Anda di halaman 1dari 20

MODUL

BARISAN DAN DERET

KELAS XII. IPA


SEMESTER I

Oleh : Drs. Pundjul Prijono

( http://vidyagata.wordpress.com
)

SMA NEGERI 6
Jalan Mayjen Sungkono 58
Malang
Telp./Fax : (0341) 752036
E-Mail : pundj
ulprijono@yahoo.co.id
BAB I. PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Dalam modul ini, anda akan mempelajari pola bilangan, barisan, dan
deret diidentifikasi berdasarkan ciri-cirinya. Notasi sigma dan
penggunaannya dalam menyederhanakan penulisan suatu deret. Barisan dan
deret aritmatika diidentifikasikan berdasarkan ciri-cirinya, nilai unsur ke
n suatu barisan aritmatika ditentukan dengan menggunakan rumus,
jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika ditentukan dengan
menggunakan rumus. Barisan dan deret geometri diidentifikasikan
berdasarkan ciri-cirinya, nilai unsur ke n suatu barisan geometri ditentukan
dengan menggunakan rumus, jumlah n suku pertama suatu deret
geometri ditentukan dengan menggunakan rumus, jumlah takhingga deret
geometri ditentukan dengan menggunakan rumus.

B. Prasyarat

Agar dapat mempelajari modul ini anda harus telah memahami


operasi pada bilangan real.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Perhatikan langkah-langkah dalam setiap contoh sehingga


mempermudah dalam memahami konsep pola bilangan, barisan maupun
deret.
2. Apabila ada soal latihan, kerjakanlah soal-soal tersebut sebagai latihan
untuk persiapan evaluasi.

3. Jawablah tes formatif dengan jelas sesuai dengan kemampuan Anda.


Jika Anda masih ragu-ragu dengan jawaban yang Anda peroleh, Anda
bisa melihat kunci jawaban formatif yang sesuai.
4. Kerjakan soal-soal yang ada pada evaluasi.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:


1. memahami pola bilangan, barisan, dan deret.
2. memahami notasi sigma dan penggunaannya dalam menyederhanakan
penulisan suatu deret.
3. memahami barisan dan deret aritmatika.
4. menentukan unsur ke n suatu barisan aritmatika dengan
menggunakan rumus.
5. menentukan jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika
dengan menggunakan rumus.
6. memahami barisan dan deret geometri.
7. menentukan unsur ke n suatu barisan geometri dengan menggunakan
rumus.
8. menentukan jumlah n suku pertama suatu deret geometri dengan
menggunakan rumus.
9. menentukan jumlah takhingga deret geometri dengan
menggunakan rumus.
BAB II.PEMBELAJARAN

Kompetensi : Menerapkan konsep baris dan deret.


Sub Kompetensi : - Mengidentifikasi pola bilangan, barisan dan deret.
- Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika.
- Menerapkan konsep barisan dan deret geometri.

A. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiata n Belajar 1

Pola Bilangan, Barisan, Deret dan Notasi Sigma a.

Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan anda dapat:


 menentukan pola suatu deretan bilangan,
 menentukan unsur ke n suatu barisan berdasarkan sifat/pola yang dimiliki,
 menentukan n unsur pertama suatu barisan jika rumus unsur ke n barisan
itu diketahui,
 menentukan suku ke n suatu barisan berdasarkan sifat/pola yang dimiliki
oleh barisan yang terkait,
 menentukan n suku pertama suatu deret jika rumus suku ke n deret itu
diketahui,
 menyatakan suatu penjumlahan dengan menggunakan notasi sigma,
 menentukan nilai penjumlahan yang dinyatakan dalam notasi sigma,
 memahami beberapa sifat pada notasi sigma.

b. Uraian Materi

Perhatikan deretan bilangan-bilangan berikut:


a. 1 2 3 ...
b. 4 9 16 ...
c. 31 40 21 30 16 ...

Deretan bilangan di atas mempunyai pola tertentu. Dapatkah anda


menentukan bilangan yang belum diketahui sesuai dengan aturan
yang dipunyai?
Pada a, bilangan ke 4 adalah 4, sebab deretan bilangan nomor 1,
mempunyai aturan: bilangan ke 2 = 1 + 1 = 2, bilangan ke 3 = bilangan ke
2+1=2+
1 = 3. Jadi bilangan ke 4 = bilangan ke 3 + 1 = 3 + 1 = 4.
Pada b, bilangan ke 4 adalah 25, sebab deretan bilangan nomor 2,
2 2
mempunyai aturan: bilangan ke 1 = (1 + 1) = 2 = 4, bilangan ke 2 = (2 +
2 2 2 2
1) = 3 = 9, bilangan ke 3 = (3 + 1) = 4 = 16. Jadi bilangan ke 4 = (4 +
2 2
1) = 5 = 25.
Pada c, bilangan ke 6 adalah 25, sebab deretan bilangan nomor 3,
mempunyai aturan: bilangan ke 3 = bilangan pertama - 10 = 31 - 10 = 21,
bilangan ke 4 = bilangan ke 2 - 10 = 40 - 10 = 30, bilangan ke 5 = bilangan
ke 3 - 5 = 21 - 5 = 16,. Jadi bilangan ke 6 = bilangan ke 4 - 5 = 30 - 5 = 25.
Aturan yang dimiliki oleh deretan bilangan di atas disebut pola bilangan
pada deretan itu. Pola sebuah deretan bilangan tidak tunggal.
Sebagai
2
contoh, pada deretan bilangan nomor 2, bilangan ke n = (n + 1) dengan n
= 1, 2, 3, 4.
Selanjutnya kita akan membicarakan deretan bilangan dengan pola
khusus yang disebut barisan dan deret.

Definisi

Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dengan domain himpunan


semua bilangan asli ( ) dan kodomain himpunan semua bilangan real ( ).
Jika U merupakan fungsi dari  ke  , maka barisannya sering ditulis
dengan U 1,
U 2, U 3, ..., U n, .... Pada barisan U 1, U 2, U 3, ..., U n, ... , U n disebut unsur ke
n atau elemen ke n dari barisan itu.
Cont oh 1.1
1. 1, 2, 3,... merupakan barisan dengan unsur ke n dari barisan itu adalah U n
= n.
2. 1, -1, 1, -1,.... adalah barisan dengan unsur ke n dari barisan itu adalah
n
U n = (-1) .

Definisi

Jika U 1, U 2, U3,..., U n,... merupakan barisan bilangan real, maka


U 1 + U 2 + U 3,... + U n +...
disebut deret, dan U n disebut suku ke n barisan itu.
Contoh 1.2
1) 1 + 2 + 3 +..., maka suku ke n barisan itu adalah U n = n.
2) 1 + (-1) + 1+ (-1) + ...., maka suku ke n dari deret itu adalah U n =
n
(-1) .
3) 1 + 1 + 2 + 3 + 5 + 8 + ..., maka ke 7 dari barisan itu adalah 13.

Notasi Sigma

Perhatikan jumlahan bilangan-bilangan berikut.


1. 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7.
2. 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12.
1 1 1
3. + + .
3 9 27
4. 1 + 3 + 5 + 7 + 9.

Jumlahan bilangan-bilangan dari deretan bilangan yang mempunyai


pola dapat dituliskan dengan notasi   (dibaca: sigma), Sehingga
jumlahan bilangan diatas dapat ditulis kembali :
7
1. 1  2  3  4  5  6  7   n
n1
6
2. 2  4  6  8  10  12   2n
n1
3
1 1 1 1
3.   
3 9 27 n1 3n
5
4. 1  3  5  7  9   (2n  1)
n1

Beberapa sifat notasi sigma


Jika m dan n adalah bilangan asli, dengan m ≤ n dan c  R , maka berlaku :
n n n
1. 
k m
(a k  bk )   a k   bk
k m k m

n n
2.  ca
k m
k c
ak
k m

n
3.  c  (n  m  1)c
k m
n n p
4. a
k m
k  a k
p
k m p

n n n n

  bk )   a k  2  a k .bk   bk
2 2
5.
(a k
k m k m k m k m
c. Rangkuman 1

1. Aturan yang dimiliki oleh deretan bilangan disebut pola bilangan


pada deretan itu.
 Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dengan domain
himpunan semua bilangan asli (N ) dan kodomain himpunan semua
bilangan real (R). Jika U merupakan fungsi dari N ke R, maka
barisannya sering ditulis dengan U 1, U 2, U 3,..., Un,.... Pada barisan U 1,
U 2, U 3,..., U n ,..., U n disebut unsur ke n atau elemen ke n dari barisan
itu.
3. Jika U 1, U 2, U 3 ,..., U n,... merupakan barisan bilangan real, maka U 1 + U 2
+ U 3,... + U n +...disebut deret, dan U n disebut suku ke n barisan itu.
 Jumlahan bilangan-bilangan dari deretan bilangan yang mempunyai

pola dapat dituliskan dengan notasi  (dibaca: sigma).


d. Kegiatan 1

Agar mempunyai wawasan tentang Pola Bilangan, Barisan, Deret dan Notasi
Sigma dengan baik , kerjakan soal dibawah ini dengan baik.

1. Tentukan suku yang dicantumkan di akhir barisan dan juga suku ke -n


dari setiap barisan berikut:
a. 13, 9, 5, ...., U 31
b. 25, 21, 17, 13, ..., U 20
c. -10, -8, -6, -4, ..., U 100

2. Tentukan bentuk notasi sigma dari setiap deret berikut :


a. 2 + 5 + 8 + ... + 119
b. 100 + 90 + 80 + ... + 0
1
c. 4 + 1 + + ...
4

3. Hitunglah deret-deret berikut :


5
a.  (2n  1)
n1
4
b.  2n
1
n 1
6
c.  3.2
n
n 1

Jika anda sudah menyelesaikan kegiatan 1 cocokkan jawaban anda pada


kunci jawaban yang berada dibelakang modul ini. Setelah anda cocokkan
berilah nilai kegiatan anda didalam mengerjakan kegiatan modul 1
 Jika nilai perolehan < 75 , artinya anda belum paham tentang Pola
Bilangan, Barisan, Deret dan Notasi Sigma maka anda harus mengulang
kembali membaca dan memahami konsep tentang Integral sebagai anti
turunan.
 Jika nilai perolehan maka anda boleh meneruskan pada kegiatan
modul berikut ini.

2. Kegiatan Belajar 2:

Barisa n Aritmatika dan Deret Aritmatika a.

Tujuan Kegiatan pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat:


 memahami barisan aritmatika,
 menentukan unsur ke n suatu barisan aritmatika,
 memahami deret aritmatika,
 menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika.

b. Uraian Materi

Kadang-kadang, suatu barisan mempunyai pola khusus. Pada barisan


1, 2, 3, 4, …, selisih antara unsur yang berurutan, yaitu: ke 1 dengan ke 2,
ke 2 dengan ke 3, ke n dengan ke n + 1, dan seterusnya adalah tetap,
yaitu sama dengan 1. Barisan semacam ini disebut barisan aritmatika.
Secara matematik, pengertian barisan arimatika dapat dituliskan sebagai
berikut.

D e f in is i
Barisan U 1, U 2, U3,..., U n,... disebut barisan aritmatika jika Un - Un-1 =
konstan, dengan n = 2, 3, 4,.... Konstanta pada barisan aritmatika di
atas disebut beda dari barisan itu dan sering dinotasikan dengan b, dan
U 1 sering dinotasikan dengan a.
Contoh 2.1
1. 1, 2, 3,... merupakan barisan aritmatika dengan beda, b = 1.
2. 1, 3, 5, … merupakan barisan aritmatika dengan beda, b = 2.
3. 1, -1, 1, -1,.... bukan barisan aritmatika sebab
U 2 – U1 = -1 – 1 = -2  2 = 1 – (-1) = U 3 – U 2
Menurunkan Rumus Unsur ke n Barisan Aritmatika

Jika U 1 = a, U 2, U 3 ,..., U n,... merupakan barisan aritmatika, maka


unsur ke n dari barisan itu dapat diturunkan dengan cara berikut.
U1 = a
U2 = a + b
U 3 = U 2 + b = (a + b) + b = a + 2b U 4 =
U 3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b U 5 = U 4

+ b = (a + 3b) + b = a + 4b
.
.
.

U n = a + (n -1)b
Jadi rumus umum unsur ke n suatu barisan aritmatika dengan
unsur pertama a dan beda b adalah:
Un = a + (n -1)b

Contoh 2.2
Diketahui barisan aritmatika dengan unsur ke 2 adalah 10 dan beda =
2. Tentukan unsur ke 7 barisan itu.
Penyelesaian :
Diketahui U 2 = 10, b = 2. Dengan menggunakan rumus U n = a + (n
-1)b, diperoleh
U 2 = a + (2-1)b
U2 = a + b a
= U2 - b
= 10 - 2
= 8
U 7 = a + (7-1) b
=a+6b
= 8 + 6 (2)
= 8 + 12
= 20.
Jadi unsur ke 7 dari barisan adalah 20.

Contoh 2.3
Mulai tahun 2000, Pak Arman mempunyai kebun tebu. Penghasilan kebun tebu
Pak Arman pada akhir tahun 2000 adalah Rp 6.000.000,-. Mulai tahun
2001, Pak Arman memupuk kebun tebunya dengan pupuk kandang. Pak
Arman memperkirakan bahwa setiap akhir tahun, penghasilan kebun
tebunya naik Rp 500.000,-. Berapa perkiraan penghasilan kebun tebu Pak Arman
pada akhir tahun 2005?

Penyelesaian
:
Misalkan:
a = penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun
2000.
b = perkiraan kenaikan penghasilan kebun tebu Pak Arman setiap
akhir tahun.
P2005 = perkiraan penghasilan kebun Pak Arman pada akhir tahu 2005.
Jadi
a = Rp 6.000.000,-, b = Rp 500.000,-, dan P2005 akan
dicari.
Karena perkiraan kenaikan penghasilan kebun tebu Pak Arman setiap
akhir tahun adalah tetap, maka untuk menentukan penghasilan kebun Pak
Arman pada akhir tahun 2005, kita dapat menerapkan rumus unsur ke n dari
barisan aritmatika dengan
U 1 = a = a = Rp 6.000.000,-, b = Rp
500.000.
P2005 = U 6 = a + 5b
= 6.000.000 + 5(500.000)
= 6.000.000 + 2.500.000
= 8.500.000.

Jadi perkiraan penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun
2005 adalah Rp 8.500.000,-
Dengan adanya deret aritmatika, kita dapat membentuk barisan yang
terkait dengan deret tersebut. Barisan demikian disebut barisan
aritmatika.

Definisi
Jika U 1, U 2, U3, ..., U n, .... merupakan barisan aritmatka,
maka
U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n, ....
disebut deret aritmatika. U n disebut suku ke n dari deret
itu.

Jika Sn menyatakan jumlah n suku pertama deret aritmatika U 1 + U 2


+ U 3 + ... + U n, ...., maka Sn = U1 + U 2 + U 3 + ... + U n dapat
diturunkan dengan cara sebagai berikut.
Sn = U n + (U n - b) + (U n - 2b) + ... +
a
Sn = a + (a - b) + (a + 2b) +..... +
Un
+
2Sn = (a + U n) + (a + U n) + (a + U n) +... + (a + U n), sebanyak n suku.
2 Sn = n. (a + U n)
Sn = 1 n(a  U n )
2
Jadi S n = 1 n(a  U n atau S n = 1 n(2a  (n  1)b)
) 2
2

c. Rangkuman 2

 Barisan U 1, U 2, U 3, ..., U n, .... disebut barisan aritmatika jika U n - U n-1


= konstan. U n disebut unsur ke n barisan itu, dan konstanta tersebut disebut
beda, yang dinotasikan dengan b.
 Jika U 1, U 2, U 3, ..., U n, .... merupakan barisan aritmatka dengan beda
b dan unsur pertama U 1 = a, maka rumus unsur ke n dari barisan itu
adalah U n = a + (n - 1)b
 Jika U 1, U 2, U3, ..., U n, .... merupakan barisan aritmatka, maka U 1 + U 2 +
U3
+ ... + U n, ....disebut deret aritmatika. U n disebut suku ke n dari deret itu.
 Jumlah n suku deret aritmatika dengan beda b dan unsur pertama U 1 = a
1 1
adalah Sn = n(a  U n atau Sn = n(2a  (n  1)b)
) 2
2

d. Kegiatan 2
Agar mempunyai wawasan tentang Barisan Aritmatika dan Deret Aritmatika
dengan baik , kerjakan soal dibawah ini dengan baik.

1. Tentukan rumus suku ke-n dari barisan aritmatika dibawah ini :


a. 3, 6, 9, 12, ...
b. 1, 6, 11, 16, ...
c. -15, -8, -1, 6, ...
2. Carilah suku yang diminta dalam setiap barisan aritmatika berikut :
a. 1, 4, 7, 10, ..., suku ke-50
b. 25, 21, 17, 13, ..., suku ke-20
c. -10, -8, -1, 6, ..., suku ke-50
3. Tentukan nilai dari:
a. 2 + 7 + 12 +.... + 297
b. 30 + 26 + 22 + ... +
2.
4. Tentukan x jika:
a. 100 + 96 + 92 + … + x = 0.
b. 1 + 4 + 7 + … + x = 835.
Jika anda sudah menyelesaikan kegiatan 1 cocokkan jawaban anda pada
kunci jawaban yang berada dibelakang modul ini. Setelah anda cocokkan
berilah nilai kegiatan anda didalam mengerjakan kegiatan modul 2
 Jika nilai perolehan < 75 , artinya anda belum paham tentang Barisan
Aritmatika dan Deret Aritmatika maka anda harus mengulang kembali
membaca dan memahami konsep tentang Barisan Aritmatika dan
Deret Aritmatika.
 Jika nilai perolehan maka anda boleh meneruskan pada kegiatan
modul berikut ini anda berhak untuk mengikuti tes untuk menguji
kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi
syarat ketuntasan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak
untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya.

e. Tes Formatif 1

Selidiki, apakah barisan-barisan berikut merupakan barisan aritmatika?


1
1. - , 3, -12, 48, .....
2
2 2 2
2. a, a + x , a + 2x , a + 3x , .....

Tentukan unsur ke n dari barisan berikut untuk n yang diketahui.


3. 1, -1, -3, -5,....; n = 15.
4. 4, 8, 12,....; n = 50.

Hitunglah:
5. 30 + 25 + 20 + ... + (-40).
6. 2 + 10 + 18 +... + 72.
7. Suku ke 5 suatu deret aritmatika adalah 22, jumlah suku ke 7 dengan
suku ke 2 adalah 39. Tentukan jumlah 5 suku pertamanya.

Tentukan suku pertama dan beda dari barisan aritmatika yang mempunyai:
8. U 6 = 5; U 12 = -13.
9. U 13 = 8; U 17 = 48.
10. U 7 = 14; U10 = 20.
3. Kegiatan Belajar 3

Barisa n Geometri dan Deret Geometri a.

Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat:


 memahami barisan geometri,
 menentukan unsur ke n suatu barisan geometri,
 memahami deret geometri,
 menentukan jumlah n suku pertama deret geometri,
 menentukan jumlah deret geometri tak hingga.

b. Uraian Materi

Rumus unsur ke n barisan geometri U 1, U 2, U 3, U 4,..., U n,.... dengan U 1


= a dan rasio r dapat diturunkan dengan cara berikut.
U1 = a
U2 = a r
2
U 3 = U 2 r = (a r)r = ar
2 3
U 4 = U 3 r = (a r )r = ar
.
.
.
n-1
U n = U n-1 r = ar

Jadi rumus unsur ke n barisan geometri U 1, U2, U 3, U 4,..., U n,.... dengan


U 1 = a dan rasio r adalah:
n- 1
Un = ar

Def inisi

Jika U 1, U 2, U3, ..., U n,.... merupakan barisan geometri dengan


unsur
pertama adalah a = U 1 dan rasio r, maka U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n + ....
disebut
n-1
deret geometri dengan U n = ar
Rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku pertama a
dan rasio r, dapat diturunkan dengan cara sebagai
berikut. Misalkan Sn = U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n, maka
2 3 n-1
Sn = a + ar + ar + ..... + ar
3 4 n-1 n
r S n = ar + ar + ar + ..... + ar + ar
Sn - r Sn = a - arn
n
(1 - r) S n = (1 -r )a
Jadi rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku pertama
a dan rasio r adalah
n
a(1 r n
a(r 
) untuk r < 1 atau 1) untuk r > 1
Sn  Sn 
1r r1

Deret geometri tak hingga adalah deret geometri dengan | r | < 1


Jumlah deret geomatri tak hingga adalah :
a
S   lim S 
n n 1r
Rumus pada deret geometri berlaku juga untuk n tak terhingga. Adapun untuk
n tak terhingga ada dua kasus :
n a(1 0) a
1. Jika -1 < r < 1, maka r menuju 0 akibatnya  
S 
1r 1r
Deret geometri dengan -1 < r < 1 ini disebut deret geometri konvergen
(memusat)
n
2. Jika r < -1 atau r > 1, maka untuk n   nilai r makin besar akibatnya
a(1 )
S   
1r
Deret geometri dengan r < -1 atau r > 1 disebut deret geometri divergen
(memencar)
Contoh 3.1
Diketahui barisan 27, 9, 3, 1, .... Tentukanlah :
a. Rumus suku ke-n
b. Suku ke-8
Jawab :
1
a. Rasio pada barisan tersebut adalah tetap yaitu r = sehingga barisan tersebut
3
adalah barisan geometri.
Rumus suku ke-n barisan geometri tersebut adalah

1
U n  27.( ) n1
3

3 -1 n-1
= 3 .(3 )

3 -n + 1
= 3 .3
4–n
=3
4–8
b. Suku ke-8 barisan geometri tersebut adalah U8 = 3
-4
=3
1
=
81
Contoh 3.2
Suatu deret geometri mempunyai suku ke-5 sama dengan 64 dan suku ke-2
sama dengan 8. Tentukanlah jumlah 10 suku pertama dan jumlah n suku
pertama deret geometri tersebut.
Jawab :
Modul Matematika SMA Negeri 6
Malang
U2 = 8, berarti ar = 8
4
U3 = 64, berarti ar =
3
64 ar.r = 64
3
8r = 64
3
r =8
didapat r = 2
dengan mensubstitusikan r = 2 ke persamaan ar = 8, akan didapatkan a.2 =
8 sehingga a= 4.
n
4(1 2
Jumlah n suku pertama deret ini )
adalah Sn 
12

4 4.2 n
=
1
n
= 4.2 – 4
2 n
= 2 .2 – 4
2+n
=2 –4
2+10
Jumlah 10 suku pertama deret ini adalah S10 = 2 –4
12
=2 –4
= 4096 – 4
= 4092
c. Rangkuman 3
Un
1. Barisan U 1, U 2, U3,..., U n ,...disebut barisan geometri  konstan
U n1
jika
dengan n = 2, 2, 3,.... Konstanta pada barisan geometri di atas disebut
rasio dari barisan itu dan sering dinotasikan dengan r.
2. Rumus unsur ke n barisan geometri U 1, U 2, U 3, U 4,..., U n ,.... dengan
U 1 = a dan rasio r adalah:
n-1
U n = ar
3. Jika U 1, U 2, U 3, ..., U n,.... merupakan barisan geometri dengan
unsur
pertama adalah a = U 1 dan rasio r, maka
U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n + ....disebut deret geometri dengan
n-1
U n = ar
4. Rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku pertama a
dan rasio r adalah:
n
a(1 r n
a(r 
) untuk r < 1 atau 1) untuk r > 1
Sn  Sn 
1r r1
Jika n menuju tak hingga Sn berhingga, maka deret yang bersangkutan
disebut deret konvergen, dan jika tidak demikian disebut deret
divergen.
5. Jumlah tak hingga suatu deret geometri dengan suku pertama a dan rasio
r
a
adalah Sn =
1r
d. Kegiatan 3

Agar mempunyai wawasan tentang Barisan Geometri dan Deret Geometri dengan
baik , kerjakan soal dibawah ini dengan baik.

1. Tentukan suku yang diminta dari barisan geometri pada setiap soal
berikut :
a. 2, 4, 8, 16, ..., U12
b. 3, -9, 27, -81, ..., U10
c. 2, 3,3 2,3 6,..., U5
2. Tulislah rumus suku ke-n dari barisan berikut :
a. 1, 2, 4, ...
1 1 1
b. , , ,....
2 4 8
c. 2,2,2 2,...
1 1
3. Diketahui deret geometri : 3  1    ...
3 9
Tentukan :
a. Rasio
b. Suku ke-10
c. Jumlah 10 suku pertama
4. Diketahui deret geometri suku ke-3 adalah 16 dan suku ke-5 sama dengan
64. Tentukan :
a. rasio
b. rumus jumlah n suku pertama

Jika anda sudah menyelesaikan kegiatan 3 cocokkan jawaban anda pada


kunci jawaban yang berada dibelakang modul ini. Setelah anda cocokkan
berilah nilai kegiatan anda didalam mengerjakan kegiatan modul 3
 Jika nilai perolehan < 75 , artinya anda belum paham tentang Barisan
Geometri dan Deret Geometri maka anda harus mengulang kembali
membaca dan memahami konsep tentang Barisan Geometri dan
Deret Geometri.
 Jika nilai perolehan maka anda boleh meneruskan pada kegiatan modul
berikut ini anda berhak untuk mengikuti tes untuk menguji kompetensi yang
telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi syarat ketuntasan
dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk melanjutkan ke
topik/modul berikutnya.

Modul Matematika SMA Negeri 6


Malang
e. Tes Formatif 3
Selidiki, apakah barisan-barisan berikut merupakan barisan aritmatika?
1. 1,3,9,27,...
1 1 1
2. , , ,...
4 8 16
Tentukan unsur ke n dari barisan berikut untuk n yang diketahui.
3. 2, -4, 8, ..., n = 10
4. 3,3,3 3,...n  10
Hitunglah:
5. 2 – 6 + 18 .... sampai 10 suku
1 1
6. 3 + 1 + + + ... sampai tak hingga
3 9
7. Dari ketinggian 2 m sebuah bola dijatuhkan ke lantai. Setiap kali
memantul ketinggian bola tersebut tinggal 3/5 dari tinggi
sebelumnya. Berapakah jarak yang yang ditempuh bola selama 10
kali pantulan
n
8. Diketahui jumlah n suku pertama deret geometri adalah S n=5(2 –
1) Tentukan :
a. Suku pertama dan rasio
b. Rumus suku ke-n
BAB III. EVALUASI

1. Banyaknya suku suatu deret aritmatika adalah 15. Suku terakhir adalah 47
dan jumlah deret tersebut 285. Tentukan suku pertama deret tersebut.

2. Tentukan jumlah semua bilangan asli antara 1 sampai 50 yang tidak


habis dibagi 3.

3. Suku kedua deret geometri adalah 12, dan suku ke-8 adalah 96, dan suku ke-
n adalah 160. Jika suku-suku deret geometri tersebut merupakan suku positif,
tentukan jumlah n suku pertama deret tersebut.

4. Pada barisan bilangan 4, x, y, z diketahui tiga suku pertama membentuk


barisan geometri dan tiga suku terakhir membentuk barisan aritmatika.
Tentukan nilai x
+ y.

5. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 1 meter. Setiap kali sesudah


jatuh mengenai lantai, bola itu dipantulkan lagi dan mencapai ¾ dari
tinggi sebelumnya. Tentukan panjang seluruh jalan yang dilalui bola itu
sampai berhenti.

BAB IV. PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak untuk mengikuti tes akhir modul
12.1.3 untuk menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan
memenuhi syarat ketuntasan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda
berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya.

Modul Matematika SMA Negeri 6


Malang

Anda mungkin juga menyukai