLI

A. Asisten Ahli Arsitek


Konsultan akan menugaskan 1 (satu) orang Asisten Arsitek yang akan
mendampingi Ahli Arsitektur dalam pelaksanaan tugasnya. Dengan tugas dan
tanggung jawab asisten arsitek terdiri dari sebagai berikut:
• Membantu Ahil Arsitek dalam melakukan survey dan penelitian tentang
nuansa arsitektural setempat, sebagai salah satu pertimbangan perancangan
dan perencanaan bangunan.
• Membantu Ahli Arsitek dalam membuat perancangan site plan bangunan dan
utilitas pendukungnya.
• Membantu Ahli Arsitek dalam rencana rencana dan detail design.
B. Asisten Ahli Sipil Bangunan

Konsultan akan menugaskan 1 (satu) orang Asisten AhIi Sipil Bangunan dengan
masa tugas tertentu. Dengan tugas dan tanggung jawab asisten ahli sipil bangunan
mengadakan pekerjaan pengukuran, yang terdiri dari sebagai berikut:
• Membantu ahli struktur dalam membuat analisa dan perhitungan tentang
kapasitas bangunan, serta menjamin tingkat keamanan bangunan hingga
minimal 10 tahun.
• Membantu ahli struktur yaitu melakukan koreksi atau pengembangan atas pra
rencana dan detail desain dengan pertimbangan faktor keamanan, selain
faktor keindahan arsitektural dapat terakomodasi.
 Membantu pemeriksan dan pelaporan analisanya serta rekomendasi tentang
pemanfaatan bahan/material yang tersedia

M.3 STAF PENDUKUNG

A. Sekretaris

Konsultan akan menugaskan sekretaris sejumlah Satu (1) orang dengan masa
tugas 45 (Empat Puluh Lima) Hari. sekretaris diberi wewenang dan tanggung jawab
sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:
• mengatur persuratan pelaksanaan pekerjaan
 Menyediakan dukungan Administrasi kegiatan.

B. Juru Gambar (Draftman/Operator CAD)


Konsultan akan menugaskan drafter sejumlah satu (1) orang dengan masa tugas
45 (Empat Puluh Lima) Hari. Drafter diberi wewenang dan tanggung jawab sebagai
berikut, namun tidak terbatas hanya pada:
• Menyediakan dukungan drafting dan penggambaran baik secara manual
maupun secara komputer grafis.

C. Operator Komputer

Konsultan akan menugaskan 1 (satu) orang operator komputer. Operator diberi


wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:

• Membantu tugas administratif dan support lainnya, kususnya dalam hal


pengetikan.

D. Tenaga Pembuat Dokumen

Konsultan akan menugaskan satu (1) orang tenaga pembuat dokumen. Ia diberi
wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:
• membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pekerjaan

E. Sopir/Driver

Konsultan akan menugaskan satu orang sopir. Ia diberi wewenang dan tanggung
jawab sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:

• Membantu seluruh staf proyek konsultan untuk kegiatan transportasi.

F. Office Boy

Konsultan akan menugaskan office boy. Ia diberi wewenang dan tanggung jawab
sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya pada:
 Membantu operasionalisasi kantor dan lapangan.

BAB XIV

FASILITAS PENDUKUNG
N.1 Umum

Setelah mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan oleh Konsultan selama


penugasan, maka disusun suatu daftar kebutuhan yang dapat dipertanggung
jawabkan. Kebutuhan tersebut terdiri dan fasiitas, logistik dan staf penunjang,
seperti:
• Ruang Kantor dan Perlengkapannya;
• Transportasi;
Biaya-biaya yang diperlukan untuk pengadaan kebutuhan fasilitas, logistik dan
staf penunjang di atas, dijabarkan dalam data usulan biaya.

N.2. Ruangan Kantor Dan Perlengkapannya

Konsultan akan menyediakan kantor dengan cara menyewa untuk pekerjaan


tersebut. Luas dan kualitas kantor akan disesuaikan menurut kebutuhan jumlah
pegawai/staf.

Selain itu kantor juga akan dilengkapi dengan fasilitas meja-kursi, telepon,
komputer, alat survey dan lain-lain.

N.3. TRANSPORTASI

Untuk kelancaran pelaksanaan Perencanaan Teknis pekerjaan, maka diperlukan


sarana untuk menuju lokasi paket pekerjaan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka Konsultan akan melengkapi personil yang ditugaskan dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan kendaraan roda empat dan dua yang
jumlahnya disesuaikan dengan personil Konsultan.

Secara lebih detail untuk fasilitas penunjang konsultan kami tampilkan dalam bentuk tabel N.1.
Daftar Peralatan Konsultan, yang kami sajikan dalam hal ini adalah peralatan yang dimiliki oleh
konsultan baik milik sendiri maupun sewa panjang.

BAB XV
PENUTUP
Usulan Teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan teknis dalam Pelaksanaan kegiatan
bagi seluruh pelaku yang terkait.

Demikian usulan teknis kami sebagai apresiasi terhadap Kerangka Acuan Kerja pekerjaan
Perencanaan Pembangunan gedung BPP, Penyempurnaan dan Rehabilitasi Sarana
Prasarana Penyuluhan. Dalam pengerjaan pekerjaan tersebut, kami akan melibatkan
beberapa orang tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman dalam bidangnya agar
dapat memberikan pelayanan jasa yang maksimal.

Kami berharap agar nantinya dapat terjalin suatu kerjasama yang profesional, antara kami
selaku Penyedia Jasa dan pemilik pekerjaan.sehingga tujuan dari pekerjaan ini dapat
terwujud sesuai dengan yang diharapkan bersama.

Pangkajene, Februari 2009

CV. MEGA CIPTA

IR.A.Ratna Kuddus
Direktris

Anda mungkin juga menyukai