Anda di halaman 1dari 8

Gejala Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Tingkat keparahan gejala pembesaran prostat jinak bisa berbeda pada tiap penderita, tetapi umumnya
akan memburuk seiring waktu. Gejala utama penderita benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah
gangguan saat buang air kecil, yang bisa berupa:

Urine sulit keluar di awal buang air kecil.

Perlu mengejan saat buang air kecil.

Aliran urine lemah atau tersendat-sendat.

Urine menetes di akhir buang air kecil.

Buang air kecil terasa tidak tuntas.

Buang air kecil di malam hari menjadi lebih sering.

Beser atau inkontinensia urine.

Pada kasus tertentu, BPH bahkan bisa menyebabkan retensi urine atau ketidakmampuan mengeluarkan
urine sama sekali. Tapi perlu diingat, tidak semua pembesaran kelenjar prostat menimbulkan keluhan
buang air kecil.

Kapan harus ke dokter

Segeralah periksakan diri ke dokter bila mengalami gangguan saat buang air kecil, terutama jika disertai
dengan:

Nyeri saat buang air kecil

Terdapat darah dalam urine (hematuria)

Urine tidak keluar sama sekali

Gejala-gejala ini juga dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih, batu kandung kemih, batu ginjal, bahkan
kanker prostat atau kanker kandung kemih. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan secara
menyeluruh oleh dokter.

Penyebab Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)


Belum diketahui apa yang menyebabkan pembesaran prostat jinak. Akan tetapi, kondisi ini diduga
terkait dengan perubahan pada keseimbangan kadar hormon seksual seiring pertambahan usia pria.

Pada sebagian besar pria, prostat akan terus tumbuh seumur hidup. Ketika ukurannya cukup besar,
prostat akan menghimpit uretra, yaitu saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih ke lubang
kencing. Kondisi inilah yang menyebabkan munculnya gejala-gejala di atas.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena pembesaran prostat jinak, yaitu:

Berusia di atas 60 tahun

Kurang berolahraga

Memiliki berat badan berlebih

Menderita penyakit jantung atau diabetes

Rutin mengonsumsi obat hipertensi jenis penghambat beta

Memiliki keluarga yang mengalami gangguan prostat

Diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Untuk menentukan apakah pasien menderita pembesaran prostat jinak, dokter akan menanyakan gejala
yang dialami pasien. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur guna mengetahui
ukuran prostat.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan selanjutnya adalah:

USG prostat, untuk melihat ukuran prostat penderita.

Tes urine, untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau kondisi lain yang memiliki gejala mirip dengan
pembesaran prostat jinak.

Tes darah, untuk memeriksa kemungkinan gangguan pada ginjal.

Tes pengukuran kadar antigen (PSA) dalam darah. PSA dihasilkan oleh prostat dan kadarnya dalam darah
akan meningkat bila kelenjar prostat membesar atau mengalami gangguan.
Guna memastikan pasien menderita pembesaran prostat jinak dan menyingkirkan kemungkinan adanya
kondisi lain, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:

Mengukur kekuatan pancaran urine dan jumlah urine yang keluar.

Memeriksa kemampuan pasien untuk mengosongkan kandung kemih. Memeriksa kemungkinan adanya
kanker prostat, melalui biopsi atau pengambilan sampel jaringan prostat untuk diteliti di laboratorium.

Melihat kondisi uretra dan kandung kemih, dengan memasukkan selang fleksibel berkamera (sistoskopi)
melalui lubang kencing.

Pengobatan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Pengobatan pembesaran prostat jinak tergantung pada usia dan kondisi pasien, ukuran prostat, serta
tingkat keparahan gejala. Metode pengobatan yang dapat dilakukan meliputi:

Perawatan mandiri

Bila gejala yang dirasakan tergolong ringan, pasien bisa melakukan penanganan secara mandiri untuk
meredakan gejala, yaitu dengan:

Menghindari minum apapun satu atau dua jam sebelum tidur.

Membatasi asupan minuman yang mengandung kafein dan alkohol.

Membatasi konsumsi obat pilek yang mengandung dekongestan dan antihistamin.

Tidak menahan atau menunda buang air kecil.

Membuat jadwal untuk buang air kecil, misalnya tiap 4 atau 6 jam.

Menjaga berat badan ideal, dengan menjalani pola makan yang sehat.

Berolahraga secara teratur dan rutin melakukan senam Kegel.

Mengelola stres dengan baik.

Obat-obatan

Bila pengobatan mandiri tidak bisa meredakan gejala, dokter dapat meresepkan obat-obatan berikut:
Penghambat alfa, seperti tamsulosin, untuk memudahkan buang air kecil.

Penghambat 5-alpha reductase, seperti finasteride atau dutasteride, untuk menyusutkan ukuran
prostat.

Penelitian menunjukkan bahwa obat untuk menangani disfungsi ereksi, seperti tadalafil, juga bisa
digunakan untuk mengatasi pembesaran prostat jinak.

Operasi

Ada sejumlah metode operasi prostat yang bisa digunakan dokter urologi untuk mengatasi pembesaran
prostat jinak, di antaranya:

Transurethral resection of the prostate (TURP)

TURP merupakan metode operasi yang paling sering dilakukan untuk mengangkat kelebihan jaringan
prostat. Dalam prosedur ini, jaringan prostat yang menyumbat diangkat sedikit demi sedikit,
menggunakan alat khusus yang dimasukkan melalui lubang kencing.

Transurethral incision of the prostate (TUIP)

TUIP tidak mengangkat jaringan prostat, namun membuat irisan kecil pada prostat agar aliran urine
menjadi lancar. Prosedur ini dilakukan pada pembesaran prostat yang ukurannya kecil hingga sedang.

Metode pengobatan lainnya

Selain kedua prosedur di atas, jaringan prostat yang menyumbat bisa dibakar dengan sinar laser atau
diangkat melalui operasi terbuka.

Pengangkatan prostat melalui operasi terbuka (prostatektomi) dilakukan apabila ukuran jaringan prostat
sudah sangat besar atau sudah terdapat kerusakan pada kandung kemih. Dalam prosedur ini, prostat
diangkat melalui sayatan yang dibuat di perut.
Komplikasi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Pembesaran prostat jinak yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, yaitu:

Infeksi saluran kemih

Penyakit batu kandung kemih

Tidak bisa buang air kecil

Kerusakan kandung kemih dan ginjal

Pencegahan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Pembesaran prostat jinak tidak dapat dicegah. Upaya pencegahan yang bisa Anda lakukan adalah
mencegah agar gejalanya tidak semakin memburuk, yaitu dengan perawatan mandiri seperti yang telah
dijelaskan di atas.

Anda juga dapat mencegah kondisi semakin memburuk dengan segera memeriksakan diri ke dokter
begitu mengalami gejala pembesaran prostat jinak. Dengan begitu, kondisi Anda dapat segera ditangani
sebelum muncul komplikasi

..Spesialis Urologi, Dr. Koh Eng Thye MBBS mengatakan, bahwa penyakit prostat cenderung menyerang
80 persen laki-laki berusia di atas 80 tahun atau lansia.

"Sebanyak 80 persen laki-laki usia 80 tahun ke atas memiliki gejala prostat, jinak atau kanker secara
alamiah. Akan mulai berangsur-angsur berkembang setelah umur 40 tahun dan akan menjadi 100
persen pada semua laki-laki jika mencapai umur seratus tahun," katanya dalam rilisnya disampaikan
Humas Kantor Perwakilan dan Informasi Mahkota Medical Centre Melaka, Malaysia, Cabang Pekanbaru,
Yusnan, di Pekanbaru, Kamis (8/11).

Koh Eng yang bekerja untuk Rumah Sakit Mahkota Medical Centre Melaka, Malaysia, menjelaskan,
gejala serangan prostat terlihat dari rambut menjadi abu-abu, lensa pada mata menjadi katarak dengan
arcus senilis yang nampak di sekitar kornea dan kelenjar prostat yang membesar.

Sedangkan letak kelenjar prostat berada dibawah kantong kemih dan pada 'engulfs uretha' pada bagian
depan laki-laki.
Peran kelenjar prostat, lanjut dia, menyediakan sekresi penting dan cairan air mani untuk bertahan
selama ejakulasi. Meski demikian sejumlah tanda-tanda bisa terlihat sebagai gejala-gejala dari penyakit
prostat.

Koh Eng menyatakan, bahwa pembesaran prostat menyebabkan dua jenis gejala dalam kencing yakni
iritasi dan gangguan.

Gejala gangguannya adalah, keraguan, aliran kencing lambat dan aliran kemih (kencing) tersendat
sendat. Gejala Iritasi adalah frekuensi dari nocturia yakni terbangun pada malam hari untuk buang air
kecil dan disuria yaitu kesakitan dan serasa terbakar atau panas.

"Lelaki biasanya tidak akan ingat kapan gejala itu mulai terjadi. Itu karena faktor penuaan yang
melambat dan satu lagi tidak bisa mengingat kapan pertama kali kulit kepala pada rambut mereka telah
berubah menjadi abu-abu," katanya.

Lalu mengapa gejala sakit prostat sering bersamaan dengan kegagalan ereksi? Masalah umum medis
seperti kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes serta penyakit jantung pada laki-laki yang beranjak tua.
Serta Penyakit medis yang mempengaruhi untuk mempersempit pembuluh darah dan akibat dari
kegagalan ereksi.

Sementara itu, hasil alami dalam pembesaran prostat tanpa perawatan medis, pada dasarnya itu akan
berkembang menjadi tiga kelompok dengan risiko yang sama.

Pertama, gejala akan tetap sama sampai orang meninggal karena penyakit medis lain secara bersamaan.

Kedua, gejala-gejala akan menjadi lebih baik setelah jangka waktu tertentu. Hal ini disebabkan lagi
karena kelenjar prostat mengelilingi bagian awal dari bentuk uretra pada pria, adalah bagian dari
penghambatan secara mekanis.
Namun demikian penghambatan secara dinamis yang lebih penting adalah karena tubuh bersimpati
mengelilingi sekitar leher kandung kemih. Laju berkelilingnya bervariasi dari waktu ke waktu, katanya.

Ketiga, gejala memburuk dan 10-20 persen dari laki-laki Asia memang dapat berkembang menjadi
kanker prostat, maka diperlukan pengujian PSA (antigen khusus prostat) itu adalah tes darah dengan
nilai normal di bawah 4ng/ml.

Ini dapat meningkat dengan tiga kondisi pembesaran prostat jinak dan kanker prostat.

Perawatan Ia mengatakan, jika gejala tidak cukup berat dalam merubah gaya hidup, maka hal itu dapat
dikelola secara bebas.

Gaya hidup tertentu perlu diubah seperti tidak mengkonsumsi alkohol karena dapat melebihi aliran
simpatis dan hasilnya bisa memperburuk gejala dan bahkan bisa menyebabkan retensi urin akut.

Jangan menahan kencing terlalu lama terutama selama perjalan panjang. Karena prilaku ini dapat
memicu retensi urin. Terakhir, tidak mengonsumsi obat batuk sirup yang mengandung 'pseudoephrine'
yang juga dapat mengganggu laju simpatik.

Jika laju simpatik terganggu hal ini membutuhkan tindakan urologi tindak lanjut yang memerlukan waktu
6-12 bulan untuk menyingkirkan penyakit prostat itu, katanya.

A. Simpulan

Masalah yang diderita oleh klien dapat teratasi meliputi nyeri akut, hambatan

mobilitas ditempat tidur, resiko infeksi sehingga klien dapat sembuh lagi dan dapat

melakuakan kegiatan sehari-hari tanpa masalah.

B. Saran

1. Untuk klien: agar selalu menerapkan anjuran dari dokter dan perawat supaya tidak

terjadi masalah yang sama dan dihindari.

2. Institusi pelayanan kesehatan : diharapakan meningkatkan kualitas, ketelitian,


perawatan, pendokumentasian dan pelayanan yang propesional.

3. Tenaga ksehatan: duharapkan dapat melakukan perawatan yang holistic,

komprehensif, serta tanggung jawab dalam melakukan tindakan

4. Pendidikan: supaya meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas,

professional, bermutu, terampail, cekatan dan bertanggung jawab.

Carpenito, L. J. 2000. Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik (Terjemahan). Edisi

6. Jakarta: EGC.

Djuantoro, D. 2011 Case Files: Ilmu Badah (Terjemahan). Edisi 3. Tangerang Selatan: Karisma

Publishing Group.

Doenges, E. M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Terjemahan). Edisi 3. Jakarta: EGC.

Jitowiyono, S. 2011. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Edisi 2. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius.

Muttaqin, A & Sari, K. 2009. asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep, Proses, Aplikasi.

Jakarta: salemba Medika.

NANDA. 2012-2014. Panduan Diagnosa Keperawatan (Terjemahan). Jakarta: EGC.

Purnomo, B. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto.

Sjamsuhidajat, R. 2011, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC

Wijaya, S. A. & Putri, M. Y. 2013. Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan Dewasa, Teori,

Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.

https://amp.beritasatu.com/kesehatan/kesehatan/82070-sakit-prostat-diderita-80-persen-lelaki-lansia

Anda mungkin juga menyukai