Jurnal 1 PDF
Jurnal 1 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
Bronkitis kronik adalah kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik
pasif, dan bekas perokok ; (b).Derajat Berat merokok dengan Indeks Brinkman
(IB), yaitu perkalian jumlah rata–rata batang rokok yang dihisap sehari
3. Riwayat terkena polusi udaraseperti asap kenderaan, asap rokok dan debu atau
yang kekurangan enzim ini dapat terkena empisema pada usia yang relatif
8. Asma episodik, orang dengan kondisi ini beresiko mendapat penyakit paru
obstuksi kronik.
adanya kebiasaan merokok berat dan terkena polusi udara dari bahan kimiawi
Menurut Hatice (2011), dalam menilai gambaran klinis pada klien PPOK
lambat ; (c).Riwayat pajanan, seperti merokok, polusi udara (di dalam dan luar
harus diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai gejala yang
biasa terjadi pada proses penuaan. Menurut GOLD (2012), untuk menilai
kuantitas sesak napas terhadap kualitas hidup digunakan ukuran skala sesak
Tabel 2.2 Skala Sesak menurut British Medical Research Council (MRC)
2.1.4 Patologi
disebabkan elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam
usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang
seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk
digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah
ke paru-paru.
dan berakibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus
inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas. Adanya obstruksi pada
seperti : ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan
Obstruksi saluran napas pada klien PPOK bersifat ireversibel dan terjadi
metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebabutama obstruksi jalan
Inflamasi
Mekanisme Mekanisme
Perlindungan Perbaikan
2.1.5 Diagnosis
1). Anamnesis
lingkungan.
adalah : a). Batuk kronik; b). Berdahak kronik; c). Sesak napas
2). Pemeriksaan
a) Pemeriksaan fisik
(1) Inspeksi: a). Barrel chest; b). Pengunaan otot bantu napas ; c).
blue bloater.
(3) Perkusi : Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak
(4) Auskultasi: a). Suara napas vesikuler normal, atau melemah ; b).
b) Pemeriksaan Penunjang
(1) Pemeriksaan rutin : a).Faal paru : 1). Obstruksi ditentukan oleh nilai
(1) Faal paru, diantaranya : a). Volume Residu (VR), Kapasiti Residu
Fungsional (KRF), Kapasiti Paru Total (KPT) ; b). DLCO; c). Raw
(5) Analisis gas darah, terutama untuk menilai : a). Gagal napas kronik
berikut:
1) Derajat Ringan
Gejala klinis : a). dengan atau tanpa batuk ; b). dengan atau tanpa produksi
(normal spirometri).
2) Derajat Sedang
Gejala klinis: a). dengan atau tanpa batuk ; b). dengan atau tanpa produksi
sputum ; c). sesak napas : derajat sesak 2 (sesak timbul pada saat
3) Derajat Berat
Gejala klinis: a). sesak napas derajat sesak 3 dan 4 dengan gagal napas kronik ;
b). eksaserbasi lebih sering terjadi ; c). disertai komplikasi korpulmonale atau
Gejala klinis: a). sesak napas derajat sesak 5dengan gagal napas kronik ; b).
Tabel 2.3Derajat PPOK dan Skala Sesak GOLD (2012) dan MRC (2002)
2.2.1 Pengertian
terangkat perlahan serta dada mengembang penuh, (Kim, et. al. 2012).
dalam dengan tripod positionadalah untuk mencapai ventilasi paru yang lebih
terkontrol dan efisien. Hal ini mencakup : a). mengurangi kerja bernafas ; b).
berada pada posisi 30o-45o menyebabkan gaya grafitasi bumi bekerja cukup
adekuat dibandingkan posisi setengah duduk. Gaya grafitasi bumi yang bekerja
Begitu juga dengan otot interkosta eksternal, gaya grafitasi bumi yang bekerja
menurun.
klien PPOK yang mengalami obstruktif jalan nafas melakukan inspirasi tanpa
banyak mengeluarkan energi. Peningkatan kontraksi pada otot diafragma dan otot
jumlah udara ekspirasi maka CO2 akan menurun didalam tubuh. Menurunnya
melalui efek perangsangan langsung atas pusat pernapasan itu sendiri, sehingga
pernapasan (RR).
(1) Posisi saat tidur adalah dimana posisi berbaring dengan bersilang (disalah
satu sisi) dengan kepala dan tubuh digulung (condong kedepan) membentuk
(2) Pada posisi duduk dengan tidur di meja adalah duduk kedepan mengarah
di meja, bersandar ke depan dengan kepala dan dada didukung oleh tangan
(3) Posisi duduk bersandar ke depan adalah duduk dengan posisi tulamg
kepala.
(4) Posisi berdiri condong ke depan adalah posisi berdiri dengan bertopang pada
diatas jendela.
(5) Posisi bersandar di dinding adalah posisi berdiri dengan bersandar tulang
Posisi ini disebut dengan posisi netral atau posisi awal gerakan yaitu duduk
90o dengan telapak tangan diletakan diatas lutut. Kepala tegak sejajar dengan
tulang belakang.
membentuk sudut 30o sampai dengan 45o, beban badan didukung oleh lengan
dengan siku tangan berada di lutut. Kepala membentuk sudut 16o sampai
membentuk sudut 30o sampai dengan 45o, beban badan dan kepala didukung
oleh lengan dengan membentuk sudut 45o , atau telapak tangan berada dipipi.
Siku tangan berada pas di lutut, sebagai pondasi dukungan terhadap kepala.
2.3.1 Pengertian
dari dua mekanisme, yaitu menarik napas (inspirasi) dengan mulut tertutup
peningkatan tekanan pada rongga mulut, kemudian tekanan ini akan diteruskan
kolaps pada saluran napas kecil waktu ekspirasi. Mengerutkan bibir seperti
bersiul untuk meningkatkan volume tidal atau SaO2 dan menurunkan PaCO2.
diafragma ke atas membuat rongga torak semakin mengecil. Rongga toraks yang
tekanan gas-gas tersebut di atara kedua sisi. Perbedaan gradien tekanan O2 yang
paru.Perbedaan tekanan CO2 yang tinggi juga meningkatkan pertukaran gas, yaitu
difusi CO2 dari kapiler paru ke alveolus untuk selanjutnya dikelurkan ke atmosfir,
sehingga kapasitas residu juga menurun dan pertukaran gas pun meningkat.
santai pada posisi berdiri, duduk dan berbaring dalam segala aktifitas. Adapun
1) Langkah – 1 : Inspirasi
Menarik napas (inspirasi) secara mendalam dan kuat selama ± 5 detik sampai
2) Langkah – 2 : Ekspirasi
kembali.
2.4 Latihan Pernapasan Gabungan Antara Tripod Position dan Pursed Lips
BreathingSecara Bersamaan.
2.4.1 Pengertian
Dengan latihan pernafasan gabungan yaitu tripod position dan pursed lips
kapasitas residu juga menurun dan pertukaran gas pun meningkat.(Kim,et. al.
2012).
pun akan meningkat dan CO2 yang dikeluarkan kealveolus pun akan meningkat.
penurunanjumlah CO2.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ramos,et. al. (2009) yang
menurunkan sesak napas dan heart rate sertameningkatkan saturasi oksigen pada
pasien PPOK.
berdasarkan eksprimen Kim,et.al. (2012), Alfanji dan Harry (2011) dan Suci
1) Langkah – 1 :
2) Langkah – 2 :
3) Langkah – 3 :
secara gabungan yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari sebelum makan
dan sebelum tidur selama 30 menit dandilakukan secara teratur maka setelah 4
(empat) minggu didapatkan hasil : a). meningkatnya saturasi oksigen (SaO2); b).
menurunya PaCO2; c). mengurangi sesak napas ; d). Terjadi peningkatan kualitas
1991 dalam Meyers, 2008), meliputi: a). Manusia sebagai sistem yang dapat
dua sistem adaptasi regulator dan kognator; b). Konsep sehat-sakit yaitu suatu
yang berasal dari stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi terhadap
perkembangan dan perilaku klien yaitu: stimulus fokal, kontekstual dan residual;
keperawatan.
informasi, bahan atau energidari lingkungan yang dapat menimbulkan respon; b).
kognator; c). Output adalah perilaku yang dapat diamati atau diukur sebagai
(2008), meliputi: 1). Stimuli fokalyaitu stimulus yang langsung berpengaruh kuat
adaptasi diantaranya: a). Kultur meliputi: status sosial ekonomi, etnis, sistem
bawaan yang prosesnya secara tidak disadari, ditentukan secara genetik atau
proses koping yang menyertakan subsistem tubuh yaitu saraf, proses kimiawi dan
istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan
endokrin; 2). Konsep diri yaitu seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial
dalam berhubungan dengan orang lain; 3). Fungsi peran yaitu proses penyesuaian
seseorang mengenal pola kasih sayang (cinta) yang dilakukan melalui hubungan
yang mengancam jiwa pasien tersebut. Menurut Roy (1991) dalam Meyers
elektrolit.
membangun individu untuk terbebas dari sesak napas yang dialami pasien.
Serangan ulang akan kegagalan pernapasan sebagai hal yang sangat menakutkan
Pencapaian hasil yang adaptif pada semua fungsi melalui kemampuan individu
kondisi yang aktual dan potensial yang mengarah pada respon adaptif maupun
kondisi klien PPOK berada pada status adaptif atau maladaptif. Kondisi
berlebihan.
Faktor yang
mempengaruhi pasien
PPOK
- Usia
- Jenis kelamin
- Indek massa tubuh
- Bersihan/sumbatan
jalan nafas
- Sistem syaraf pusat/
kontrol pernapasan
- Compliance paru
- Kemampuan otot
pernapasan Meningkatkan
(diafragma, kemampuan Meningkatkan
intercostalis, adaptasi fungsi Kualitas hidup
abdominalis) Latihan pernapasan fisiologis paru
dengan metode Klien PPOK
Tripod Position Oksigenisasi
Faktor yang dan Pursed Lips Paru
mempengaruhi Brithing - Saturasi oksi -
Oksigenisasi gen (SaO2)
Status fungsi paru,
kardiovaskuler,
haematologi
2.6.1 Pengertian
dan aspek kehidupan. Klien PPOK akan merasa sesak walau hanya mandi,
memakai baju, terkadang merasa sesak saat berbicara dan sering merasa lelah
serta merasa nyeri di dada yang dapat mengganggu tidur/istirahat. Pada keadaan
ini klien PPOK merasa semua aktivitas memerlukan tenaga yang besar sekaligus
puas dengan peran tersebut. Hal senada disampaikan oleh Shackell, et. al. (2007)
diri karena gangguan pernapasan (sesak napas) yang di alami oleh klien PPOK
pernapasan dengan metode tripod position dan pursed lips breathing adalah
Menurut Shackell, et. al. (2013), klien PPOK dengan derajat tinggi sangat sulit
mandi atau sekedar keluar dari rumah. Bahkan terkadang klien akan sulit untuk
meninggalkan tempat tidur atau kursinya. Pada kondisi ini, klien sering menjadi
Hal senada disampaikan oleh Maslow, et. al. (2011), tentang konsep
pencapaian kebutuhan primer, sekunder dan tersier dapat di nikmati oleh klien
PPOK.
pada klien PPOK sudah banyak dipergunakan diantaranya : a). Emily.K, et. al.
observation CAT instrument; b). Dimitra dan Paul (2009), berjudul : Pre
Washington DC, Amerika Serikat ; d). Zohreh.Y, et. al. (2013), berjudul :
control group ; e). Krachman SL, et. al. (2011), berjudul : Physiologic correlates
of life quality in sever emphysema for COPD, Grand Valley State University,
negara di Eropa. Klien PPOK harusmenjawab dengan memberi tanda silang pada
memiliki nilai dari 0 sampai 5. Nol (0) artinya kondisinya sangat baik dan 5
pasien PPOK dengan media kuisioner. Adapun skor untuk menentukan kualitas
Tabel 2.4 Skor COPD Assisment Test (CAT), Derajat PPOK dan Kualitas Hidup
tripod positiondan pursed lips breathing terhadap kualitas hidup, pada skema 2.4
Keterangan :
X1 : Kelompok Kontrol Sebelum (Pretest) Latihan Pernapasan
X2 : Kelompok Kontrol Setelah (Posttest) Latihan Pernapasan dari
Kelompok Intervensi
Y1 : Kelompok Intervensi Sebelum (Pretest) Latihan Pernapasan
Y2 : Kelompok Intervensi Setelah (Posttest) Latihan Pernapasan
Berdasarkan uraian diatas, alur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Responden
Terpilih
Hari – 1 Hari – 1
Pengisian lembar persetujuan pada Pengisian lembar persetujuan pada
Kelompok Intervensi/KI (Informed Kelompok Kontrol/KK (Informed
Consent) dan Pengambilan data Consent) dan Pengambilan data
Karakteristik Responden (demografi) Karakteristik Responden (demografi)
serta Pengukuran kualitas hidup pada serta Pengukuran kualitas hidup pada
klien PPOK untuk Kelompok klien PPOK untuk Kelompok
Intervensi (KI) dengan menggunakan Kontrol (KK) dengan menggunakan
observasiCAT (PRETEST) observasiCAT (PRETEST)
Hari – 6 Hari – 6
Pengukuran kualitas hidup pada Pengukuran kualitas hidup pada
klien PPOK untuk Kelompok klien PPOK untuk Kelompok
Intervensi (KI) dengan menggunakan Kontrol (KK) dengan menggunakan
observasiCAT (POSTTEST) observasiCAT (POSTTEST)